BERANDA ABOUT US ADS : 1 USD FOREVER ASMARA BIOGRAFI BUKU BUKU PINTAR
Reporter : Putri Artika R | Sabtu, 4 April 2015 19:19
Merdeka.com - Panitia Planetarium Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Cecep Nurwendaya, mengatakan pada saat gerhana bulan total terjadi, bulan akan memancarkan warna merah. Cecep menjelaskan, semakin merah penampakan warna bulan yang terlihat di suatu wilayah saat gerhana bulan total, merupakan tanda semakin buruknya polusi di wilayah tersebut.
"Hubungan gerhana bulan total dengan polusi ini menarik ya. Ternyata semakin serius indikasi polusi udara di suatu tempat itu akan ditandai semakin merahnya tanda warna bulan pada saat kita melihat gerhana bulan total," ujar Cecep di Planetarium, Jakarta, Sabtu (4/4).
Cecep mengatakan banyak orang yang takjub dengan warna merah tembaga pada saat melihat gerhana bulan total. Padahal, katanya, hal itu merupakan indikasi polusi yang tinggi di daerah tersebut.
"Jadi kita jangan bangga kalau di kota besar melihat 'wah warnanya menarik sekali merah sekali. Ya kita sedih, itu menunjukkan bahwa ada masalah dengan polusi kita," ujarnya.
Cecep menambahkan, sebenarnya gerhana bulan total tidak dapat dilihat, sebab warnanya gelap. Namun, karena bumi memiliki atmosfer, gerhana bulan total dapat dilihat dari bumi.
"Warna merah itu terjadi karena bumi kita punya atmosfer. Andaikan bumi kita tidak memiliki atmosfer maka saat berlangsung gerhana bulan total tidak akan kelihatan gelap. Tapi karena bumi punya atmosfer maka atmosfer inilah yang merefraksikan (membiaskan) sinar matahari dan kemudian lebih banyak warna biru refraksikan dibiaskan maka yang meneruskan ke bulan itu lebih banyak warna merah. Sehingga tampak bulan berwarna merah. Dan ada yang mengatakan warna merahnya tembaga," ujarnya.
"Hubungan gerhana bulan total dengan polusi ini menarik ya. Ternyata semakin serius indikasi polusi udara di suatu tempat itu akan ditandai semakin merahnya tanda warna bulan pada saat kita melihat gerhana bulan total," ujar Cecep di Planetarium, Jakarta, Sabtu (4/4).
Cecep mengatakan banyak orang yang takjub dengan warna merah tembaga pada saat melihat gerhana bulan total. Padahal, katanya, hal itu merupakan indikasi polusi yang tinggi di daerah tersebut.
"Jadi kita jangan bangga kalau di kota besar melihat 'wah warnanya menarik sekali merah sekali. Ya kita sedih, itu menunjukkan bahwa ada masalah dengan polusi kita," ujarnya.
Cecep menambahkan, sebenarnya gerhana bulan total tidak dapat dilihat, sebab warnanya gelap. Namun, karena bumi memiliki atmosfer, gerhana bulan total dapat dilihat dari bumi.
"Warna merah itu terjadi karena bumi kita punya atmosfer. Andaikan bumi kita tidak memiliki atmosfer maka saat berlangsung gerhana bulan total tidak akan kelihatan gelap. Tapi karena bumi punya atmosfer maka atmosfer inilah yang merefraksikan (membiaskan) sinar matahari dan kemudian lebih banyak warna biru refraksikan dibiaskan maka yang meneruskan ke bulan itu lebih banyak warna merah. Sehingga tampak bulan berwarna merah. Dan ada yang mengatakan warna merahnya tembaga," ujarnya.
[siw]
No comments:
Post a Comment