A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Monday, April 13, 2015

Cara membuat perencanaan bisnis.

BERANDA    ABOUT US    ADS : 1 USD FOREVER     ASMARA    BIOGRAFI     BUKU     BUKU PINTAR 

CHRISTIAN FAITH     DISCLAIMER     DUNIA KERJA     ENTREPRENEURS     GO PUBLIC (IPO)     

KESEHATAN     LIST OF ALL ARTICLES     MARKETING     MY STARTUP     OTHERS     



TIP SUKSES DAN KAYA     TIPS BLOGGER     TIP SEO



Bagaimana membuat dasar perencanaan bisnis?




Bagaimana membuat dasar perencanaan bisnis?

Reporter : Joseph Wadakethalakal | Sabtu, 14 Maret 2015 10:35

Ilustrasi bisnis. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/violetkaipa

Merdeka.com - Beberapa minggu yang lalu saya sempat menulis tentang pentingnya membuat rencana bisnis. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, membangun rencana bisnis membantu Anda menghindari kesalahan fatal, mengantisipasi tantangan operasional, sekaligus mempertimbangkan implikasi finansial dari usaha baru Anda. Anda bisa membaca tulisan terakhir saya di sini. Lalu, bagaimana cara membuat perencanaan bisnis?
Tujuan dasar rencana bisnis adalah untuk menjawab pertanyaan: Berapa banyak uang yang akan dihasilkan atau dihabiskan bisnis ini dalam waktu 3 5 tahun ke depan?
Ada banyak cara untuk menjawab pertanyaan di atas. Rencana bisnis bisa jadi hanya perhitungan sederhana yang bisa dibuat dalam selembar kertas, atau laporan terperinci yang menghabiskan 50 halaman. Sekarang, kita mulai dulu dengan perhitungan yang sangat sederhana.
Daripada terjebak dalam teori, kita gunakan saja contoh nyata yang baru-baru ini saya alami. Perusahaan yang saya analisa tersebut adalah startup e-commerce. Untuk memperkirakan revenue potensial perusahaan, sang CEO menggunakan pendekatan top down untuk memperkirakan revenue yang bisa dihasilkan. Ia memulai dengan memperkirakan seberapa besar market yang bisa ia sasar lalu membuat asumsi tentang seberapa besar dari market itu yang bisa ia dapatkan.
Perusahaan tersebut mulai menghitung total penjualan retail di Indonesia, yang menurut mereka, sekitar USD400 miliar pada tahun 2014, dan memproyeksikan angka ini ke tahun 2020, dengan perkiraan sederhana bahwa tingkat pertumbuhan yang stabil adalah lima persen (cukup masuk akal mengingat tingkat pertumbuhan penjualan baru-baru ini telah jauh di atas 10%).
Besarnya pasar e-commerce dihitung dengan memperkirakan persentase penetrasi penjualan retail. Untuk menghasilkan dugaan tingkat penetrasi, perusahaan ini membandingkan total penjualan e-commerce sebagai persentase dari penjualan retail di pasar e-commerce yang sudah matang (AS, Inggris, Jerman, Jepang). Dari kajian ini, perusahaan lantas menetapkan tingkat penetrasi e-commerce di pasar yang sudah matang berkisar di angka lima persen sampai sepuluh persen. Kemudian, perusahaan ini mengasumsikan bahwa pasar e-commerce Indonesia akan bisa mencapai 50 persen dari batas bawah kisaran penetrasi ini, atau 2,5 persen pada tahun 2020 nanti.
Dengan menggunakan analisis ini, perusahaan lalu memperhitungkan seberapa besar pasar yang bisa mereka raih dan memperkirakan revenue yang akan mereka dapat dengan asumsi mereka bisa meraih hanya sebagian kecil saja (0,1%). Untuk lebih jelasnya, lihat tabel di bawah:

Setelah melewati latihan sederhana seperti ini dan bisa memperhitungkan revenue, Anda telah melewati bagian tersulit. Langkah selanjutnya adalah menghitung biaya yang biasanya sedikit lebih mudah dikonsepkan dan ditentukan.
Ada tiga jenis biaya yang harus dipertimbangkan. Yang pertama adalah biaya start-up yang hanya muncul satu kali saja. Ini adalah biaya yang harus Anda keluarkan saat membangun bisnis termasuk biaya legal, lisensi atau pengeluaran terkait undang-undang, atau pembelanjaan peralatan yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis Anda. Yang kedua adalah biaya tetap. Biaya tetap adalah biaya yang harus Anda bayar secara reguler termasuk biaya sewa atau gaji. Yang terakhir adalah biaya variabel. Biaya ini yang akan bertambah atau berkurang tergantung pada revenue Anda. Kalau misalnya Anda menjalankan bisnis kripik kentang, harga pembelian kentang adalah contoh dari biaya variabel. Kalau Anda menjual lebih banyak kripik kentang dan menghasilkan revenue lebih banyak, biaya pembelanjaan kentang Anda juga akan naik.
Seluruh proses ini hanya akan memakan waktu beberapa jam, paling lama beberapa hari. Namun, proses ini layak dilewati. Pada saat Anda memahami seberapa banyak uang yang akan dihasilkan bisnis Anda dan seberapa besar Anda mampu meraih (atau kehilangan!), Anda bisa menentukan apakah Anda akan terus menjalankan bisnis ini atau tidak. Kalaupun iya, seberapa banyak uang yang harus Anda siapkan.
Jangan berkecil hati seandainya rencana bisnis Anda ternyata menunjukkan kalau Anda akan merugi. Yang penting adalah bisnis Anda sudah di jalan yang benar menuju profitabilitas. Kalau Anda bisa menunjukkan ini bisnis Anda akan memiliki nilai. Twitter, misalnya, pada tahun 2014 sempat kehilangan USD577 juta tapi di saat yang sama nilai pasar sebesar USD29,4 miliar! Anda hanya harus membuktikan bahwa Anda bisa menghasilkan uang nantinya agar saat ini Anda memiliki nilai. ***

*Penulis adalah partner di Seroja Partners, sebuah perusahaan untuk pengembangan bisnis teknologi informasi dan media multinasional berbasis di Indonesia.

My STARTUP :

A story with millions of choices in it.

Try to imagine this. When you're reading a story on the web or blog, you are given two choices. You can choose the next story based on your own choice. After selecting then you can continue reading the story. Shortly afterwards you will be presented back to the 2 other options. The next choice is up to you. Then you continue the story you are reading. After that you will be faced again with 2 choices. So onwards.

If you feel curious then you can re-read the story by changing your selection. Then you will see a different story with the story that you have read previously. The question now is why is this so? Because the storyline will be varying according to your choice. 

Based on the above, then you are faced with two choices. Are you interested in reading my story is? Or you are not interested at all. The choice is in your hands.
If you are interested then spread widely disseminated this article to your family, friends, neighbors, and relatives. You can also distribute it on facebook, twitter, goggle +, or other social media that this article be viral in the world. By doing so it is a new entertainment industry has been created.

Its creator named Richard Nata.

The full articles that talks about this: 
  


Do you want to be an investor in my startup?

If yes, don't hesitate to contact me as soon as possible.


Thank you.
Lord Jesus bless you.
Amen
P.S. The offer letter I gave also to the hedge funds and venture capital and other major companies in the entire world. So who is fast then he will get it.
P.P.S. If you are not interested in my offer, it is a good idea to periodically review my blog to see the development of my blog.  http://richardnata.blogspot.com
If I've made a story on my blog and get a multiplication of clicks then you should know that the readers liked my story.

No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...