Distribusi dan Siklus Air di Bumi
Cukup puas dengan penjelasan diatas? Setelah bumi memperoleh air sebagai sumber kehidupan, nyatanya manusia saat ini kian hari kian banyak yang kekurangan persediaan air, sehingga banyak diantara kita di dunia termasuk Afrika yang harus berjalan menempun kiloan meter jalan untuk mencari sumber air dan itupun belum tentu layak konsumsi atau kotor.
Air jadi sumber utama kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Manusia tidak sepenuhnya dapat mengkonsumsi segala jenis air yang tersedia, hanya jenis air tanah yang layak dikonsumi bagi tubuh manusia. Air tanah itupun harus dimasak atau di saring hingga menghassilkan air yang benar-benar jernih dan bebas bakteri.
Saat ini air konsumsi manusia kebanyakan dari air tanah lewat sumur galian atau air pegunungan yang dikemas dalam botol minuman atau galon air. Mengapa tidak dengan air laut saja yang banyak?
Air yang ada dibumi terbagi menjadi beberapa jenis air diantaranya sebagai berikut:
Distribusi air di Bumi, gambar: ck-12.org |
Bagaimana dengan 3% air lainnya. Sisa air selain air laut dibumi berada kebanyakan sekitar 68,7 % merupakan es di kutub dan glasier, 30% nya merupakan air tanah dan 0,9 persen merupakan air yang tersebar belum diidentifikasi, kemudian 0,3% nya merupakan air di sungai, danau, kali, dan waduk.
Maka hanya 30,1 persen dari 100% distribusi air yang ada dibumi atau sekitar 3% bahkan menurut Analis dari Fidelity Investments, LLC air bersih hanya tinggal 1 % lagi yang bisa diakses dan digunakan dari 2,5% air bersih yang masih tersedia dan tentu saja setiap harinya persediaan air makin berkurang seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia.
Siklus air dari mulai air tanah hingga kembali lagi menjadi air tanah yang layak di konsumsi saat ini tidak bisa lagi memenuhi kebutuhan seluruhnya penduduk dunia.
Siklus Air di Bumi, gambar: ck-12.org |
Proses selanjutnya uap air di atmosfer tersebut akan mengalami Kondensasi yang merupakan perubahan tetesai uap air menjadi awan dan kabut dan diakhiri dengan proses Precipitasion atau pengendapan dimana tetesan air di awan akan ditarik oleh gravitasi bumi hingga terbentuk hujan dan salju. Proses tersebut akan berulang-ulang terjadi sehingga disebut siklus air.
Bagaimana dengan saat ini? Proses siklus air masih seperti biasanya namun waktu turunnya hujan dan salju tak lagi sama seperti dahulu. Hal ini salah satunya diakibatkan oleh pemanasan global yang terus menjadi isu hangat dunia, meskipun ada diantaranya yang tidak percaya.
Air terus melakukan siklusnya, namun keberadaan air yang menipins mengancam kelangsungan hidup manusia. Minimnya air bersih layak konsumi akan menimbulkan banyak hal dimulai dari kesehatan yang memburuk hingga memungkinkan perang dunia karena air. Tak usah jauh-jauh, di Indonesia sendiri air semakin langka, banyaknya dibangun perumahan, dan membludaknya jumlah penduduk membuat kelangkaan air semakin kritis, dan memaksa penduduknya membeli air.
No comments:
Post a Comment