Hari Raya Chanukkah: Nubuat Akhir Zaman, Mengapa Yesus Merayakannya?
Dan tibalah Perayaan Pentahbisan di Yerusalem, dan saat itu adalah musim dingin. Dan Yesus sedang berjalan di bait suci, di Serambi Salomo. Yohanes 10:22,23
Tahukah Anda bahwa Yesus, atau Yeshua sebagaimana yang Dia kenal dalam seluruh hidup-Nya, merayakan Chanukkah atau Hari Raya Terang?
Selama pelayanan-Nya di Bumi, Chanukkah dikenal sebagai Perayaan Pentahbisan. Faktanya, sampai hari ini masih diperingati di Israel sebagai Hari Raya Pentahbisan.
Namun, kebanyakan pengikut Yesus hari-hari ini berpikir Chanukkah hanyalah hari libur Yahudi – bukan sesuatu yang perlu mereka pelajari atau pun pahami.
Ada orang Kristen yang berkata bahwa Chanukkah adalah perayaan di luar Kitab Suci – dan tidak disebutkan dalam Alkitab. Jika lain kali Anda mendengarnya, cobalah buka Yohanes 10:22,23.
Menurut saya, jika Hari Raya ini mendapatkan perhatian dari Yesus, demikian juga seharusnya kita.
Yesus Kristus bukanlah orang Barat berambut pirang dan bermata biru, seperti karya lukisan Leonardo DaVinci. Tahukah Anda bahwa model yang dilukis sebagai Yesus oleh Leonardo DaVinci itu sebenarnya adalah kekasih homoseksualnya sendiri?
Cesare Borgia, kekasih Leonardo DaVinci’s, adalah model lukisan Yesus yang biasa kita kenal. Cesare Borgia adalah anak Rodrigo Borgia, yang belakangan dikenal sebagai Paus Alexander VI. Di bawah otoritas kekuasaan Gereja Katholik, Paus Alexander VI menjadikan lukisan anaknya sebagai Yesus Kristus di dunia Barat yang kita kenal sekarang ini.
Namun Yesus Kristus yang sebenarnya, berasal dari Nazareth dan dibesarkan dalam keluarga Yahudi di dalam budaya dimana Torah adalah Hukum Nasional.
Jadi apa sebenarnya Chanukkah itu?
Kisah Chanukkah dimulai dengan pemerintahan raja Yunani atau Makedonia, Alexander Agung. Alexander menaklukkan Syria, Mesir dan Tanah Israel dan mencaploknya ke dalam kerajaannya. Sesudah kematian Alexander Agung, penguasa Kerajaan Makedonia, pada tahun 323 SM, kerajaannya terpecah menjadi 4 bagian masing-masing dikuasai para panglimanya: Antigonus menguasai Syria utara sampai Asia Tengah, Cassander menguasai Makedonia, Ptolemy menguasai Mesir dan Syria selatan termasuk Palestina, Lysimachus menguasai Thrace. (Baca juga penjelasan Kitab Henokh pasal 90.)
Tanah Israel diberikan kepada Seleucus. Selama 100 tahun, orang Yahudi mendapatkan kedudukan dan hak yang sama seperti penduduk kerajaan. Namun, Antiochus III, buyut dari Seleucus, dipaksa untuk menjalankan peperangan yang mahal melawan Romawi. Sebagai akibatnya, orang Yahudi kehilangan kedudukannya di mata Antiochus III, sekaligus menjadi awal berakhirnya kesetaraan bagi orang Yahudi di kerajaan Syria-Yunani.
Pada tahun 174 SM, putera Antiochus III, Antiochus IV, memulai pemerintahannya atas kerajaannya, Kerajaan Hellenistik Seleucus. Dia adalah raja yang kasar dan kejam, seorang tiran yang semena-mena dan memandang hina kepercayaan dan budaya yang bukan miliknya.
Ini merupakan penggenapan nubuat Daniel 8:8-12 (ILT)
- Kambing jantan (Alexander Agung) itu sangat membesarkan dirinya, tetapi ketika ia sampai pada puncak kuasanya, patahlah tanduk yang besar itu (Alexander Agung), lalu pada tempatnya tumbuh empat tanduk yang aneh (empat panglima Alexander), sejajar dengan keempat mata angin yang dari langit.
- Maka dari salah satu tanduk itu muncul suatu tanduk kecil, yang menjadi sangat besar (Antiochus IV Epiphanes) ke arah selatan, ke arah timur dan ke arah Tanah Permai (Tanah Perjanjian).
- Ia menjadi besar, bahkan sampai kepada bala tentara langit, dan dari bala tentara itu, dari bintang-bintang, dijatuhkannya beberapa ke bumi, dan diinjak-injaknya.
- Bahkan terhadap Panglima bala tentara itupun ia membesarkan dirinya, dan dari pada-Nya diambilnya korban persembahan sehari-hari, dan tempat-Nya yang kudus dirobohkannya.
- Suatu kebaktian diadakan secara fasik menggantikan korban sehari-hari, kebenaran dihempaskannya ke bumi, dan apapun yang dibuatnya, semuanya berhasil.
(Mulai ayat ke-10 merupakan nubuat ganda yang sudah digenapi pada hari-hari zaman Antiochus IV Epiphanes, yang merupakan gambaran anti-Kristus, dan akan digenapi lagi secara penuh oleh Anti-Kristus di Akhir Zaman. Baca Matius 24:15, Markus 13:14)
Antiochus IV – Raja yang Kejam
Antiochus IV ingin menyatukan kerajaannya di bawah agamanya, penyembahan dewa Yunani, Zeus. Dia menjalankan Hellenisme, peleburan budaya dan agama kepercayaan Yunani ke dalam budaya dan agama lokal. Dalam kerajaannya dia menindas seluruh Hukum Yahudi. Dia bersekongkol untuk menggulingkan dan menyingkirkan Imam besar Yochanan dari Bait Suci di Yerusalem. Yochanan digantikan oleh saudaranya, Joshua – seorang Yahudi Hellenistik yang menyebut dirinya dengan nama Yunani, Jason. Jason menggunakan kedudukannya yang tinggi sebagai Imam Besar untuk mencemarkan keimaman dan orang Yahudi dengan tradisi dan agama Yunani. Tidak lama Jason digantikan oleh orang lain bernama Menelaus yang menajiskan Bait Suci dengan penyembahan dewa-dewa Yunani.
Yochanan marah karena kelakuan saudaranya dan Menelaus. Ketika Antiochus IV sedang pergi berperang melawan Mesir, Yochanan memulai gerakan supaya orang Yahudi tidak mentaati kebudayaan dan kepercayaan baru yang dipaksakan kepada mereka. Orang Yahudi takut kepada pembalasan Antiochus dan kebanyakan tidak melakukan apa-apa. Namun, ketika orang Romawi menyebarkan rumor bahwa Antiochus IV sudah terbunuh, orang Yahudi memberontak melawan Menelaus dan membuatnya lari.
Kemudian datanglah kengerian bagi orang Yahudi, Antiochus IV kembali dari peperangan, hidup dan murka karena campur tangan Romawi dan pemberontakan Yahudi. Dia memerintahkan tentaranya menyerang orang Yahudi dan membunuh ribuan orang. Antiochus IV memerintahkan serangkaian dekrit yang sangat berat melawan orang Yahudi dan agama Yudaisme.
Antiochus membunuh 40.000 penduduk Yerusalem. Semua kurban persembahan, pelayanan di Bait Suci dan penghormatan hari Shabbat, sunat, hukum kosher (makanan halal Yahudi), dan hari-hari perayaan Yahudi dilarang dengan ancaman hukuman mati. Antiochus akhirnya membunuh imam besar yang benar, Yochanan. Para pengikut Antiochus memerintahkan Rabbi Eliezer yang berusia 90 tahun, untuk makan babi sebagai contoh bagi pengikutnya. Dia menolak dan dijatuhi hukuman mati.
Dia mendirikan patung dewa Zeus (Satan) di Bait Suci, dan mempersembahkan Bait Suci kepada Zeus. Gulungan kitab-kitab suci dirampas dan dibakar, dan orang Yahudi dipaksa ambil bagian dalam ritual penyembahan berhala. Dalam usahanya untuk menghancurkan setiap jejak kepercayaan Yahudi, dia menyembelih babi di atas mezbah korban bakaran di Bait Suci, dan karenanya menajiskan itu. Ini peristiwa yang dinubuatkan dalam Daniel 12:11, kekejian/kejijikan yang membinasakan.
Daniel 12:11 (ILT) Sejak dihentikan korban sehari-hari dan ditegakkan dewa-dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari.
Dalam rencana untuk melemahkan kekuatan keluarga dan moralitas Yahudi, Antiochus mengeluarkan dekrit bahwa setiap anak gadis Yahudi yang akan menikah harus melewatkan malam pertamanya dengan gubernur lokal atau komandan pasukan.
Sementara tentara pergi dari kota ke kota menjarah Tanah Israel, mereka memaksa penduduk Yahudi untuk menyembah dewa-dewa mereka dan makan daging babi. Banyak yang menurut, namun sebagian menolak dan mati karena iman mereka.
Orang-orang Syria, dibawah perintah Holofernes, mengepung kota Bethulia. Sementara para tua-tua kota mendiskusikan rencana untuk menyerah ketika stok bahan makanan mereka menipis, seorang janda muda dan cantik, Yehudit, anak perempuan imam besar Yochanan, mengatakan kepada orang-orang untuk mempertahankan iman kepada Yahweh. Dia mengatakan kepada mereka bahwa dia punya rencana yang harus mereka terima dengan iman.
Yehudit membawa sekeranjang besar keju, roti dan anggur untuk Holofernes. Dia memberitahu komandan bahwa, sebagai ganti untuk belas kasihan bagi rakyatnya, dia akan memberitahukan kepadanya bagaimana merebut kota. Dia menjelaskan bahwa iman rakyatnya kepada YAHWEH tetaplah kuat, menjadikan perang terhadap mereka lebih sukar. Namun, dia berkata, tak lama lagi suplai makanan kosher (halal) akan habis. Ketika itu terjadi, orang-orang akan mulai makan daging binatang yang najis, dan sekaligus itu memancing murka Elohim dan menyebabkan kota akan jatuh.
Dia setuju untuk tinggal dengan Holofernes, kembali ke Bethulia setiap hari untuk mencari tahu bagaimana persediaan makanan yang tersisa. Dia mendapatkan kepercayaan dari komanan yang berhasrat untuk melewatkan waktu dengan janda cantik ini seperti juga memenangkan pengepungan.
Setelah beberapa hari, Yehudit memberitahu Holofernes bahwa Bethulia sekarang telah kehabisan makanan. Dia hanya perlu menunggu beberapa hari lagi dan orang-orang Yahudi akan mulai makan binatang najis. Holofernes mengundangnya datang sendirian ke tendanya malam itu untuk merayakan. Dia setuju, mengundangnya untuk makan keju kambingnya yang gurih. Sementara Holofernes makan, dia menjadi haus dan Yehudit memberinya anggur yang dia bawa bersamanya. Sementara Yehudit berpura-pura makan dan minum, Holofernes menjadi mabuk. Tak lama, dia jatuh tertidur. Yehudit mengambil pedang Holofernes dan memenggal kepalanya. Dia dan hamba-hambanya perempuan menaruh kepalanya di dalam sehelai kain dan kembali ke Bethulia.
“Sekarang waktunya menyerang orang Syria,” katanya. Pasukan Syria dalam kekacauan karena mendapati pemimpin mereka mati, maka orang-orang Yahudi akhirnya memenangkan peperangan.
Kekalahan-kekalahan seperti ini membuat Antiochus semakin bertekad memusnahkan orang Yahudi, jika perlu, untuk meraih kemenangan.
Hannah dan tujuh anaknya laki-laki dibawa ke hadapannya karena mereka menolak untuk berhenti belajar Torah, menjaga pantangan makanan dan menghormati Shabbat. Antiochus menghendaki mereka bersujud kepada patung berhala di hadapannya. Anak sulungnya melangkah ke depan dan berkata, “Apa yang engkau kehendaki dari kami? Kami lebih baik mati daripada melanggar Torah bapa leluhur kami.”
Antiochus memerintahkan dia disiksa. Lidahnya, tangan dan kakinya dipotong dan dia dimasukkan ke dalam kuali berisi air panas. Antiochus berpaling kepada anak kedua dan menuntut dia menyembah berhala itu. Saudaranya juga menolak dan disiksa dengan cara yang sama. Antiochus terus melakukannya secara berurutan dan setiap saudara berpegang teguh pada imannya dan menyerahkan nyawanya hingga tinggal Hannah dan anak bungsunya yang tersisa.
Antiochus memanggil anak itu maju ke depan dan memohon kepadanya supaya tidak menjadi martir hanya karena hal sepele untuk bersujud di hadapan patung berhala. Raja bahkan lebih jauh menjanjikannya kekayaan diluar impiannya jika dia menurut.
Hannah berkata kepada anak bungsunya, “Anakku, aku mengandung engkau selama sembilan bulan, menyusui engkau selama dua tahun, dan telah menyediakan bagimu segala sesuatu hingga sekarang. Pandanglah ke surga dan bumi – Elohim adalah pencipta segala sesuatu. Janganlah takut kepada penyiksa ini, namun jadilah berharga seperti dengan saudara-saudaramu.”
Anak ini menolak menuruti perintah raja dan akhirnya dibunuh. Sementara anaknya terbaring mati, ibunya memeluk tubuhnya dan memohon Elohim supaya dia dianggap layak bagi anak-anaknya di dalam dunia yang akan datang (Olam Haba). Dia jatuh ke lantai dan mati.
Ada ribuan lainnya yang mengorbankan nyawanya seperti ini sementara orang-orang Antiochus pergi dari kota ke kota dan dari desa ke desa untuk memaksa penduduk supaya menyembah dewa-dewa Yunani.
Satu hari, orang-orang Antiochus tiba di desa Modin dimana Mattiyahu, seorang imam yang tua, hidup. Dia berasal dari garis keturunan Imam Besar Harun. Perwira Syria mendirikan sebuah mezbah di tengah desa dan menghendaki Mattiyahu mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa. Mattiyahu menjawab, “Aku, anak-anakku dan saudara-saudaraku bertekad untuk tetap setia kepada perjanjian yang dibuat Elohim kami dengan bapa leluhur kami!”
Ketika ada seorang Yahudi Hellenis yang bersedia mendekati altar untuk mempersembahkan kurban kepada dewa-dewa, Mattiyahu menarik pedangnya dan membunuh dia, dan anak-anaknya dan kawan-kawannya menyerang orang-orang Syria, membunuh banyak dari mereka dan mengejar sisanya. Kemudia mereka menghancurkan mezbah. Mattiyahu dan anak-anaknya dan kawan-kawannya melarikan diri ke perbukitan di Yudea. Banyak orang Yahudi bergabung dengan mereka. Mereka membentuk pasukan gerilya dan menyerang musuh.
1Makabe 2:1,27-30 Pada waktu itu tampillah Mattathias (Ibrani: Mattiyahu) anak Yohanes, anak Simeon, seorang imam dari anak-anak Yoarib, dari Yerusalem; dan dia tinggal di Modin. … Dan Mattathias berteriak di kota dengan suara nyaring, katanya, “Barangsiapa rindu berpegang pada hukum, dan memelihara perjanjian, hendaklah dia mengikut aku.” Dan dia dan anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan, dan meninggalkan segala sesuatu yang mereka miliki di kota. Kemudian banyak orang yang mencari keadilan dan kebenaran pergi ke padang gurun, dan tinggal di sana, mereka, dan anak-anak mereka, dan istri-istri mereka, dan ternak mereka; karena penindasan ditambah-tambahkan ke atas mereka.
Mereka hidup di gua-gua dan menguatkan orang Yahudi yang setia dan berani untuk bergabung. Mereka membentuk pasukan dan dengan berhati-hati meninggalkan gua-gua dan menyerang pos-pos penjagaan tentara Yunani dan Syria serta menghancurkan mezbah-mezbah dewa-dewa lain.
2Makabe 6:1-9 Dan tidak lama sesudah ini raja menyuruh seorang tua dari Athena untuk memaksa orang-orang Yahudi meninggalkan hukum-hukum bapa leluhur mereka, dan untuk tidak hidup menurut hukum-hukum Elohim; dan juga untuk mencemarkan tempat kudus di Yerusalem, dan menyebutnya dengan nama Yupiter Olympius, dan untuk menyebut tempat kudus di Gerizim dengan nama Yupiter Pelindung orang-orang asing, sama seperti dilakukan mereka yang tinggal di tempat itu. Namun sangatlah menyakitkan dan memilukan perbuatan jahat ini. Karena Bait Suci dipenuhi dengan kerusuhan dan pesta pora Goyim, yang bersukaria dengan pelacur-pelacur, dan berhubungan dengan perempuan-perempuan di dalam halaman tempat kudus, dan lebih lagi membawa masuk barang-barang yang tidak pantas; dan tempat pengurbanan dipenuhi dengan barang-barang kejijikan yang dilarang oleh hukum Torah. Dan seseorang tidak dapat memelihara Shabbat, ataupun melaksanakan hari-hari perayaan bapa leluhur, maupun mengakui dirinya sebagai seorang Yahudi. Dan pada hari ulang tahun raja setiap bulannya mereka dibawa dengan paksa untuk makan perjamuan kurban; dan ketika perayaan Bacchus tiba, mereka dipaksa untuk pergi dalam arak-arakan penghormatan kepada Bacchus, memakai karangan-karangan daun ivy. Dan mereka mengeluarkan ketetapan untuk kota-kota Yunani di sekitarnya, oleh anjuran Ptolemy, bahwa mereka harus menjalankan tindakan yang sama terhadap orang-orang Yahudi, dan harus membuat mereka makan persembahan-persembahan kurban; dan bahwa mereka harus membunuh mereka yang memilih untuk tidak pergi ke ritual-ritual Yunani. Demikianlah kesengsaraan dipertontonkan bagi semua orang untuk menyaksikannya.
Ketika Mattiyahu yang telah tua ada di atas ranjang kematiannya, dia memanggil anak-anaknya berkumpul. Dia mendesak mereka mempertahankan Torah Elohim. Dia meminta supaya pemimpin strategi mereka adalah Shimon si Bijaksana, dan dalam peperangan pemimpin mereka adalah Yehuda si Kuat. Yehuda dikenal sebagai Maccabee – kependekan dari “Mi Kamocha Ba’eilim HaShem” yang diterjemahkan “Siapakah seperti Engkau, ya Elohim.” Lagu ini dinyanyikan kepada Elohim oleh Mosheh (Musa) dan orang Israel setelah Elohim membelah Laut Merah dan memberikan mereka jalan yang aman sekaligus menghancurkan orang Mesir (Keluaran 15:11). (Kisah kepahlawanan Yehuda dan anak-anak Yakub dapat Anda baca dalam Kitab Yashar, mulai pasal 34.)
Kebangkitan Maccabee dan Kejatuhan Antiochus
Pengikut Yehuda akhirnya dikenal sebagai Maccabee, dan menyebabkan kekacauan besar kepada kerajaan. Akhirnya Antiochus mengirim panglima-panglima terbaiknya untuk memusnahkan gerombolan kecil pejuang Yahudi ini. Meskipun tentara kerajaan jauh lebih banyak dan lengkap persenjataannya, Maccabee memenangkan peperangan demi peperangan.
Antiochus IV sadar bahwa dia perlu mengakhiri pemberontakan ini sekali dan selamanya. Dia mengirim pasukan sebanyak 40.000 tentara ke pegunungan Yudea. Ketika Yehuda dan Maccabee mendengar pasukan ini datang, mereka berseru, “Marilah kita berperang sampai mati demi mempertahankan jiwa kita dan Bait Suci kita!” Maccabee berjuang dengan Elohim di hati mereka dan kehormatan Yahudi dalam jiwa mereka. Mereka berjuang demi Torah dan Bait Suci mereka. Setelah serangkaian peperangan berdarah, semuanya usai. Mereka mengalahkan tentara yang kuat dari Antiochus.
Elohim memberikan Maccabee kemenangan mereka yang ajaib.
Dengan kemenangan mereka, Maccabee mendaki pegunungan di luar Yerusalem dan memandang kota itu. Pada tanggal 25 Kislev mereka turun dari pegunungan untuk membebaskan Yerusalem dan mengambil alih Bait Suci mereka. Sementara mereka berjalan ke Kota Suci Yerusalem, mereka sangat sedih dengan apa yang mereka lihat – dewa-dewa, kenajisan, dan kotoran di mana-mana. Mereka memasuki Bait Suci dan dikejutkan dengan pemandangan yang sama. Yerusalem dan Bait Suci harus dikuduskan kembali demi Elohim.
Mujizat Minyak yang Tidak Habis-habisnya
Mereka memulai di Bait Suci, membersihkannya dari semua dewa-dewa dan mendirikan sebuah mezbah yang baru. Menorah (kandil) emas telah dicuri orang Syria, jadi Maccabee membuat lagi tapi dari logam yang lebih murah. Mereka ingin menyalakan kembali Menorah untuk mentahbiskan Bait Suci kepada Elohim yang benar. Mereka menggeledah di antara puing-puing mencari bejana minyak zaitun murni yang telah dikuduskan, namun semuanya telah dinajiskan. Akhirnya, mereka menemukan sebuah bejana kecil dengan meterai Imam Besar Yochanan yang masih utuh.
Dengan hati-hati mereka menuangkan minyak ke dalam Menorah. Mereka sadar minyak zaitun murni yang sedikit itu hanya cukup untuk menyala satu hari saja.
Mereka juga sadar bahwa membutuhkan waktu delapan hari untuk menguduskan minyak bagi Bait Suci. Namun demikian, Maccabee memiliki iman dan mentahbiskan Bait Suci dan menyalakan Menorah. Kemudian terjadilah mujizat besar. Minyak itu terbakar melewati malam pertama dan kedua, dan ketiga. Minyak itu terus terbakar menyala selama delapan malam sampai minyak baru telah siap bagi Bait Suci. Mujizat ini membuktikan Elohim menyertai Maccabee selama ini. Mereka berjuang untuk apa yang mereka percayai dan berpegang teguh di hadapan kematian dengan Elohim di sisi mereka. Iman mereka dalam Elohim dan Torah tidak goyah dan Elohim menunjukkan kepada mereka kehadiran Ilahi-Nya.
Demikianlah Bait Suci ditahbiskan dan dibersihkan.
Mujizat terakhir inilah yang diperingati orang Yahudi setiap tahun dengan penyalaan lilin dan perayaan Chanukkah, atau Hari Raya Terang sampai hari ini.
Dan jika Yeshua dan murid-murid-Nya memberi perhatian pada perayaan ini, tidakkah seharusnya para pengikut-Nya juga memperhatikannya?
Hari Raya Chanukkah dimulai pada erev 24 Kislev, pada saat matahari terbenam dengan penyalaan lilin pertama (paling kanan) dan berlanjut terus hingga 8 hari sampai 2 Tevet, dengan penyalaan lilin kedelapan (paling kiri).
Pemberontakan terhadap pasukan Hellenisasi ini sebenarnya menyelamatkan orang Yahudi dari kemusnahan karena mereka akan berasimilasi ke dalam budaya pagan (penyembahan berhala) di sekelilingnya. Pemeliharaan Yudaisme dan pentahbisan Bait Suci ini berperanan meletakkan panggung bagi lahirnya Yesus Kristus ke dalam sebuah keluarga Yahudi Orthodox di Yudea. Tidak mengherankan Dia pergi ke Bait Suci untuk Chanukkah – Perayaan Pentahbisan – dalam Injil Yohanes 10.
Akhir dari Antiochus dan Kerajaannya
Namun ada yang lain lagi dari kisah ini. Pentahbisan Bait Suci terjadi pada hari ke-25 bulan Kislev, yaitu 14 Desember 164 SM. Dalam hitungan minggu, jika bukan hari-hari, Antiochus IV Epiphanes yang kejam mati dengan tiba-tiba. Sejarawan Yunani, Polybius mengatakan Antiochus sedang melakukan perjalanan ke bagian timur kerajaannya untuk merampok kuil lainnya ketika dia mati karena sakit dengan tiba-tiba dan karena “manifestasi khusus dari ketidaksenangan Ilahi.”
Polybius memberi isyarat mengenai kemungkinan yang sangat kuat bahwa raja menderita penghakiman dari Elohim. Apakah dia tahu itu Elohim orang Yahudi, kita tidak tahu. Kitab non-kanonik 2 Makabe menyatakan dia tahu. Namun kematiannya yang tiba-tiba adalah salah satu contoh dari banyak kematian dari mereka yang datang melawan orang Yahudi. Karena kematian raja, kerajaan Seleucus menjadi semakin lemah dan jatuh ke dalam keadaan yang tidak dapat dipulihkan.
Pengujian Israel
Kitab Suci dengan jelas menyatakan Elohim akan menghakimi bangsa-bangsa karena perlakuan mereka kepada orang-orang Yahudi. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengajarkan hal ini, dan prinsip ini telah terjadi terus-menerus sepanjang sejarah.
Lebih dari ini, Elohim menggunakan Israel untuk menguji hati bangsa-bangsa, dan karenanya mengungkap kebaikan mereka, yang akan membawa kepada berkat, atau niat jahat mereka, yang akan membawa kepada kutuk dan penghakiman. Masa depan mereka akan ditentukan bagaimana mereka menanggapinya. Mungkinkah pengujian yang sama berlaku di dalam Gereja?
Dalam Roma 11, rasul Paulus menunjukkan sikap gereja Roma terhadap orang-orang Yahudi. Dia memperingatkan orang percaya untuk memastikan sikap mereka supaya rendah hati dan menghormati orang Yahudi. Dia bahkan memperingatkan mereka tentang kemungkinan penghakiman dari Elohim jika sikap mereka tidak benar. Gereja yang menghormati akar Yahudi mereka, seperti carang liar yang dicangkokkan ke pohon zaitun, menerima kekuatan yang besar dan makanan. Dengan tidak menghormati akar utama yang menopang iman kita, akan membawa kepada kemerosotan rohani dan bahkan kematian.
Antiochus IV Epiphanes gagal dalam pengujian Israel dan kerajaannya tidak bertahan. Yang lainnya sepanjang sejarah juga gagal dalam pengujian dan mengalami penurunan dan kemusnahan.
Chanukkah, Tindakan Revolusioner
Revolusi Maccabee ini dinubuatkan Daniel kira-kira 300 tahun sebelumnya, dan mujizat keberhasilan revolusi itu masih terus dirayakan selama masa pelayanan Yesus di Bumi. Jika itu tidak berhasil, maka kebudayaan dan kepercayaan Yahudi akan musnah, dan Messias tidak akan dilahirkan ke dalam sebuah keluarga Yahudi yang taat seperti yang dinubuatkan oleh nabi-nabi Perjanjian Lama.
Daniel 12 berbicara mengenai suatu periode “kesusahan yang besar” yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa. Daniel 12:1-4 (ILT)
- Pada waktu itu akan muncul Mikhael, pemimpin besar yang akan mendampingi anak-anak bangsamu. Dan akan ada suatu masa kesusahan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak bangsa-bangsa ada sampai pada waktu itu. Dan pada waktu itu bangsamu akan dibebaskan, yakni semua orang yang akan didapati namanya tertulis dalam kitab itu.
- Dan banyak di antara orang-orang itu yang tidur di dalam debu tanah akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk menjadi malu, dan kejijikan yang kekal.
- Dan orang-orang yang bijaksana akan bercahaya bagaikan cahaya cakrawala. Mereka yang menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang selama-lamanya.
- Tetapi engkau, hai Daniel, sembunyikanlah segala firman itu dan meteraikanlah kitab itu sampai pada Akhir Zaman. Banyak orang akan berlari kian kemari dan pengetahuan akan bertambah.”
“Sampai kapan akhir dari hal-hal yang ajaib ini?” tanya Daniel.
Malaikat itu menjawab bahwa firman ini akan tertutup dan termeterai sampai Akhir Zaman. Namun ketika waktunya tiba, orang yang bijaksana akan memahaminya.
Chanukkah dan Maccabee dapat dipahami dengan baik jika diterangi nubuatan Daniel dan rasul Yohanes dalam Kitab Wahyu. Anda tidak akan mengenal keselamatan, tidak akan mengenal kelahiran Yesus Kristus, tidak akan mengenal Perjanjian Baru, tidak akan ada kelahiran dari perawan Maria, yang mendengar dan dengan rendah mati mentaati suara Elohim, jika tidak ada Chanukkah. (Dalam perhitungan Bible Code ditemukan bahwa Yesus Kristus mulai dikandung oleh perawan Maria pada tanggal 24 Kislev atau petang hari 1 Chanukkah 3758. Baca:Hari Kelahiran Yesus Kristus Dinyatakan dengan Tepat dalam Alkitab dan Bible Code: Itu Bukan 25 Desember!).
Daniel menubuatkan tentang Antiochus Epiphanes atau “manifestasi Elohim” bangkit dari utara dan menduduki Tanah Suci.
Hampir sama seperti Islamic State yang menyatakan perang terhadap Yahudi dan Kristen hari-hari ini, Antiochus berdiri untuk menghapus setiap jejak, setiap ingatan yang dapat membawa orang kepada satu Elohim yang benar atau sejarah umat-Nya.
Nubuatan Daniel mempunya makna ganda, yaitu pada periode Antiochus 167 SM dan pada masa ketika Anti-Kristus akan bangkit pada Akhir Zaman.
Sepertinya Antiochus akan menghapuskan iman (yang benar) kepada Elohim di dunia dan itu akan menjadi akhir dari iman Kitab Suci. Jika dia berhasil, Anda tidak akan memiliki keselamatan, tidak akan ada Perjanjian Baru. Namun Elohim punya rencana lain.
Bayangan Anti-Kristus
Orang-orang Kristen pada Akhir Zaman akan menjadi pemenang, sama seperti Maccabee.
Bahkan, kisah Chanukkah mengandung cetak biru bagaimana menang terhadap rintangan yang luar biasa dari dunia dan sistem Anti-Kristusnya.
Ada umat Elohim, namun kemudian terjadi pemurtadan besar di sekelilingnya. Kejahatan menguasai seluruh negeri, dan ada moralitas baru yang mencoba memusnahkan iman kepada Elohim yang benar. Antiochus membuat hukum ini supaya setiap orang meninggalkan imannya. Dia menyatakan diri sebagai Elohim. Manusia menyatakan dia sebagai Elohim. Dia adalah bayangan dari Anti-Kristus.
Wahyu 13:6,7 (TB) Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Elohim, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.
Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Sama seperti dalam Kitab Daniel, Injil dan Wahyu yang berbicara mengenai kejijikan yang membinasakan (Matius 24:15), Bait Suci di Yerusalem dinajiskan, demikianlah ada berhala yang didirikan di Bait Suci dalam kisah Chanukkah. Dalam tiap kisah, seorang manusia menyatakan dirinya sebagai Elohim, dan duduk di tempat kudus.
Matius 24:15 “Jadi apabila kamu melihat Pembinasa keji (Yunani: bdelugma tes eremoseos, abomination of desolation: kejijikan yang membinasakan) berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh nabi Daniel–para pembaca hendaklah memperhatikannya–
Pembanding: Matius 24:15 Karenanya jika kamu melihat kejijikan yang membinasakan, seperti yang dikatakan nabi Daniel, berdiri di tempat kudus, (barangsiapa membacanya, biarlah dia mengerti:)
2 Tesalonika 2:4 (TB) …yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Elohim. Bahkan ia duduk di Bait Elohim dan mau menyatakan diri sebagai Elohim.
Pembanding: 2Tesalonika 2:4 yakni dia yang menentang dan meninggikan dirinya atas segala sesuatu yang disebut Elohim, atau sesuatu yang disembah, sehingga dia duduk sebagai Elohim di tempat kudus Elohim, sambil menyatakan dirinya bahwa dia adalah Elohim.
Seluruh rakyat di kerajaan Antiochus akan dijadikan satu secara budaya, dicampur ke dalam suatu limbah multikultural penyembahan berhala.
Tuhan yang benar di dalam Kitab Suci pada zaman Maccabee akan digantikan oleh Zeus (Satan).
Seperti itu juga, pada Akhir Zaman, sesuai nubuat dalam Kitab Wahyu dan Daniel, Anti-Kristus (Anti-Messias, atau Pseudo-Messias/Messias Palsu) akan menindas orang-orang kudus Elohim dan menaklukkan mereka, dan mencoba untuk mengubah waktu dan hukum, dan menyatukan seluruh penyembahan dunia hanya kepada dirinya sendiri sebagai Elohim.
Kita hidup dalam masa-masa yang seperti itu. Orang-orang yang percaya kepada Yesus akan menjadi duri di dalam daging bagi orang-orang dunia ini. Dan kita sedang menyaksikannya. Roh Anti-Kristus sedang bekerja sangat kuat di dunia ini. (Apakah Kuda Putih dan Penunggangnya itu akan segera dilepaskan?)
Satu contoh, ada usaha global untuk mengganti penanggalan “waktu” dari BC (Before Christ, atau sebelum Masehi atau sebelum Kristus) menjadi BCE (Before Common Era, atau sebelum masa ini).
Ada peperangan yang sedang berlangsung terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan Elohim, khususnya Messias atau Kristus, dan para pengikut-Nya (orang-orang Kristen). Roh Anti-Kristus sedang berperang terhadap segala sesuatu, khususnya hukum alam yang berasal dari Elohim.
Apa yang sudah dikenal selama ribuan tahun, sepanjang catatan sejarah manusia, tiba-tiba dalam beberapa tahun berganti dengan cepat di tangan sekelompok orang, contohnya perkawinan, antara laki-laki dan perempuan tentu saja. Kini di Eropa dan Amerika dilegalkan untuk kawin dengan sesama jenis. Bahkan pendeta atau pegawai pemerintah yang menolak untuk menikahkan atau orang-orang yang mencemooh hal ini dapat dituntut secara pidana dan dijebloskan ke dalam penjara.
Dalam mitologi Yunani, dewi Europa dirayu oleh Zeus. Benua Eropa mengambil nama dari dewi Europa.
Sama seperti kekristenan di Eropa dipikat dan dibujuk untuk menjauh dari Elohim setelah Perang Dunia II, demikian juga benua Amerika sekarang ini sedang mengalami hal itu.
Eropa adalah peradaban yang dari padanya kekristenan sampai ke Amerika dan Indonesia. Namun, sekarang benua Amerika sedang berpaling dari semuanya itu. Dan semakin hari semakin menjauh dari Elohim. Lalu apa yang terjadi? Roh lain yang datang. Ini rayuan yang sama.
Chanukkah membuka misteri ini, karena itu menunjukkan gambaran Akhir Zaman dari roh yang sedang bekerja di belakang zaman ini, yaitu dewa atau roh yang sama yang bergerak di belakang asal usul Eropa, dewa yang sama yang ada di belakang perang terhadap Israel pada Chanukkah, peperangan yang dilancarkan terhadap orang-orang kudus di Kitab Wahyu, dewa yang sama yang menajiskan Bait Suci. Inilah roh atau dewa lain yang disebut oleh Kitab Suci sebagai ilah dunia ini, yang namanya muncul dalam berbagai bentuk, yang namanya adalah Satan. Inilah roh Iblis (Yunani: diabolos; pendakwa, pemfitnah, penuduh) dan Satan (Yunani: satanas; lawan, musuh, penentang, pendakwa, penuduh) yang akan berperang melawan orang-orang kudus Akhir Zaman.
Penyusupan dan Penyimpangan Kebenaran
Budaya Yunani pada masa Maccabee adalah budaya yang dipenuhi penyimpangan seksual. Budaya Akhir Zaman tidak ada bedanya, dengan dosa yang sama yang merasuk ke dalam gereja.
1 Tesalonika 4:7 (TB) Elohim memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus.
Inilah panggilan Elohim bagi kita, dan Dia memberikan kuasa untuk hidup sebagai orang percaya yang murni dalam Elohim oleh Roh Kudus-Nya. Pilihlah itu, dan Dia akan memberkati Anda.
Matius 24:9 mengatakan, “Kamu akan dibenci oleh semua bangsa karena Nama-Ku,” dan Wahyu 7:13 menggambarkan kumpulan orang percaya yang tidak menyayangi jiwa mereka bahkan sampai pada kematian.
Maccabee berjuang dengan ketekunan yang sama.
Mereka berkata, “Kami tidak perduli tentang melindungi diri kami sendiri. Kami perduli dengan jalan Elohim, dan kami akan hidup atau mati dengan terhormat. Kami akan tetap berjalan di situ apa pun yang terjadi. Kami tidak akan berkompromi. Jika itu menyebabkan kami kehilangan nyawa, baiklah.”
Seperti Esther berkata, “Jika aku harus binasa, biarlah aku binasa.” Lalu dia dilepaskan, dan segala sesuatu kemudian berubah.
Wahyu 12:11 Dan mereka telah menaklukkannya melalui darah Anak Domba dan melalui perkataan kesaksian mereka; mereka tidak menyayangi jiwa mereka bahkan sampai pada kematian.
Beginilah Maccabee berjuang. Mereka tidak gentar, mengetahui bahwa merekalah pemenangnya tidak perduli bagaimana pun hasil peperangan itu.
“Bagaimana jika mereka membunuh kita? OK, kita akan berada di surga. Tidak buruk. Apa yang terjadi pada Maccabee? Mereka hanyalah kelompok kecil yang kelihatannya akan segera dihancurkan. Maccabee memerintah bersama Elohim atas umat Elohim di Yerusalem. Jika Anda berada pada kehendak Elohim dan terus demikian, ingatlah, Anda berapa pada pihak yang menang.
Apa yang terjadi pada akhirnya?
Kitab Wahyu berbicara mengenai orang-orang kudus, mereka yang memisahkan diri demi Elohim. Itulah orang-orang kudus. Akan ada peperangan dilancarkan terhadap mereka, beberapa di antaranya akan terbunuh, namun itu bukanlah akhirnya.
Orang kudus memilih jalan kebenaran, dan mereka akan memiliki kuasa dan kemenangan Elohim. Jalan kebenaran adalah jalan yang selalu berhasil dan menang. Biarlah pelitamu tetap menyala. Pada akhirnya jalan yang benar akan ada berkat, dan pada akhir perlombaan akan ada hadiah. Ketika para orang kudus berbaris bersama-sama, tetaplah bergabung di dalamnya.
Perayaan Chanukkah 5777
Hari Raya Chanukkah atau Hari Raya Terang dirayakan tanggal 24 Kislev 5777 (24 Desember 2016) sampai 3 Tevet 5777 (1 Januari 2017).
Baca:
Referensi:
Kitab 1 dan 2 Makabe
No comments:
Post a Comment