BERANDA ABOUT US ADS : 1 USD FOREVER ASMARA BIOGRAFI BUKU BUKU PINTAR
CHRISTIAN FAITH DISCLAIMER DUNIA KERJA ENTREPRENEURS GO PUBLIC (IPO)
KESEHATAN LIST OF ALL ARTICLES MARKETING MY STARTUP OTHERS
TIP SUKSES DAN KAYA TIPS BLOGGER TIP SEO CONTACT ME PROFESSIONAL WRITER
Ditolak google adsense seperti gue ( richard nata ) ? tenang... ada cliksor. ha...7x http://richardnata.blogspot.com/2015/04/ditolak-google-adsense-seperti-gue.html
SELAIN CLICKSOR, MASIH ADA PROPELLER ADS. HA...7X
Before I start - Teknik SEO MLM Backlink. http://richardnata.blogspot.com/2015/04/teknik-seo-mlm-backlink.html
Follow me - follow you. Tukeran link nyok. he...7x http://richardnata.blogspot.com/2015/05/follow-me-follow-you-tukeran-link-nyok.html
(out of 100's of systems, this is my number #1 recommendation ^^)
Ditolak google adsense seperti gue ( richard nata ) ? tenang... ada cliksor. ha...7x http://richardnata.blogspot.com/2015/04/ditolak-google-adsense-seperti-gue.html
SELAIN CLICKSOR, MASIH ADA PROPELLER ADS. HA...7X
Before I start - Teknik SEO MLM Backlink. http://richardnata.blogspot.com/2015/04/teknik-seo-mlm-backlink.html
(out of 100's of systems, this is my number #1 recommendation ^^)
KALAU SUKA BERMAIN GAME JANGAN LUPA KLIK PLAY NOW ATAU DOWNLOAD.
WITH 1 USD THEN YOUR TEXT POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 1 USD PER ARTICLE FOREVER.
WITH 5 USD THEN YOUR BANNER POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 5 USD PER ARTICLE FOREVER.
WITH 10 USD THEN YOUR BIG BANNER POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 10 USD PER ARTICLE FOREVER.
CONTACT RICHARD.NATA@YAHOO.CO.ID
KALAU SUKA BERMAIN GAME JANGAN LUPA KLIK PLAY NOW ATAU DOWNLOAD.
WITH 1 USD THEN YOUR TEXT POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 1 USD PER ARTICLE FOREVER.
WITH 5 USD THEN YOUR BANNER POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 5 USD PER ARTICLE FOREVER.
WITH 10 USD THEN YOUR BIG BANNER POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 10 USD PER ARTICLE FOREVER.
CONTACT RICHARD.NATA@YAHOO.CO.ID
WITH 5 USD THEN YOUR BANNER POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 5 USD PER ARTICLE FOREVER.
WITH 10 USD THEN YOUR BIG BANNER POSTED IN THE ARTICLE FOREVER. 10 USD PER ARTICLE FOREVER.
CONTACT RICHARD.NATA@YAHOO.CO.ID
If you love your children, make his/her fantasy in a book. Create your children love you more deeply. Make your children proud of himself/herself. We turn your little ones into heroes/princess, by adding their name, age, photo, home town and three/four/five friends' names to the story.
If you are satisfied with my work, then we can make a series of books as much as 12 books or 20 books.
Contact richard.nata@yahoo.co.id
Campaign on Indiegogo : Together we can create "A story with millions of your own adventure in it".
Please support us with $ 1 or more. And I will give you a gift worth $ 60 or more.
And every dollar you give to support this campaign I will return with perks worth tens, hundreds or even thousands of times.
http://www.indiegogo.com/project/preview/9ab70bcc
http://richardnata.blogspot.com/2015/06/campaign-together-we-can-create-story.html
Minggu, 06 April 2014
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH DALAM KUTIPAN DAN REFERENSI
a. Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya berisi kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide dasar harus tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang, misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah wawancara, ceramah, ataupun pidato. Namun, kutipan dari pernyataan lisan ini harus dikonfirmasikan dulu kepada narasumbernya sebelum dicantumkan dalam tulisan.
Terdapat dua jenis kutipan:
a. Kutipan langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali.
b. Kutipan tidak langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain dengan menguraikan inti sari pendapat tersebut, susunan kalimat sesuai dengan gaya bahasa penulis sendiri.
b. Sumber Kutipan (Referensi)
Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalahreferensial, menunjukkan bahwa argumen-argumen yang diajukan dilandasi oleh teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan kejujuran intelektual dengan mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang digunakan. Dalam praktik penulisan, setiap kali penulis mengutip pendapat orang lain, baik dari buku, majalah, ataupun wawancara, setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber kutipan (buku, majalah, atau koran) yang digunakan.
Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini mempunyai fungsi sebagai:
1. Menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah).
2. Menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika hak cipta intelektual).
Terdapat dua model pencantuman referensi:
a. Catatan tubuh (bodynote), dilakukan ketika penulis mencantumkan sumber kutipan langsung setelah selesainya sebuah kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
b. Catatan kaki (footnote), dilakukan apabila penulis mencantumkan nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.
Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.
c. Teknik Menggunakan Catatan Kaki
Catatan kaki mempunyai kelebihan dibandingkan dengan catatan tubuh, yaitu:
1). Catatan kaki mampu menunjukkan sumber referensi dengan lebih lengkap. Dalam cacatan tubuh, yang ditampilkan hanya nama pengarang, tahun terbit buku, serta halaman buku yang dikutip. Dalam catatan kaki, nama pengarang, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan halaman dapat dicantumkan semua. Hal ini tentu mempermudah penelusuran bagi pembaca.
2). Selain sebagai penunjukan referensi, catatan kaki dapat berfungsi untuk memberikan catatan penjelas yang diperlukan. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan dengan catatan tubuh.
3). Catatan kaki dapat digunakan untuk merujuk bagian lain dari sebuah tulisan.
Berdasarkan kelebihannya tersebut, catatan kaki bisa berisi:
1). Penunjukan sumber kutipan (referensi).
2). Catatan penjelas.
3). Penunjukan sumber kutipan sekaligus catatan penjelas.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan kaki:
1) Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dengan naskah skripsi oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan otomatis dilakukan oleh programMicrosoft Word dengan cara mengklik insert, kemudianreference, kemudian footnote.
2) Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari nomor satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab menggunakan nomor satu, begitu seterusnya.
3) Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
4) Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf dalam naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
ü Times New Roman (size 10)
ü Arial (size 9)
ü Tahoma (size 9)
5) Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh karakter.
6) Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
7) Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak dibalik.
8) Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan utama memberikan keterangan tambahan adalah: jika keterangan tersebut ditempatkan dalam naskah (menyatu dengan naskah) akan merusak alur tulisan atau naskah tersebut. Tidak ada batasan seberapa panjang keterangan tambahan, asalkan proporsional.
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang, judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[1]
Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1, nama pengarang 2, nama pengarang 3,judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[2]
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[3]
Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, nama-nama pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[4]
Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut telah mengalami revisi.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang, judul buku (nomor volume/jilid; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[5]
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[6]
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut telah diterjemahkan dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[7]
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” judul buku,ed. nama editor (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[8]
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit), halaman.[9]
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama media,tanggal terbit, tahun, halaman.[10]
Berita koran/majalah
”Judul berita,” nama media, tanggal terbit, tahun, halaman.[11]
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis, ”judul skripsi/tesis/disertasi,” (level karya, fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit), halaman.[12]
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis, ”judul makalah,” (forum penyampaian makalah, penyelenggara seminar, nama kota, tanggal seminar, tahun).[13]
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen, nama dokumen,(nama kota, tanggal dikeluarkan dokumen, tahun).[14]
Artikel dari internet
Nama penulis, ”judul artikel,” alamat lengkap internet (tanggal akses).[15]
Jika artikel di internet tidak mencantumkan nama penulis, maka langsung mengacu pada judul artikel.[16]
Pernyataan lisan
Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato), tanggal pernyataan dilakukan.[17]
Referensi dari sumber kedua
Keterangan lengkap sumber pertama (sesuai dengan aturan catatan kaki), seperti dikutip oleh keterangan lengkap sumber kedua (sesuai aturan catatan kaki).[18]
Perhatikan: frase ”seperti dikutip oleh” menunjukkan bahwa penulis tidak membaca sumber asal (pertama) kutipan, hanya membaca dari orang lain (sumber kedua) yang mengutip sumber pertama.
d. Beberapa Singkatan Khusus dalam Catatan Kaki
1) Ibid.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki nomor tersebut sama dengan referensi pada nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan kaki lain). Apabila halamannya sama, cukup ditulisIbid., bila halamannya berbeda, setelah Ibid. dituliskan nomor halamannya.
2) Op.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citatoyang berarti pada karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Op.Cit.khusus digunakan bagi referensi yang berupa buku.
3) Loc.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citatoyang berarti pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Namun, referensi yang diacu Loc.Cit.bukan berupa buku, melainkan artikel, baik itu dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya.
Contoh penggunaan:
1 شمس الدين بن محمد بن علي احمد الدوري, طبقات المفسرين, (بيروت : دار الكتب العلامية, 1998), ط. 5, ج. 2, ص. 111
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj.Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.
4 Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
5 Ibid., hal. 28.
6 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,”Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 45.
9 Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html(akses 16 Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.
11 Ibid., hal. 99.
12 Ibid.
13 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14 Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
Cara membaca:
ü Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya sama persis dengan nomor (1) baik buku maupun halamannya.
ü Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2), hanya saja beda halamannya.
ü Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya saja beda halamannya.
ü Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan nama pengarang dan halaman.
ü Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
ü Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki sebelumnya, tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya saja beda halamannya.
ü Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
ü Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
ü Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk halamannya, dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakanLoc.Cit.
ü Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya beda halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (7) berbentuk buku (bukan artikel) maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan halamannya.
ü Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
e. Teknik Menggunakan Catatan Tubuh
Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan tersebut, tanpa perlu berpindah ke bagian bawah halaman.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:
1). Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung buka dan kurung tutup.
2). Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan halaman yang dikutip. Contoh:
a). Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger.
b). Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.
3). Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh:
a). Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung, ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan akhir kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh. Contoh:
Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat (Lull, 1995: 31-38).
b). Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda kurung. Model ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan. Contoh:
Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat.
Buku dengan satu pengarang
ü ..... (Lull, 1995: 31 – 38).
ü Menurut Lull (1995: 31 – 38), .....
Buku dengan dua atau tiga pengarang
ü ….. (Dreyfus dan Rabinow, 1982: 72 – 76).
ü Dreyfus dan Rabinow (1982: 72 – 76) mengatakan …..
Buku dengan banyak pengarang
ü ...... (Ibrahim, et al., 1997: 52 – 54).
ü ...... (Ibrahim, dkk., 1997: 52 – 54).
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
ü ..... (Lapidus, Vol.1, 1988: 131).
ü Mengacu pada Lapidus (Vol.1, 1988: 131), …..
Buku terjemahan
ü ….. (Berger, terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45).
ü Berger (terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45) menandaskan .....
Artikel dari sebuah buku antologi
ü ..... (Alam, dalam Mastuhu dan Ridwan (eds.), 1998: 77).
ü Menurut Alam (dalam Mastuhu dan Ridwan (eds.), 1998: 77), .....
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
ü ...... (Hidayat, Jurnal ISKI, No. 2, Oktober 1998: 25-26).
ü Hidayat (Jurnal ISKI, No. 2, Oktober 1998: 25-26) menyebut …..
Artikel dari koran/majalah
ü ..... (Fukuyama, Koran Tempo, 22 November 2001).
ü Melandaskan argumen pada Fukuyama (Koran Tempo, 22 November 2001), ......
Berita koran/majalah
ü ..... (Republika, 10 September 2002).
ü Harian Republika (10 September 2002) memberitakan .....
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
ü ..... (Nazaruddin, Skripsi, 2004: 205).
ü Menurut Nazaruddin (Skripsi, 2004: 205), .....
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
ü ..... (Nazaruddin, Makalah, 2007).
ü Dalam makalahnya yang disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional Komunikasi, Nazaruddin (2007) mengatakan, .....
Dokumen yang tidak diterbitkan
ü ..... (U.S. Department of Foreign Affairs, 1998).
ü Dalam dokumen yang dikeluarkan U.S. Department of Foreign Affairs (1998) disebutkan bahwa …..
Artikel dari internet
ü ….. (Chesney, www.thirdworldtraveler.com/ Robert_McChesney_ page.html, akses 15 Juni 2007).
ü Mengutip Chesney (www.thirdworldtraveler.com/Robert_ McChesney_page.html, akses 15 Juni 2007), …..
Perhatikan: alamat web yang dicantumkan adalah alamat lengkap, dengan cara copy-paste dari address web secara langsung.
Pernyataan lisan
ü ….. (Samijan, wawancara, 11 November 2006).
ü Dalam wawancara dengan penulis, Samijan (11 November 2006) mengatakan ……
Referensi dari sumber kedua
ü Menurut Marx (seperti dikutip Takwin, 2000: 44), ......
f. Penggunaan Kutipan dan Referensi
1). Kutipan langsung empat baris atau lebih
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan dipisahkan dari teks.
b). Kutipan menjorok ke dalam lebih kurang tujuh karakter. Bila awal kutipan adalah alinea baru, baris pertama kutipan menjorok lagi ke dalam lebih kurang tujuh karakter.
c). Kutipan diketik dengan spasi satu.
d). Kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (boleh tidak).
e). Jika menggunakan catatan tubuh (bodynote), maka cacatan tubuh dicantumkan setelah kutipan. Contoh:
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kelas berkuasa bekerja melalui ideologi untuk melanggengkan dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu yang menyusun kelas yang berkuasa berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya. Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa tersebut.” (Berger, 2000: 44 – 45)
Dalam contoh di atas, kalimat ”Pertanyaannya kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat ”Individu-individu.....pada masa tersebut” adalah kutipan langsung dari sebuah buku yang ditulis Arthur Asa Berger, diterbitkan pada tahun 2000, dan kutipan berasal dari halaman 44-45 buku tersebut.
f). Jika menggunakan catatan kaki (footnote), maka nomor indeks ditempatkan setelah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut. Contoh:
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kelas berkuasa bekerja melalui ideologi untuk melanggengkan dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu yang menyusun kelas yang berkuasa berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya. Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa tersebut.” [19]
Dalam contoh di atas, kalimat ”Pertanyaannya kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat ”Individu-individu.....pada masa tersebut” adalah kutipan. Catatan kaki dalam contoh ini bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan. [20]
2). Kutipan langsung kurang dari empat baris
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b). Kutipan harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
c). Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart (1967: 61) mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political act, the mechanism for wielding power."
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan ….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The symbolic ….. for wielding power”adalah kutipan dari buku yang ditulis R.P. Hart, diterbitkan pada tahun 1967, dan kutipan berasal dari halaman 61 buku tersebut.
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political act, the mechanism for wielding power." [21]
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan ….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The symbolic ….. for wielding power”adalah kutipan. Catatan kaki dalam contoh ini bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan. [22]
3). Kutipan tidak langsung.
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b). Kutipan tidak boleh menggunakan tanda kutip.
c). Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan (Wollacott, 1982: 109, Barrat, 1994: 51-52). Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, pernyataan bahwa ”ideologi yang dominan yang akan tampil dalam pemberitaan”adalah inti pendapat dari James Wollacott dan David Barrat yang penulis sajikan dalam bahasa sendiri.
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan.[23] Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, catatan kaki bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan. [24]
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka/bibliografi adalah daftar yang berisi buku, artikel, dokumen, dan segenap kepustakaan lainnya yang digunakan dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, ditempatkan di bagian terakhir (halaman terpisah/tersendiri) dari tulisan ilmiah tersebut. Daftar pustaka atau bibliografi mutlak ada dalam sebuah karya ilmiah, menunjukkan sifat referensial atas karya tersebut. Bibliografi disusun secara alfabetis (Lampiran VI.3).
Unsur-unsur dalam sebuah daftar pustaka:
ü Nama pengarang (ditulis secara terbalik).
ü Judul buku (termasuk judul tambahannya).
ü Data publikasi (tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit).
ü Nama pengarang artikel dan judul artikel (untuk artikel).
ü Data publikasi media, untuk artikel di media (nama media, tanggal terbit).
ü Alamat lengkap internet dan waktu akses (untuk bahan dari internet).
Cara penyusunan daftar pustaka:
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Barrat, David. Media Sociology. London and New York: Routledge, 1994.
Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), nama pengarang 2 (tidak dibalik), nama pengarang 3 (tidak dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Dreyfus, Hubert L., Paul Rabinow. Beyond Structuralism and Hermeneutics. Chicago: University of Chicago Press, 1982.
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), et.al. Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Ibrahim, Idi Subandi, et.al. Hegemoni Budaya. Yogyakarta: Bentang, 1997.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Rev.ed. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Rev.ed. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Volume/Jilid. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Lapidus, Ira M. A History of Islamic Societes. Vol.1. Cambridge: Cambridge University Press, 1988.
Buku terjemahan
Nama pengarang asli (dibalik). Judul buku, terj. nama penerjemah. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000.
Kamus
Nama pengarang kamus (dibalik). Judul kamus. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Judul buku,ed. nama editor. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Alam, Rudi Harisyah. “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan. Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998.
Perhatian: jika editor satu orang maka menggunakan singkataned., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit), halaman.
Hidayat, Dedy N. "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, II (Oktober, 1998), hal. 32-43.
Perhatian: halaman yang dimaksud di daftar pustaka ini adalah halaman dari awal sampai akhir tempat artikel berada dalam jurnal/majalah ilmiah, bukan halaman yang dikutip.
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama media,tanggal dan tahun terbit.
Fukuyama, Francis. “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November 2001.
Berita koran/majalah
”Judul berita,” Nama media, tanggal dan tahun terbit.
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September 2002.
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul skripsi/tesis/disertasi.” Level karya, fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit.
Nazaruddin, Muzayin. “War Against Terrorism: Critical Discourse Analysis.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004.
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul makalah.” Forum penyampaian makalah, penyelenggara seminar, nama kota, tahun.
Nazaruddin, Muzayin. “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron Mistik Indonesia.” Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen. Nama dokumen. Nama kota, tanggal dan tahun dikeluarkan dokumen.
U.S. Department of Foreign Affairs. Testimony by John. J. Maresca, Vice President International Relations Unocal Corporation to House Committee on International Relations Subcommittee on Asia and The Pacific. Washington D.C., 12 February 1998.
Artikel di internet
Nama penulis (dibalik). ”Judul artikel.” Alamat lengkap internet (waktu akses).
McChesney, Robert. “Rich Media Poor Democracy.”www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html(akses 16 Agustus 2006).
”Judul artikel.” Alamat lengkap internet (waktu akses).
“Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat.”www.walhi.or.id/kampanye/bencana (akses 17 Agustus 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hanafi, Psikologi Umum, Jakarta : Reneka Cipta, 1992
Albert Bandura, The ChangingFace of Pyichology at the Dawning of a Alobalization Era, 1998, vol. 429
Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003
Bauman Z, Globbalization; The Human Consequences, 1998, vol. 421
Dawam Raharjo, Intelektual, Intelgensi, dan Perilaku Politik,Rahardjo, Bandung :Al-Mizan, 1996, h. 261
Desjarlais, R., Eisenberg, K.J., World Mental Health, 1995
Dinesh Bhugra and Anastasia Mastrogianni, Globalisation and mental disorders
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami,Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 1994
EnthinHervina, tempo; Lebih lanjut lihat, Mulyadhi Kartanegara, Psikologi Islam, Diktat
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (terjemah), Jakarta : PT Grafindo Persada, cet., ke-7
Jeffrey Jense, The Pyichology of Globalization, 2002, vol.57
Kirmayer & Young, A, Culture and Samatization, 1998, 67
Kirmayer, L.J., & Minas, I.H., The Future of Cultural Psyciatri, 2000, 45
Kunit, S.J., Globalization State and the Health of Indigenous Peaples, 2000, Vol. 90
Loren Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet., ke-3
MariaT, Dkk, The Psychology of Workingand Globalisation; a New Perspektiffor a New Era, 2008
Muhammad Ash-Shadr, Pandangan Bagir ash-Shadr terhadap Pelbagai Aliran Filsafat Dunia (terjemah), Bandung : al-Mizan, 1993
Murray, C.J.L. & Lopez, A.D., Alternative Projektion of Mortality By Cause 1990-2020, 1997, Vol. 349
Sarlito, W. Sarwono, Perkenalan Dengan Aliran-Aliran dan Tokoh Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang, 2002, Cet., ke-3
Sartorius, N., Ustun, T.B., Lecrubier, Y., Depression Comorbid With Anxiaty, 1996, 13; Zhang et Al, 1998)
Soerjono Soekanto, Sosiologi “Suatu Pengantar”(Jakarta : PTRaja Grafindo Persada, 1990), cet., ke-19
Zhang, W.X., Shen, Y.C. & Li, S.R., Epidemological Investigation on Mental Disordes in 7 Areas of China, 1998, 22
Al-Qardhawy, Yusuf, at-Tatharafual-Ilmanifi Muwajahatial-Islam (terjemah), Jakarta :Pustaka al-Kausar, 2000, cet., ke-1
Al-Bana, Gama, at-Ta’addudiyyah fiqh Mujtama’ Islamy, Jakarta: MataAir Publishing, 2006, cet., ke-1
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Aktiftas Islam menghadapi Tantangan Global, Solo : Al-Alaq, 2003, cet., ke-1
As-Shabuni, Muhammad, at-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur'an, (Bairut: ‘Alim al-Kutub, 1985), cet. ke-1
Al-Syaibani, Abu ‘Abdillah bin Muhammad bin Hanbal bin Halal, Al-Musnad li Imam Ahmad bin Hanbal, (Bairut: Dar al-Fikr, 1994), Cet. ke-2l, Jilid 5, h. 411
Arkoun, Mohammad dkk, Orientalisme Vis Avis Oksidentalism(terjemah), Jakarta : Pustaka Firdaus, 2008, cet., ke-1
Adh-Dhahabi, Tafsir wa al-Mufasirun, Kairo : Maktabah Wahbah, 2000, cet.,k-7
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet. ke-3, h.307;
Departemen Dendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007 Edisi III, cet., ke-7
Saekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta :PTRaja Grafindo Persada, 1994, Edisi IV, cet., ke-9
Salim, Peter, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern English Pres, 1996, t.cet.
Legenhausen, Muhammad, Islam and Religious Pluralism(terjemah), (Jakarta : PT Lentera Basritama, 2002, cet., ke-1
Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama, (Jakarta : Gema Insani, 2005), cet., ke-1
Jaiz, Hartono Ahmad, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, (Jakarta : Pustaka al-Kausar, 2002), cet., ke-3
Jamaluddin, M.Ed (ed), Mendidikusikan kembali Eksistensi Madrasah, “Menyoal Pendidikan Agama Pluralis” (Jakarta :Logos,2003), cet., ke-2
Al-Kharasyi, Sulaiman bin Saleh, Al-‘Ashraniyyah Qintharat al-‘Almaniyyah, (terjemah), Bogor : Pustaka Thariqul Izzah : 2005
H.Hart, Michael, The 100, A Ranking of The Most Influential Persons in Histor,(terjemah) Jakarta : Pustaka Jaya, 1997, cet., ke-18
Wensinck,, A.J., al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fadhi al-Hadis an-Nabawi, (Leyden : Brill, 1985), t.cet., Jilid 6
Yakin, Fathi, Islam Era Global, Yogyakarta : Ababil, 1996, cet., ke-1
Abdullah, Abdurrahman Salih, Educational Theory Qur’anic Theory (Mekkah: Ummul Qura University, tt).
Abudin Nata, Pendidikan Islam di Era Global, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005
'Ali, Hasan Abd. al, Al-Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qarn al-Rabi'al-Hijryi (TT: Dar al-Fikr al-'Araby,tt)
Asari, Hasan. Menyingkap Zaman Keemasan Islam, (Bandung: Mizan, 1994).
Asep Suryahadi, Globalization And Wage Inequality In Indonesia A Cge Analysis(Journal) The SMERU Research Institute : : April 2001
Asrowi, Psikologi Global (Dalam Perspektif Globalisasi),Jurnal Pascasarna UIN Jakarta, 2006
Asifudin, Ahmad Janan, Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis), Yogyakarta : Sunan Kalijaga Press, 2009
Aziz, M. Amin, “Islamisasi sebagai Isu”, Ulumul Qur’an, Volume II, No. 4. 1992
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modrnisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.
------, Islam in The Indonesian World, Bandung : Mizan, 1996
------, Paradigma Baru Pendidikan Nasional; Rekonstruksi dan Demokratisasi, Jakarta: Kompas, 2002.
-----, Pendidikan Tinggi Islam dan Kemajuan Sains, dalam Charles Michael Stanton, Pendidikan Tinggi dalam Islam (Jakarta: Logos, 1994)
Bakar, Osman, Hierarki Ilmu: Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu, Bandung: Mizan, 1998, cet. Ke-3.
Brown, P. & Lauder, H.. Education, globalization, and economic development. Journal of Education Policy, (1996) 11(1),
Brown, T.. Challenging globalization as discourse and phenomenon.International Journal of Lifelong Education, (1999)18(1)
Bendit, R. and W. Gaiser, Integration and Segregatio of Young People in a Changing World, Prospects, (1995) Vol. xxv, No.3, Sept
Cheng, Y.C. A CMI-Triplization Paradigm for Reforming Education in the New Millennium. International Journal of Educational Management. . (2000) 14 (4), 156-174.
Daud, Wan, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas, Bandung: Mizan, 2003.
Deming, Edward W., Out of The Crisis, Cambridge: Cambridge Univercity, 1973
Dewey, John, Democracy and Education, Encyclopedia Americana, 1979
Fahrina, Pendidikan Islam Di Era Globalisasi:http://fahreena.wordpress.com/2010/07/02/pendidikan-islam/
Faruqi, Ismail Raji al, Islamisasi Pengetahuan, (terj.) oleh Anas Mahyuddin dari Islamization of Knowledge, Bandung: Pustaka, 1984.
Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas, terj. Pedagogy of the Oppressed, Jakarta: LP3ES, 2000, ceet. Ke-3
Geertz, Clifford, “Modernization in A Moslem Society: The Indonesia Case”, da’am Quest, vol. 39 (Bombay: 1963). Hadi S, Qamarul,Membangun Insan Seutuhnya, Al-Ma'arif, Bandung, 1986
George Ritzer, Dkk., Modern Sociological Theory, (terjemah) Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007
Hossein Nasr, Syed, Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas Mahyuddin, Bandung: Mizan, 1983
Hossein, Science And Civilization In Islam, (Cambridge: Harvard University press, 1968).
Ilich, Ivan, Bebaskan Masyarakat Dari Belenggu Sekolah, terj. Deschooling Society, Jakarta: Yayasan Obor, 2000, ed. Ke-1, cet. Ke-2
ILO, A Fair Globalization: Creating Opportunities for All, Geneva, International Labour Office (2004)
Ismadi, Bambang, “Prasyarat strategis pengembangan IPTEK dalam era globalisasi”, http://pdfmachine.com
Jalal, Fasli, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicita, 2001
Jenie, Umar A., Paradigma dan Religiositas Perkembangan Iptek, dalam bukuReligiusitas Iptek, Yogyakarta: 1998, cet. Ke-1.
Kellner, Douglas, Globalization September 11, and the Recructrring of Education, In Critical, Redical Pedagogies, Global Conflicts, 2005
Luthfi, Faisal, “Sang Peramal Desa Global”,http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=61339e43408033a225cf34b8bd2a2e76&jenis=d82c8d1619ad8176d665453cfb2e55f0&PHPSESSID=d026aff301a610210159e13fdb7f8cef
Majid, Abdul, “Islam di tengah peradaban Global”, http://bki-fikomunpad.blog.friendster.com/2005/04/islam-di-tengah-peradaban-global/
Makdisi, George. The Rise of Colleges (Edinburgh : Edinburgh University Press, 1981).
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980
Mark K. Smith, The place of informal and non-formal education in development - the experience of the south.(jurnal).http://www.infed.org/biblio/colonialism.htm
Mc Clelland, David C, The Achieving Society, The Mcmillan Company, 1961
Menjejaki Model-model Pengembangannya, dalam buku Quo Vadiss Pendidikan Islam (ed.) Mudjia Rahardjo, Malang: Cendekia Paramulya, 2002.
Michelle Attrae Tonna, Teacher Education in a Glabalization Age, (Journal) Critical Education Police Studies Vol.5, No.1 (mei 2010)
Mohd Abbas Abdul Razak, Globalization And Its Impact On Education And Culture: Department of General Studies, Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, World Journal of Islamic History and Civilization, 1 (1): 59-69, 2011
Muchsin, Bashori dan Wahid, Abdul, Pendidikan Islam Kontemporer, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006
Mulkhan, Abdul Munir, Rekosntruksi Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, dalam buku Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya Media, 1997
Muslikhun Iksan, Strategi Pendidikan Islam dalam menghadapi era global:http://www.staiindo.ac.id/index.php/lp2m/artikel/edisi-kedua/strategi-pendidikan-islam-dalam-menghadapi-era-global
Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam and Civilization in Islam (Cambridge: Harvard University Press, 1998)
Naquib Al-Attas, Syed Muhamad, Konsep Pendidikan dalam Islam, Mizan, Bandung: 1987
Narmoatmojo, Winarno, “Dinamika Peradaban Global dan Pengaruhnya Bagi Negara dan Bangsa”, http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/ files/2009/10/dinamika-perd-global.pdf
Nata, Abuddin, Tema-Tema Pokok al-Qur`an (Jakarta : Biro Mental DKI, 1993)
Nata, Abudin, Manajemen Pendidikan,Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Bogor : Kencana, 2003
Pinelopi Koujianou Goldberg And Nina Pavcnik Distributional Effects of Globalization in Developing Countries Journal of Economic Literature Vol. XLV (March 2007)
Qamarul Hadi, S., Membangun Insan Seutuhnya, Al-Ma'arif, Bandung, 1986.
Rachman, Arief, Kualitas Pendidikan Harus Dimaksimalkan, Media Indonesia, 30 Mei 2002
Rafiq, Mohd. “Tantangan dan Peluang Komunikasi Islam Pada Era Globalisasi Informasi”, idb2.wikispaces.com/file/view/ok2015.pdf
Rahardjo, M. Dawam, Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa: Risalah Cendikiawan Muslim, Mizan, Bandung: 1996
Rahardjo, Mudjia, Islamisasi Ilmu Pengetahuan Sosiologi Islam sebagai Sebuah Tawaran, dalam buku Quo vadis Pendidikan Islam, (ed.) Mudjia Rahardjo, Malang: Cendekia Paramulya, 2002.
Rahman, Budy Munawar, ed., Kontektualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Paramadina, Jakarta: 1995
Ramayulis, Studi Tentang Konsep Pendidikan Mohammad Natsir (Batusangkar: Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar, 1979)
Robert F. Arnove, Reframing Comparative Education The Dialectic of The Global and The Local: Journal Vol.13, No.2
Robertson, Globalization : Sosial Theory and Global Cultur, londeon: Sage, 1992
Ronald A. Lukens-Bull, Teaching Morality Javanese Islamic Education In A Globalizing Era (Journal)University Of North Florida, Jacksonville: 2001
Sadegh Bakhtiari, Globalization And Education Challenges And Opportunities (Journal) Isfahan University, Iran 2010
Saiful Akhyar Lubis, Islamic Education Toward The Era Of Social Change: Effort In Enhancing The Quality(Journal) 2009
Salam, Solihin, Wajah Nasional (Jakarta: Pusat Studi dan Penelitian Islam, 1990)
Sanaki, Hujair AH., “Paradigma Baru Pendidikan Islam”,http://Www.Sanaky.Com/Materi/Paradigma_Br_Pendidikan_Islam_Sebuah_Upaya.pd
Sardar, Ziauddin, Jihad Intelektual Merumuskan Parameter-parameter Sains Islam, terj. AE Priyono, Surabaya: Risalah Gusti, 2000
Sari Sitalaksmi, Dkk. Globalization and Working Conditions: Evidence from Indonesia (artikel) PDF
Stanton, Charles Michael, Pendidikan Tinggi dalam Islam (Jakarta: Logos, 1994).
Sudjana, HD., Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2000
Suwito, Pendidikan yang Memberdayakan, Makalah Pengukuhan Guru Besar di Bidang Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Januari 2002.
Syalabi, Ahmad. Al-Tarbiyah al-Islamiyah (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1982)
Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia, Bogor : 1999
Tilaar, H.A.R., Kajian Kritis Sistem Pendidikan Nasional, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional “Mencari Paradigma Baru Pendidikan Nasional Memasuki Milenium III” dalam HUT PGRI di Jogjakarta.
UNESCO, Learning the Treasure Within, Paris, Co-publication Unesco/odile Jacob Publishers. (1996)
Wahid, Marzuki, “Pesantren di Lautan Pembangunanisme: Mencari Kinerja Pemberdayaan”, dalam Marzuki Wahid, et.al (ed.) Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), cet. ke-1.
Weber, Mark, The Protestan Ethic and Spirit Capitalism, Simon dan Schuster, New York, 1980.
Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran (Jakarta : Hidakarya Agung, 1978).
Zhang, W.X., Shen, Y.C. & Li, S.R., Epidemological Investigation on Mental Disordes in 7 Areas of China, 1998, 22
Al-Zarqani, Muhammad Abd al-Adhim, Manahi al Urfan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Fikr, 1988, t.cet., Jilid 1
Al-Zarkasyi, Badr al-Din Muhammad bin Abd Allah, al-Burhan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Kutub al-Alamiyyah, 2001, t.cet.
Al-Ghazali, Abu Hamid, Tahafut al-Falasifah, terjemah, Yogyakarta: Futuh Printika, 2003, cet. ke-1
Aceh, Abu Bakar, Sejarah al-Qur'an, Solo: CV. Ramdani, 1989, cet. ke-6
Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlar, Kamus Kontemporer, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996), cet. ke-1
Alavi, A. Q. R., We Approach Islam, Luclnow, Nasianal Book Center, t.cet.
Ali, S.A., The Spirit of Islam, London, Christopher, 1985
Al-Suyuti, Jalal al-Din, al-Itqan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Fikr, tth., t.cet.
Al-Shabuni, Muhammad Ali, al-Tibyan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Alim al-Kutub, tth., t.cet.
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet. ke-3
Bahesty dan Bahonar, Philosopi of Islam, terjemah, Jakarta: Risalah Masa, 1991, cet. ke-1
Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur'an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, cet. ke-2
Beerling, Dkk., Inleiding tot de Wetenschapsleer; Terjemah, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997, cet. ke-4
Khalaf, Abd al-Wahhab, Ushul Fiqh, Kuwait: Dar al-Kuwaitiyyah, 1968, cet. ke-8
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000, cet. ke-13
Sudarto, Metodologi Penelitian filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, cet. ke2
Salim, Peter, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern English Pres, 1996, t.cet.
Saleh, Subhi, Mabahis fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Ilm li al-Malayyin, 1988, cet. ke-17
Poerwadarmita, W.S.J., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN, Balai Pustaka, 1983), cet ke-2
Darajat, Zakiah, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1985), cet ke-5
Sarwono, Sarlito Wirawan, Seksualitas dan Fertilitas Remaja(Jakarta: CV Rajawali, 1983), cet ke-2
Al-Mahdi, Perlukah Pendidikan seks pada Remaja, Anda (Tabloit) No. 59 (oktober 1987), h. 3;
Fj. Monks, A.M.P. Knoers dan Siti Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: GMUP, 1988), cet ke-4
Akbar, Ali dan Yusuf Abdullah Puar, Bimbingan Sex Untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Antara, 1990), cet ke-2
Miqdad, Akhmad Azhar Abu, Pendidikan Seks Bagi Remaja,(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), cet ke-1
[1] David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 273.
[2] Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
[3] Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang, 1997), hal. 52 - 54.
[4] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 55.
[5] Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1; Cambridge: Cambridge University Press, 1988), hal. 131.
[6] Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
[7] Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), hal. 595.
[8] Rudi Harisyah Alam, “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan (Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998), hal. 67-77.
[9] Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
[10] Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 4.
[11] “Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September, 2002, hal. 6.
[12] Muzayin Nazaruddin, “War Against Terrorism: Critical Discourse Analysis,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal. 205.
[13] Muzayin Nazaruddin, “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron Mistik Indonesia,” (Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 26 – 28 Juni, 2007).
[14] U.S. Department of Foreign Affairs, Testimony by John. J. Maresca, Vice President International Relations Unocal Corporation to House Committee on International Relations Subcommittee on Asia and The Pacific (Washington D.C., 12 February, 1998).
[15] Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16 Agustus 2006).
[16] “Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat,”www.walhi.or.id/kampanye/bencana (akses 17 Agustus 2006).
[17] Samijan, wawancara dengan penulis, 11 November 2006.
[18] Karl Marx, Selected Writings in Sociology and Social Philosophy, eds. T.B. Bottomore and Maximilien Rubel (New York: McGraw-Hill, 1964), hal. 78, seperti dikutip oleh Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
[19] Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
[20] Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45. Cukup jelas, Marx menawarkan gagasan bahwa ide-ide atau gagasan pada suatu masa adalah yang disebarluaskan dan dipopulerkan oleh kelas berkuasa sesuai kepentingannya. Kelas penguasa itu, seperti ditegaskan Marx, merupakan pemikir, pemproduksi ide sekaligus mengatur distribusi idenya. Dalam hal produksi dan penyebarluasan ide inilah kita bisa mengurai saling keterkaitan antara kelas penguasa, ideologi, wacana dan media.
[21] R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential Communication in the Modern-Age(Chicago: Chicago University Press, 1987), hal. 61.
[22] Pada dasarnya tiap pemimpin politik selalu menciptakan bahasa politik yang menjadi kekuatan utama konsolidasi simbolik dalam rangka mendukung politik dijalankan serta meneguhkan ideologi kekuasaan. Dalam sebuah studinya mengenai pidato kemenangan presiden di Amerika, Corcohan menunjukkan bahwa tiap presiden ternyata mempunyai gaya bahasa serta strategi wacana yang berbeda. Lihat lebih jauh di R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential Communication in the Modern-Age(Chicago: Chicago University Press, 1987), hal. 61.
[23] David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen, 1982), hal. 109.
[24] Keberpihakan media akan menampilkan kelompok dominan dalam pemberitaan. Lebih jauh, media bukan hanya alat bagi ideologi dominan, tetapi juga memproduksi ideologi dominan itu sendiri. LihatDavid Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen, 1982), hal. 109.
a. Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis, baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya, ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk mendukung argumentasi penulis.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya berisi kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide dasar harus tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang penulis sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang, misalkan sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa bahwa apa yang dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan seperlunya saja sehingga tidak merusak alur tulisan.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah wawancara, ceramah, ataupun pidato. Namun, kutipan dari pernyataan lisan ini harus dikonfirmasikan dulu kepada narasumbernya sebelum dicantumkan dalam tulisan.
Terdapat dua jenis kutipan:
a. Kutipan langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli, tidak mengadakan perubahan sama sekali.
b. Kutipan tidak langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain dengan menguraikan inti sari pendapat tersebut, susunan kalimat sesuai dengan gaya bahasa penulis sendiri.
b. Sumber Kutipan (Referensi)
Salah satu karakter utama tulisan ilmiah adalahreferensial, menunjukkan bahwa argumen-argumen yang diajukan dilandasi oleh teori atau konsep tertentu, sekaligus menunjukkan kejujuran intelektual dengan mencantumkan sumber kutipan (referensi) yang digunakan. Dalam praktik penulisan, setiap kali penulis mengutip pendapat orang lain, baik dari buku, majalah, ataupun wawancara, setelah kutipan itu harus dicantumkan sumber kutipan (buku, majalah, atau koran) yang digunakan.
Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini mempunyai fungsi sebagai:
1. Menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah).
2. Menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika hak cipta intelektual).
Terdapat dua model pencantuman referensi:
a. Catatan tubuh (bodynote), dilakukan ketika penulis mencantumkan sumber kutipan langsung setelah selesainya sebuah kutipan dengan menggunakan tanda kurung.
b. Catatan kaki (footnote), dilakukan apabila penulis mencantumkan nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut.
Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya, ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka seluruh referensi dari awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau, jika seorang penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis harus menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.
c. Teknik Menggunakan Catatan Kaki
Catatan kaki mempunyai kelebihan dibandingkan dengan catatan tubuh, yaitu:
1). Catatan kaki mampu menunjukkan sumber referensi dengan lebih lengkap. Dalam cacatan tubuh, yang ditampilkan hanya nama pengarang, tahun terbit buku, serta halaman buku yang dikutip. Dalam catatan kaki, nama pengarang, judul buku, tahun terbit, nama penerbit, dan halaman dapat dicantumkan semua. Hal ini tentu mempermudah penelusuran bagi pembaca.
2). Selain sebagai penunjukan referensi, catatan kaki dapat berfungsi untuk memberikan catatan penjelas yang diperlukan. Hal ini tentu tidak dapat dilakukan dengan catatan tubuh.
3). Catatan kaki dapat digunakan untuk merujuk bagian lain dari sebuah tulisan.
Berdasarkan kelebihannya tersebut, catatan kaki bisa berisi:
1). Penunjukan sumber kutipan (referensi).
2). Catatan penjelas.
3). Penunjukan sumber kutipan sekaligus catatan penjelas.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan kaki:
1) Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dengan naskah skripsi oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan otomatis dilakukan oleh programMicrosoft Word dengan cara mengklik insert, kemudianreference, kemudian footnote.
2) Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari nomor satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab menggunakan nomor satu, begitu seterusnya.
3) Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
4) Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf dalam naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
ü Times New Roman (size 10)
ü Arial (size 9)
ü Tahoma (size 9)
5) Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh karakter.
6) Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
7) Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak dibalik.
8) Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan utama memberikan keterangan tambahan adalah: jika keterangan tersebut ditempatkan dalam naskah (menyatu dengan naskah) akan merusak alur tulisan atau naskah tersebut. Tidak ada batasan seberapa panjang keterangan tambahan, asalkan proporsional.
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang, judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[1]
Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1, nama pengarang 2, nama pengarang 3,judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[2]
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[3]
Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, nama-nama pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang, judul buku (rev.ed.; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[4]
Perhatikan: singkatan rev.ed. menunjukkan bahwa buku tersebut telah mengalami revisi.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang, judul buku (nomor volume/jilid; kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[5]
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[6]
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut telah diterjemahkan dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[7]
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” judul buku,ed. nama editor (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit), halaman.[8]
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit), halaman.[9]
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel, ”judul artikel,” nama media,tanggal terbit, tahun, halaman.[10]
Berita koran/majalah
”Judul berita,” nama media, tanggal terbit, tahun, halaman.[11]
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis, ”judul skripsi/tesis/disertasi,” (level karya, fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit), halaman.[12]
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis, ”judul makalah,” (forum penyampaian makalah, penyelenggara seminar, nama kota, tanggal seminar, tahun).[13]
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen, nama dokumen,(nama kota, tanggal dikeluarkan dokumen, tahun).[14]
Artikel dari internet
Nama penulis, ”judul artikel,” alamat lengkap internet (tanggal akses).[15]
Jika artikel di internet tidak mencantumkan nama penulis, maka langsung mengacu pada judul artikel.[16]
Pernyataan lisan
Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato), tanggal pernyataan dilakukan.[17]
Referensi dari sumber kedua
Keterangan lengkap sumber pertama (sesuai dengan aturan catatan kaki), seperti dikutip oleh keterangan lengkap sumber kedua (sesuai aturan catatan kaki).[18]
Perhatikan: frase ”seperti dikutip oleh” menunjukkan bahwa penulis tidak membaca sumber asal (pertama) kutipan, hanya membaca dari orang lain (sumber kedua) yang mengutip sumber pertama.
d. Beberapa Singkatan Khusus dalam Catatan Kaki
1) Ibid.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin ibidem yang berarti pada tempat yang sama. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki nomor tersebut sama dengan referensi pada nomor sebelumnya (tanpa diselingi catatan kaki lain). Apabila halamannya sama, cukup ditulisIbid., bila halamannya berbeda, setelah Ibid. dituliskan nomor halamannya.
2) Op.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin opere citatoyang berarti pada karya yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Op.Cit.khusus digunakan bagi referensi yang berupa buku.
3) Loc.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citatoyang berarti pada tempat yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain. Namun, referensi yang diacu Loc.Cit.bukan berupa buku, melainkan artikel, baik itu dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya.
Contoh penggunaan:
1 شمس الدين بن محمد بن علي احمد الدوري, طبقات المفسرين, (بيروت : دار الكتب العلامية, 1998), ط. 5, ج. 2, ص. 111
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj.Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.
4 Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
5 Ibid., hal. 28.
6 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,”Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 45.
9 Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html(akses 16 Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 96.
11 Ibid., hal. 99.
12 Ibid.
13 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14 Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
Cara membaca:
ü Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya sama persis dengan nomor (1) baik buku maupun halamannya.
ü Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2), hanya saja beda halamannya.
ü Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya saja beda halamannya.
ü Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan nama pengarang dan halaman.
ü Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
ü Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki sebelumnya, tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya saja beda halamannya.
ü Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
ü Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
ü Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk halamannya, dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakanLoc.Cit.
ü Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya beda halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (7) berbentuk buku (bukan artikel) maka menggunakan Op.Cit., serta menuliskan halamannya.
ü Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
e. Teknik Menggunakan Catatan Tubuh
Kelebihan catatan tubuh adalah kemudahan bagi pembaca dalam mengecek sumber sebuah kutipan yang langsung terdapat sebelum atau setelah kutipan tersebut, tanpa perlu berpindah ke bagian bawah halaman.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan tubuh:
1). Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung buka dan kurung tutup.
2). Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan halaman yang dikutip. Contoh:
a). Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis Berger.
b). Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.
3). Terdapat dua cara menuliskan catatan tubuh:
a). Nama penulis, tahun terbit dan halaman berada dalam tanda kurung, ditempatkan setelah selesainya sebuah kutipan. Jika kutipan ini merupakan akhir kalimat, maka tanda titik ditempatkan setelah kurung tutup catatan tubuh. Contoh:
Di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat (Lull, 1995: 31-38).
b). Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda kurung. Model ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan. Contoh:
Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni: hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima oleh masyarakat.
Buku dengan satu pengarang
ü ..... (Lull, 1995: 31 – 38).
ü Menurut Lull (1995: 31 – 38), .....
Buku dengan dua atau tiga pengarang
ü ….. (Dreyfus dan Rabinow, 1982: 72 – 76).
ü Dreyfus dan Rabinow (1982: 72 – 76) mengatakan …..
Buku dengan banyak pengarang
ü ...... (Ibrahim, et al., 1997: 52 – 54).
ü ...... (Ibrahim, dkk., 1997: 52 – 54).
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
ü ..... (Lapidus, Vol.1, 1988: 131).
ü Mengacu pada Lapidus (Vol.1, 1988: 131), …..
Buku terjemahan
ü ….. (Berger, terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45).
ü Berger (terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45) menandaskan .....
Artikel dari sebuah buku antologi
ü ..... (Alam, dalam Mastuhu dan Ridwan (eds.), 1998: 77).
ü Menurut Alam (dalam Mastuhu dan Ridwan (eds.), 1998: 77), .....
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
ü ...... (Hidayat, Jurnal ISKI, No. 2, Oktober 1998: 25-26).
ü Hidayat (Jurnal ISKI, No. 2, Oktober 1998: 25-26) menyebut …..
Artikel dari koran/majalah
ü ..... (Fukuyama, Koran Tempo, 22 November 2001).
ü Melandaskan argumen pada Fukuyama (Koran Tempo, 22 November 2001), ......
Berita koran/majalah
ü ..... (Republika, 10 September 2002).
ü Harian Republika (10 September 2002) memberitakan .....
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
ü ..... (Nazaruddin, Skripsi, 2004: 205).
ü Menurut Nazaruddin (Skripsi, 2004: 205), .....
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
ü ..... (Nazaruddin, Makalah, 2007).
ü Dalam makalahnya yang disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional Komunikasi, Nazaruddin (2007) mengatakan, .....
Dokumen yang tidak diterbitkan
ü ..... (U.S. Department of Foreign Affairs, 1998).
ü Dalam dokumen yang dikeluarkan U.S. Department of Foreign Affairs (1998) disebutkan bahwa …..
Artikel dari internet
ü ….. (Chesney, www.thirdworldtraveler.com/ Robert_McChesney_ page.html, akses 15 Juni 2007).
ü Mengutip Chesney (www.thirdworldtraveler.com/Robert_ McChesney_page.html, akses 15 Juni 2007), …..
Perhatikan: alamat web yang dicantumkan adalah alamat lengkap, dengan cara copy-paste dari address web secara langsung.
Pernyataan lisan
ü ….. (Samijan, wawancara, 11 November 2006).
ü Dalam wawancara dengan penulis, Samijan (11 November 2006) mengatakan ……
Referensi dari sumber kedua
ü Menurut Marx (seperti dikutip Takwin, 2000: 44), ......
f. Penggunaan Kutipan dan Referensi
1). Kutipan langsung empat baris atau lebih
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan dipisahkan dari teks.
b). Kutipan menjorok ke dalam lebih kurang tujuh karakter. Bila awal kutipan adalah alinea baru, baris pertama kutipan menjorok lagi ke dalam lebih kurang tujuh karakter.
c). Kutipan diketik dengan spasi satu.
d). Kutipan diawali dan diakhiri dengan tanda kutip (boleh tidak).
e). Jika menggunakan catatan tubuh (bodynote), maka cacatan tubuh dicantumkan setelah kutipan. Contoh:
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kelas berkuasa bekerja melalui ideologi untuk melanggengkan dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu yang menyusun kelas yang berkuasa berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya. Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa tersebut.” (Berger, 2000: 44 – 45)
Dalam contoh di atas, kalimat ”Pertanyaannya kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat ”Individu-individu.....pada masa tersebut” adalah kutipan langsung dari sebuah buku yang ditulis Arthur Asa Berger, diterbitkan pada tahun 2000, dan kutipan berasal dari halaman 44-45 buku tersebut.
f). Jika menggunakan catatan kaki (footnote), maka nomor indeks ditempatkan setelah kutipan, lalu di bagian bawah halaman tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang menjelaskan sumber kutipan tersebut. Contoh:
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana kelas berkuasa bekerja melalui ideologi untuk melanggengkan dominasi mereka? Barangkali penting dikutip di sini bagaimana Marx menjelaskan bekerjanya kelas berkuasa:
“Individu-individu yang menyusun kelas yang berkuasa berkeinginan memiliki sesuatu/kesadaran dari yang lainnya. Ketika mereka memegang peranan sebagai sebuah kelas dan menentukan keseluruhannya dalam sebuah kurun waktu, hal tersebut adalah bukti diri bahwa mereka melakukan tersebut dalam jangkauannya kepada yang lainnya, memegang peranan sekaligus pula sebagai pemikir-pemikir, sebagai pemproduksi ide serta mengatur produksi dan distribusi idenya pada masa tersebut.” [19]
Dalam contoh di atas, kalimat ”Pertanyaannya kemudian.....bekerjanya kelas berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat ”Individu-individu.....pada masa tersebut” adalah kutipan. Catatan kaki dalam contoh ini bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan. [20]
2). Kutipan langsung kurang dari empat baris
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b). Kutipan harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
c). Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart (1967: 61) mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political act, the mechanism for wielding power."
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan ….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The symbolic ….. for wielding power”adalah kutipan dari buku yang ditulis R.P. Hart, diterbitkan pada tahun 1967, dan kutipan berasal dari halaman 61 buku tersebut.
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Bagi sebuah kekuasaan resmi negara, salah satu representasi ideologi yang penting terwujud dalam pidato dan pernyataan-pernyataan para penyelenggara kekuasaan negara tersebut, secara khusus adalah seorang presiden ataupun raja yang berkuasa. Hart mengatakan: "The symbolic dimensions of politics speech-making, for presidents, is a political act, the mechanism for wielding power." [21]
Dalam contoh di atas, kalimat “Bagi sebuah kekuasaan ….. raja yang berkuasa” adalah naskah skripsi. Kalimat “The symbolic ….. for wielding power”adalah kutipan. Catatan kaki dalam contoh ini bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan. [22]
3). Kutipan tidak langsung.
Prinsip-prinsip:
a). Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b). Kutipan tidak boleh menggunakan tanda kutip.
c). Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan (Wollacott, 1982: 109, Barrat, 1994: 51-52). Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, pernyataan bahwa ”ideologi yang dominan yang akan tampil dalam pemberitaan”adalah inti pendapat dari James Wollacott dan David Barrat yang penulis sajikan dalam bahasa sendiri.
d). Jika menggunakan catatan kaki, contoh:
Media bukanlah sarana netral yang menampilkan berbagai ideologi dan kelompok apa adanya, media adalah subjek yang lengkap dengan pandangan, kepentingan, serta keberpihakan ideologisnya. Janet Woollacott dan David Barrat menegaskan pandangan para teoritis Marxis bahwa ideologi yang dominanlah yang akan tampil dalam pemberitaan.[23] Media berpihak pada kelompok dominan, menyebarkan ideologi mereka sekaligus mengontrol dan memarginalkan wacana dan ideologi kelompok-kelompok lain.
Dalam contoh di atas, catatan kaki bisa dilengkapi dengan keterangan tambahan. [24]
7. Daftar Pustaka
Daftar pustaka/bibliografi adalah daftar yang berisi buku, artikel, dokumen, dan segenap kepustakaan lainnya yang digunakan dalam menyusun sebuah tulisan ilmiah, ditempatkan di bagian terakhir (halaman terpisah/tersendiri) dari tulisan ilmiah tersebut. Daftar pustaka atau bibliografi mutlak ada dalam sebuah karya ilmiah, menunjukkan sifat referensial atas karya tersebut. Bibliografi disusun secara alfabetis (Lampiran VI.3).
Unsur-unsur dalam sebuah daftar pustaka:
ü Nama pengarang (ditulis secara terbalik).
ü Judul buku (termasuk judul tambahannya).
ü Data publikasi (tempat terbit, nama penerbit, tahun terbit).
ü Nama pengarang artikel dan judul artikel (untuk artikel).
ü Data publikasi media, untuk artikel di media (nama media, tanggal terbit).
ü Alamat lengkap internet dan waktu akses (untuk bahan dari internet).
Cara penyusunan daftar pustaka:
Buku dengan satu pengarang
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Barrat, David. Media Sociology. London and New York: Routledge, 1994.
Buku dengan dua atau tiga pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), nama pengarang 2 (tidak dibalik), nama pengarang 3 (tidak dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Dreyfus, Hubert L., Paul Rabinow. Beyond Structuralism and Hermeneutics. Chicago: University of Chicago Press, 1982.
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang 1 (dibalik), et.al. Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Ibrahim, Idi Subandi, et.al. Hegemoni Budaya. Yogyakarta: Bentang, 1997.
Buku yang telah direvisi
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Rev.ed. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Rakhmat, Jalaluddin. Psikologi Komunikasi. Rev.ed. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Buku yang terdiri dua jilid atau lebih
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Volume/Jilid. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Lapidus, Ira M. A History of Islamic Societes. Vol.1. Cambridge: Cambridge University Press, 1988.
Buku terjemahan
Nama pengarang asli (dibalik). Judul buku, terj. nama penerjemah. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000.
Kamus
Nama pengarang kamus (dibalik). Judul kamus. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994.
Artikel dari sebuah buku antologi
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Judul buku,ed. nama editor. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Alam, Rudi Harisyah. “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan. Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998.
Perhatian: jika editor satu orang maka menggunakan singkataned., namun jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Artikel dari sebuah jurnal/majalah ilmiah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama jurnal/majalah ilmiah, edisi jurnal (bulan terbit, tahun terbit), halaman.
Hidayat, Dedy N. "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, II (Oktober, 1998), hal. 32-43.
Perhatian: halaman yang dimaksud di daftar pustaka ini adalah halaman dari awal sampai akhir tempat artikel berada dalam jurnal/majalah ilmiah, bukan halaman yang dikutip.
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama media,tanggal dan tahun terbit.
Fukuyama, Francis. “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November 2001.
Berita koran/majalah
”Judul berita,” Nama media, tanggal dan tahun terbit.
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September 2002.
Skripsi/Tesis/Disertasi yang belum diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul skripsi/tesis/disertasi.” Level karya, fakultas dan universitas, nama kota, tahun terbit.
Nazaruddin, Muzayin. “War Against Terrorism: Critical Discourse Analysis.” Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004.
Makalah seminar yang tidak diterbitkan
Nama penulis (dibalik). ”Judul makalah.” Forum penyampaian makalah, penyelenggara seminar, nama kota, tahun.
Nazaruddin, Muzayin. “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron Mistik Indonesia.” Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 2007.
Dokumen yang tidak diterbitkan
Lembaga yang mengeluarkan dokumen. Nama dokumen. Nama kota, tanggal dan tahun dikeluarkan dokumen.
U.S. Department of Foreign Affairs. Testimony by John. J. Maresca, Vice President International Relations Unocal Corporation to House Committee on International Relations Subcommittee on Asia and The Pacific. Washington D.C., 12 February 1998.
Artikel di internet
Nama penulis (dibalik). ”Judul artikel.” Alamat lengkap internet (waktu akses).
McChesney, Robert. “Rich Media Poor Democracy.”www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html(akses 16 Agustus 2006).
”Judul artikel.” Alamat lengkap internet (waktu akses).
“Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat.”www.walhi.or.id/kampanye/bencana (akses 17 Agustus 2006).
DAFTAR PUSTAKA
Abu Hanafi, Psikologi Umum, Jakarta : Reneka Cipta, 1992
Albert Bandura, The ChangingFace of Pyichology at the Dawning of a Alobalization Era, 1998, vol. 429
Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung : Pustaka Setia, 2003
Bauman Z, Globbalization; The Human Consequences, 1998, vol. 421
Dawam Raharjo, Intelektual, Intelgensi, dan Perilaku Politik,Rahardjo, Bandung :Al-Mizan, 1996, h. 261
Desjarlais, R., Eisenberg, K.J., World Mental Health, 1995
Dinesh Bhugra and Anastasia Mastrogianni, Globalisation and mental disorders
Djamaludin Ancok dan Fuad Nashori Suroso, Psikologi Islami,Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 1994
EnthinHervina, tempo; Lebih lanjut lihat, Mulyadhi Kartanegara, Psikologi Islam, Diktat
J.P.Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi (terjemah), Jakarta : PT Grafindo Persada, cet., ke-7
Jeffrey Jense, The Pyichology of Globalization, 2002, vol.57
Kirmayer & Young, A, Culture and Samatization, 1998, 67
Kirmayer, L.J., & Minas, I.H., The Future of Cultural Psyciatri, 2000, 45
Kunit, S.J., Globalization State and the Health of Indigenous Peaples, 2000, Vol. 90
Loren Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet., ke-3
MariaT, Dkk, The Psychology of Workingand Globalisation; a New Perspektiffor a New Era, 2008
Muhammad Ash-Shadr, Pandangan Bagir ash-Shadr terhadap Pelbagai Aliran Filsafat Dunia (terjemah), Bandung : al-Mizan, 1993
Murray, C.J.L. & Lopez, A.D., Alternative Projektion of Mortality By Cause 1990-2020, 1997, Vol. 349
Sarlito, W. Sarwono, Perkenalan Dengan Aliran-Aliran dan Tokoh Psikologi, Jakarta : Bulan Bintang, 2002, Cet., ke-3
Sartorius, N., Ustun, T.B., Lecrubier, Y., Depression Comorbid With Anxiaty, 1996, 13; Zhang et Al, 1998)
Soerjono Soekanto, Sosiologi “Suatu Pengantar”(Jakarta : PTRaja Grafindo Persada, 1990), cet., ke-19
Zhang, W.X., Shen, Y.C. & Li, S.R., Epidemological Investigation on Mental Disordes in 7 Areas of China, 1998, 22
Al-Qardhawy, Yusuf, at-Tatharafual-Ilmanifi Muwajahatial-Islam (terjemah), Jakarta :Pustaka al-Kausar, 2000, cet., ke-1
Al-Bana, Gama, at-Ta’addudiyyah fiqh Mujtama’ Islamy, Jakarta: MataAir Publishing, 2006, cet., ke-1
Abdullah Nashih ‘Ulwan, Aktiftas Islam menghadapi Tantangan Global, Solo : Al-Alaq, 2003, cet., ke-1
As-Shabuni, Muhammad, at-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur'an, (Bairut: ‘Alim al-Kutub, 1985), cet. ke-1
Al-Syaibani, Abu ‘Abdillah bin Muhammad bin Hanbal bin Halal, Al-Musnad li Imam Ahmad bin Hanbal, (Bairut: Dar al-Fikr, 1994), Cet. ke-2l, Jilid 5, h. 411
Arkoun, Mohammad dkk, Orientalisme Vis Avis Oksidentalism(terjemah), Jakarta : Pustaka Firdaus, 2008, cet., ke-1
Adh-Dhahabi, Tafsir wa al-Mufasirun, Kairo : Maktabah Wahbah, 2000, cet.,k-7
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet. ke-3, h.307;
Departemen Dendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2007 Edisi III, cet., ke-7
Saekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta :PTRaja Grafindo Persada, 1994, Edisi IV, cet., ke-9
Salim, Peter, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern English Pres, 1996, t.cet.
Legenhausen, Muhammad, Islam and Religious Pluralism(terjemah), (Jakarta : PT Lentera Basritama, 2002, cet., ke-1
Thoha, Anis Malik, Tren Pluralisme Agama, (Jakarta : Gema Insani, 2005), cet., ke-1
Jaiz, Hartono Ahmad, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, (Jakarta : Pustaka al-Kausar, 2002), cet., ke-3
Jamaluddin, M.Ed (ed), Mendidikusikan kembali Eksistensi Madrasah, “Menyoal Pendidikan Agama Pluralis” (Jakarta :Logos,2003), cet., ke-2
Al-Kharasyi, Sulaiman bin Saleh, Al-‘Ashraniyyah Qintharat al-‘Almaniyyah, (terjemah), Bogor : Pustaka Thariqul Izzah : 2005
H.Hart, Michael, The 100, A Ranking of The Most Influential Persons in Histor,(terjemah) Jakarta : Pustaka Jaya, 1997, cet., ke-18
Wensinck,, A.J., al-Mu’jam al-Mufahras li al-Fadhi al-Hadis an-Nabawi, (Leyden : Brill, 1985), t.cet., Jilid 6
Yakin, Fathi, Islam Era Global, Yogyakarta : Ababil, 1996, cet., ke-1
Abdullah, Abdurrahman Salih, Educational Theory Qur’anic Theory (Mekkah: Ummul Qura University, tt).
Abudin Nata, Pendidikan Islam di Era Global, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005
'Ali, Hasan Abd. al, Al-Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qarn al-Rabi'al-Hijryi (TT: Dar al-Fikr al-'Araby,tt)
Asari, Hasan. Menyingkap Zaman Keemasan Islam, (Bandung: Mizan, 1994).
Asep Suryahadi, Globalization And Wage Inequality In Indonesia A Cge Analysis(Journal) The SMERU Research Institute : : April 2001
Asrowi, Psikologi Global (Dalam Perspektif Globalisasi),Jurnal Pascasarna UIN Jakarta, 2006
Asifudin, Ahmad Janan, Mengungkit Pilar-pilar Pendidikan Islam (Tinjauan Filosofis), Yogyakarta : Sunan Kalijaga Press, 2009
Aziz, M. Amin, “Islamisasi sebagai Isu”, Ulumul Qur’an, Volume II, No. 4. 1992
Azra, Azyumardi, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modrnisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Logos, 1999.
------, Islam in The Indonesian World, Bandung : Mizan, 1996
------, Paradigma Baru Pendidikan Nasional; Rekonstruksi dan Demokratisasi, Jakarta: Kompas, 2002.
-----, Pendidikan Tinggi Islam dan Kemajuan Sains, dalam Charles Michael Stanton, Pendidikan Tinggi dalam Islam (Jakarta: Logos, 1994)
Bakar, Osman, Hierarki Ilmu: Membangun Rangka-Pikir Islamisasi Ilmu, Bandung: Mizan, 1998, cet. Ke-3.
Brown, P. & Lauder, H.. Education, globalization, and economic development. Journal of Education Policy, (1996) 11(1),
Brown, T.. Challenging globalization as discourse and phenomenon.International Journal of Lifelong Education, (1999)18(1)
Bendit, R. and W. Gaiser, Integration and Segregatio of Young People in a Changing World, Prospects, (1995) Vol. xxv, No.3, Sept
Cheng, Y.C. A CMI-Triplization Paradigm for Reforming Education in the New Millennium. International Journal of Educational Management. . (2000) 14 (4), 156-174.
Daud, Wan, Wan Mohd Nor, Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam Syed M. Naquib Al-Attas, Bandung: Mizan, 2003.
Deming, Edward W., Out of The Crisis, Cambridge: Cambridge Univercity, 1973
Dewey, John, Democracy and Education, Encyclopedia Americana, 1979
Fahrina, Pendidikan Islam Di Era Globalisasi:http://fahreena.wordpress.com/2010/07/02/pendidikan-islam/
Faruqi, Ismail Raji al, Islamisasi Pengetahuan, (terj.) oleh Anas Mahyuddin dari Islamization of Knowledge, Bandung: Pustaka, 1984.
Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas, terj. Pedagogy of the Oppressed, Jakarta: LP3ES, 2000, ceet. Ke-3
Geertz, Clifford, “Modernization in A Moslem Society: The Indonesia Case”, da’am Quest, vol. 39 (Bombay: 1963). Hadi S, Qamarul,Membangun Insan Seutuhnya, Al-Ma'arif, Bandung, 1986
George Ritzer, Dkk., Modern Sociological Theory, (terjemah) Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007
Hossein Nasr, Syed, Islam dan Nestapa Manusia Modern, terj. Anas Mahyuddin, Bandung: Mizan, 1983
Hossein, Science And Civilization In Islam, (Cambridge: Harvard University press, 1968).
Ilich, Ivan, Bebaskan Masyarakat Dari Belenggu Sekolah, terj. Deschooling Society, Jakarta: Yayasan Obor, 2000, ed. Ke-1, cet. Ke-2
ILO, A Fair Globalization: Creating Opportunities for All, Geneva, International Labour Office (2004)
Ismadi, Bambang, “Prasyarat strategis pengembangan IPTEK dalam era globalisasi”, http://pdfmachine.com
Jalal, Fasli, Reformasi Pendidikan dalam Konteks Otonomi Daerah, Yogyakarta: Adicita, 2001
Jenie, Umar A., Paradigma dan Religiositas Perkembangan Iptek, dalam bukuReligiusitas Iptek, Yogyakarta: 1998, cet. Ke-1.
Kellner, Douglas, Globalization September 11, and the Recructrring of Education, In Critical, Redical Pedagogies, Global Conflicts, 2005
Luthfi, Faisal, “Sang Peramal Desa Global”,http://www.surabayapost.co.id/?mnu=berita&act=view&id=61339e43408033a225cf34b8bd2a2e76&jenis=d82c8d1619ad8176d665453cfb2e55f0&PHPSESSID=d026aff301a610210159e13fdb7f8cef
Majid, Abdul, “Islam di tengah peradaban Global”, http://bki-fikomunpad.blog.friendster.com/2005/04/islam-di-tengah-peradaban-global/
Makdisi, George. The Rise of Colleges (Edinburgh : Edinburgh University Press, 1981).
Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980
Mark K. Smith, The place of informal and non-formal education in development - the experience of the south.(jurnal).http://www.infed.org/biblio/colonialism.htm
Mc Clelland, David C, The Achieving Society, The Mcmillan Company, 1961
Menjejaki Model-model Pengembangannya, dalam buku Quo Vadiss Pendidikan Islam (ed.) Mudjia Rahardjo, Malang: Cendekia Paramulya, 2002.
Michelle Attrae Tonna, Teacher Education in a Glabalization Age, (Journal) Critical Education Police Studies Vol.5, No.1 (mei 2010)
Mohd Abbas Abdul Razak, Globalization And Its Impact On Education And Culture: Department of General Studies, Kulliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, World Journal of Islamic History and Civilization, 1 (1): 59-69, 2011
Muchsin, Bashori dan Wahid, Abdul, Pendidikan Islam Kontemporer, Bandung : PT. Refika Aditama, 2009
Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam, Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006
Mulkhan, Abdul Munir, Rekosntruksi Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, dalam buku Pendidikan Islam dalam Peradaban Industrial, Yogyakarta: Aditya Media, 1997
Muslikhun Iksan, Strategi Pendidikan Islam dalam menghadapi era global:http://www.staiindo.ac.id/index.php/lp2m/artikel/edisi-kedua/strategi-pendidikan-islam-dalam-menghadapi-era-global
Nakosteen, Mehdi. Kontribusi Islam and Civilization in Islam (Cambridge: Harvard University Press, 1998)
Naquib Al-Attas, Syed Muhamad, Konsep Pendidikan dalam Islam, Mizan, Bandung: 1987
Narmoatmojo, Winarno, “Dinamika Peradaban Global dan Pengaruhnya Bagi Negara dan Bangsa”, http://winarno.staff.fkip.uns.ac.id/ files/2009/10/dinamika-perd-global.pdf
Nata, Abuddin, Tema-Tema Pokok al-Qur`an (Jakarta : Biro Mental DKI, 1993)
Nata, Abudin, Manajemen Pendidikan,Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Bogor : Kencana, 2003
Pinelopi Koujianou Goldberg And Nina Pavcnik Distributional Effects of Globalization in Developing Countries Journal of Economic Literature Vol. XLV (March 2007)
Qamarul Hadi, S., Membangun Insan Seutuhnya, Al-Ma'arif, Bandung, 1986.
Rachman, Arief, Kualitas Pendidikan Harus Dimaksimalkan, Media Indonesia, 30 Mei 2002
Rafiq, Mohd. “Tantangan dan Peluang Komunikasi Islam Pada Era Globalisasi Informasi”, idb2.wikispaces.com/file/view/ok2015.pdf
Rahardjo, M. Dawam, Intelektual Intelegensia dan Perilaku Politik Bangsa: Risalah Cendikiawan Muslim, Mizan, Bandung: 1996
Rahardjo, Mudjia, Islamisasi Ilmu Pengetahuan Sosiologi Islam sebagai Sebuah Tawaran, dalam buku Quo vadis Pendidikan Islam, (ed.) Mudjia Rahardjo, Malang: Cendekia Paramulya, 2002.
Rahman, Budy Munawar, ed., Kontektualisasi Doktrin Islam dalam Sejarah, Paramadina, Jakarta: 1995
Ramayulis, Studi Tentang Konsep Pendidikan Mohammad Natsir (Batusangkar: Fakultas Tarbiyah IAIN Imam Bonjol Batusangkar, 1979)
Robert F. Arnove, Reframing Comparative Education The Dialectic of The Global and The Local: Journal Vol.13, No.2
Robertson, Globalization : Sosial Theory and Global Cultur, londeon: Sage, 1992
Ronald A. Lukens-Bull, Teaching Morality Javanese Islamic Education In A Globalizing Era (Journal)University Of North Florida, Jacksonville: 2001
Sadegh Bakhtiari, Globalization And Education Challenges And Opportunities (Journal) Isfahan University, Iran 2010
Saiful Akhyar Lubis, Islamic Education Toward The Era Of Social Change: Effort In Enhancing The Quality(Journal) 2009
Salam, Solihin, Wajah Nasional (Jakarta: Pusat Studi dan Penelitian Islam, 1990)
Sanaki, Hujair AH., “Paradigma Baru Pendidikan Islam”,http://Www.Sanaky.Com/Materi/Paradigma_Br_Pendidikan_Islam_Sebuah_Upaya.pd
Sardar, Ziauddin, Jihad Intelektual Merumuskan Parameter-parameter Sains Islam, terj. AE Priyono, Surabaya: Risalah Gusti, 2000
Sari Sitalaksmi, Dkk. Globalization and Working Conditions: Evidence from Indonesia (artikel) PDF
Stanton, Charles Michael, Pendidikan Tinggi dalam Islam (Jakarta: Logos, 1994).
Sudjana, HD., Manajemen Program Pendidikan, Bandung: Falah Production, 2000
Suwito, Pendidikan yang Memberdayakan, Makalah Pengukuhan Guru Besar di Bidang Sejarah dan Pemikiran Pendidikan Islam, Januari 2002.
Syalabi, Ahmad. Al-Tarbiyah al-Islamiyah (Kairo: Maktabah al-Nahdhah al-Mishriyah, 1982)
Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia, Bogor : 1999
Tilaar, H.A.R., Kajian Kritis Sistem Pendidikan Nasional, Makalah disampaikan dalam Seminar Nasional “Mencari Paradigma Baru Pendidikan Nasional Memasuki Milenium III” dalam HUT PGRI di Jogjakarta.
UNESCO, Learning the Treasure Within, Paris, Co-publication Unesco/odile Jacob Publishers. (1996)
Wahid, Marzuki, “Pesantren di Lautan Pembangunanisme: Mencari Kinerja Pemberdayaan”, dalam Marzuki Wahid, et.al (ed.) Pesantren Masa Depan: Wacana Pemberdayaan dan Transformasi (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), cet. ke-1.
Weber, Mark, The Protestan Ethic and Spirit Capitalism, Simon dan Schuster, New York, 1980.
Yunus, Mahmud, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran (Jakarta : Hidakarya Agung, 1978).
Zhang, W.X., Shen, Y.C. & Li, S.R., Epidemological Investigation on Mental Disordes in 7 Areas of China, 1998, 22
Al-Zarqani, Muhammad Abd al-Adhim, Manahi al Urfan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Fikr, 1988, t.cet., Jilid 1
Al-Zarkasyi, Badr al-Din Muhammad bin Abd Allah, al-Burhan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Kutub al-Alamiyyah, 2001, t.cet.
Al-Ghazali, Abu Hamid, Tahafut al-Falasifah, terjemah, Yogyakarta: Futuh Printika, 2003, cet. ke-1
Aceh, Abu Bakar, Sejarah al-Qur'an, Solo: CV. Ramdani, 1989, cet. ke-6
Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlar, Kamus Kontemporer, Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996), cet. ke-1
Alavi, A. Q. R., We Approach Islam, Luclnow, Nasianal Book Center, t.cet.
Ali, S.A., The Spirit of Islam, London, Christopher, 1985
Al-Suyuti, Jalal al-Din, al-Itqan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Fikr, tth., t.cet.
Al-Shabuni, Muhammad Ali, al-Tibyan fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Alim al-Kutub, tth., t.cet.
Bagus, Lorens, Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002, cet. ke-3
Bahesty dan Bahonar, Philosopi of Islam, terjemah, Jakarta: Risalah Masa, 1991, cet. ke-1
Baidan, Nashruddin, Metodologi Penafsiran al-Qur'an, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000, cet. ke-2
Beerling, Dkk., Inleiding tot de Wetenschapsleer; Terjemah, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1997, cet. ke-4
Khalaf, Abd al-Wahhab, Ushul Fiqh, Kuwait: Dar al-Kuwaitiyyah, 1968, cet. ke-8
Suriasumantri, Jujun S., Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000, cet. ke-13
Sudarto, Metodologi Penelitian filsafat, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997, cet. ke2
Salim, Peter, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Jakarta: Modern English Pres, 1996, t.cet.
Saleh, Subhi, Mabahis fi Ulum al-Qur'an, Bairut: Dar al-Ilm li al-Malayyin, 1988, cet. ke-17
Poerwadarmita, W.S.J., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN, Balai Pustaka, 1983), cet ke-2
Darajat, Zakiah, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1985), cet ke-5
Sarwono, Sarlito Wirawan, Seksualitas dan Fertilitas Remaja(Jakarta: CV Rajawali, 1983), cet ke-2
Al-Mahdi, Perlukah Pendidikan seks pada Remaja, Anda (Tabloit) No. 59 (oktober 1987), h. 3;
Fj. Monks, A.M.P. Knoers dan Siti Rahayu Haditomo, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: GMUP, 1988), cet ke-4
Akbar, Ali dan Yusuf Abdullah Puar, Bimbingan Sex Untuk Remaja, (Jakarta: Pustaka Antara, 1990), cet ke-2
Miqdad, Akhmad Azhar Abu, Pendidikan Seks Bagi Remaja,(Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1997), cet ke-1
[1] David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 273.
[2] Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 76.
[3] Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang, 1997), hal. 52 - 54.
[4] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 55.
[5] Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1; Cambridge: Cambridge University Press, 1988), hal. 131.
[6] Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
[7] Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994), hal. 595.
[8] Rudi Harisyah Alam, “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan (Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998), hal. 67-77.
[9] Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998), hal. 25-26.
[10] Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22 November, 2001, hal. 4.
[11] “Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September, 2002, hal. 6.
[12] Muzayin Nazaruddin, “War Against Terrorism: Critical Discourse Analysis,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal. 205.
[13] Muzayin Nazaruddin, “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron Mistik Indonesia,” (Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional, Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 26 – 28 Juni, 2007).
[14] U.S. Department of Foreign Affairs, Testimony by John. J. Maresca, Vice President International Relations Unocal Corporation to House Committee on International Relations Subcommittee on Asia and The Pacific (Washington D.C., 12 February, 1998).
[15] Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16 Agustus 2006).
[16] “Pengelolaan Bencana: Pengelolaan Kerentanan Masyarakat,”www.walhi.or.id/kampanye/bencana (akses 17 Agustus 2006).
[17] Samijan, wawancara dengan penulis, 11 November 2006.
[18] Karl Marx, Selected Writings in Sociology and Social Philosophy, eds. T.B. Bottomore and Maximilien Rubel (New York: McGraw-Hill, 1964), hal. 78, seperti dikutip oleh Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH. (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
[19] Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
[20] Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi (Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45. Cukup jelas, Marx menawarkan gagasan bahwa ide-ide atau gagasan pada suatu masa adalah yang disebarluaskan dan dipopulerkan oleh kelas berkuasa sesuai kepentingannya. Kelas penguasa itu, seperti ditegaskan Marx, merupakan pemikir, pemproduksi ide sekaligus mengatur distribusi idenya. Dalam hal produksi dan penyebarluasan ide inilah kita bisa mengurai saling keterkaitan antara kelas penguasa, ideologi, wacana dan media.
[21] R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential Communication in the Modern-Age(Chicago: Chicago University Press, 1987), hal. 61.
[22] Pada dasarnya tiap pemimpin politik selalu menciptakan bahasa politik yang menjadi kekuatan utama konsolidasi simbolik dalam rangka mendukung politik dijalankan serta meneguhkan ideologi kekuasaan. Dalam sebuah studinya mengenai pidato kemenangan presiden di Amerika, Corcohan menunjukkan bahwa tiap presiden ternyata mempunyai gaya bahasa serta strategi wacana yang berbeda. Lihat lebih jauh di R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential Communication in the Modern-Age(Chicago: Chicago University Press, 1987), hal. 61.
[23] David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen, 1982), hal. 109.
[24] Keberpihakan media akan menampilkan kelompok dominan dalam pemberitaan. Lebih jauh, media bukan hanya alat bagi ideologi dominan, tetapi juga memproduksi ideologi dominan itu sendiri. LihatDavid Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and Meanings”, dalam Culture, Society and the Media, eds. Michael Gurevitch, James Curran and James Wollacott (London: Methuen, 1982), hal. 109.
Able To Prove God, Jesus Christ, The Holy Bible To Be Fact!!!
step-by-step system - how to build a profitable business on amazon
Skyrocketing Your income with Ultra Running Webinar
Learn How I Make $3,500 to $25,000 Monthly With Google & Clickbank
how to make over $1,000 per day with The Nuclear Affiliate System
wpsubscribers - the premium wordpress subscription plugin
legitimate online jobs
"Miracle shake" treats root cause of diabetes
How to Whiten Your Skin Naturally - 100% Guarantee!
natural anti-aging shortcuts
the fat burning kitchen
Top secret fat loss
Love this Post? Spread the Word.
Biar Sehat
DO NOT FORGET TO CLICK THE PLAY NOW OR DOWNLOAD.
DO NOT FORGET TO CLICK THE PLAY NOW OR DOWNLOAD.
Berapa sih nilai dari blog gue DALAM DOLLAR ? http://richardnata.blogspot.com/2015/04/berapa-sih-nilai-dari-blog-gue-dalam.html
Berapa sih nilai dari blog gue DALAM DOLLAR ? http://richardnata.blogspot.com/2015/04/berapa-sih-nilai-dari-blog-gue-dalam.html
Need a professional writer? Fiction and non-fiction? contact richard.nata@yahoo.co.id
Need a professional writer? Fiction and non-fiction? contact richard.nata@yahoo.co.id
Let me introduce myself. My name is Richard Nata. I am an author, novelist, blogger and ghost writer. My articles, including short stories have been published in magazines and newspapers since 1994. I have written a lot of books, both fiction and non-fiction. So I was a professional in the field of writing, both fiction and non-fiction.
I was born in Jakarta, August 17, 1968.
In 1988, at the age of 20 years, I started working as an accounting staff. Age 24 years has occupied the position of Finance Manager. Age 26 years as a General Manager.
In 1994, my articles published in magazines and tabloids.
In 1997, I wrote a book entitled "Buku Pintar Mencari Kerja". This book is reprinted as much as 8 times. Through the book, the authors successfully helped tens of thousands of people get jobs at once successful in their careers. They were also successful when moving to work in other places.
In 1998, I started investing in shares on Bursa Efek Indonesia (Indonesia stock exchange). As a result of investing in the stock market then I can provide consulting services for companies that want to go public in Indonesia stock exchange.
more information :
1. IPO KAN PERUSAHAAN ANDA DI BEI, TRIK TERCEPAT MENJADIKAN ANDA SEORANG KONGLOMERAT. brand, ideas, story, style, my life: IPO KAN PERUSAHAAN ANDA DI BEI, TRIK TERCEPAT MENJADIKAN ANDA SEORANG KONGLOMERAT.
2. JASA KONSULTAN GO PUBLIC ( IPO ) DI BURSA EFEK INDONESIA.
In 2015, Richard Nata revise the "Buku Pintar Mencari Kerja" became BUKU PINTAR DAPAT KERJA GAJI TINGGI PINDAH KERJA GAJI SEMAKIN TINGGI
BUKU PINTAR DAPAT KERJA GAJI TINGGI PINDAH KERJA GAJI SEMAKIN TINGGI made by retyping the book BEST SELLER of the author, entitled “Buku Pintar Mencari Kerja”. This ebook available on google play.
In 2015, I had the idea of a startup company where the readers can decide for themselves the next story. WASN'T THIS A GREAT IDEA? IF can be realized WILL BE WORTH billions USD. Because CAN PRODUCE FOR MILLIONS OF DOLLARS even tens of millions USD annually.
In theory, in 10-20 years into the future, my startup income, amounting to hundreds of million USD annually can be obtained easily. AND IF FOLLOWED BY MANY COMPANIES IN THE WHOLE WORLD WILL THEN BE A NEW INDUSTRIAL worth trillions USD.
To be honest. Currently I'm not having a lot of money. So I start marketing my startup with blogspot.
My STARTUP :
Let me introduce myself. My name is Richard Nata. I am an author, novelist, blogger and ghost writer. My articles, including short stories have been published in magazines and newspapers since 1994. I have written a lot of books, both fiction and non-fiction. So I was a professional in the field of writing, both fiction and non-fiction.
I was born in Jakarta, August 17, 1968.
In 1988, at the age of 20 years, I started working as an accounting staff. Age 24 years has occupied the position of Finance Manager. Age 26 years as a General Manager.
In 1994, my articles published in magazines and tabloids.
In 1997, I wrote a book entitled "Buku Pintar Mencari Kerja". This book is reprinted as much as 8 times. Through the book, the authors successfully helped tens of thousands of people get jobs at once successful in their careers. They were also successful when moving to work in other places.
In 1998, I started investing in shares on Bursa Efek Indonesia (Indonesia stock exchange). As a result of investing in the stock market then I can provide consulting services for companies that want to go public in Indonesia stock exchange.
more information :
1. IPO KAN PERUSAHAAN ANDA DI BEI, TRIK TERCEPAT MENJADIKAN ANDA SEORANG KONGLOMERAT. brand, ideas, story, style, my life: IPO KAN PERUSAHAAN ANDA DI BEI, TRIK TERCEPAT MENJADIKAN ANDA SEORANG KONGLOMERAT.
2. JASA KONSULTAN GO PUBLIC ( IPO ) DI BURSA EFEK INDONESIA.
In 2015, Richard Nata revise the "Buku Pintar Mencari Kerja" became BUKU PINTAR DAPAT KERJA GAJI TINGGI PINDAH KERJA GAJI SEMAKIN TINGGI
BUKU PINTAR DAPAT KERJA GAJI TINGGI PINDAH KERJA GAJI SEMAKIN TINGGI made by retyping the book BEST SELLER of the author, entitled “Buku Pintar Mencari Kerja”. This ebook available on google play.
In 2015, I had the idea of a startup company where the readers can decide for themselves the next story. WASN'T THIS A GREAT IDEA? IF can be realized WILL BE WORTH billions USD. Because CAN PRODUCE FOR MILLIONS OF DOLLARS even tens of millions USD annually.
In theory, in 10-20 years into the future, my startup income, amounting to hundreds of million USD annually can be obtained easily. AND IF FOLLOWED BY MANY COMPANIES IN THE WHOLE WORLD WILL THEN BE A NEW INDUSTRIAL worth trillions USD.
To be honest. Currently I'm not having a lot of money. So I start marketing my startup with blogspot.
My STARTUP :
A story with millions of choices in it - looking investor like you.
Try to imagine this. When you're reading a story on the web or blog, you are given two choices. You can choose the next story based on your own choice. After selecting then you can continue reading the story. Shortly afterwards you will be presented back to the 2 other options. The next choice is up to you. Then you continue the story you are reading. After that you will be faced again with 2 choices. So onwards. The more stories you read so the more options you have taken.
If you feel curious then you can re-read the story by changing your selection. Then you will see a different story with the story that you have read previously. The question now is why is this so? Because the storyline will be varying according to your choice.
I, as the author is planning to make tens of thousands of articles with millions of choices in it. With tens of thousands of articles then you like to see a show of your favorite series on TV for several years. The difference is while watching your favorite TV series, then you can not change the story. Meanwhile, if you read this story then you can alter the way the story according to your own choice.
You might say like this. Sounds like a book "choose your own adventure". Books I read when I was young.
Correctly. The idea is taken from there. But if you read through a book, the story is not so exciting. Due to the limited number of pages. When a child first you may already feel interesting. But if you re-read the book now then becomes no fun anymore because you don't get anything with the amount of 100-200 pages.
Have you ever heard of game books? When you were boy or girl, did you like reading game books? I think you've heard even happy to read it.
Gamebooks are sometimes informally called choose your own adventure books or CYOA which is also the name of the Choose Your Own Adventure series published byBantam Books. Gamebook - Wikipedia, the free encyclopedia
Gamebook - Wikipedia, the free encyclopedia
A gamebook is a work of fiction that allows the reader to participate in the story by making effective choices. The narrative branches along various paths through the use of numbered paragraphs or pages.
Bantam Books with the Choose Your Own Adventure
series has produced more than 250 million US
dollars. While I offer you more powerful than the Choose
Your Own Adventure. Because of what? Because the
story that I made much more interesting than the stories
created by the authors of Bantam Books. You will not get anything just to 100-200 pages. While the story that I created is made up of tens of thousands of articles with millions of choices in it.
For comparison are the books published with the theme "choose your own adventure" produces more than 250 million copies worldwide. If the average price of a book for 5 USD, the industry has produced more than 1.5 billion USD. But unfortunately this industry has been abandoned because the reader begins to feel bored. The last book was published entitled "The Gorillas of Uganda (prev." Search for the Mountain Gorillas ")". And this book was published in 2013.
Based on the above, then you are faced with two choices. Are you interested in reading my story is? Or you are not interested at all. The choice is in your hands.
If you are interested then spread widely disseminated this article to your family, friends, neighbors, and relatives. You can also distribute it on facebook, twitter, goggle +, or other social media that this article be viral in the world. By doing so it is a new entertainment industry has been created.
Its creator named Richard Nata.
The full articles that talks about this:
19. Start-up strategy in order to earn millions to tens of millions of dollars annually. http://richardnata.blogspot.com/2015/02/start-up-strategy-in-order-to-earn.html
20. Why do I need startup funds from investors? http://richardnata.blogspot.com/2015/05/why-do-i-need-startup-funds-from.html
21. slow but sure vs acceleration. http://richardnata.blogspot.com/2015/05/slow-but-sure-vs-acceleration.html
29. Start reading the story here. http://richardnata.blogspot.com/2015/05/start-reading-story-here.html
WHY DO I NEED STARTUP FUNDS FROM INVESTORS? I NEED A LOT OF FUNDS FROM INVESTORS BECAUSE I HAVE TO LOOKING FOR EXPERT PROGRAMMERS(IT).BECAUSE THE DATA IS HANDLED IS VERY LARGE, IT MAY HAVE TO WEAR SOME PROGRAMMERS(IT).
I CAN NOT WEAR SOME FREELANCE PROGRAMMER BECAUSE THE DATA MUST BE MONITORED CONTINUOUSLY FROM VIRUSES, MALWARE, SPAM, AND OTHERS.
IN ADDITION FUNDS FROM INVESTORS IS ALSO USED TO BUY SERVERS WITH VERY LARGE CAPACITY. FUNDS ARE ALSO USED TO PAY EMPLOYEE SALARIES AND OPERATIONAL COSTS OF THE COMPANY.
FUNDS CAN ALSO BE USED FOR ADVERTISING AND OTHER MARKETING STRATEGIES.FUNDS CAN ALSO BE USED TO ADVERTISE MY STARTUP AND OTHER MARKETING STRATEGIES.
IF I GET A VERY LARGE FUND, THE PART OF THE FUNDS USED TO TRANSLATE THE STORY INTO VARIOUS LANGUAGES.With more and more languages, the more readers we get.
WITH MORE AND MORE READERS, THE MORE REVENUE WE GET.
AS AN INVESTOR THEN YOU DO NOT HAVE TO FEEL ANXIOUS ABOUT YOUR FUNDS. BECAUSE YOUR FUNDS WILL NEVER BE LOST BECAUSE IN 3-5 YEARS YOU HAVE RETURNED THE FUNDS COUPLED WITH PROFIT.
THIS BUSINESS IS ONE AND THE ONLY ONE IN THE WORLD.
If we can make a good story, so that the readers will
come again and again for further reading the story then
our earnings will continue to grow and will never
diminish. This is due to new readers who continued to
arrive, while long remained loyal readers become our
customers.
So that the number of our readers will continue to
multiply over time. With the increasing number of loyal
readership then automatically the amount of income we
will also grow larger every year. The same thing
happened in yahoo, google, facebook, twitter, linkedin,
and others when they still startup.
Deuteronomy {28:13} And the LORD shall make thee the
head, and not the tail; and thou shalt be above only, and
thou shalt not be
beneath; if that thou hearken unto the commandments of the LORD thy God, which I command thee this day, to observe and to do [them: ]
Try to imagine this. If I give a very unique story. It was the first time in the world. But the world already know this story even liked it. Because the world love the game books. While the story that I made is the development of game books.
Do you Believe if I dare say if I will succeed because my story will be famous all over the world as Harry Potter?
I believe it. Not because I was the author of the story, but because of the story that I made is unique and the only one in the world.
Income from my startup :
1. Ads. With millions of unique visitors, the price of the ads will be expensive.
3. Contribution of the readers. If you have a million readers and every reader to pay one US dollar per year then you will get the income of one million US dollars per year.
If you have a million readers and every reader to pay one US dollar per month then you will get as much revenue twelve million US dollars per year.
4. Books and Comics. After getting hundreds of thousands to the millions of readers of the story will be made in books and the form of a picture story (comics).
6. Merchandise related to characters. After the movies there will be made an offer for the sale of goods related to the characters.
7. Sales. With millions of email that we have collected from our readers so we can sell anything to them.
Each income (1-7) worth millions to tens of millions of US dollars.
Because each income (1-7) worth millions to tens of millions of US dollars. Then in 10-20 years into the future, AI will be earning hundreds of million USD annually.
So how long do you think my story that I made could gather a thousand readers? Ten thousand readers? One hundred thousand readers? A million readers? Five million readers? Ten million readers? More than ten million readers?
But to get all of it of course takes time, can not be instant. In addition, it takes hard work, big funds and placement of the right people in the right positions.
By advertising, viral marketing, strong marketing strategies and SEO then a million readers can be done in less than a year. Ten million readers can be done in two to three years.
This is the marketing strategy of my startup.
When hundreds of thousands or millions of readers already liked my story then they have to pay to enjoy the story that I made.
If you are a visionary then you will think like this.
With the help of my great name in the world of business, my expertise in marketing, advertising, marketing by mouth, viral marketing, then collecting a million readers to ten million readers will be easy to obtain. Is not that right?
The question now is what if people like my story as they like Harry Potter? You will get tens of millions or even hundreds of millions of email addresses from readers. With that much email, we can sell anything to the readers.
Since April 2013, Wikipedia has around 26 million articles in 285 languages are written by 39 million registered users and a variety of anonymous people who are not known from other parts of the world. Web ranked by Alexa, Wikipedia is a famous website number 6 which has been visited by 12% of all Internet users with 80 million visitors every month and it is only from the calculation of America.
resource : http://www.tahupedia.com/content/show/136/Sejarah-dan-Asal-Mula-Wikipedia
If no Wikipedia then need hundreds of thousands to millions of books required to make 26 million articles in 285 languages into books.
With the Wikipedia then people started to leave to read a book or books to seek knowledge about a subject or many subjects.
The same thing will happen. Read a story in a book or books to be abandoned. Read a story with millions of choices on the web or blog is far more interesting than reading a book or books.
So what happens next? In 10-20 years ahead then read a story in a book to be abandoned. Otherwise my startup will grow and continue to develop into a new entertainment industry.
New entertainment industry, where I was a forerunner startup will continue to evolve.
Therefore, in 10-20 years into the future, my startup will be earning hundreds of million USD annually.
So do not delay. Invest your money immediately to my startup. Take A Look. There are so many advantages if you want to invest in my startup.
WHY YOU SHOULD INVEST YOUR MONEY RIGHT NOW? .
IF YOU INVEST YOUR FUNDS IN ONE, TWO OR THREE YEARS INTO THE FUTURE, YOU MAY BE TOO LATE.
BECAUSE IN 1-3 YEARS INTO THE FUTURE THEN I'VE GOT THE FUNDS. THE FUNDS CAN COME FROM SOME INVESTORS, LOANS FROM BANKS OR FROM ADVERTISEMENTS POSTED ON MY BLOG.
IF I'VE GOT A LARGE AMOUNT OF FUNDS THEN I'VE NO NEED OF YOUR FUNDS. SO INVEST NOW OR NOT AT ALL.
My BLOG started to be written January 11, 2015. TODAY, MAY 30, 2015, THE NUMBER OF CLICKS HAS REACHED 56,750. SO FAR SO GOOD.
If I get big funds from investors then with a quick story that I wrote will spread throughout the world.
So I got acceleration because I can put ads in a large variety of media such as Google AdWords, Facebook, and others. I also can perform a variety of other marketing strategies.
If I do not get funding from investors then my story would still spread throughout the world. But with a longer time, Slow but sure.
So either I get funding from investors or not, the story that I wrote will remain spread throughout the world. Ha ... 7x
So don't worry, be happy.
My advice to you is you should think whether the data that I have provided to you makes sense or not .
If my data reasonable then immediately invest your funds as soon as possible.
Then we discuss how we plan further cooperation.
Thank you.
P.S. The offer letter I gave also to the hedge funds and
venture capital and other major companies
in the entire
world. So who is fast then he will get it.
P.P.S. In addition, there is one more thing I
want to tell you. If a story can generate tens
of millions of US dollars, then what if made
many stories? Then why do not you make 2, 3 or many stories? You will get hundreds of million USD annually.
Try to imagine this. When you're reading a story on the web or blog, you are given two choices. You can choose the next story based on your own choice. After selecting then you can continue reading the story. Shortly afterwards you will be presented back to the 2 other options. The next choice is up to you. Then you continue the story you are reading. After that you will be faced again with 2 choices. So onwards. The more stories you read so the more options you have taken.
If you feel curious then you can re-read the story by changing your selection. Then you will see a different story with the story that you have read previously. The question now is why is this so? Because the storyline will be varying according to your choice.
You might say like this. Sounds like a book "choose your own adventure". Books I read when I was young.
Correctly. The idea is taken from there. But if you read through a book, the story is not so exciting. Due to the limited number of pages. When a child first you may already feel interesting. But if you re-read the book now then becomes no fun anymore because you don't get anything with the amount of 100-200 pages.
Correctly. The idea is taken from there. But if you read through a book, the story is not so exciting. Due to the limited number of pages. When a child first you may already feel interesting. But if you re-read the book now then becomes no fun anymore because you don't get anything with the amount of 100-200 pages.
Have you ever heard of game books? When you were boy or girl, did you like reading game books? I think you've heard even happy to read it.
Gamebooks are sometimes informally called choose your own adventure books or CYOA which is also the name of the Choose Your Own Adventure series published byBantam Books. Gamebook - Wikipedia, the free encyclopedia
Gamebook - Wikipedia, the free encyclopedia
A gamebook is a work of fiction that allows the reader to participate in the story by making effective choices. The narrative branches along various paths through the use of numbered paragraphs or pages.
| ||||||
Bantam Books with the Choose Your Own Adventure
series has produced more than 250 million US
dollars. While I offer you more powerful than the Choose
Your Own Adventure. Because of what? Because the
story that I made much more interesting than the stories
created by the authors of Bantam Books. You will not get anything just to 100-200 pages. While the story that I created is made up of tens of thousands of articles with millions of choices in it.
series has produced more than 250 million US
dollars. While I offer you more powerful than the Choose
Your Own Adventure. Because of what? Because the
story that I made much more interesting than the stories
created by the authors of Bantam Books. You will not get anything just to 100-200 pages. While the story that I created is made up of tens of thousands of articles with millions of choices in it.
For comparison are the books published with the theme "choose your own adventure" produces more than 250 million copies worldwide. If the average price of a book for 5 USD, the industry has produced more than 1.5 billion USD. But unfortunately this industry has been abandoned because the reader begins to feel bored. The last book was published entitled "The Gorillas of Uganda (prev." Search for the Mountain Gorillas ")". And this book was published in 2013.
Based on the above, then you are faced with two choices. Are you interested in reading my story is? Or you are not interested at all. The choice is in your hands.
If you are interested then spread widely disseminated this article to your family, friends, neighbors, and relatives. You can also distribute it on facebook, twitter, goggle +, or other social media that this article be viral in the world. By doing so it is a new entertainment industry has been created.
Its creator named Richard Nata.
The full articles that talks about this:
19. Start-up strategy in order to earn millions to tens of millions of dollars annually. http://richardnata.blogspot.com/2015/02/start-up-strategy-in-order-to-earn.html
20. Why do I need startup funds from investors? http://richardnata.blogspot.com/2015/05/why-do-i-need-startup-funds-from.html
21. slow but sure vs acceleration. http://richardnata.blogspot.com/2015/05/slow-but-sure-vs-acceleration.html
20. Why do I need startup funds from investors? http://richardnata.blogspot.com/2015/05/why-do-i-need-startup-funds-from.html
21. slow but sure vs acceleration. http://richardnata.blogspot.com/2015/05/slow-but-sure-vs-acceleration.html
WHY DO I NEED STARTUP FUNDS FROM INVESTORS? I NEED A LOT OF FUNDS FROM INVESTORS BECAUSE I HAVE TO LOOKING FOR EXPERT PROGRAMMERS(IT).BECAUSE THE DATA IS HANDLED IS VERY LARGE, IT MAY HAVE TO WEAR SOME PROGRAMMERS(IT).
I CAN NOT WEAR SOME FREELANCE PROGRAMMER BECAUSE THE DATA MUST BE MONITORED CONTINUOUSLY FROM VIRUSES, MALWARE, SPAM, AND OTHERS.
IN ADDITION FUNDS FROM INVESTORS IS ALSO USED TO BUY SERVERS WITH VERY LARGE CAPACITY. FUNDS ARE ALSO USED TO PAY EMPLOYEE SALARIES AND OPERATIONAL COSTS OF THE COMPANY.
I CAN NOT WEAR SOME FREELANCE PROGRAMMER BECAUSE THE DATA MUST BE MONITORED CONTINUOUSLY FROM VIRUSES, MALWARE, SPAM, AND OTHERS.
IN ADDITION FUNDS FROM INVESTORS IS ALSO USED TO BUY SERVERS WITH VERY LARGE CAPACITY. FUNDS ARE ALSO USED TO PAY EMPLOYEE SALARIES AND OPERATIONAL COSTS OF THE COMPANY.
FUNDS CAN ALSO BE USED FOR ADVERTISING AND OTHER MARKETING STRATEGIES.FUNDS CAN ALSO BE USED TO ADVERTISE MY STARTUP AND OTHER MARKETING STRATEGIES.
IF I GET A VERY LARGE FUND, THE PART OF THE FUNDS USED TO TRANSLATE THE STORY INTO VARIOUS LANGUAGES.With more and more languages, the more readers we get.
WITH MORE AND MORE READERS, THE MORE REVENUE WE GET.
AS AN INVESTOR THEN YOU DO NOT HAVE TO FEEL ANXIOUS ABOUT YOUR FUNDS. BECAUSE YOUR FUNDS WILL NEVER BE LOST BECAUSE IN 3-5 YEARS YOU HAVE RETURNED THE FUNDS COUPLED WITH PROFIT.
THIS BUSINESS IS ONE AND THE ONLY ONE IN THE WORLD.
If we can make a good story, so that the readers will
come again and again for further reading the story then
our earnings will continue to grow and will never
diminish. This is due to new readers who continued to
arrive, while long remained loyal readers become our
customers.
come again and again for further reading the story then
our earnings will continue to grow and will never
diminish. This is due to new readers who continued to
arrive, while long remained loyal readers become our
customers.
So that the number of our readers will continue to
multiply over time. With the increasing number of loyal
readership then automatically the amount of income we
will also grow larger every year. The same thing
happened in yahoo, google, facebook, twitter, linkedin,
and others when they still startup.
multiply over time. With the increasing number of loyal
readership then automatically the amount of income we
will also grow larger every year. The same thing
happened in yahoo, google, facebook, twitter, linkedin,
and others when they still startup.
Deuteronomy {28:13} And the LORD shall make thee the
head, and not the tail; and thou shalt be above only, and
thou shalt not be
beneath; if that thou hearken unto the commandments of the LORD thy God, which I command thee this day, to observe and to do [them: ]
head, and not the tail; and thou shalt be above only, and
thou shalt not be
beneath; if that thou hearken unto the commandments of the LORD thy God, which I command thee this day, to observe and to do [them: ]
Try to imagine this. If I give a very unique story. It was the first time in the world. But the world already know this story even liked it. Because the world love the game books. While the story that I made is the development of game books.
Do you Believe if I dare say if I will succeed because my story will be famous all over the world as Harry Potter?
I believe it. Not because I was the author of the story, but because of the story that I made is unique and the only one in the world.
Income from my startup :
1. Ads. With millions of unique visitors, the price of the ads will be expensive.
3. Contribution of the readers. If you have a million readers and every reader to pay one US dollar per year then you will get the income of one million US dollars per year.
If you have a million readers and every reader to pay one US dollar per month then you will get as much revenue twelve million US dollars per year.
4. Books and Comics. After getting hundreds of thousands to the millions of readers of the story will be made in books and the form of a picture story (comics).
6. Merchandise related to characters. After the movies there will be made an offer for the sale of goods related to the characters.
7. Sales. With millions of email that we have collected from our readers so we can sell anything to them.
Each income (1-7) worth millions to tens of millions of US dollars.
Because each income (1-7) worth millions to tens of millions of US dollars. Then in 10-20 years into the future, AI will be earning hundreds of million USD annually.
So how long do you think my story that I made could gather a thousand readers? Ten thousand readers? One hundred thousand readers? A million readers? Five million readers? Ten million readers? More than ten million readers?
But to get all of it of course takes time, can not be instant. In addition, it takes hard work, big funds and placement of the right people in the right positions.
By advertising, viral marketing, strong marketing strategies and SEO then a million readers can be done in less than a year. Ten million readers can be done in two to three years.
This is the marketing strategy of my startup.
When hundreds of thousands or millions of readers already liked my story then they have to pay to enjoy the story that I made.
If you are a visionary then you will think like this.
With the help of my great name in the world of business, my expertise in marketing, advertising, marketing by mouth, viral marketing, then collecting a million readers to ten million readers will be easy to obtain. Is not that right?
The question now is what if people like my story as they like Harry Potter? You will get tens of millions or even hundreds of millions of email addresses from readers. With that much email, we can sell anything to the readers.
Since April 2013, Wikipedia has around 26 million articles in 285 languages are written by 39 million registered users and a variety of anonymous people who are not known from other parts of the world. Web ranked by Alexa, Wikipedia is a famous website number 6 which has been visited by 12% of all Internet users with 80 million visitors every month and it is only from the calculation of America.
resource : http://www.tahupedia.com/content/show/136/Sejarah-dan-Asal-Mula-Wikipedia
If no Wikipedia then need hundreds of thousands to millions of books required to make 26 million articles in 285 languages into books.
With the Wikipedia then people started to leave to read a book or books to seek knowledge about a subject or many subjects.
The same thing will happen. Read a story in a book or books to be abandoned. Read a story with millions of choices on the web or blog is far more interesting than reading a book or books.
So what happens next? In 10-20 years ahead then read a story in a book to be abandoned. Otherwise my startup will grow and continue to develop into a new entertainment industry.
New entertainment industry, where I was a forerunner startup will continue to evolve.
Therefore, in 10-20 years into the future, my startup will be earning hundreds of million USD annually.
So do not delay. Invest your money immediately to my startup. Take A Look. There are so many advantages if you want to invest in my startup.
WHY YOU SHOULD INVEST YOUR MONEY RIGHT NOW? .
IF YOU INVEST YOUR FUNDS IN ONE, TWO OR THREE YEARS INTO THE FUTURE, YOU MAY BE TOO LATE.
BECAUSE IN 1-3 YEARS INTO THE FUTURE THEN I'VE GOT THE FUNDS. THE FUNDS CAN COME FROM SOME INVESTORS, LOANS FROM BANKS OR FROM ADVERTISEMENTS POSTED ON MY BLOG.
IF I'VE GOT A LARGE AMOUNT OF FUNDS THEN I'VE NO NEED OF YOUR FUNDS. SO INVEST NOW OR NOT AT ALL.
BECAUSE IN 1-3 YEARS INTO THE FUTURE THEN I'VE GOT THE FUNDS. THE FUNDS CAN COME FROM SOME INVESTORS, LOANS FROM BANKS OR FROM ADVERTISEMENTS POSTED ON MY BLOG.
IF I'VE GOT A LARGE AMOUNT OF FUNDS THEN I'VE NO NEED OF YOUR FUNDS. SO INVEST NOW OR NOT AT ALL.
My BLOG started to be written January 11, 2015. TODAY, MAY 30, 2015, THE NUMBER OF CLICKS HAS REACHED 56,750. SO FAR SO GOOD.
If I get big funds from investors then with a quick story that I wrote will spread throughout the world.
So I got acceleration because I can put ads in a large variety of media such as Google AdWords, Facebook, and others. I also can perform a variety of other marketing strategies.
So I got acceleration because I can put ads in a large variety of media such as Google AdWords, Facebook, and others. I also can perform a variety of other marketing strategies.
If I do not get funding from investors then my story would still spread throughout the world. But with a longer time, Slow but sure.
So either I get funding from investors or not, the story that I wrote will remain spread throughout the world. Ha ... 7x
So don't worry, be happy.
So either I get funding from investors or not, the story that I wrote will remain spread throughout the world. Ha ... 7x
So don't worry, be happy.
My advice to you is you should think whether the data that I have provided to you makes sense or not .
If my data reasonable then immediately invest your funds as soon as possible.
Then we discuss how we plan further cooperation.
Thank you.
P.S. The offer letter I gave also to the hedge funds and
venture capital and other major companies
in the entire
world. So who is fast then he will get it.
venture capital and other major companies
in the entire
world. So who is fast then he will get it.
P.P.S. In addition, there is one more thing I
want to tell you. If a story can generate tens
of millions of US dollars, then what if made
many stories? Then why do not you make 2, 3 or many stories? You will get hundreds of million USD annually.
No comments:
Post a Comment