Pesan Chanukkah Tuhan Yesus
Tahukah Anda bahwa di dalam Ketuvei Sh’lichim (Tulisan Rasul-rasul), Yeshua Sang Mesias memberi pengajaran khusus untuk Perayaan Chanukkah? Di mana kita menemukan pengajaran ini? Di dalam Yochanan (Yohanes) 10:22 kita membaca tentang bagaimana Yeshua terpojok oleh orang-orang Yahudi ketika mereka menodong-Nya dengan pertanyaan apakah Dia adalah Mesias. Kita membaca dalam Yochanan (Yohanes) 10:22-24 (AI),
“Dan tibalah Chanukkah (Perayaan Pentahbisan) di Yerusalem, dan saat itu musim dingin. Dan Yahshua sedang berjalan-jalan di bait suci, di Serambi Salomo. Lalu orang-orang Yahudi mengelilingi Dia, dan berkata kepada-Nya, “Sampai kapan Engkau membingungkan jiwa kami dengan ketidakpastian? Jika Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami dengan terus terang.”
Teks tersebut dengan jelas mengatakan bahwa selama perayaan Chanukkah inilah peristiwa itu terjadi. Pertama-tama, akan sangat membantu jika kita memahami latar belakang sejarah saat memahami pertanyaan ini sepenuhnya, dan memahami pesan Chanukkah Yeshua yang Dia beritakan kepada umat-Nya dalam perikop ini.
Asal-usul Chanukkah
Alexander Agung hidup antara tahun 356 SM sampai 323 SM. Alexander menaklukkan Syria, Mesir dan Tanah Israel dan mencaploknya ke dalam kerajaannya. Sesudah kematian Alexander Agung, penguasa Kerajaan Makedonia, pada tahun 323 SM, kerajaannya terpecah menjadi 4 bagian, masing-masing dikuasai para panglimanya: Antigonus menguasai Syria utara sampai Asia Tengah, Cassander menguasai Makedonia, Ptolemy menguasai Mesir dan Syria selatan termasuk Palestina, Lysimachus menguasai Thrace.
Pada tahun 174 SM, Antiochus Epiphanes, yang juga disebut Antiochus IV, memulai pemerintahannya atas kerajaannya, Kerajaan Hellenistik Seleucus Syria. Dia adalah raja yang kasar dan kejam, seorang tiran yang semena-mena dan memandang hina kepercayaan dan budaya yang bukan miliknya. Raja yang kejam ini menyebut dirinya sebagai Tuhan. Dia menyatakan bahwa melakukan ibadah Yahudi atau pun memiliki bagian Torah sebagai tindakan ilegal.
Ada sekelompok orang Yahudi yang mempraktikkan perang gerilya dan berperang melawan penindas ini. Begitu banyak, sehingga meskipun telah memenangkan beberapa pertempuran, Antiochus melakukan pembalasannya dengan mengerahkan 40.000 prajurit ke Israel dan menghancurkannya.
Pada bulan Desember 168 SM – Antiochus IV Ephiphanes:
Dalam satu serangan ke Yerusalem, 40.000 orang Yahudi terbunuh dalam tiga hari dan 10.000 lainnya dibawa ke penawanan. “Penindasan ini terjadi pada bulan Desember 168 SM, ketika Antiochus kembali dengan frustrasi dari Aleksandria, di mana dia telah dikecewakan oleh komandan Romawi, Popilius Laenas, dan melampiaskan murkanya kepada orang-orang Yahudi. Dia mengirim jendralnya, Apollonius, dengan 20.000 tentara di bawah perintahnya untuk merebut Yerusalem pada hari Shabbat. Di sana dia mendirikan patung berhala Zeus dan mencemarkan mezbah Bait Suci dengan mengurbankan babi di atasnya. Peristiwa ini dikenal oleh orang-orang Yahudi sebagai ‘kejijikan yang membinasakan’, (Daniel 11:31), yang merupakan bayangan dari kejijikan yang membinasakan di masa depan yang akan dipasang di tempat kudus di Yerusalem, yang akan terjadi pada hari-hari terakhir (lihat nubuat akhir zaman Yeshua dalam Matius 24:15).
Matius 24:15 (AI) “Dan bilamana kamu melihat kejijikan yang membinasakan, seperti yang dibicarakan oleh Nabi Daniel, berdiri di tempat yang kudus. Dia yang membaca biarlah dia memahaminya. (Dan. 11:31; Dan. 12:11)
Peristiwa ini bukan saja pernah terjadi dalam sejarah, tapi hal ini akan terjadi kembali di pertengahan Masa Kesengsaraan 7 tahun (waktu kesusahan Yakub). Dikatakan oleh Daniel:
Daniel 9:27 (AI) Dan dia (anti-Mesias/Antikristus) akan meneguhkan perjanjian dengan banyak orang selama satu pekan. Dan pada pertengahan pekan itu ia akan menyebabkan kurban dan persembahan sajian dihentikan. Dan pada penjuru-penjuru terluar, kejijikan yang membinasakan, bahkan sampai pada akhirnya. Dan bahwa yang telah ditetapkan akan dicurahkan menimpa pembinasa itu.”
Dalam Daniel 11:31 kita membaca bahwa kekuatan-kekuatan (atau pasukan-pasukan) dari padanya akan bangkit, mencemarkan benteng tempat kudus, dan menyingkirkan kurban-kurban harian. Dan mereka akan menempatkan kejijikan yang membinasakan.
Daniel 11:31 (AI) Dan kekuatan akan muncul dari padanya, dan mereka akan mencemarkan tempat kudus, benteng itu. Dan mereka akan menyingkirkan kurban terus-menerus, dan mereka akan menempatkan kejijikan yang membinasakan.
Jika orang-orang Yahudi tidak marah sebelumnya, sudah pasti mereka murka sesudah peristiwa-peristiwa penajisan ini terjadi, dan bangitlah pemberontakan yang mengakibatkan digulingkannya para penindas.
Pada tanggal 25 Desember 164 SM, orang-orang Yahudi mentahbiskan kembali Bait Suci.
Imamat 23 dan 24 memberitahu kita bahwa jangka waktu yang dibutuhkan untuk pentahiran adalah 8 hari, namun seluruh minyak kudus untuk menorah telah hancur, kecuali hanya cukup untuk 1 malam.
Mujizat Minyak yang Tidak Habis-habisnya
Mereka memulai di Bait Suci, membersihkannya dari semua dewa-dewa dan mendirikan sebuah mezbah yang baru. Menorah emas telah dicuri orang-orang Syria, jadi Maccabee membuat lagi tapi dari logam yang lebih murah. Mereka ingin menyalakan kembali Menorah untuk mentahbiskan Bait Suci kepada Elohim yang benar. Mereka menggeledah di antara puing-puing mencari bejana minyak zaitun murni yang telah dikuduskan, namun semuanya telah dinajiskan. Akhirnya, mereka menemukan sebuah bejana kecil dengan meterai Imam Besar Yochanan yang masih utuh.
Dengan hati-hati mereka menuangkan minyak ke dalam Menorah. Mereka sadar minyak zaitun murni yang sedikit itu hanya cukup untuk menyala satu hari saja.
Mereka juga sadar bahwa membutuhkan waktu delapan hari untuk menguduskan minyak bagi Bait Suci. Namun demikian, Maccabee memiliki iman dan mentahbiskan Bait Suci dan menyalakan Menorah. Kemudian terjadilah mujizat besar. Minyak itu terbakar melewati malam pertama dan kedua, dan ketiga. Minyak itu terus terbakar menyala selama delapan malam sampai minyak baru telah siap bagi Bait Suci. Mujizat ini membuktikan bahwa Elohim menyertai Maccabee selama ini. Mereka berjuang untuk apa yang mereka percayai dan berpegang teguh di hadapan kematian dengan Elohim di sisi mereka. Iman mereka dalam Elohim dan Torah tidak goyah dan Elohim menunjukkan kepada mereka kehadiran Ilahi-Nya.
Demikianlah Bait Suci ditahbiskan dan dibersihkan, sesudah berakhirnya pemberontakan Maccabee melawan Kekaisaran Yunani Seleukus Syria.
Mujizat terakhir inilah yang diperingati orang Yahudi setiap tahun dengan penyalaan lilin dan perayaan Chanukkah, atau Hari Raya Terang sampai hari ini.
Yeshua dan Chanukkah
Sementara Yeshua berdiri di Beit HaMikdash (Bait Suci) pada Perayaan Chanukkah dan ditanyai pertanyaan ini, inilah Bait Suci yang sama yang menjadi fokus utama dalam sejarah pemberontakan Chanukkah pada zaman Maccabee. Ini adalah Bait Suci yang sama yang telah ditahirkan dan ditahbiskan hanya beberapa generasi sebelumnya. Kita harus mengerti bahwa banyak di antara orang-orang Yahudi sedang mencari penebus lain untuk membebaskan mereka dari para penindas mereka, sementara mereka memperingati hari raya Chanukkah itu. Jadi, pertanyaan yang mereka tanyakan kepada Yeshua adalah “pertanyaan yang sangat bermuatan”.
Banyak di antara orang-orang Yisra’el menginginkan Yeshua menjadi pejuang kemerdekaan, yang diurapi (Mashiach) yang akan memenangkan kebebasan mereka. Kita membaca tentang ini di beberapa bagian di seluruh Ketuvei Sh’lichim (Tulisan Rasul-rasul). Salah satu contoh tentang hal ini terdapat hanya empat pasal sebelum kita membaca kisah Yeshua yang ditanyai orang-orang Yahudi, tentang menjadi Mesias pada pasal 10 Yochanan (Yohanes). Di Yochanan 6:14-15 kita membaca,
“Kemudian, melihat tanda-tanda yang telah Yahshua buat, orang-orang itu berkata, “Dia adalah benar-benar Nabi itu, Dia yang datang ke dunia.” Lalu, karena mengetahui bahwa mereka akan segera datang dan memaksa Dia, supaya mereka dapat menjadikan-Nya raja, Yahshua menyingkir lagi ke gunung seorang diri.”
Secara umum, inilah yang dicari orang-orang Yahudi dalam diri pemimpin mereka yang telah lama ditunggu-tunggu … seorang pemimpin yang akan memimpin dalam semangat Maccabee, seorang yang akan menghancurkan musuh-musuh mereka dengan gada Elohim. Dan, walaupun pada akhirnya Yeshua akan menghancurkan musuh-musuh Elohim, saat kita membaca Tehillim (Mazmur) 2:6-9, dikatakan,
“Ya, Aku telah mengurapi Raja-Ku di gunung kudus-Ku di Zion.” Aku akan menyatakan tentang ketetapan YAHWEH: Dia berkata kepada-Ku, “Engkau adalah Anak-Ku. Pada hari ini Aku telah memperanakkan Engkau. Mintalah dari pada-Ku, dan Aku akan memberikan bangsa-bangsa sebagai warisan-Mu; dan sebagai milik-Mu ujung-ujung bumi. Engkau akan menghancurkan mereka dengan tongkat besi; Engkau akan meremukkan mereka berkeping-keping seperti bejana tukang periuk”
… namun belum saatnya peristiwa-peristiwa itu digenapi.
Bahkan sesudah Yeshua bangkit dari kematian dan menyatakan diri-Nya kepada talmidim (murid-murid), mereka masih memiliki harapan ini. Tapi, di Ma’asyim (Kisah Para Rasul) 1:6-8 kita membaca,
Maka, sesungguhnya, ketika berkumpul bersama, mereka menanyai Dia, dengan mengatakan, “Tuhan, apakah Engkau akan memulihkan kerajaan bagi Israel pada masa ini?” Dan Dia berkata kepada mereka, “Bukan bagianmu untuk mengetahui waktu atau saat yang telah Bapa tetapkan dalam otoritas-Nya sendiri. Namun bilamana Roh Kudus datang ke atas kamu, kamu akan menerima kuasa, dan kamu akan menjadi saksi-saksi-Ku, baik di Yerusalem, maupun di seluruh Yudea, dan Samaria, bahkan sampai ke ujung bumi.”
Sekali lagi, Yeshua pada dasarnya mengatakan bahwa sekarang belum saatnya bagi Dia untuk menghancurkan musuh-musuh Elohim, dan segera mendirikan kerajaan-Nya secara fisik di Bumi.
Ini adalah respon konsisten Yeshua terhadap bangsa-Nya selama masa kedatangan-Nya yang pertama. Dan, seperti yang bisa Anda bayangkan … ini tidak sesuai dengan keinginan orang-orang sebangsa-Nya yang ingin melihat Roma dikalahkan dalam kehidupan mereka. Banyak di antara orang-orang sebangsa-Nya dan di antara para pemimpin mereka yang tidak ingin melihat Yeshua dinyatakan sebagai Mesias, karena hal itu tidak sesuai dengan agenda politik dan agama dari “orang-orang fanatik (zelot)” pada zamannya.
Pembebasan Bar-Abba (Barabas), dan bukannya Yeshua, seperti yang dapat dilihat dalam Lukas 23:18, mungkin juga merupakan simbol dari hal ini, karena Bar-Abba kemungkinan besar adalah orang zelot politik. Bagaimanapun, karena hal-hal ini, banyak di antara mereka tidak memandang Yeshua sebagai pemimpin yang dikirim dari Elohim, dan banyak dari mereka yang bahkan berusaha membunuh-Nya.
Semua ini penting untuk direnungkan, karena hari-hari ini kita juga melihat orang-orang “zelot” zaman modern. Bersemangat untuk Elohim dan jalan-jalan-Nya itu bagus, tapi seperti yang kita lihat dalam ajaran ini, bila kita memperhatikan kembali beberapa bagian sejarah orang-orang Yahudi … menjadi berapi-api tanpa pengetahuan yang benar, bisa sangat merusak. Versi literal kitab Mishlei (Amsal) 19:2 menyatakan,
“Juga, tanpa pengetahuan, jiwa tidak akan baik, dan dia yang terburu-buru dengan langkah kakinya, berbuat dosa.”
Versi Alkitab Hebrew Names Version menerjemahkannya sebagai berikut,
“Tidak baik memiliki semangat tanpa pengetahuan; atau tergesa-gesa dengan kakinya dan kehilangan jalan”.
Orang-orang zelot merupakan sekelompok pejuang kemerdekaan dan pemberontak yang secara aktif berusaha untuk menggulingkan Roma dan bermacam-macam para penindas mereka. Dari banyak di antara mereka, Sha’ul (Paulus) mengatakan hal berikut dalam Roma 10:1-2,
“Saudara-saudara, sungguh keinginan hatiku dan doaku kepada YAHWEH demi Israel adalah supaya mereka diselamatkan. Sebab aku bersaksi tentang mereka, bahwa mereka memiliki semangat kepada YAHWEH, tetapi bukan menurut pengetahuan.”
Jika kita mempelajari sejarah, nampak bahwa banyak orang-orang Yahudi dan para pemimpin mereka berusaha menemukan berbagai macam pemimpin untuk memenuhi tujuan pribadi mereka sendiri. Setelah kematian Yeshua Sang Mesias, pada tahun 66 M penduduk Yahudi dan para pemimpin mereka memberontak melawan kekaisaran Romawi. Tapi, hanya dalam empat tahun kemudian pada tahun 70 M, Roma, di bawah kepemimpinan Titus memadamkan pemberontakan dan menghancurkan Beit HaMikdash (Bait Suci) dan sebagian besar kota Yerusalem.
Namun pemberontakan lain terjadi melawan Romawi pada tahun 135 M. Orang-orang Yahudi akhirnya mengira bahwa mereka telah menemukan pemimpin yang tepat dan tokoh Mesianik untuk memenuhi kebutuhan mereka (atau seperti yang mereka pikir) … seorang pemimpin yang pada akhirnya akan membebaskan mereka dari orang-orang Edom, alias orang Romawi. Mereka menemukan kepemimpinan itu dalam figur seseorang yang disebut “Shimon Bar Kochba”. Dia akan menjadi pemimpin dalam pemberontakan berikutnya. Dia bahkan kemudian diagungkan sebagai HaMashiach (Sang Mesias) oleh rabbi bijak Yahudi yang terkenal, Rabbi Akiva. Adalah Rabbi Akiva yang memberinya nama “Bar Kochba”, karena namanya sebelumnya adalah “Shimon Bar Kosiba”, namun diubahnya menjadi “Bar Kochba”, yang artinya “Putra bintang”. Rabbi Akiva melakukan hal ini sesuai dengan nubuatan Mesianik yang ditemukan dalam B’midbar (Bilangan) 24:17 yang menyatakan,
“Sebuah bintang akan muncul dari Yakub, dan tongkat kerajaan akan bangkit dari Israel; dan akan meremukkan penjuru-penjuru Moab dan menghancurkan semua anak-anak keributan.”
Semua ini berakhir sangat buruk. Tidak hanya para pengikut Yeshua menolak untuk ikut berperang dalam pertempuran karena Shimon Bar Kosiba diagungkan sebagai Mesias, sekaligus juga menimbulkan perpecahan lebih lanjut di antara orang-orang Yahudi yang beriman kepada Mesias Yeshua, dengan saudara-saudara Yahudi mereka yang tidak beriman, namun pemberontakan ini juga yang menyebabkan penghancuran final Yerushalayim (Yerusalem), dan orang-orang Yahudi tercerai-berai ke seluruh dunia. Semua sejarah ini merupakan konteks penting untuk diperhatikan ketika kita berusaha memahami apa yang sesungguhnya terjadi dalam Yochanan (Yohanes) pasal 10 ketika mereka mendesak Yeshua, apakah Dia hendak memproklamirkan diri-Nya sebagai Mesias.
Kita harus memahami bahwa Yeshua mengajarkan sebuah pesan yang bertentangan dengan agenda politik mereka. Sebagai tanggapan atas pertanyaan mereka, Yeshua mulai mengatakan hal-hal berikut dalam Yochanan (Yohanes) 10:25-26,
Yahshua menjawab mereka, “Aku telah mengatakan kepadamu, dan kamu tidak percaya. Pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam Nama Bapa-Ku, inilah yang memberi kesaksian tentang Aku. Tetapi kamu tidak percaya, karena kamu bukan berasal dari domba-domba-Ku, sebagaimana telah Kukatakan kepadamu.”
Dia berkata, “Sebagaimana telah Kukatakan kepadamu …” Kapan Dia mengatakannya kepada mereka? Pada awal pasal 10, Yeshua dengan jelas mulai mengatakan kepada mereka siapa diri-Nya. Dalam Yochanan (Yohanes 10:7-11),
Maka Yahshua berkata lagi kepada mereka, “Sesungguh-sungguhnya, Aku berkata kepadamu bahwa Akulah pintu bagi domba-domba itu. Semua orang yang datang sebelum Aku adalah para pencuri dan perampok, sebaliknya, domba-domba itu tidak mendengarkan mereka. Akulah pintu. Jika seseorang masuk melalui Aku, ia akan memiliki hidup, dan akan masuk, dan akan keluar, dan akan menemukan padang rumput. Pencuri tidak datang kecuali supaya ia dapat mencuri, dan membunuh, dan membinasakan. Aku datang supaya mereka dapat memiliki hidup dan memilikinya berkelimpahan. Akulah Gembala yang Baik! Gembala yang Baik menyerahkan nyawa-Nya demi domba-domba itu.”
Meskipun banyak di antara orang-orang Yahudi punya berbagai alasan mengapa mereka tidak ingin mengikuti Yeshua, dan mengapa Dia tidak diterima sebagai Mesias (seperti yang dilakukan orang-orang Yahudi hari ini), salah satu alasan utamanya adalah karena Dia tidak menampilkan diri-Nya sebagai seorang pemimpin, yang mereka pikir mereka butuhkan. Sampai hari ini, salah satu penolakan utama bahwa Yeshua adalah Mesias, adalah bahwa tidak ada kedamaian di Bumi saat ini, dan bahwa Yisra’el belum tinggal di dalam keamanan.
Di bagian sebelumnya, setelah Yeshua memberitakan bahwa Dia adalah pemimpin Yisra’el, dan bahwa Dialah sesungguhnya yang memimpin domba-domba Yisra’el … Dia mengatakan sesuatu yang sangat membingungkan kebanyakan dari mereka. Dia berkata,
“Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik menyerahkan nyawanya untuk domba-domba itu” (Yochanan 10:11).
Mereka tidak menginginkan seorang pemimpin yang hanya akan mati secara pasif, mereka menginginkan seorang pemimpin yang akan bangkit dan membunuh musuh-musuh mereka, dan yang tetap hidup untuk mengalahkan Romawi. Mereka punya agenda sendiri, dan mereka benar-benar tidak peduli dengan agenda Kerajaan Elohim, atau rancangan yang Elohim miliki bagi domba-domba-Nya, atau bagaimana tindakan mereka akan berdampak kepada domba-domba lainnya. Hal ini terbukti saat kita terus membaca.
Dalam Yohanes 10 ayat 12-15 Yeshua berkata,
Namun orang upahan yang bukan pula seorang gembala, yang tidak memiliki domba-domba itu, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu dan melarikan diri. Dan serigala itu menerkam mereka, dan mencerai-beraikan domba-domba itu. Namun orang upahan itu melarikan diri karena dia adalah seorang upahan, dan tidak ada keperdulian padanya akan domba-domba itu. Akulah Gembala yang Baik, dan Aku mengenal domba-domba-Ku, dan Aku dikenal oleh domba-domba-Ku. Sama seperti Bapa mengenal Aku, Aku pun mengenal Bapa; dan Aku menyerahkan nyawa-Ku demi domba-domba itu.
Dia tidak hanya mengulangi pernyataan-Nya, bahwa Dia akan mati demi domba-domba itu, namun dalam ayat-ayat berikutnya Yeshua mulai mejelaskan hal ini. Pada akhir pengajaran-Nya, orang-orang yang mendengarkan-Nya jelas tidak mendapatkan apa yang ingin mereka dengar, dan dalam Yochanan (Yohanes) 10:20 kita membaca,
Dan banyak dari antara mereka berkata, “Dia kerasukan setan dan gila! Mengapa kamu mendengarkan Dia?”
Jadi, ketika Yeshua ditanya apakah Dia adalah sang Mesias, orang yang akan membebaskan mereka, inilah yang dimaksudkan-Nya ketika Ia berkata bahwa Dia telah mengatakannya kepada mereka. Pesan Chanukkah Yeshua mengajarkan bahwa kita tidak dapat mewujudkan Kerajaan Elohim dan kemenangan atas musuh-musuh kita melalui agenda-agenda kita sendiri, melalui pengertian kita sendiri, melalui usaha-usaha daging secara lahiriah.
Sementara merenungkan ayat-ayat yang berhubungan dengan Chanukkah, kita dibawa kembali kepada pernyataan yang ditulis dalam Zecharyah (Zakharia) 4:6 yang mengatakan,
“Bukan dengan kekuatan dan bukan dengan kuasa, tetapi dengan Roh-Ku, YAHWEH Tsebaot berfirman.”
Pesan pengajaran Chanukkah Yeshua mengatakan bahwa cara menjadi terang, bukanlah dengan membebankan Torah kepada orang lain, atau dengan memaksakan Torah kepada otoritas-otoritas dunia sekarang ini.
Sebaliknya, Yeshua mengajarkan bahwa melalui pengorbanan diri dan datang dalam wujud seorang hamba yang rendah hati yang memikul Torah dan mewartakannya kepada orang-orang yang membutuhkan terang dan kehidupan, kita mendirikan bait Elohim dan Kerajaan Elohim yang akan datang. Bukankah ini yang dilakukan Yeshua? Dia mengatakan kepada kita bahwa Dia datang sebagai Gembala yang menyerahkan nyawa-Nya bagi domba-domba itu, dan bahkan untuk hidup dunia (Yochanan/Yohanes 3:16). Lebih jauh Yeshua menyatakan kepada para murid-Nya,
Matius 16:24 (AI) Kemudian Yahshua berkata kepada para murid-Nya, “Jika seseorang ingin mengikuti Aku, biarlah dia menyangkal dirinya, dan biarlah dia memikul salibnya, dan biarlah dia mengikut Aku!
Matius 10:38 (AI) Dan siapa yang tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, tidak layak bagi-Ku.
Inilah jenis peperangan yang para pengikut Yeshua dipanggil untuk turut serta di dalamnya. Dengan rendah hati mengajarkan Torah (hukum Elohim) dan memancarkan terang, yang akan menghalau kegelapan.
Kata “Chanukkah”, yang memiliki arti “dedikasi”, berhubungan dengan akar kata Ibrani yang sama dengan kata Ibrani “chinuch”. “Chinuch” memiliki arti “pendidikan”. Para pejuang Maccabee berjuang demi Kebenaran Torah. Oleh karena itu, salah satu cara mempersembahkan diri kepada Tuhan selama musim perayaan Chanukkah ini, dan berjuang melawan kerajaan kegelapan, tidak hanya untuk mendidik (atau “chinuch”) diri kita sendiri, tapi juga untuk mewartakan kepada orang-orang yang hidup di dalam kegelapan, tentang Torah, dan tentang Yeshua, Torah yang Hidup itu.
Mengalahkan kegelapan bukan hanya dengan cara memerangi roh-roh di udara, di mana kegelapan ditemukan. Sebaliknya, cara terbaik untuk mengalahkan kegelapan adalah melalui terang yang terus-menerus menyala, seperti menorah, yang dengan segera dan paling efektif menghalau kegelapan. Kegelapan harus lari dari terang. Inilah Torah, dan hukum, yang telah ditetapkan Elohim di dunia ini.
Matius 5:16-20 (AI) Maka hendaklah terangmu bercahaya di hadapan manusia, supaya mereka dapat melihat perbuatan-perbuatanmu yang baik, dan dapat memuliakan Bapamu yang di surga.” “Janganlah berpikir bahwa Aku datang untuk membatalkan Torah atau Kitab Para Nabi; Aku tidak datang untuk membatalkannnya, melainkan untuk menggenapinya. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sampai langit dan bumi berlalu, satu yod atau satu keraia pun sekali-kali tidak akan lenyap dari Torah, sampai segala sesuatunya terjadi. Oleh karena itu, siapa pun yang melonggarkan salah satu dari perintah-perintah ini, yang terkecil, dan mengajar orang-orang secara demikian, dia akan disebut yang terkecil di dalam kerajaan Surga. Tetapi, siapa pun yang melakukan dan mengajarkannya, dia akan disebut besar di dalam kerajaan Surga. Sebab Aku berkata kepadamu: Jika kebenaranmu tidak melampaui para ahli kitab dan orang-orang Farisi, kamu sekali-kali tidak akan masuk ke dalam kerajaan Surga!
Jadi, marilah kita melawan kegelapan sesuai dengan firman-Nya, dan tidak menurut usaha-usaha daging kita sendiri.
Jika kita tidak mengikuti Yeshua, Mesias kita, seperti yang telah Dia demonstrasikan kepada kita, maka kita sebenarnya bukanlah domba-domba-Nya, sementara kita berusaha melaksanakan agenda-agenda kita sendiri dan melakukan apa yang kita yakini benar di mata kita sendiri, seperti yang dilakukan banyak orang-orang zelot pada zaman Yeshua.
Tapi, jika mereka dengan sabar dan rendah hati mengikuti Yeshua … orang-orang zelot itu akan mendapatkan hari-hari mereka. Sebab, akan ada hari ketika Yeshua datang kembali, dan kita akan mengikuti Yeshua dalam pertempuran terakhir melawan kekuatan kegelapan. Tapi, kita harus mengikuti pimpinan-Nya, dan menunggu panggilan-Nya. Kita telah melakukan kesalahan ketika kita memanggil-Nya untuk mengikuti kehendak dan keinginan kita sendiri, supaya hal-hal yang ingin kita lihat itu dapat terjadi, seperti yang dilakukan banyak orang-orang zelot pada zaman Yeshua.
Sebaliknya, kita harus menunggu kol shofar (suara shofar) dari Raja dan Pemimpin Agung kita, Yeshua, yang akan memberikan tanda pada hari ketika Dia akan mendirikan Kerajaan-Nya di Bumi ini.
Sedangkan untuk sekarang ini, dalam Yochanan (Yohanes) 18:36 Yeshua berkata,
Yahshua menjawab, “Kerajaan-Ku bukan berasal dari dunia ini. Jika kerajaan-Ku berasal dari dunia ini, hamba-hamba-Ku pasti telah berperang supaya Aku tidak diserahkan kepada orang-orang Yahudi. Tetapi sekarang, kerajaan-Ku bukanlah berasal dari sini.”
Dalam ayat 37 Yeshua melanjutkan dengan mengatakan,
“…Untuk tujuan inilah Aku telah dilahirkan, dan untuk inilah Aku telah datang ke dunia, supaya Aku dapat bersaksi tentang Kebenaran. Setiap orang yang berasal dari Kebenaran, mendengarkan suara-Ku.”
Demikian juga, dalam musim Chanukkah ini, marilah kita memenuhi tujuan kita dan menjadi pembawa terang dan kebenaran Elohim yang penuh pengorbanan, lemah-lembut dan penuh kasih. Seperti Yeshua, kita perlu mempersiapkan hati kita untuk menyerahkan pipi kepada orang-orang yang akan memukul, atau kepada orang-orang yang hendak berperang melawan kita, dan kepada orang-orang yang akan mencemooh atau menghina kita.
Karena bukanlah dengan kekuatan, atau dengan kuasa, kata Elohim, tetapi oleh Roh-Nya bahwa kita akan menjadi pemenang dalam pertempuran rohani ini. Meskipun mungkin ini bukan cara-cara dunia, tapi ini adalah cara paling efektif untuk menjalankan pertempuran sampai kedatangan kembali Pemimpin Agung dan Raja kita, Yeshua. Dengan jalan ini, kita akan menjadi terang bagi dunia ini, sama seperti Yeshua.
Ada satu pernyataan penting lainnya yang dibuat Yeshua selama pengajaran Chanukkah-Nya, yang perlu kita renungkan. Dalam Yochanan (Yohanes) 10:30 Yeshua berkata,
“Aku dan Bapa adalah Satu (echad)!”
Dengan pernyataan ini Yeshua membawa kita kembali kepada permulaan. Tidak hanya kembali kepada B’reishit (Kejadian 1:1-4) di mana kita membaca,
“Pada mulanya Elohim menciptakan surga dan bumi; dan bumi menjadi tidak berbentuk dan kosong, dan kegelapan ada di atas permukaan kedalaman samudera, dan Roh Elohim bergerak perlahan di atas permukaan air, maka Elohim berfirman, “Biarlah ada terang!” Maka jadilah terang. Dan Elohim melihat terang, bahwa itu baik, dan Elohim memisahkan antara terang dan kegelapan,”
tetapi Dia juga membawa kita kembali kepada permulaan kitab Yochanan (Yohanes), yang paralel dengan bagian permulaan B’reishit (Kejadian), dan merupakan kitab yang sama dimana Yeshua membuat pernyataan bahwa Dia dan Bapa adalah Satu.
Berbicara tentang HaMashiach (Mesias), Yochanan 1:1-5 menyatakan,
“Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu ada bersama Elohim, dan Firman itu adalah Elohim. Dia pada mulanya ada bersama Elohim. Segala sesuatu terjadi oleh tangan-Nya, dan tanpa Dia, tidak ada satu hal pun yang ada dari hal-hal yang telah diciptakan. Dalam Dia ada hidup, dan hidup itu adalah terang manusia; dan terang itu bercahaya dalam kegelapan, dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
Ketika Yeshua menyatakan bahwa Dia adalah satu (echad) dengan Bapa, Dia tidak hanya menyatakan kesatuan yang Dia miliki dengan Bapa sejak permulaan, namun Dia juga menyatakan kepada umat-Nya bahwa Dia adalah Terang yang sesungguhnya, terang yang dirayakan dalam perayaan Chanukkah.
Perayaan Chanukkah juga dikenal sampai hari ini, disebut dalam bahasa Ibrani “Chag HaOrot”, yang artinya “Perayaan Terang”. Ini merayakan terang Elohim, “Or HaOlam” (Terang Dunia) yang sesungguhnya, yang dibicarakan di permulaan kitab B’reishit (Kejadian) dan di Yochanan (Yohanes).
Sementara kita membaca bahwa Yeshua adalah terang itu, Dialah yang satu dengan Elohim pada mulanya, yang datang ke dunia. Perikop di Yochanan mengatakan bahwa Dia adalah “terang umat manusia”. Pada menorah Chanukkah, Yeshua diwakili oleh lilin shammash (pelayan), yang menyebarkan terang kepada lilin-lilin lainnya (yang mewakili kita).
Karena itu, sementara kita mengingat keajaiban menorah yang menyala, kita mengingat keajaiban terang. Sementara kita merenungkan hal-hal ini, kita akan mengingat bahwa adalah Yeshua, yang satu dengan Bapa, adalah “Nes” yang sejati, keajaiban dunia yang sejati, yang terus-menerus menopang dunia dengan terang-Nya. Tanpa terang itu, dunia akan benar-benar layu dan mati.
Saat Yeshua berdiri di Beit HaMikdash (Bait Suci) pada hari itu, ketika Dia memberikan pesan Chanukkah kepada umat-Nya, Dia mengungkapkan diri-Nya sebagai “Nes Gadol” (Keajaiban Besar) Chanukkah. Setiap bayi yang datang ke dunia pasti merupakan keajaiban dari Elohim. Dan jika ini benar, betapa lebih benarnya lagi bayi HaMashiach, terang dunia yang sebenarnya. Karena kita membaca dalam Yesha’yahu (Yesaya) 9:6-8,
“Sebab bagi kita seorang Anak telah lahir; kepada kita seorang Putra telah diberikan; dan pemerintahan ada di bahu-Nya; dan Nama-Nya disebut Pele-Yo’etz El Gibbor Avi-‘Ad Sar-Shalom (Ajaib, Penasihat, El Yang Perkasa, Bapa Yang Kekal, Raja Damai). Tidak ada akhir terhadap bertambah-tambahnya pemerintahan-Nya dan damai sejahtera atas takhta Daud, dan atas kerajaan-Nya, untuk meneguhkannya, dan mendukungnya dengan keadilan dan dengan kebenaran, dari sekarang sampai selamanya. Kecemburuan YAHWEH Tsebaot akan melakukan ini. YAHWEH mengirim sebuah firman kepada Yakub, dan itu telah jatuh kepada Israel.”
Dan, kita tahu, seperti yang dikatakan pada awal sepher Yochanan (kitab Yohanes) bahwa firman yang telah diutus, adalah satu dan sama dengan bayi, Anak yang dibicarakan oleh Yesha’yahu (Yesaya).
Sekarang ini, sebagian besar sarjana Alkitab mengetahui bahwa Yeshua tidak dilahirkan pada hari “Natal”, namun seperti yang telah dijelaskan dalam artikel: “Hari Kelahiran Yesus Kristus Dinyatakan dengan Tepat dalam Alkitab dan Bible Code”, kita mengetahui bahwa Mesias Yeshua sebenarnya dilahirkan pada Yom Teru’ah (Hari Raya Sangkakala). Jadi, jika kita menghitung mundur sembilan bulan (waktu yang dibutuhkan seorang bayi untuk berkembang dalam rahim dan dilahirkan), kita mendapati bahwa Yeshua mulai dikandung pada perayaan Chanukkah.
Betapa waktu yang sangat tepat untuk merayakan mujizat terang Mesias yang akan datang ke dunia ini, dan masuk ke dalam rahim Miryam (Maria). Bahkan, sebelum kelahiran Yeshua, perayaan Chanukkah ini telah dikenal oleh orang-orang Yisra’el sebagai “Chag HaOrot” (Perayaan Terang), musim ketika terang umat manusia, dan terang dunia, akan datang. Karena itu, ketimbang merayakan Natal, kita seharusnya merayakan Chanukkah dan bersukacita di dalam kebenaran ini.
Kita harus mengingat keajaiban Mesias selama perayaan ini. Inilah yang Yeshua coba sampaikan kepada umat-Nya pada hari Chanukkah ketika Dia berdiri di Beit HaMikdash (Bait Suci). Orang-orang Yahudi diberikan kilasan tentang kebenaran ini dan Yeshua berusaha menjembatani pemahaman mereka dan membantu untuk memahami bahwa sesungguhnya “Nes Gadol” mereka, keajaiban besar mereka, sudah datang.
Telah diajarkan di kalangan rabbi bijak Yisra’el bahwa kita diingatkan terus-menerus tentang kedatangan HaMashiach di dalam dreidel Chanukkah. Dreidel adalah permainan gasing empat sisi, yang dimainkan selama perayaan Chanukkah.
Bagaimana rabbi-rabbi bijak mengingatkan akan hal ini? Ada empat huruf pada kebanyakan dreidel Chanukkah. Setiap sisi dreidel berisi salah satu dari huruf-huruf Ibrani. Huruf-huruf ini dipenuhi dengan makna Mesianik. “nun”, “gimmel”, “hey”, “shin”, mewakili ungkapan Ibrani “Nes gadol hayah sham”, yang berarti “Keajaiban besar terjadi di sana”, mengacu kepada “nes” (keajaiban) dari Chanukkah. Tapi, sementara kita merenungkan “nes” itu, kita diajar arti yang lebih dalam dari keempat huruf itu. Setiap huruf dalam bahasa Ibrani memiliki nilai numerik.
Ini biasa digunakan dalam percakapan Ibrani sampai hari ini ketika menghitung. “Nun” pada dreidel memiliki nilai numerik 50. “Gimmel” memiliki nilai numerik 3. “Hey” memiliki nilai numerik 5, dan “shin” memiliki nilai numerik 300. Ketika kita menambahkan semuanya kita akan mendapatkan total nilai 358.
Mengapa ini penting, dan apa kaitannya dengan mengingat mujizat Mesias?
Penting untuk diingat bahwa jumlah numerik untuk huruf-huruf yang mengeja kata Ibrani “Mashiach” (Mesias) yang diwakili oleh huruf Ibrani “mem”, “shin”, “yod”, “chet”, juga sama dengan 358. Dengan demikian, ungkapan Ibrani “Nes gadol hayah Sham”, diterjemahkan artinya “Keajaiban besar terjadi di sana” setara dengan, dan mengarahkan kita kepada HaMashiach (Sang Mesias).
Ada tambahan arti Mesianik penting yang diterapkan oleh para rabbi bijak Yisra’el pada musim Chanukkah dalam tradisi berikut. Di antara rabbi-rabbi bijak Yisra’el, telah dikatakan bahwa kata Ibrani “Mashiach” harus diingat sebagai akronim dari ungkapan: “Madlikim (mem), Shemonah (shin), Yemei (yod), Chanukkah (chet),” yang diterjemahkan artinya “kita menerangi selama delapan hari Chanukkah.” Jadi, sementara menyalakan lilin selama delapan hari pada perayaan Chanukkah, kita diajar supaya pikiran kita tetap mengarah kepada Mesias.
Dalam bacaan doa-doa tradisional ketika menyalakan lilin Chanukkah, dikatakan, “Kami menyalakan pelita-pelita ini karena mujizat-mujizat, keajaiban-keajaiban, pembebasan, dan peperangan yang Engkau lakukan bagi para pengikut kami pada hari-hari itu di waktu ini.”
Sementara kita merenungkan kata-kata ini, kita mengingat kata “Mashiach”, sementara mengingat gambaran apa yang ada dari musim Chanukkah ini, sementara kita menantikan kemenangan yang lebih besar dan pembebasan final dari anti-Mesias (Antikristus) pada acharit hayamim (hari-hari terakhir) yang akan tiba melalui kuasa dan kedatangan Kerajaan Mesias, ketika Dia mendirikan kembali dan mendedikasikan rumah Bapa-Nya.
Karena itu, selama perayaan Chanukkah, ketika Yeshua tampil di Beit HaMikdash (Bait Suci) yang telah ditahirkan, dibangun kembali, dan dipersembahkan pada zaman generasi-generasi pemberontakan Chanukkah, beberapa ratus tahun sebelum kelahiran-Nya, Dia berusaha menarik perhatian umat-Nya kepada fokus sesungguhnya dari perayaan ini, dan tujuan sebenarnya dari Chanukkah. Banyak dari mereka seharusnya tahu lebih baik, dan seharusnya meresponi Terang itu dengan iman. Tapi, sebagian dari mereka tidak menerima pesan sesungguhnya dari Chanukkah karena kurangnya iman, dan karena itu mereka terbukti bukanlah domba-domba milik kepunyaan Gembala Sejati. Selama perayaan Chanukkah ini, kiranya firman Yeshua tidak jatuh di telinga yang tuli. Sebaliknya, semoga kita semua menanggapinya dalam iman, dan bangkit dan bersinar, karena kemuliaan Elohim telah bangkit atas kita.
“Bangkitlah, bersinarlah; karena terangmu telah datang, dan kemuliaan YAHWEH telah terbit atasmu! Sebab lihatlah, kegelapan akan menutupi bumi, dan kegelapan pekat menutupi bangsa-bangsa. Namun YAHWEH akan terbit atasmu, dan kemuliaan-Nya akan terlihat di atasmu. Dan bangsa-bangsa akan berjalan kepada terangmu, dan raja-raja kepada kilauan cahaya fajarmu.” Yesaya 60:1-3 (AI)
No comments:
Post a Comment