Benarkah Pilatus Menyusupkan Pesan Ibrani Tersembunyi pada Salib Kristus?
Yohanes 19:16 Maka kemudian, Pilatus menyerahkan Dia kepada mereka supaya Dia disalibkan. Dan mereka menerima YESHUA serta menggiring-Nya. 19. Dan Pilatus pun menuliskan sebuah prasasti serta meletakkannya di atas salib itu. Dan yang tertulis adalah: YESHUA Orang Nazaret, Raja Orang Yahudi. 20. Maka banyak orang Yahudi membaca prasasti itu, karena tempat di mana YESHUA disalibkan berada di dekat kota. Dan itu telah dituliskan dalam bahasa Ibrani, Yunani, dan Latin. 21. Sebab itu para imam kepala orang-orang Yahudi berkata kepada Pilatus, “Janganlah menulis: Raja Orang Yahudi, tetapi: Dia berkata, Akulah Raja orang Yahudi.” 22. Pilatus menjawab, “Apa yang telah kutuliskan, aku telah menuliskannya.”
Pilatus merasa yakin bahwa para pemimpin Yahudi telah memanipulasi dia untuk memerintahkan eksekusi Yeshua (Yohanes 19:12). Sebagai akibatnya, dia ingin membalas mereka, dengan memukul di tempat yang paling menyakitkan. Pilatus mengerti bahwa para pemimpin Bait Suci telah secara salah mempergunakan argumen “Anak Elohim” untuk melawan Yeshua, jadi dia mengubah manipulasi mereka kembali ke atas mereka ketika dia menuliskan tuntutan kriminalnya terhadap Yeshua.
Teks inskripsi tentang “kejahatan” Yeshua ditempatkan pada sebuah papan untuk dipaku di atas kepala-Nya. Sebuah lukisan karya Fra Angelico (1434) mengemukakan spekulasi menarik tentang inskripsi ini. Fra Angelico memiliki ketertarikan mendalam terhadap kata-kata tertulis selama hidupnya. Keakuratan tulisan Yunani, Latin, dan Ibraninya mengungkapkan keterlibatannya dalam studi linguistik yang berkembang di Florence dan Roma pada paruh pertama abad ke-15. Dalam lukisan penyaliban ini, dia merekonstruksi apa yang kemungkinan adalah tulisan Ibrani asli yang tertulis pada papan itu.
Prasasti dalam lukisan itu berbunyi dalam bahasa Ibrani,
ישוע הנצרי ומלך היהודים
(Yeshua Hanatsri V’melek Hayehudim)
Ini diterjemahkan sebagai, “Yeshua orang Nazaret dan Raja orang Yahudi.” Fra Angelico menambahkan kata “dan” karena secara gramatikal hal itu sangat mungkin untuk tulisan teks aslinya.
Jadi, bagaimana Pilatus membalas jasa para pemimpin Bait Suci yang memaksanya untuk menghukum mati Yeshua? Dia melakukannya dengan menulis pernyataan tentang kejahatan Yeshua dalam bahasa Ibrani sedemikian rupa sehingga itu benar-benar menggambarkan Yeshua sebagai YHVH (יהוה).
Bagaimana bisa terjadi?
Inilah kalimatnya di dalam bahasa Ibrani “Yeshua orang Nazaret dan Raja orang Yahudi”. (Bahasa Ibrani dibaca dari kanan ke kiri). Perhatikan huruf pertama dari setiap kata yang disorot warna merah.
ישוע הנצרי ומלך היהודים
(Yeshua Hanatsri V’melek Hayehudim)
Sebuah akrostik dapat terbentuk dengan mengambil huruf pertama dari setiap kata dari kalimat “Yeshua orang Nazaret dan (“ו”) Raja Orang Yahudi” yang dapat disingkat “יהוה”(YHVH) – yaitu nama perjanjian Elohim Israel. Mungkinkah ini penyebab mengapa para pemimpin Bait Suci sangat tidak senang dengan cara bagaimana Pilatus menuliskan tuduhan kriminal Yeshua?
Meskipun murni spekulasi dan tidak dapat dipastikan kebenarannya serta banyaknya sanggahan para ahli sejarah, pandangan ini banyak diterima di kalangan Mesianik.
Artefak Salib Kristus yang asli diyakini ditemukan oleh Santa Helena, ibu dari Kaisar Konstantin dan di bawa ke Roma, dan di simpan dalam Gereja Sessoria yang dulunya adalah istana dan kapel pribadinya. Banyak ilmuwan dan sejarawan yang berpikir bahwa itu mungkin salib yang asli.
Almarhum Prof. Carsten Peter Thiede, dari Oxford & Paderborn, membahas Titulus Crucis (fragmen papan salib) di Gereja Santa Croce di Gerusalemme, di Roma. Baris paling atas (tulisan Ibrani) sekarang hilang, mulai dari bagian di atas “NAZARINUS RE[x]”, yang ditulis dalam bukunya, “The Quest for the True Cross,” Weidenfeld & Nicholson, London, 2000. Tulisan Yunani [baris tengah] dan Latin [baris bawah] ditulis dari kanan ke kiri, seperti penulisan teks Ibrani. Pilatus, sang hakim itu, tidak akan menorehkan tulisan di papan kayu keras itu sendiri, tetapi menyerahkannya kepada seorang juru tulis Ibrani yang cakap dalam bahasa-bahasa ini.
Pada halaman 105 dari “The Quest for the True Cross”, mengutip seorang sarjana Yahudi, Shalom Ben-Chorin, yang menerjemahkan Yohanes 19:19 dari bahasa Yunani ke bahasa Ibrani terbaik, dan memutuskan bahwa “dan” (Vav) adalah tepat. Dia melakukannya secara mandiri. Ini tentu saja menjelaskan protes kemarahan (‘panas’) para pemimpin Bait Suci kepada Pilatus. Orang Yahudi terbiasa memandang kepada akrostik seperti itu.
Dengan penelitian mendalam Prof. Carsten Peter Thiede, dan studi dari Shalom Ben-Chorin, dan artefak penting yang sekarang tersimpan di Santa Croce di Gerusalemme, di mana bagian atas papan dengan baris Ibrani itu sekarang telah hilang, hanya menyisakan bagian bawah huruf: Mungkinkah Fra Angelico, pada awal 1400-an, menyaksikan artefak yang lebih lengkap untuk diamati dan disalin?
Prof. Carsten Peter Thiede, otoritas terkemuka terhadap sejarah kuno Romawi, dalam “The Quest for the True Cross,” sepertinya menyimpulkan bahwa bagian yang tersisa dari Titulus Crucis ini adalah otentik. Setiap teks itu benar untuk Abad Pertama. Urutan bahasa tidak “menyalin” teks dari salah satu Injil, tetapi independen. Tidak ada pemalsuan. Dan Injil Yohanes menyandang pemeriksaan teliti dari para sejarawan modern, seperti Shalom Ben-Chorin, dan diperhitungkan sebagai “saksi mata” terbaik.
Lo que dice allí es YAHSHUA no yeschua
ReplyDelete