Alasan Mencengangkan Ahok Masuk Politik, Niat "Balas Dendam"
Basuki Tjahaja Purnama memberikan pengakuan mencengangkan mengapa ia terjun ke dunia politik. Ia memiliki sebuah “dendam” yang ada di dalam dirinya. Dendam yang tidak selesai, dan memang tidak selesai. Ternyata Anies memiliki dendam kepada orang yang juga memiliki dendam.
Ahok memiliki dendam dengan para pejabat politik yang ada di Indonesia. Kita bisa melihat bagaimana kinerja yang dikerjakan oleh Ahok itu sangat baik. Kemanusiaannya menjadikan dirinya begitu bersih. Karena ada sebuah hal yang ia miliki.
Manusia sarat nilai ini adalah manusia yang bernama Basuki Tjahaja Purnama. Ia memiliki nilai yang benar-benar dipegang teguh dalam kehidupannya selama hidup di Indonesia. Ia adalah sosok yang bersih.
Pembentukan hidup Basuki Tjahaja Purnama sangatlah luar biasa. Ahok dibentuk untuk melihat bagaimana bobroknya pemerintahan. Ia terjun ke pemerintahan dan politik, untuk membereskan orang-orang dan oknum-oknum gila di sana.
Indonesia memang butuh perubahan. Indonesia butuh sosok Basuki Tjahaja Purnama. Mari kita simak pengakuan lengkap Ahok, tanpa editan dan potongan seperti Buni Yani. Ini adalah sebuah potongan video yang cukup lama. Yuk disimak.
Jika para pembaca tidak bisa mengikuti videonya, penulis sudah buatkan script aslinya dan panjangnya untuk para pembaca menikmati secara tulisan.
Mari disimak di bawah ini yang bercetak miring atau italic. Semoga saja bisa memberikan pemahaman bagi pembaca, bagaimana sosok Ahok sebenarnya. Mengapa ia bisa begitu? Mengapa ia bisa menolak suap? Mari kita simak selengkapnya di bawah ini…
Saya pengalaman dulu dnegan oknum menteri kehutanan. Saya pengalaman betul itu. Saya mau bersaksi. Saya mau buktikan saya berani. Maka jika saya jadi pejabat hebat saya usut itu. Berengsek itu. Hutan lindung pantai disikat perusahaan sawit 500an hektar. Bakau semua disikat, tanamin sawit. Hutan lindung!
Saya protes, karena nempel pabrik saya. Wuih saya dimarahin. Memang lu siapa? Itu tanah lu? Gua ga bisa. Nah itu saya ingin jadi pejabat tuh gitu.
Gapapa ni uda ga bisa nuntut dia gapapa lah. Eh tiba-tiba keluar sertifikat hak guna usaha (HGU) 18 hektar itu, hijaunya pindah ke mana? Pindah ke tambang saya semua!
(hahahaha)
Serius ini! Serius ini! Tambang saya ratusan hektar, ratusan tahun usaha buka pabrik. Tiba-tiba tinggal 17-18 hektar. MAMPUS GA LU? Dari 600an hektar tambang, semua tambang saya jadi hutan lindung. Gak ada pohonnya padahal. Pasir.
Keluar ini peta. Dan sialnya keluar peta waktu saya jadi Bupati Belitung Timur. Mampus gak lu?
Serius ini. Ini betul-betul. Makanya bapak ibu jangan heran saya begitu dendam sama oknum pejabat tu begitu tau ga? Saya gak mau ganggu orang.
Tapi saya dizalimi keterlaluan. Mainnya keterlaluan. Lalu saya jadi Bupati, keluarlah surat, waktu itu masih Prakoso yang kirim dari pusat. Inilah peta hutan lindung yang baru.
Hutan lindung lama jadi sawit HGU, tambang saya semua, pasir, berubah jadi hijau. Gak ada pohonnya. Lalu saya diperiksa polisi, saya nambang di jalur hijau.
Mampus ga lu sekarang?
Jadi udah sial ditimpa, saya dipanggil atas kasus perusakan hutan lindung. Nambang. Ini siapa duluan? Lalu solusinya apa? Saya dipaksa keluarin surat. Semua izin tambang yang di dalam hutan lindung saya cabut. Langsung waktu saya mau jualan pasir ke orang Amerika, mereka nanya “Mana sumber pasir lu?”
Akhirnya tutup pabrik saya. Itulah dendam saya masuk ke politik sebenarnya. Kalau nggak, saya gak mau masuk ke politik. Bapak ibu gak usah heran lihat sikap saya gitu. Saya gak mau terima duit. Karena gua muak. Nolong orang miskin gak bisa, datang sakit sekolah, pusing gua gak ada duit!
Dulu saya pikir sombong, saya kaya bisa bantu orang. Sama pengusaha yang main, kalah saing. Dia bisa nyogok, gue kagak mau nyogok. Sekalian deh gw ceburin. Puas aku kalau berantem di dalam. Itu aja sebenarnya yang terjadi.
Bagaimana bedanya dengan si gubernur pencipok obor itu? Beda jauh kan? #JokowiLagi
Begitulah jujur-jujur.
No comments:
Post a Comment