Sanhedrin merilis deklarasi kepada 70 bangsa untuk Perayaan Hanukkah, yang akan dibacakan pada upacara di Yerusalem pada hari terakhir perayaan. Upacara ini akan mencakup pengudusan sebuah batu mezbah yang dipersiapkan untuk digunakan di Bait Suci Ketiga. Deklarasi ini dimaksudkan sebagai undangan kepada bangsa-bangsa untuk berpartisipasi dalam Bait Suci dan untuk menerima berkat-berkatnya.
Perayaan Hanukkah tahun ini, dilaksanakan pada 2 – 10 Desember 2018 (24 Kislev – 1 Tevet 5779)
Mezbah saat ini ada dalam bentuk blok-blok batu longgar yang siap diangkut ke Gunung Bait Suci dan disimpan dengan cara yang memungkinkan mereka untuk diangkut dan dirakit pada saat itu juga. Ketika selesai, mezbah ini akan berbentuk persegi, sembilan kaki di setiap sisi dan lima kaki tingginya, dan termasuk jalan bagi para imam untuk naik. Keputusan untuk menyiapkan blok-blok batu dan semua rincian komposisi mereka adalah hasil dari penelitian panjang yang dilakukan oleh anggota Sanhedrin bersama Temple Institute. Batu-batu ini terbuat dari beton aerasi dan cocok untuk digunakan di Bait Suci. Ada rencana untuk menyiapkan mezbah baru yang terbuat dari batu-batu asli yang dianggap sebagai bahan ideal untuk membangun mezbah.
Peragaan lengkap dari Korban Olah Tamid (persembahan harian) akan dilaksanakan. Kohanim (pria-pria Yahudi dari golongan imam keturunan Harun) mengenakan pakaian yang diwajibkan secara alkitab akan memimpin upacara. Lokasinya masih belum jelas karena kantor walikota Yerusalem sedang mempertimbangkan masalah keamanan bahwa upacara orang Yahudi semacam ini akan memicu kerusuhan Muslim jika dilakukan di kawasan Gunung Bait Suci. Yang juga dipertanyakan adalah apakah Kohanim secara ritual akan menyembelih seekor anak domba atau apakah daging yang sudah disiapkan akan dibawa. Meskipun Sanhedrin telah menerima semua izin yang diperlukan dari organisasi pemerintah yang bertanggung jawab atas penyembelihan hewan, mereka masih menunggu pemerintah kota untuk menyetujui bagian upacara tersebut. Dalam kedua kasus, daging akan dipanggang di mezbah yang baru ditahbiskan.
Para imam juga akan melakukan korban mincha di mana persembahan gandum yang menyertai korban tamid dipersembahkan bersamaan dengan nesachim, persembahan curahan air anggur.
Menorah besar akan dinyalakan sebagai bagian dari upacara. Rabi Hillel Weiss menjelaskan pentingnya upacara yang diadakan pada hari terakhir Hanukkah.
“Menurut tradisi Yahudi, tabernakel dan Imam Harun ditahbiskan untuk pelayanan pada hari terakhir Hanukkah,” kata Rabbi Weiss. “Sangat tepat bahwa kita harus mengundang bangsa-bangsa ke upacara karena Hanukkah adalah tentang membawa terang kepada kegelapan. Bangsa Yahudi dimaksudkan untuk melakukan ini bagi seluruh dunia,” katanya, mengutip Nabi Yesaya.
Yesaya 49:6 Dan Dia berfirman, “Terlalu kecil bagimu bahwa engkau menjadi seorang hamba bagi-Ku, untuk membangkitkan suku-suku Yakub, dan membawa kembali orang-orang Israel yang terpelihara. Maka Aku akan menempatkan engkau sebagai terang bagi bangsa-bangsa, untuk membuat keselamatan-Ku sampai ke ujung bumi.”
“Orang-orang Yahudi dibawa kembali ke Israel untuk tujuan menyebarkan terang kepada bangsa-bangsa,” kata Rabbi Weiss. “Seperti orang-orang bijak menginstruksikan orang-orang Yahudi untuk berdoa setiap hari, ‘Terang yang baru akan bersinar di Zion, dan kita semua harus segera dilayakkan untuk terang ini.’ Terang ini adalah Torah, terang Torah yang berasal dari Zion, yang menyingkapkan aspek-aspek tersembunyi dari Elohim.”
Upacara ini juga akan menjadi bagian dari upaya berkelanjutan Sanhedrin untuk mendirikan organisasi internasional berbasis Alkitab untuk menggantikan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Untuk tujuan ini, mereka menugaskan Rabbi Yoel Schwartz, presiden Dewan Sanhedrin untuk Hukum Nuh, dengan menyiapkan deklarasi yang akan menggambarkan dasar spiritual bagi organisasi. Rabbi Schwartz adalah salah satu sarjana Torah paling dihormati dari generasi ini, seorang penulis yang produktif, dan pemenang Hadiah Moskowitz untuk Zionisme.
Teks deklarasi Sanhedrin tercetak seperti di bawah ini:

Nyanyian Israel and Dunia – Deklarasi Sanhedrin

“Nama Yisrael, yang olehnya Yakub dipanggil dan seluruh keturunannya sesudah dia, menunjukkan hubungan antara orang Israel dengan Sang Pencipta, dan hubungan ini juga diperkuat melalui nyanyian Kidung Elohim, yang dicapai melalui Kitab Mazmur. Tujuan tertinggi dari lagu adalah untuk memuji Sang Pencipta.
Untuk tujuan ini bahwa pada tanggal 25 Elul (3 September), Sanhedrin dan Mikdash Educational Center menyelenggarakan Konser Penciptaan Dunia sebagai pertemuan musikal bagi segala bangsa untuk memberikan ucapan syukur kepada Sang Pencipta, untuk berbagi dengan seluruh umat manusia ucapan syukur untuk belas kasihan-Nya yang memenuhi ciptaan. Seluruh umat manusia perlu mempersiapkan hari di mana YHVH akan memerintah di Zion, ketika mereka juga akan berziarah ke Yerusalem untuk mengambil bagian dalam ibadah Bait Suci.
Orang-orang bijak mengajarkan kepada kita bahwa dunia berdiri pada tiga hal: pada Torah, pada Ibadah Bait Suci, dan pada perbuatan kasih sayang. Karena tidak adanya Ibadah Bait Suci, dunia seperti sebuah takhta yang berdiri di atas dua kaki.
Kita sangat dekat dengan waktu di mana nabi-nabi Israel bernubuat bahwa Elohim dunia yang menciptakan segala sesuatunya akan dipanggil oleh dunia dalam nama Elohim Israel, karena hanya orang-orang Israel yang tetap melekat kepada-Nya.
Umat manusia menciptakan agama-agama yang berfungsi sebagai instrumen-instrumen sepanjang sejarah untuk membawa umat manusia lebih dekat kepada hari besar ini, ketika semua orang akan mengakui Elohim dunia yang disingkapkan di Gunung Sinai di padang gurun yang bukan milik manusia manapun. Perlu ditekankan bahwa Sepuluh Perintah yang diberikan pada waktu itu ditujukan kepada segala bangsa. Mereka terdengar di seluruh dunia dalam 70 bahasa sehingga setiap bangsa akan mendengar hal-hal ini dalam bahasa mereka sendiri, gema dari hal-hal. Ini adalah sebagai kesaksian oleh kenyataan bahwa ini adalah satu-satunya buku di dunia yang dicetak dalam setiap bahasa yang memiliki buku cetakan, dan sudah digemakan oleh Nabi Zefanya.
Zefanya 3:9 Tetapi sesudah itu, Aku akan mengembalikan kepada bangsa-bangsa bibir yang dibersihkan, supaya mereka semua memanggil kepada Nama YHVH untuk melayani-Nya dengan bahu-membahu.
Pada waktu itu, kita semua akan melayani satu Pencipta dan memenuhi kewajiban moral yang ada pada seluruh umat manusia. Ini adalah kasusnya sejak awal penciptaan, ketika Dia menugaskan Adam dengan kewajiban-kewajiban ini, dan sekali lagi Dia menugaskan mereka yang meninggalkan bahtera sesudah Air Bah dan Nuh bersama putra-putranya, dan lagi di Gunung Sinai, memberikan kepada umat manusia tujuh peraturan ketat.
Inilah tujuh pesan Pencipta dunia untuk umat manusia yang dikenal sebagai Tujuh Hukum Nuh:
Kepercayaan kepada Elohim: Dia yang menciptakan segalanya. Tidak ada yang lain selain Dia dan tidak seorang pun yang boleh berpaling dari-Nya.
Memberkati Hashem (YHVH): Menghormati Sang Pencipta dan orang-orang bijak yang mengenal dengan Torah-Nya, dan menghormati tempat-tempat ibadah di mana Torah dipelajari dan doa-doa dibacakan kepada-Nya. Dilarang, Elohim melarang, berbicara kasar melawan mereka atau mengutuk mereka.
Larangan Mencuri: Memelihara hak-hak orang lain terhadap harta benda dan kehormatan dan tubuh dan tidak berkeinginan untuk mengambil apa pun milik orang lain yang tidak dijual.
Hukum: Untuk mendirikan pengadilan untuk mengadili keadilan dan untuk mengarahkan masyarakat dan menaati perintah-perintah dan keputusan pengadilan.
Larangan Membunuh: Jangan mempersingkat kehidupan orang, termasuk nyawa orang yang sakit parah. Kebalikannya juga benar; untuk menginvestasikan upaya untuk menyembuhkan penyakit dan menjaga kesehatan.
Belas kasihan kepada makhluk: Tidak bertindak kejam terhadap binatang. Salah satu perbuatan paling terlarang adalah makan organ atau anggota tubuh dari hewan hidup. Hewan itu harus dibunuh terlebih dahulu dengan cara yang paling sedikit menyakitkan seperti memotong leher.
Larangan prostitusi: Mitzvah (Perintah Alkitab) untuk membangun kehidupan keluarga yang pantas. Merupakan larangan keras untuk melakukan perzinahan dengan wanita yang sudah menikah. Juga merupakan larangan untuk melakukan pernikahan sesama jenis. Juga dilarang melakukan hubungan seksual dengan binatang dan homoseksualitas.
Oleh karena itu, siapa pun yang menerima ke atas dirinya keseluruhan tujuh aturan ini di depan pengadilan rabbinik memiliki status khusus dalam Yudaisme. Meskipun mereka bukan orang Yahudi, mereka telah memasuki kemitraan penuh dalam pelayanan Elohim.
Panggilan Elohim untuk mengembalikan umat-Nya ke negerinya akan menunjukkan bahwa keyakinan beberapa bangsa bahwa Israel berada di pengasingan sebagai hukuman merupakan keyakinan yang keliru. Pembuangan hanya bertujuan agar Israel melayani sebagai contoh bagi bangsa-bangsa untuk melayani Elohim.

Jika orang-orang Yahudi tidak ada di Roma, para penyembah berhala akan tetap ada sampai hari ini. Torah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, dan bangsa-bangsa menyalin firman Elohim karena ada orang Yahudi di pengasingan Mesir.
Sekarang, saatnya bagi umat Sang Pencipta untuk kembali ke negeri mereka, dan dari sini terang akan keluar ke dunia. Dan ketika kami layak mendapatkannya, dan Bait Suci akan dipulihkan dan dibangun di tempatnya, maka lebih lagi semua bangsa akan menyadari bahwa waktunya telah tiba untuk menyembah Elohim. Krisis agama saat ini adalah persiapan untuk penyembahan sejati dari YHVH.
Kesimpulannya: Siapa pun yang ingin mendampingi kami, untuk menjadi mitra dalam melayani Elohim, dan untuk terhubung dengan umat-Nya, harus menjadi orang percaya di dalam Elohim yang telah disingkapkan di Sinai, dan untuk menjadi seperti bangsa Israel yang hadir di sana dan mempertahankan status ini hingga hari ini.
Kita melihat tangan Elohim dengan jelas di dalam keajaiban negara Yahudi yang bangkit kembali dua ribu tahun setelah kehancurannya. Adalah kewajiban bagi semua orang yang menyertai kami untuk berusaha sebisa mungkin untuk menyebarkan keyakinan menurut para nabi, sama seperti orang-orang Yahudi menjaga dan melaksanakan kata-kata mereka dan mencegah, Elohim melarang, penyebaran agama-agama buatan manusia. Mereka yang melakukannya juga harus membantu orang Yahudi dalam melaksanakan apa yang Elohim perintahkan kepada mereka. Elohim menuntut orang Yahudi dengan sejumlah tambahan, lebih dari Dia menuntut dari bangsa-bangsa lain, karena orang Yahudi akan melayani sebagai imam-imam bagi umat manusia. Dan bangsa-bangsa lain seharusnya tidak, Elohim melarang, mencoba untuk mempengaruhi rakyatnya untuk bergabung dengan agama-agama mereka.”
Rabbi Dov Stein, Sekretaris Sanhedrin, menjelaskan perlunya mengganti Perserikatan Bangsa-Bangsa.
“Kita sekarang hidup di sebuah era ketika ancaman-ancaman bersifat global dan tidak terbatas pada satu negara,” kata Rabbi Stein. “Ini benar-benar untuk senjata, masalah lingkungan, dan bahkan masalah sosial. Solusinya harus berasal dari upaya universal. PBB telah gagal dalam mandatnya dengan menolak Elohim sebagai Pencipta dan Hukum Nuh yang umum bagi seluruh umat manusia.”
Sebagai contoh, Rabbi Stein menjelaskan resolusi yang dirancang PBB untuk melakukan aborsi dan pendampingan bunuh diri sebagai sebuah “hak asasi universal manusia” yang menurut rabbi Stein telah melanggar hukum Nuh yang melarang pembunuhan.
“Mereka telah menolak dasar-dasar kemanusiaan yang diberikan di Sinai. Kita harus mendidik ulang dunia untuk mengatasi masalah ini. Kita membutuhkan organisasi universal yang akan kembali kepada Alkitab, mendidik ulang dunia. Ini bukan inisiatif agama. Ini adalah inisiatif nasional dengan masing-masing bangsa membawa aspek khususnya, semua bangsa bergabung bersama di Yerusalem, di mana dunia diciptakan.”

Referensi: