Tubuh Cahaya dan Biofoton Adam
Orang-orang dari kelompok The New Age dan Alien Channelers sering berbicara tentang tubuh-tubuh cahaya yang dimiliki makhluk-makhluk dunia lain. Namun, kebenarannya adalah bahwa tubuh-tubuh cahaya pertama kali dibicarakan di dalam Alkitab. Dalam bagian ini kita akan memeriksa banyak tempat di Alkitab yang berbicara tentang tubuh-tubuh cahaya dan bagaimana DNA kita memancarkan cahaya. Memahami kebenaran ini akan membantu kita mengenali tipuan iblis yang akan datang pada hari-hari terakhir.
Kita telah melihat bahwa Adam diciptakan dalam gambar dan keserupaan Elohim yang mencakup penampilan Elohim. Kita dapat menyimpulkan lebih banyak tentang bagaimana Adam sebelum Kejatuhan dan juga seperti apa tubuh kita akan diubahkan pada waktu kebangkitan dari ajaran Tuhan Yeshua. Kita pertama-tama menemukan bahwa ketika naik ke Kaisarea Filipi Yeshua membawa murid-murid Petrus, Yakobus dan Yohanes ke puncak Gunung Hermon.
Matius 17:2 “Dan Dia berubah rupa di hadapan mereka, dan wajah-Nya bersinar seperti matahari, dan pakaian-Nya menjadi putih seperti cahaya [phos φως].”
Pakaian Yeshua tidak hanya putih, tetapi juga secara lahiriah putih seperti cahaya, yang merupakan kata Yunani φως phos, dari mana kita mendapatkan kata foto, fosfor atau foton. Dengan kata lain, cahaya Yeshua, yang adalah sumber dari cahaya itu, terpancar melewati pakaian-Nya. Ketika akhir dari masa Kesusahan Besar mendekat, Tuhan Yeshua akan datang kembali ke bumi menunggang seekor kuda putih dan pasukan malaikat kudus akan datang bersama-sama Dia. Berbicara tentang orang-orang yang dipanggil keluar (orang percaya dalam Yeshua), Yohanes mencatat dalam Wahyu:
Wahyu 19:8 “Dan diberikan kepadanya bahwa dia dikenakan dalam lenan halus, bersih dan berkilauan [lampron λαμπρον]; karena lenan halus itu adalah perbuatan kebenaran orang-orang kudus.
Kita melihat dari ayat ini bahwa pakaian penutup itu akan berkilauan atau bercahaya. Kata Yunani λαμπρον lampron menandakan terang atau bersinar. Leksikon Yunani Klasik Liddell, Scott and Jones, mendefinisikannya sebagai “terang, berkilauan, dari matahari dan bintang-bintang”. Jadi, ketika kita menempati tubuh-tubuh surgawi, kita juga akan diselubungi atau dikenakan dalam pakaian-pakaian cahaya. Yeshua menegaskan kenyataan ini ketika Dia mengatakan tentang orang-orang benar di dunia yang akan datang:
Matius 13:43 “Maka orang benar akan bersinar [eklampo ἐκλάμπω] seperti matahari di dalam kerajaan Bapa mereka.”
Hal yang sama diungkapkan kepada Daniel tentang kebangkitan orang benar. Alkitab versi Septuaginta (LXX) menggunakan kata yang sama seperti yang ditemukan dalam Matius 13 di atas, yang juga berhubungan dengan pakaian-pakaian dalam Wahyu 19:8.
Daniel 12:3 Dan orang-orang yang bijaksana akan bersinar [LXX: eklampo ἐκλάμπω, Ibr. yazhiru יַזְהִרוּ] seperti kilauan [LXX: lamprotesλαμπρότης] cakrawala, dan orang-orang yang menuntun banyak orang kepada kebenaran, seperti bintang-bintang kekal selama-lamanya.
Kebenaran ini sudah terungkap sejak zaman Hakim-hakim ketika Deborah, Barak dan Abinoam menyanyikan:
Hakim 5:31 Maka demikianlah musuh-musuh-Mu akan lenyap, ya, YHVH, dan mereka yang mengasihi-Mu, akan menjadi seperti matahari terbit dalam kemegahannya.
Ini lebih lanjut dibuktikan dalam kitab Amsal:
Amsal 4:18 Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya terang, makin lama makin bercahaya sampai kepada siang yang sempurna.
Jika kita ingat ketika Yeshua mengatakan bahwa pada waktu kebangkitan, kita akan menjadi seperti para malaikat, kemudian memandang kepada mereka dan bahwa mereka adalah makhluk-makhluk yang berkilauan, menunjukkan kepada kita bahwa kita juga akan menjadi seperti itu. Ini juga merupakan kesimpulan dari komentator Alkitab, Arthur Pink ketika dia menyatakan dalam bukunya The Doctrine of Revelation:
Sejauh menyangkut jiwanya sebagai hal yang misterius, samar-samar, dan tak dapat dijelaskan, orang percaya memandangnya sebagai makhluk hidup, cerdas, dan penuh perasaan — dirinya yang sebenarnya. Kita harus melihat suatu jiwa tanpa tubuh sebagai orang yang telah menanggalkan pakaian duniawinya dan sekarang mengenakan pakaian terang, atau, bila menggunakan bahasa Alkitab, “mengenakan pakaian putih” (Wahyu 3:5; 4:4). Pada saat kematian, jiwa orang kudus dibebaskan dari segala keterbatasan yang telah dibebankan dosa ke atasnya, dan indera-inderanya tidak hanya dimurnikan, tetapi ditingkatkan dan diperbesar.
Ada banyak ayat yang merujuk pada penampakan mulia para malaikat. Kita tentu ingat bahwa para malaikat bersinar di langit malam pada saat pengumuman kelahiran Mesias yang telah dinantikan di dalam Lukas 2:9. Akar kata pada perikop itu adalah perilampo (περιλάμπω), yang berarti “bersinar ke sekitarnya”, yang merupakan turunan dari kata lampo, “bersinar”.
Dalam Lukas 24:4 kita membaca bahwa ada dua orang (atau malaikat) yang berdiri di kubur Yeshua dalam “pakaian yang bersinar” (astraptoἀστράπτω, seperti bagaimana sebuah bintang bersinar). Kata yang sama untuk bersinar ini digunakan untuk menggambarkan kilat ketika ia bersinar dari satu bagian langit ke bagian yang lain dalam Lukas 17:24.
Mungkin contoh-contoh yang paling jelas tentang seperti apa rupa malaikat dan bagaimana rupa kita nantinya saat kebangkitan, dapat ditemukan dalam Daniel dan Wahyu. Dalam Daniel pasal 10, Daniel memberi tahu kita tentang penglihatan di mana dia melihat seorang malaikat (yang ditahan oleh pangeran Persia, dan karena itu tidak mungkin dia Yeshua) dan bagaimana ia memiliki penampilan yang bersinar.
Daniel 10:5 maka aku melayangkan mataku dan melihat: Dan sungguh seorang berpakaian lenan dan berikat pinggang emas murni dari Ufas.
Daniel 10:6 Tubuhnya seperti permata Tarsis, wajahnya seperticahaya kilat, matanya seperti obor yang menyala-nyala, lengannya dan kakinya seperti kilau logam yang digosok, dan suara perkataannya seperti gaduh orang banyak.
Yohanes juga melihat malaikat-malaikat yang bersinar dalam kitab Wahyu. Para malaikat mengenakan kain linen yang bersinar (lampronλαμπρον).
Wahyu 15:6 Dan keluarlah ketujuh malaikat yang memiliki tujuh bencana dari tempat kudus itu dengan berpakaian linen yang bersih dan berkilauan dan berlilitkan sabuk emas sekeliling dadanya.
Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa “pakaian” masa depan kita ada dalam keserupaan dengan bagaimana Elohim berpakaiankan terang menurut Mazmur 104:1-2, dan karena Adam diciptakan dalam gambar-Nya maka Adam pasti telah kehilangan cahaya itu pada saat kejatuhannya.
Mazmur 104:1 Engkau berpakaian kemuliaan dan kehormatan;
Mazmur 104:2 yang menyelimuti diri-Mu dengan terang bagaikan jubah, yang membentangkan langit seperti tabir;
Dukungan Interpretasi Yahudi Kuno
Yang menarik adalah fakta bahwa tafsiran Yahudi menyatakan bahwa Adam dan Hawa pertama kali dikenakan pakaian cahaya, dan kemudian dikenakan pakaian kulit. Midrash Rabbah (literatur Rabbinik dari abad pertama atau kedua) dari Kejadian 3:21 berbunyi,
Dan YHVH Elohim membuat bagi Adam dan istrinya pakaian-pakaian kulit [‘or עֹור], dan mengenakan kepada mereka (III, 21). Dalam R. Meir’s Torah ditemukan tertulis, ‘Pakaian-pakaian dari cahaya (‘or) ini mengacu kepada pakaian Adam, yang seperti obor, lebar di bagian bawah dan sempit di bagian atas.
Zohar Soncino dari Bereshith (Kejadian), meskipun merupakan tulisan (Yahudi) Abad Pertengahan, menjelaskan secara lebih terperinci bagaimana para rabbi menafsirkan pakaian-pakaian asli Adam dan Hawa:
DAN MATA MEREKA BERDUA TERBUKA. R. Hiya mengatakan, mata mereka terbuka terhadap kejahatan dunia, yang belum mereka ketahui sampai saat itu. Kemudian mereka tahu bahwa mereka telanjang, karena mereka telah kehilangan kilauan surgawi yang sebelumnya menyelimuti mereka, dan yang dari padanya mereka sekarang dilucuti. DAN MEREKA MENJAHIT DAUN-DAUN ARA. Mereka berusaha untuk menutupi diri mereka dengan gambar-gambar (delusif) dari pohon yang mereka makan, yang disebut “daun-daun pohon”. DAN MEREKA MEMBUAT BAGI DIRI MEREKA PENGIKAT PINGGANG. […] Setelah itu Elohim mengenakan Adam dan Hawa dalam pakaian-pakaian yang menyejukkan kulit, seperti yang tertulis, DIA MEMBUATKAN MEREKA JUBAH-JUBAH KULIT [‘or עֹור]. Mula-mula mereka memiliki jubah-jubah cahaya [‘or אֹור], yang membuat mereka mendapatkan pelayanan tertinggi dari yang tinggi, karena para malaikat surgawi biasa datang untuk menikmati cahaya itu; sehingga ada tertulis, “Karena engkau telah membuatnya sedikit lebih rendah dari para malaikat, dan memahkotainya dengan kemuliaan dan kehormatan” (Maz. VIII, 6). Sekarang setelah dosa-dosa mereka, mereka hanya memiliki jubah-jubah kulit [‘or עֹור], bagus bagi tubuh tetapi tidak bagi jiwa.
Zohar (Soncino), bab Shemoth (Keluaran) lebih lanjut berkomentar tentang bagaimana Adam pada awalnya mengenakan cahaya [‘or אֹור] sehingga dia bisa berada di dalam Taman; jika dia tidak memilikinya, teks itu menunjukkan bahwa dia tidak mungkin ada di hadirat Elohim.
Adam di Taman Eden dikenakan pakaian surgawi, dari cahaya surgawi. Segera setelah dia diusir dari Taman Eden dan membutuhkan bentuk-bentuk yang cocok bagi dunia ini, “YHVH Elohim”, Alkitab katakan, “membuat bagi Adam dan bagi istrinya pakaian-pakaian kulit [‘or עֹור] dan mengenakan kepada mereka” (Kejadian III, 21). Pada mulanya mereka mengenakan pakaian cahaya [‘or אֹור], untuk kecerdasan, dari cahaya surgawi di mana Adam melayani di Taman Eden.
Karena, lantaran adalah kemegahan cahaya surgawi yang melayani di Taman Eden, ketika manusia pertama masuk ke dalam Taman, Yang Kudus, terpujilah Dia, membungkusnya terlebih dahulu dalam pakaian cahaya itu. Jika tidak, dia tidak bisa masuk ke sana. Namun ketika diusir, dia membutuhkan pakaian-pakaian lain; karenanya “pakaian-pakaian kulit.
Karya apokripha Yahudi tentang Kehidupan Adam dan Hawa, yang ditulis antara abad ke-3 dan ke-5 M mencatat keyakinan yang banyak dipegang mengenai keadaan asli Adam dan Hawa sebelum kejatuhan mereka.
Tetapi ketika mereka [Adam dan Hawa] pergi di jalan, dan sebelum mereka mencapai tempat itu, Satan, yang jahat, telah mendengar Firman Elohim yang berkomunikasi dengan Adam mengenai penutupnya. […] Kemudian datanglah Firman Elohim kepada Adam dan Hawa, dan berkata kepada mereka, “Inilah dia yang bersembunyi di dalam ular, dan yang menyesatkan engkau, dan melucuti engkau dari pakaian cahaya dan kemuliaan di mana engkau berada. Inilah dia yang menjanjikan engkau keagungan dan keilahian. Lalu di mana, keindahan yang ada padanya? Di manakah keilahiannya? Di manakah cahayanya? Di manakah kemuliaan yang berdiam padanya? Sekarang sosoknya menyeramkan; dia menjadi yang menjijikkan di antara para malaikat; dan dia telah sampai untuk disebut Satan.
Konfirmasi Interpretasi Kristen Kuno
Pemahaman bahwa Adam dan Hawa pernah mengenakan pakaian cahaya sebelum kejatuhan mereka tidak hanya dikonfirmasi oleh orang-orang Yahudi kuno, tetapi juga diisyaratkan oleh orang-orang Kristen kuno di dalam hal-hal yang mereka katakan tentang tubuh-tubuh surgawi yang menantikan orang-orang percaya. Bapa Gereja Arnobius, dalam karyanya Against Heathens menulis dalam catatan berikut ini tentang apa yang harus dinantikan oleh orang-orang percaya:
Tetapi janganlah kita berpikir tentang hal-hal duniawi seperti menganggap hal-hal surgawi: kain-kain material kita yang kasar adalah “bayang-bayang dari yang sebenarnya.” Jubah-jubah cahaya adalah realitas, dan sedang diubahkan kepada tubuh-tubuh spiritual, seperti di sini kabut mungkin menyelimuti sebatang pohon.
Methodius, bapa gereja yang lain mengatakan hal sebagai berikut berkaitan dengan cahaya yang akan kita pakai. Dia mendapatkan komentarnya dari Yesaya 60 yang berbicara tentang kerajaan mesianik masa depan di mana Israel akan berada di pusat. Dia membayangkan tubuh yang benar-benar bebas dari dosa dan kerusakan itu akan seperti bagaimana. Dia menulis:
Bangkit, bersinarlah; karena terangmu datang, dan kemuliaan TUHAN telah bangkit atasmu. […] Ini adalah Gereja yang anak-anaknya akan datang kepadanya dengan kecepatan penuh setelah kebangkitan, berlari kepadanya dari segala penjuru. Dia bersukacita menerima cahaya yang tidak akan meredup, dan berpakaian kecemerlangan Firman seperti jubah. Karena dengan ornamen apa yang lebih berharga atau terhormat bahwa sang ratu harus didandani, untuk dipimpin sebagai Mempelai Perempuan kepada TUHAN, ketika dia telah menerima pakaian cahaya, dan karena itu dipanggil oleh Bapa? Mari, marilah kita berjalan maju dalam pertemuan kita, dan memandang perempuan yang luar biasa ini seperti para perawan yang bersiap untuk menikah, murni dan tidak tercemar, sempurna dan memancarkan kecantikan permanen, tidak kekurangan cahaya terang; dan bukannya sebuah gaun, diselubungi dengan cahaya itu sendiri; dan bukannya batu-batu mulia, kepalanya dihiasi dengan bintang-bintang bersinar. Karena menggantikan pakaian yang kita punya, dia memiliki cahaya; dan untuk emas dan batu-batu berkilauan, dia memiliki bintang-bintang; tetapi bintang-bintang tidak seperti yang ditempatkan di surga yang tak terlihat, tetapi yang lebih baik dan lebih gemilang, sehingga mereka lebih cocok dianggap sebagai gambar dan keserupaan mereka.
Dokumen Kristen abad kedua, Wahyu Petrus, yang ditulis setelah tahun 135 M menyediakan bagi kita komentar yang luar biasa tentang apa yang tanpa diragukan lagi banyak orang Kristen mempercayainya telah terjadi dan akan terjadi. Sekali lagi, kita tidak memandang teks-teks tersebut sebagai yang diilhami Elohim, tetapi sebagai komentar Kristen awal terhadap Kitab Suci. Mengenai kebangkitan orang-orang percaya, teks menyatakan:
Di sana muncul dua orang yang berdiri di hadapan TUHAN […] yang tidak dapat kami lihat. Karena di sana keluar dari wajah mereka berkas sinar seperti matahari, dan pakaian mereka bersinarseperti mata manusia tidak pernah melihat yang seperti itu: karena tidak ada mulut yang mampu mengatakan atau hati untuk memahami kemuliaan yang dengannya mereka dibalut dan keindahan wajah mereka. Yang ketika kami memandang kami takjub, karena tubuh-tubuh mereka lebih putih dari salju mana pun dan lebih merah dari mawar mana pun. Dan kemerahan mereka berbaur dengan putihnya, dan, singkatnya, saya tidak bisa menyatakan keindahan mereka. […] Ini adalah saudara-saudara salehmu (kami)yang penampilannya ingin kamu lihat. […] para penghuni di tempat itu dibalut dengan pakaian para malaikat yang bersinar, dan pakaian mereka seperti di negeri mereka.
Perhatikan bahwa penulis dokumen ini percaya bahwa orang-orang kudus yang dibangkitkan, secara lahiriah akan memancarkan cahaya dari tubuh mereka seperti yang telah kita lihat dari banyak ayat Kitab Suci. Penulis mengidentifikasi dua orang kudus itu sebagai Musa dan Elias (Elia). Dia juga melihat kilauan yang sama dengan warna-warna pelangi seperti warna-warna yang mengelilingi Elohim dalam Yehezkiel 1:28.
‘Anak pada saat kedatangan-Nya akan membangkitkan orang mati. . . dan akan membuat orang-orang benar-Ku bersinar tujuh kali lipat lebih daripada matahari, dan akan membuat mahkota-mahkota mereka bersinar seperti kristal dan seperti pelangi di waktu hujan (mahkota-mahkota) yang diaromai wewangian dan tidak dapat direnungkan (dihiasi) dengan batu delima, dengan warna batu zamrud bersinar terang, dengan topaz, batu-batu berharga, dan mutiara-mutiara kuning yang bersinar seperti bintang-bintang di langit, dan seperti sinar matahari, berkilauan yang tidak dapat dilihat. ‘Sekali lagi, dari para malaikat:’ Wajah mereka bersinar lebih terang dari matahari; mahkota-mahkota mereka seperti pelangi pada waktu hujan. […] Mata mereka bersinar seperti bintang fajar. […] Pakaian mereka tidak ditenun, tetapi putih seperti yang di pembersih pakaian, seperti yang saya lihat di gunung tempat Musa dan Elias berada.
Hanya ada sedikit keraguan bahwa Gereja mula-mula menafsirkan tubuh-tubuh kebangkitan orang percaya adalah sedemikian rupa hingga mereka memancarkan cahaya dan bersinar seperti matahari. Mengingat bahwa Yeshua datang sebagai Adam kedua dan bahwa kita ada dalam gambar Adam pertama yang telah rusak, kita dapat menyimpulkan bahwa ketika Elohim membuat Adam pertama (dalam keadaan tidak rusak), Adam pasti memancarkan cahaya dengan cara yang sama dengan tubuh-tubuh kebangkitan kita.
Biofoton
Mengingat bahwa manusia ada dalam Gambar Elohim, itu akan berfungsi sebagai petunjuk untuk menjawab pertanyaan kita tentang asal-usul cahaya dan dengan sedikit logika, kita akan melihat bahwa cahaya itu pasti berasal dari esensi Elohim. Kembali ke Yehezkiel 1, kita ingat bahwa nabi itu melihat,
Yehezkiel 1:4 maka tampaklah ada angin badai yang datang dari utara, awan besar dan api dan cahaya yang menyelubung ke sekelilingnya, dan dari tengah-tengahnya ada yang seperti kilau ambar [chasmal חַשְׁמַל] dari tengah-tengah api itu.
Kita pelajari dalam ayat 28 bahwa ini adalah rombongan YHVH Sendiri, manusia api, sebagaimana adanya dan dengan demikian, cahaya harus terpancar keluar dari YHVH Sendiri (dan bukan dari jubah-Nya). Faktanya, kita diberitahu secara khusus,
Wahyu 21:23 Dan kota itu tidak membutuhkan matahari atau bulan untuk meneranginya, karena kemuliaan Elohim menyinarinya, dan lampunya adalah Anak Domba.
Yesaya menggambarkan juga cahaya yang datang dari Elohim:
Yesaya 60:19 Bagimu matahari tidak akan lagi menjadi terang pada siang hari, atau bulan akan memberimu terang sebagai sinar, tetapi YHVH akan ada sebagai terang abadi bagimu, dan Elohimmu adalah keindahanmu.
Yesaya 60:20 Mataharimu tidak lagi akan menjadi terang bagimu, dan bulanmu tidak akan memudar, karena YHVH akan menjadi terang abadimu, dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir.
Paulus memberi kita wawasan tentang seperti apa kita akan ada:
Efesus 4:24 kemudian memakai manusia yang baru, yang diciptakan serupa dengan Elohim di dalam keadilan dan kekudusan yang berdasarkan pada kebenaran.
Manusia baru kita telah diciptakan menurut gambar Elohim – bayangkan itu! Kita, sebagaimana ciptaan baru ada dalam gambar dari Dia yang membuat kita! Paulus menyatakan bahwa Yeshua adalah gambar Elohim:
Kolose 1:15 Dialah gambar [eikon εικον (ikon)] Elohim yang tidak kelihatan, yang sulung dari segala ciptaan,
Kemudian dia menyatakan bahwa kita ada dalam gambar itu, menggunakan kata Yunani yang sama, eikon (εικον),
Kolose 3:10 dan mengenakan yang baru yang senantiasa dibarui dalam pengenalan menurut gambar [eikon εικον] Dia yang menciptakannya,
Namun, kita tidak boleh lupa bahwa Adam pada mulanya diciptakan menurut gambar Elohim. Jadi, jika di dalam manusia baru kita, kita akan menjadi seperti Elohim (bukan menjadi Elohim di dalam segala kemuliaan-Nya, tetapi menjadi seperti Dia), maka kita harus menyimpulkan bahwa ketika Elohim menjadikan Adam menurut gambar (Alkitab Septuaginta menerjemahkan bahasa Ibrani tselem צֶ֥לֶם dengan eikon εικον ) dan keserupaan-Nya, maka Adam memancarkan cahaya dengan cara yang sama seperti Elohim. Karena kita akan memiliki tubuh cahaya sesudah gambar kita dipulihkan sepenuhnya, demikian pula Adam pasti memiliki selubung cahaya sebelum kejatuhannya ke dalam kerusakan. Tampaknya tidak ada perbedaan antara Adam dalam keadaan pra-kejatuhannya, dengan kita di dalam kedudukan surgawi kita sejauh menyangkut tubuh kita. Namun demikian, akan ada satu perbedaan yang besar: Adam seharusnya dapat menahan diri dari berdosa dan dengan demikian menikmati kebahagiaan akan kehadiran YHVH. Namun, dia tidak akan mengenal kedalaman-kedalaman dimana Elohim mau merendahkan diri-Nya untuk membeli kembali ciptaan-Nya. Sebagai anak-anak Elohim yang ditebus, kita akan menikmati kebahagiaan surga dan mengetahui sepenuhnya bahwa kita ada di sana karena pengorbanan besar Tuhan kita Yeshua.
Penipuan terbesar yang dengan cerdik dikarang Satan bagi pasangan manusia pertama adalah untuk membujuk mereka memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat supaya menjadi seperti Elohim, ketika mereka sesungguhnya sudah sama! Mereka tampak seperti Elohim (Keluaran 24:9-10, Daniel 7:9, Yesaya 6:1-6, Yehezkiel 1:26-28, Wahyu 4), mereka memiliki Roh Elohim dan mereka memancarkan cahaya seperti Elohim. Terakhir, mereka sudah bijak (atau bijaksana) dan tidak merasa malu. Jadi, mereka sudah cocok sempurna untuk memiliki persekutuan dengan Elohim. Ketika Satan menipu mereka, dia membisikkan hal-hal yang sudah mereka miliki – penipuan sebenarnya adalah kepada fakta bahwa mereka sesungguhnya sudah seperti Elohim.
Kita telah melihat bahwa Adam yang “berpakaian” cahaya adalah sangat alkitabiah. Sekarang mari kita pikirkan bagaimana Adam bisa memancarkan cahaya.
DNA Memancarkan Cahaya
Sekitar tahun 1923 Ahli Biologi Ukraina Alexander Gurwitsh menemukan bahwa makhluk-makhluk hidup seperti bawang dan ragi menghasilkan emisi foton ultra-lemah menurut Fritz-Albert Popp Institute. Penemuan ini kemudian dikonfirmasi secara terpisah oleh para ilmuwan Rusia sekitar tahun 1950 ketika mereka menemukan “pancaran foton ultra-lemah” dari organisme hidup. Sekali lagi, penemuan emisi foton dikonfirmasi secara independen dari temuan sebelumnya oleh fisikawan nuklir Italia L. Colli, U. Facchini, G. Guidotti dan R. Dugnani-Lonati, M. Orsenigo pada tahun 1955 yang “secara kebetulan menemukan ‘bioluminescence’ dari bibit”. Mereka menerbitkan temuan mereka dalam sebuah artikel, “Further Measurements on the Bioluminescence of the Seedlings”, meskipun mereka tidak percaya itu akan menjadi sesuatu yang besar.
Fakta bahwa DNA memancarkan cahaya sekarang telah menjadi fakta yang mapan, meskipun itu relatif tidak dikenal oleh masyarakat umum.
Institut Fritz-Albert Popp membahas penelitian yang sedang berlangsung di lapangan di seluruh dunia. Saling independen satu sama lain dan didorong oleh motivasi yang berbeda-beda, kelompok-kelompok ilmiah di Australia (Quickenden), Jerman (Fritz-Albert Popp), Jepang (Inaba), dan Polandia (Slawinski) menunjukkan bukti emisi foton ultra-lemah dari sistem biologis dengan menggunakan sistem penghitungan foton tunggal modern.
Apa itu biofoton? Biofoton adalah pancaran cahaya dari DNA. Kelompok Dr. Popp dan Marburg menemukan bahwa “sumber esensi dari emisi biofoton non-ekuilibrium adalah DNA.” Mereka mendefinisikan biofoton dengan cara berikut:
Biofoton adalah quanta tunggal yang secara permanen dan terus-menerus dipancarkan oleh semua sistem kehidupan. Mereka adalah subjek fisika kuantum dan mereka menampilkan fenomena universal yang dikaitkan dengan semua sistem kehidupan.
Peneliti dari School of Medicine di Kanazawa University, di Kanazawa, Jepang mengkonfirmasi universalitas dari DNA yang memancarkan cahaya. Mereka menambahkan bahwa cahaya tidak hanya dipancarkan tetapi juga diserap oleh makhluk hidup.
Semua kehidupan organik menyerap, memancarkan, dan memproses cahaya. Emisi biofoton atau emisi cahaya ultra-lemah spontan telah diamati dari hampir semua organisme hidup, dengan intensitas mulai dari 10-19 hingga 10-16 W/cm2.
Sebuah artikel terbaru yang diterbitkan oleh peneliti Daniel Fels membahas kemungkinan bahwa cahaya tampaknya menjadi mode komunikasi dengan sel-sel. Fels menyatakan sebagai berikut:
Sel-sel dapat mempengaruhi satu sama lain tanpa menggunakan sinyal molekuler untuk tujuan tertentu: ini berarti bahwa tidak semua proses seluler selalu didasarkan pada pengenalan reseptor molekul. Sinyal-sinyal nonmolekul kemungkinan besar adalah foton-foton. Jika demikian, sel-sel menggunakan lebih dari satu frekuensi untuk transfer informasi dan pengaruh timbal balik. Efeknya bermacam-macam, bertindak positif atau negatif pada pertumbuhan sel, pertumbuhan dan penyerapan energi yang berkorelasi […] adalah mungkin bahwa banyak proses sel yang dipicu oleh foton-foton.
Biofoton Adam
Mungkinkah biofoton ada hubungannya dengan selubung yang pernah dimiliki Adam? Jawabannya mungkin bisa dikatakan iya. Dari semua yang telah kita lihat, Adam diselubungi dengan cahaya seperti pakaian, mirip dengan Penciptanya. Kita juga telah melihat bahwa Roh Kudus berdiam di dalam Adam ketika dia diciptakan. Mengingat semua bukti sejauh ini, kita bisa membuat gambaran seperti apa kehidupan sebelum dan sesudah kejatuhan. Seperti bagaimana kehidupan sebelum kejatuhan sangatlah menarik karena kita akan kembali ke kondisi-kondisi Eden di zaman yang akan datang. Ringkasan dari poin-poin itu akan membantu kita menciptakan gambar gabungan seperti apa Adam dulu pada waktu itu.
- Elohim itu terang dan di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali (1 Yohanes 1:5, Wahyu 21:23).
- Yeshua berubah rupa dan memancarkan cahaya (Matius 17:2).
- Para malaikat memancarkan cahaya (Daniel 10).
- Para malaikat terlihat sangat mirip dengan Elohim (Daniel 7, 10, Yehezkiel 1, Matius 28:3, Wahyu 10:1; 22) dan dapat disalahtafsirkan sebagai Elohim.
- Kita akan menjadi seperti para malaikat di dunia yang akan datang (Matius 22:30, Lukas 20:36).
- Tubuh kita akan seperti milik Elohim (1 Yohanes 3:2, Mazmur 17:15, Efesus 4:24, Filipi 3:21, Kolose 3:4, 10; 2 Petrus 1:4).
- Anak-anak Elohim memiliki Roh Kudus (Roma 8:14).
- Adam adalah Anak Elohim (yang jatuh) (Lukas 3:38).
- Kita akan diberi pakaian-pakaian yang bersinar (Wahyu 19:8).
Dengan demikian Elohim menciptakan Adam dalam gambar-Nya dan keserupaan-Nya yang berhubungan dengan bentuk umumnya (kepala, bahu, tangan, dan kaki), ditambah Adam memancarkan cahaya dengan cara yang mirip dengan Elohim dan dia juga dihembusi dengan Roh Elohim. Kita telah mempelajari bahwa DNA kita tidak hanya memancarkan cahaya, tetapi juga menyerap cahaya. Tampaknya DNA kita adalah seperti sebuah kapasitor listrik yang dapat menyimpan sejumlah kecil listrik dan kemudian melepaskannya (kapasitor tidak menghasilkan energi mereka sendiri seperti baterai). Dengan cara yang sama, kita dapat berspekulasi bahwa cahaya yang datang dari Adam tidak dihasilkan dari dirinya sendiri, tetapi pertama-tama diserap dari Elohim dan kemudian dipancarkan kembali, sangat mirip sepertibagaimana benda-benda berpendar dalam kegelapan. “Benda-benda berpendar dalam kegelapan perlu terkena cahaya, atau diisi, agar bersinar. Cahaya memberi energi pada fosfor dan memicu elektron mereka. Sementara elektron-elektron kehilangan energi ekstra ini, mereka melepaskannya sebagai cahaya mereka sendiri.”
Ketika Adam berdosa Roh Kudus meninggalkannya dan hubungan langsung dengan sumber cahaya itu terputus. Jadi, cahaya yang sekarang dipancarkan dari makhluk-makhluk hidup tidak berasal dari sumber cahaya tertinggi yang adalah Elohim sendiri, tetapi mungkin dari matahari. Sebelum kejatuhannya, Adam pastilah memancarkan cahaya dalam jumlah besar, sangat mirip dengan para malaikat yang memiliki akses kepada cahaya dan energi Elohim. Dengan demikian kita disuguhkan dengan gambaran bahwa sementara cahaya ini keluar dari DNA Adam, itu akan menutupi tubuhnya dengan cara yang mirip dengan cahaya para malaikat dan oleh karenanya dia diselubungi dengan pakaian cahaya.
Wajah Musa Bercahaya
Kita memiliki bukti nyata bahwa Elohim memberi energi kepada DNA kita dengan terang-Nya ketika Musa ada di gunung bersama Elohim selama empat puluh hari. Alkitab mengatakan:
Keluaran 34:29 Dan terjadilah, ketika Musa turun dari Gunung Sinai, […] dan Musa tidak mengetahui bahwa kulit wajahnya telah bercahaya pada saat percakapan-Nya dengan dia.
Keluaran 34:30 Dan Harun dan seluruh bani Israel melihat Musa, dan lihatlah, kulit wajahnya bercahaya [qaran or panav קָרַ֛ן ע֥וֹר פָּנָ֖יו]; dan mereka pun takut untuk mendekat kepadanya.
Keluaran 34:33 Dan setelah Musa selesai dari berbicara dengan mereka, lalu ia memasang selubung di wajahnya.
Keluaran 34:34 Dan ketika Musa datang di hadapan YHVH untuk berbicara dengan-Nya, dia harus menyingkirkan selubung itu sampai dia pergi ke luar; lalu ia keluar dan berbicara kepada bani Israel tentang apa yang diperintahkan-Nya.
Keluaran 34:35 Dan bani Israel melihat wajah Musa bahwa kulit wajah Musa bercahaya. Dan Musa menutupkan kembali selubung itu di wajahnya sampai dia masuk untuk berbicara dengan-Nya.
Musa tidak menyadarinya, tetapi dalam perbincangannya dengan Elohim dia telah menerima cahaya dari Elohim. Dengan cara yang mirip dengan materi yang bersinar setelah terpapar sumber cahaya, demikian pula Musa bersinar setelah terkena cahaya Elohim. Seperti yang telah kita lihat, Elohim adalah “manusia api” jika Anda mau mengatakannya demikian. Energi dan listrik yang luar biasa terpancar keluar dari eksistensi-Nya. Cahaya keluar dari YHVH dan sementara Musa berbicara muka bertemu muka dengan Elohim, cahaya itu diserap oleh Musa dan kemudian dipancarkan kembali menyebabkan Musa bersinar. Musa rupanya berada sangat dekat dengan YHVH seperti Kitab Suci mengatakan,
Keluaran 33:11 Dan YHVH berfirman kepada Musa muka dengan muka, seperti ketika seseorang berbicara kepada temannya;
Namun, Bilangan 12:8 menambahkan tingkat kedekatan lain antara YHVH dan Musa. Sementara banyak terjemahan Alkitab menuliskan “berhadapan muka”, orang Ibrani itu sebenarnya berbicara dari “mulut ke mulut”:
Bilangan 12:8 ”Aku berbicara kepadanya dari mulut ke mulut [peh el peh פֶּ֣ה אֶל־ פֶּ֞ה] bahkan oleh sebuah penampakan, dan bukan dalam teka-teki; dan dia memandang bentuk YHVH (temunat YHVH תְמֻנַ֥ת יְהוָ֖ה).”
Seberapa dekat kita tidak benar-benar tahu, tetapi uraiannya cukup untuk memberi kita gambaran bahwa Musa berada cukup dekat dengan wajah Elohim. Namun demikian, Elohim pasti dengan suatu cara tetap agak terselubung, karena Elohim sendiri mengatakan bahwa tidak seorang pun dapat melihat wajah-Nya dan tetap hidup. Dia pasti telah mengindikasikan bahwa penyingkapan yang total tentang kemuliaan-Nya tidaklah dimungkinkan, tetapi suatu penyingkapan parsial dimungkinkan.
Oleh karena itu, kita menyimpulkan bahwa Adam pasti memancarkan sejumlah besar cahaya atau foton dari DNA-nya. Ketika dia berdosa, cahaya yang dia terima dari Elohim, sumber cahaya, mungkin padam dan jejak-jejak sedikit cahaya yang memancar dari tubuh kita adalah karena cahaya matahari dan bukan dari Elohim. Amsal 13:9 mengatakan,
Cahaya orang benar menggembirakan, tetapi pelita orang fasik akan dipadamkan. (lihat juga: Amsal 20:20, 24:20; Ayub 18:5, 21:17).
Ketika seorang yang tidak percaya meninggal, sedikit cahaya internal yang dia miliki (karena matahari) hilang dan benar-benar terputus dari Elohim, cahayanya padam. Namun, orang percaya, seperti Adam, akan memiliki cahaya yang memancar dari tubuh rohaninya (karena itu “berpakaian terang”) yang bukan cahayanya sendiri, tetapi merupakan penyerapan dan pemancaran kembali cahaya YHVH dan karenanya kita akan dikembalikan kepada gambar sejati Pencipta kita. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana Kitab Suci menunjukkan bahwa Yeshua akan datang sebagai Adam kedua untuk memulihkan bagi kita gambar Elohimyang tidak rusak.
No comments:
Post a Comment