Faktor “7” dalam Keputusan Pengakuan Yerusalem Donald Trump
Rabu, 6 Desember 2017, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, dan akan memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke kota tersebut.
“Yerusalem adalah ibu kota bangsa Yahudi yang didirikan pada zaman kuno. Hari ini, Yerusalem adalah tempat pemerintahan Israel,” kata Presiden Trump.
Yerusalem sebagai ibu kota Israel sudah ada sejak 3.000 tahun lalu pada zaman Raja Daud. Kota itu direbut Daud dari tangan orang-orang Yebus, dalam 2 Samuel 5.
Pada bulan Juni 2017, Senat Amerika Serikat mengambil suara bulat 90-0. Resolusi tersebut mendesak “presiden dan semua pejabat Amerika Serikat untuk mematuhi Undang-Undang Kedutaan Yerusalem 1995.” Undang-undang tersebut menyatakan hal berikut:
“Yerusalem harus tetap menjadi ibukota Israel yang tidak terbagi di mana hak-hak setiap kelompok etnis dan agama dilindungi. Telah ada kehadiran Yahudi yang terus-menerus di Yerusalem selama 3 ribu tahun. Yerusalem adalah kota suci dan rumah bagi orang-orang Yahudi, Muslim dan Kristen.”
Undang-undang Kedutaan Yerusalem 1995 merupakan hukum publik Amerika Serikat. Undang-undang tersebut disahkan oleh Kongres ke-104 pada tanggal 23 Oktober 1995. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa Kedutaan Besar Amerika Serikat di Israel harus dipindahkan dari Tel Aviv ke Yerusalem. Undang-undang menyatakan bahwa Yerusalem harus menjadi kota yang tidak terbagi. Yerusalem diakui sebagai ibu kota Israel. Undang-undang harus diundangkan pada tanggal 31 Mei 1999.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji Proklamasi Trump. Netanyahu menyambut dan mendorong negara-negara lain untuk bergabung dengan Amerika Serikat dan memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem.
Peristiwa ini menyebabkan dunia bergejolak memasuki pergeseran signifikan secara geopolitik, spiritual, dan profetik.
Yerusalem dan Faktor “7”
Berikut ini akan kita lihat beberapa Faktor “7” dalam keputusan pengakuan Yerusalem oleh Trump:
- Yerusalem diakui Trump sebagai ibukota Israel pada hari ke-77 setelah berakhirnya tahun Yahudi 5777. Tahun baru Yahudi 5778, dimulai pada tanggal 21 September 2017 (1 Tishrei 5778), dan pengumuman Trump terjadi tanggal 6 Desember tahun 2017.
- Donald Trump memenangkan pemilu presiden persis pada hari ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menduduki kursi kepresidenannya 7 tahun, 7 bulan, dan 7 hari.
- Donald Trump tepat berusia 70 tahun, 7 bulan dan 7 hari pada hari dia dilantik sebagai presiden AS (20 Januari 2017) dan menduduki jabatannya pada hari pertama (dia lahir tanggal 14 Juni 1946). (credit Scottie Clarke).
- Kemenangan pemilu presiden dan pelantikan Trump ini terjadi pada tahun Ibrani 5777.
- Donald Trump lahir tepat 700 hari sebelum Israel mengumumkan kemerdekaannya (14 Mei 1948).
- 777 hari setelah kelahiran Trump, Israel tepat berusia 77 hari.
- Ulang tahun ke-70 Israel akan terjadi tepat 700 hari setelah ulang tahun ke-70 Donald Trump. (credit Michael Snyder).
Keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel terjadi tepat 70 tahun sesudah presiden pendahulunya, Harry Truman, mengakui Israel sebagai sebuah negara.
Dengan mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel, Presiden Trump menepati janji kampanyenya (hal yang tidak lazim dilakukan presiden AS dalam beberapa dekade terakhir), meskipun sejak terpilih sebagai presiden dia dihujat dengan buruk, kejam, tanpa henti, dan setiap hari.
Faktor “7” dalam Alkitab
“7” adalah bilangan Alkitab untuk kesempurnaan dan kegenapan, dan Elohim menggunakan angka ini berulang kali dalam kitab suci.
Ada 7 hari Penciptaan, ada 7 Hari Raya YHWH.
Hari ke-7 adalah hari istirahat, atau Shabbat; ada 7 shabbat mingguan hingga Pentakosta. Tahun ke-7 adalah tahun Shabbat: perhentian untuk tanah, hutang dihapuskan, dan budak-budak dibebaskan.
Ada 7 Shabbat Tanah (49 tahun) hingga tahun Yobel.
Kemudian ada 7 guntur, ada 7 surat kepada 7 jemaat gereja di Asia Kecil. Ada 7 kaki menorah emas, 7 Roh Elohim dan 7 bintang. Namun juga ada penghakiman-penghakiman: 7 meterai, 7 sangkakala, 7 cawan (777).
Kemunculan faktor “7” di seputar Trump, Israel dan pengakuan Yerusalem, jika bukan perbuatan tangan manusia secara sengaja, berarti faktor Supranatural yang bekerja di belakangnya, dengan meninggalkan jejak tanda tangan-Nya, seperti dinyatakan oleh Lee Caldwell,
Pada tahun ke-70 sejak berdirinya Israel, oleh Presiden berusia 70 tahun, peristiwa Profetik besar terjadi. Pengakuan Yerusalem sebagai Ibukota Israel dan pemindahan Kedutaan Besar Amerika dari Tel Aviv ke Yerusalem, merupakan penggenapan nubuat!
Terkait:
Referensi:
Iklan
Sumber: https://harituhan.wordpress.com/2017/12/09/faktor-7-dalam-keputusan-pengakuan-yerusalem-donald-trump/
No comments:
Post a Comment