Sebuah
akhir Pencarian & Panggilan
(Buku, “The Vision” adalah kombinasi dari 2 buku)
oleh
Rick Joyner
Rombongan Pasukan Neraka sedang berbaris
(Diambil dari "The Morning
Star," Vol.5, Nos 2-4, by Rick Joyner)
Pasukan Kejahatan
Saya melihat
sebuah pasukan yang jahat dan sangat banyak, sejauh mata memandang tampak
mereka. Pasukan itu ada divisi-divisinya dan masing-masing membawa panji yang
berbeda. Pasukan yang paling penting dan utama adalah Harga diri, membenarkan
diri sendiri, minta dihargai, ambisi, menghakimi yang tidak bersalah dan yang
terlebih besar adalah Iri hati. Pemimpin pasukan yang besar ini adalah Penuduh
dari saudaranya sendiri. Saya tahu bahwa masih ada banyak kelompok jahat diluar
jangkauan mata saya, tetapi ini adalah pasukan dari neraka yang dilepaskan
untuk melawan gereja.
Senjata –
senjata yang dibawa pasukan ini mempunyai nama, pedangnya bernama intimidasi,
tombaknya bernama penghianatan dan anak panahnya bernama penuduh, gossip,
fitnah dan pencari kesalahan. Pengintai dan pasukan kecil setan bernama
Penolakan, Kepahitan, Ketidaksabaran, tidak mau memaafkan dan nafsu, segera
dikirim untuk mempersiapkan serangan utama. Saya tahu dalam hati bahwa gereja
tidak pernah menghadapi hal ini sebelumnya.
Tugas utama
pasukan ini adalah untuk memecah belah. Pasukan ini dikirim untuk menyerang
setiap hubungan gereja satu sama lain, jemaat dengan gembala, suami dan isteri,
anak dan orang tua, bahkan anak yang satu dengan yang lainnya. Para pengintai
dikirim untuk membuka celah di gereja-gereja, keluarga-keluarga atau
individu-individu dengan penolakan, kepahitan, nafsu dll, yang dapat meledak
dan membuat lobang besar untuk divisi-divisi yang akan datang.
Yang paling
mengejutkan dalam visi saya adalah pasukan ini tidak mengendarai kuda, tetapi
mengendarai orang-orang Kristen. Banyak dari mereka dari kalangan orang kaya,
terhormat dan terpelajar. Mereka adalah orang-orang Kristen yang membuka diri
mereka sendiri kepada kuasa kegelapan, dipakai musuh sedangkan mereka berpikir
bahwa mereka sedang dipakai Tuhan. Penuduh tahu bahwa jika rumahtangga terbagi
– bagi tidak dapat bertahan, dan pasukan ini merupakan perwakilan dari
percobaan terakhir yang memecah belah gereja sehingga mereka benar-benar jatuh.
Orang Hukuman
Dibelakang
pasukan yang pertama adalah sejumlah besar orang-orang Kristen yang
diseret-seret dan menjadi tawanan. Mereka semua terluka dan dikawal oleh
setan-setan kecil bernama Ketakutan. Tampaknya ada lebih banyak tawanan
daripada jumlah setan yang mengawal. Yang mengejutkan, para tawanan ini masih
membawa pedang dan perisai, tetapi mereka tidak menggunakannya. Sangatlah
mengejutkan bahwa begitu banyak orang-orang yang ditawan oleh sejumlah kecil
setan bernama Ketakutan. Tentu saja setan-setan kecil ini sangatlah mudah untuk
dihalau atau dihancurkan dengan senjata-senjata mereka.
Langit di atas
tawanan tampak gelap tertutupi oleh burung nasar yang bernama Depresi.
Burung-burung ini hinggap di pundak para tawanan dan muntah diatasnya. Muntahan
itu adalah Penghukuman. Ketika muntahan itu jatuh disalah satu tawanan, dia
akan berdiri dan berbaris lurus sesaat dan kemudian merosot, semakin lama
semakin lemah dari sebelumnya. Sekali lagi, saya heran para tawanan itu tidak
memusnahkan muntahan itu dengan pedang mereka yang dengan mudah dapat mereka gunakan.
Adakalanya para
tawanan saling bertubrukan dan jatuh. Secepat mereka jatuh ke tanah, para
tawanan yang lain akan mulai menusuk mereka dengan pedang dan mencaci maki
mereka. Mereka akan memanggil burung dendang untuk mulai memakan mereka yang
jatuh sebelum mati.
Saat saya
melihat, saya sadar bahwa para tawanan ini percaya bahwa muntahan penghukuman
itu adalah benar-benar dari Tuhan. Kemudian saya mengerti bahwa para tawanan
ini berpikir bahwa mereka adalah pasukan Tuhan! Hal inilah yang menyebabkan
mereka tidak membunuh setan-setan kecil bernama Ketakutan atau burung nasar yang
mereka pikir adalah pembawa pesan Tuhan. Kegelapan yang disebabkan banyaknya burung
manyar membuat para tawanan ini menerima segala sesuatu yang terjadi seperti
berasal dari Tuhan.
Satu-satunya
makanan yang disediakan untuk para tawanan ini adalah muntahan burung nasar.
Mereka yang menolak memakannya akan menjadi lemah sampai mereka jatuh. Mereka
yang memakannya akan menjadi kuat, tetapi kuat oleh kekuatan iblis. Mereka akan
saling memuntahkan satu sama lainnya. Ketika salah seorang memulai hal ini,
salah satu setan akan menunggu untuk menungganginya dan kemudian mereka akan
maju kebarisan depan. Lebih buruk dari muntahan itu adalah kotoran yang
menjijikkan yang berasal dari kencing dan buang air besar setan-setan yang
menunggangi orang-orang Kristen ini. Kotoran ini adalah harga diri, ambisi.
dll. dan mereka menjadi bagian dari itu. Bagaimanapun juga, kotoran ini membuat
orang-orang Kristen merasa lebih baik dari pada dihukum, dengan mudah mereka
mempercayai bahwa setan-setan itu adalah utusan Tuhan dan mereka juga berpikir
bahwa kotoran-kotoran itu adalah urapan Roh Kudus.
Kemudian Tuhan
berbicara kepada saya, “Ini adalah awal dari pasukan-pasukan musuh di hari-hari
akhir. Ini adalah muslihat akhir setan dan kekuatan penghancurannya yang
terakhir dilepaskan dengan menggunakan orang-orang Kristen untuk saling
menyerang. Selama jaman ini, setan sudah menggunakan pasukannya, tetapi belum
pernah menggunakan banyak manusia untuk menjalankan tujuan iblisnya. Namun, jangan
takut. Aku punya pasukan juga. Sekarang kamu harus berdiri dan bertanding sebab
tidak ada lagi tempat untuk sembunyi dari perang ini. Kamu harus bertanding
untuk KerajaanKu, kebenaran dan untuk orang-orang yang sudah ditipu”.
Saya sungguh
terpukul oleh kebianaban pasukan setan ini, sampai saya berpikir bahwa lebih
baik mati daripada hidup dalam dunia seperti ini. Tetapi Firman Tuhan sangatlah
menguatkan dan kemudian saya segera berteriak bahwa mereka sudah ditipu, saya
berpikir mereka tidak mendengar saya. Ketika saya mulai berteriak, seluruh
pasukan melihat kepada saya dan saya tetap berseru-seru. Saya pikir orang-orang
Kristen ini akan bangun dan menyadari apa yang sudah terjadi, tetapi banyak
dari mereka yang kemudian mulai menembakkan anak panahnya kepada saya.
Sedangkan yang lain ragu-ragu seakan-akan mereka tidak tahu. Kemudian saya tahu
bahwa saya melakukan hal ini terlalu dini dan itu adalah kesalahan yang sangat
bodoh.
Perang dimulai
Kemudian saya
berpaling dan melihat pasukan Tuhan berada dibelakang saya. Ada ribuan prajurit
tetapi tidak bisa dihitung. Hanya sejumlah kecil yang berpakaian lengkap,
berbaju zirah dan memakai ketopong tetapi sejumlah besar tidak memakai
pelindung. Sejumlah besar pasukan itu terluka. Banyak dari mereka yang berbaju
zirah tapi hanya memiliki perisai yang kecil sehingga tidak dapat melindungi
mereka dari pembantaian yang datang. Mayoritas pasukan ini adalah wanita dan
anak-anak.
Dibelakang
pasukan ini adalah kelompok besar orang, sama seperti kelompok tawanan yang
mengikuti pasukan iblis tetapi keadaannya sangatlah berbeda. Tampaknya mereka
adalah orang-orang yang berbahagia, mereka bermain, bernyanyi, berpesta dan
berjalan dari satu kemah ke kemah lainnya. Hal ini mengingatkan saya akan
keadaan di Woordstock. Saya mencoba
berteriak mengatasi suara riuh mereka dan mengingatkan kepada mereka bahwa ini
bukanlah saat yang tepat, perang akan segera dimulai tetapi hanya sedikit orang
yang mendengar suara saya. Merekalah yang memberikan “tanda damai” kepada saya
dan berkata bahwa mereka tidak percaya adanya perang, Tuhan tidak akan
membiarkan sesuatu buruk menimpa mereka. Saya mencoba menjelaskan bahwa Tuhan
memberikan pakaian perlengkapan perang dengan satu maksud, tetapi mereka
menjawab dengan ketus, mereka sudah datang ketempat yang penuh sukacita dan
damai sejahtera dimana tidak ada sesuatupun yang akan terjadi pada mereka. Saya
mulai berdoa meminta Tuhan menambahkan iman (perisai) orang-orang yang memakai
baju zirah, untuk melindungi mereka yang tidak siap adanya perang.
Seorang utusan
muncul, memberikan sebuah terompet dan menyuruh saya untuk segera meniupnya.
Saya segera melakukannya dan orang – orang yang berbaju zirah segera merespon
dan memberikan perhatian. Banyak baju zirah yang dibawa dan mereka segera
memakainya. Saya mengamati bahwa orang-orang yang terluka tidak memakai baju
zirah diatas luka mereka, tetapi sebelum saya dapat berbicara sepatah katapun,
panah-panah musuh menghujani kami. Setiap orang yang tidak berbaju zirah terluka.
Mereka yang tidak segera menutupi luka mereka, kembali terluka ditempat yang
sama.
Mereka yang
terkena panah fitnah segera mulai memfitnah orang-orang yang tidak terluka.
Mereka yang terkena panah gossip segera mulai menggosip dan secepat itu terjadi
perpecahan di perkemahan. Kemudian burung-burung nasae mulai mengambil mereka
yang terluka dan mengirimkan mereka ke kemah tawanan. Orang-orang yang terluka
masih memakai pedang dan sebenarnya dapat dengan mudah menghancurkan burung dendang
itu, tetapi mereka tidak menggunakan pedang itu. Sebenarnya mereka diangkut
tanpa paksaan karena mereka sangat marah kepada orang-orang yang masih tersisa.
Keadaan mereka
yang berada di perkemahan di belakang pasukan sangatlah menyedihkan. Tampak
kekacauan total. Ribuan orang terluka
dan merintih terbaring ditanah. Banyak dari yang tidak terluka hanya duduk diam
tidak percaya. Mereka yang terluka dan duduk tidak percaya langsung diangkut
oleh burung nasar. Beberapa orang mencoba untuk membantu yang terluka dan
mengusir burung nasar, tetapi orang-orang yang terluka sangat marah, mereka
mengancam dan mengusir orang-orang yang mencoba untuk membantu.
Banyak orang
yang tidak terluka berlari secepat mungkin menjauhi medang perang. Pertemuan
pertama dengan musuh sangatlah singkat, sehingga saya tertarik untuk bergabung
dengan mereka. Dengan sangat cepat orang-orang ini muncul kembali dengan
berpakaian perang lengkap, baju zirah dan perisai yang besar. Kegembiraan pesta
berubah dengan cepat. Mereka mulai menempati tempat orang-orang yang jatuh dan
mulai membentuk formasi baru untuk melindungi sekeliling. Segera 3 malaikat
besar bernama Iman, Pengharapan dan Kasih muncul dan berdiri dibelakang kami
dan perisai setiap orang mulai bertambah besar.
Jalan Raya
Kami mempunyai
pedang yang bernama Firman Tuhan dan anak panah yang dinamakan Kebenaran
Alkitabiah. Kami ingin menembak mereka kembali, tetapi kami tidak tahu
bagaimana kami bisa menembak tanpa mengenai orang-orang Kristen yang sedang
dikendarai setan-setan itu. Yang terjadi kemudian, jika orang-orang Kristen ini
terkena anak panah kebenaran mereka akan tersadar dan berbalik menyerang yang
menekan mereka. Saya melepaskan beberapa anak panah. Sebagian besar mengenai
orang-orang Kristen. Ketika anak panah kebenaran mengenai mereka, mereka tidak
bangun atau jatuh terluka, namun mereka akan menjadi marah dan setan yang
mengendarai mereka akan bertambah besar. Hal ini mengejutkan setiap orang.
Mereka mulai merasa mustahil untuk menang, tetapi Iman, Pengharapan dan Kasih
sangat yakin bahwa paling tidak mereka berperang di tanah sendiri. Malaikat
lainnya bernama Hikmat yang kemudian muncul dan menuntun kami untuk berperang
dari gunung yang ada dibelakang kami.
Diatas gunung
ada tebing-tebing dengan tingkat yang berbeda setinggi mata memandang. Pada
setiap tingkat, tebing itu menjadi lebih sempit dan mengeras sehingga dapat dipijak.
Setiap tingkat dinamakan Kebenaran Alkitabiah. Tingkat dibawah dinamakan sesuai
dengan prinsip-prinsip kebenaran seperti, “Keselamatan”, “Pengudusan”, “Doa”,
“Iman” dll. dan ditingkat yang lebih tinggi dinamakan dengan Kebenaran
Alkitabiah Lanjutan. Semakin tinggi kami naik, perisai dan pedang kami semakin
bertumbuh besar dan sedikit anak panah yang dapat mencapai kami.
Sebuah Kesalahan
Yang Tragis
Beberapa orang
yang masih tinggal di tingkat rendah mulai mengambil anak panah dan kembali
menembaki musuh. Tetapi ini adalah sebuah kesalahan yang tragis. Setan-setan
ini dengan mudah menyerang orang – orang Kristen kembali. Jika salah satu
terkena panah Penuduh atau Fitnah, salah satu setan Kepahitan atau Kemarahan
akan terbang dan bertengger di atas anak panah itu. Kemudian dia akan mulai
mengencingi dan buang air besar diatas orang –orang Kristen itu. Jika salah
satu orang Kristen itu sudah dihinggapi setan bernama Harga Diri dan
Membenarkan Diri Sendiri, maka 2 atau 3 setan akan ditambahkan lagi, dan
kemudian dia akan berubah bentuk menjadi setan itu sendiri.
Kami dapat
melihat hal ini terjadi dari tingkat yang lebih tinggi, tetapi mereka yang
berada di tingkat lebih rendah tidak bisa melihatnya. Separoh dari kami
memutuskan untuk tetap memanjat naik, sedangkan separohnya turun ke tingkat
bawah untuk menerangkan kepada mereka yang tinggal disana tentang apa yang
sudah terjadi. Setiap orang diperingatkan untuk tetap naik dan tidak berhenti,
kecuali beberapa orang yang tinggal di setiap tingkat untuk menjaga setiap
prajurit naik lebih tinggi.
Keamanan
Ketika kami
mencapai tingkat “Kesatuan Saudara Seiman” tidak satupun dari anak panah musuh
dapat mencapai kami. Banyak orang dari perkemahan kami memutuskan untuk tidak
naik lagi. Hal ini dapat saya mengerti sebab setiap tingkat yang baru semakin sulit
untuk ditapaki. Bagaimanapun juga, lebih tinggi saya naik, saya merasa lebih
kuat dan lebih mampu dalam memegang senjata, jadi saya terus naik.
Dengan cepat
saya mampu menembak setan tanpa mengenai orang-orang Kristen. Saya merasa jika
saya terus naik, saya akan dapat menembak pemimpin-pemimpin pasukan neraka ini
yang berada dibelakang pasukan. Saya menyesal ada banyak orang Kristen yang
berhenti ditingkat bawah, mereka aman tetapi tidak bisa menembak musuh. Kekuatan dan karakter orang-orang yang tetap
naik semakin bertumbuh dan membuat mereka menjadi Pemenang, setiap orang akan
menghancurkan banyak musuh.
Pada setiap
tingkat ada banyak anak panah Kebenaran yang berhamburan yang berasal dari
orang-orang yang jatuh dari posisinya. Semua anak panah itu dinamakan
Kebenaran. Beberapa orang enggan untuk mengambil anak –anak panah ini, tetapi
saya tahu bahwa kami memerlukan semuanya itu sehingga kami dapat menghancurkan
pasukan besar yang ada dibawah. Saya mengambil satu anak panah, menembak satu
setan dan dengan mudah melenyapkannya, setelah itu baru orang-orang lain mulai
mengambil anak-anak panah itu dan menembakkan kearah musuh. Serangan kami mulai
membuat divisi musuh berkurang. Karena hal ini, seluruh pasukan setan terfokus
kepada kami. Untuk sesaat, semakin kami mencapai sasaran, semakin kami dilawan.
Tugas kami seakan tiada akhir dan ini menjadi sangat melelahkan.
Firman Tuhan
Sebagai Sauh Kami
Pedang-pedang
kami semakin bertumbuh besar seiring dengan kami mencapai setiap tingkat baru.
Hampir saja saya tertinggal sebab tampaknya saya tidak bisa ke tingkat yang
lebih tinggi. Akhirnya saya memutuskan bahwa pedang-pedang ini diberikan untuk
satu tujuan, dan saya harus tetap maju. Saya meletakkan pedang itu di tanah dan
mengikat diri saya sendiri ke pedang itu selagi saya menembaki musuh-musuh.
Kemudian terdengar Suara Tuhan, “Kamu sudah menggunakan hikmat yang akan memampukanmu
untuk terus naik. Banyak orang yang jatuh karena tidak menggunakan pedang
dengan selayaknya yaitu menjadi sauh bagi diri mereka sendiri. Tampaknya tidak
ada seorangpun yang mendengar Suara Tuhan, tetapi banyak orang yang melihat apa
yang saya lakukan dan mereka menirunya.
Saya heran
mengapa Tuhan tidak berbicara kepada saya sebelum saya menentukan pilihan.
Kemudian saya merasa bahwa Dia sudah berbicara kepada saya entah bagaimana.
Lalu saya merasa seluruh hidup saya sudah dilatih untuk beberapa jam ini. Saya
sudah dipersiapkan, saya sudah mendengarkanNya dan mematuhiNya seumur hidup
saya. Saya juga tahu karena hikmat dan pengertian saya, sekarang ini tidak
dapat diambil selagi dalam medan peperangan. Saya sungguh mengucap syukur untuk
setiap pencobaan yang sudah saya alami disepanjang hidup saya dan menyesal
tidak menghargainya terlebih lagi.
Kemudian kami
menembaki setan-setan dan hampir semuanya tepat sasaran. Kemarahan bangkit dari
pasukan musuh seperti api dan batu belerang.Saya tahu bahwa orang-orang Kristen
yang terjebak dalam pasukan sekarang merasakan Kemarahan yang hebat. Tidak ada satupun yang
dapat menembaki kami dan sekarang mereka saling menembaki diri mereka sendiri. Karena panah-panahnya tidak bisa mengenai
kami, mereka sekarang mengirim burung nasar untuk menyerang kami. Orang-orang
yang tidak menggunakan pedang mereka sebagai sauh dapat diserang burung-burung nasar
itu, tetapi mereka juga dapat dijatuhkan dari tempat mereka berdiri. Beberapa
orang jatuh di tingkat yang dibawahnya tetapi beberapa orang juga jatuh didasar
gunung, kemudian dibawa burung-burung itu pergi.
Sebuah Senjata
Baru
Panah Kebenaran
sangat jarang dapat menembus burung-burung nasar itu, tetapi dapat melukai
mereka dan membawa kembali orang-orang yang dibawa. Setiap kali mereka kembali,
beberapa dari kami dapat naik ke tingkat yang lebih atas. Ketika kami mencapai
tingkat yang disebut “Galatia 22”, kami berada diketinggian yang tidak bisa
dicapai burung-burung itu. Di tingkat ini, langit diatas kami hampir menyilaukan
mata karena keindahan dan sinarnya. Saya merasakan damai sejahtera yang belum
pernah saya rasakan sebelumnya.
Sebelumnya,
sebagian besar roh perlawanan saya dimotivasi oleh kebencian dan muak pada
musuh, untuk kepentingan kerajaan, kebenaran dan kasih dari para tawanan.
Tetapi di tingkat inilah saya menangkap Iman, Pengharapan, Kasih yang
sebelumnya saya hanya ikuti dari kejauhan. Di tingkat ini saya diliputi oleh
kemuliaan. Saat saya menangkap mereka, mereka berbalik kepada saya dan mulai
memperbaiki dan membuat baju zirah saya bersinar. Sesaat saja, pakaian saya
berubah total dan memancarkan kemuliaan yang ada pada mereka. Saat mereka
menyentuh pedang saya, sinar kemuliaan memancar. Kasih berkata, “Orang-orang
yang mencapai tingkat ini dipercayakan kekuatan untuk menghadapi saat ini,
tetapi Aku harus mengajarkanmu bagaimana menggunakannya”. Jalan di tingkat
“Galatia 22” sangat lebar sehingga tidak ada bahaya jatuh. Juga ada banyak anak
panah bernama Pengharapan. Kami melepaskan beberapa anak panah itu ke burung nasar
dan dengan mudah mengenainya. Hampir separuh yang mencapai tingkat ini tetap
menembak dan sebagian membawakan anak panah-anak panah ini turun ke tingkat
bawah.
Burung-burung
itu tetap berdatangan seperti gelombang diatas tingkat yang ada dibawah. Dari
Galatia 22 kami dapat menembak pasukan musuh tetapi tidak pemimpinnya, karena
dia masih berada diluar jangkauan. Kami memutuskan tidak menggunakan panah
Kebenaran sampai kami bisa menghancurkan awan depresi yang sudah mereka
ciptakan dan ini membuat kebenaran sedikit efektif. Hal ini memerlukan waktu
yang cukup lama, tetapi kami tidak pernah merasa lelah.
Iman,
Pengharapan dan Kasih, bertambah besar seperti senjata kami sehingga setiap
orang yang jauh dari medan pertempuranpun dapat melihatnya. Sinar mereka bahkan
memancar ke kemah-kemah para tawanan yang masih berada dibawah langit yang
dipenuhi burung dendang. Kegembiraan itu memenuhi kami. Saya merasa bahwa
berada dalam pasukan ini, peperangan ini merupakan petualangan terbesar di
sepanjang hidup saya.
Setelah
menghancurkan sebagian besar burung nasar yang menyerang gunung kami, kami
mulai memunguti burung-burung nasar yang menempel di para tawanan. Setelah awan
kegelapan mulai dibersihkan, matahari mulai menyinari mereka dan mereka mulai
tersadar seakan-akan mereka bangun dari tidur yang sangat lelap. Kemudian mereka mundur apalagi setelah sadar
muntahan-muntahan burung nasar masih menutupi mereka dan mereka mulai
membersihkan diri mereka sendiri. Saat mereka mulai memegang Iman, Pengharapan
dan Kasih, mereka melihat gunung tempat kami berada dan mulai berlari
mendekati. Pasukan iblis masih menghujani mereka dengan anak panah Tuduhan dan
Fitnah, tetapi mereka tetap berlari. Sebelum mereka mencapai gunung, ada banyak
orang yang terkena lusinan atau lebih anak panah, tetapi tampaknya mereka tidak
melihatnya. Secepat mereka mulai mendekati gunung, luka mereka mulai sembuh.
Bersama dengan awan depresi yang mulai disibakkan, segala sesuatu menjadi lebih
mudah.
Jebakan
Para tawanan –
tawanan yang terdahulu sangat bersukacita atas keselamatan mereka. Mereka
sangat menghargai setiap tingkat gunung yang mereka naiki dan kami sangat menghargai kebenaran itu. Dengan cepat
kekuatan para tawanan untuk melawan musuh bangkit. Mereka memakai baju zirah
yang sudah tersedia dan meminta untuk diijinkan kembali melawan musuh. Kami
memikirkan hal tersebut, tetapi kemudian kami putuskan untuk tetap tinggal di
gunung dan melawan musuh. Sekali lagi Tuhan berfirman, “Sudah yang kedua kali engkau
memilih hikmat. Engkau tidak akan menang di tempat musuh, tetapi engkau harus
tinggal di Gunung KudusKu.”
Saya terkejut,
kami sudah membuat keputusan lain hanya dengan berpikir dan membicarakannya
dengan singkat. Kemudian saya memutuskan yang terbaik adalah tidak membuat keputusan
sebelum berdoa. Dengan cepat Hikmat ada pada saya, memegang kedua lengan saya
dengan kuat dan memandang mata saya dan berkata, “Engkau harus melakukan ini!”
Kemudian saya melihat sekalipun saya berada ditempat yang luas di “Galatia 22”,
tetapi saya dapat pergi kepinggirnya tanpa saya ketahui dan dapat dengan mudah
terjatuh. Saya menatap mata Hikmat dan dia berkata dengan serius, “Waspadalah dimana
tempatmu berdiri, engkau dapat jatuh. Didalam hidup ini engkau dapat jatuh dari
tingkat berapapun”.
Ular
Untuk waktu yang
lama kami terus membinasakan burung nasar dan memunguti setiap setan yang
menunggangi orang-orang Kristen. Kami menemukan bahwa panah panah dari
Kebenaran yang berbeda-beda mempunyai efek yang berbeda dari setan yang berbeda
pula. Kami tahu bahwa hal ini akan menjadi pertempuran yang panjang, tetapi
sekarang kami tidak bisa santai dan kami sudah melewati tingkat “Kesabaran”.
Sekalipun setelah orang-orang Kristen menembaki setan-setan, hanya sedikit
orang yang naik di gunung.
Banyak orang
yang dibawa setan-setan dan terus berkhayal. Saat kegelapan yang melingkupi
setan dikoyak, kami dapat melihat tanda yang ada disekitar kaki orang-orang
Kristen ini bergerak. Kemudian saya melihat ternyata kaki-kaki mereka diikat
ular yang bernama Malu.
Kami menembakkan
anak panah Kebenaran ke ular-ular itu, tetapi hanya sedikit yang terkena.
Kemudian kami kembali mencoba menembakkan anak panah Pengharapan, tetapi juga
tanpa hasil. Dari “Galatia 22” sangatlah mudah untuk mencapai tingkat yang
lebih tinggi, dan kami mulai menaiki tingkat yang lebih tinggi. Sesaat kemudian
kami tiba pada sebuah taman yang sangat indah yang pernah saya lihat. Di pintu
masuk taman ini tertulis “Kasih Bapa yang Tak Bersyarat”. Pintu itu adalah
sebuah jalan masuk yang sangat megah dan mengundang kami untuk masuk, jadi kami
masuk. Setelah kami masuk, kami melihat Pohon Kehidupan ada di tengah-tengah taman.
Pohon itu dijaga oleh malaikat-malaikat yang luar biasa. Mereka terlihat
seakan-akan sedang menunggu kami, jadi kami memberanikan diri melewati mereka
dan berjalan kearah pohon. Salah satu malaikat itu berkata,”Mereka yang dapat
masuk ke tingkat ini yaitu mereka yang mengenal Kasih Bapa, dan dapat
memakannya”.
Saya tidak sadar
betapa laparnya saya. Saat saya merasakan buah itu, rasanya sangat lezat
melebihi apapun yang pernah saya rasakan, tetapi rasanya juga tidak aneh. Makan
buah ini membangkitkan kenangan saya pada matahari terbit, hujan, taman-taman
yang indah, matahari terbenam diatas lautan terlebih terkenang pada orang-orang
yang saya kasihi. Setiap gigitan, saya merasakan bertambah mengasihi segala
sesuatu dan setiap orang. Kemudian saya teringat musuh-musuh saya dan saya juga
mengasihi mereka. Perasaan saya menjadi lebih besar dari apapun juga, Lebih dari
damai sejahtera yang saya alami di “Galatia 22”. Kemudian saya mendengar suara
Tuhan dan Dia berkata, “Sekarang inilah yang menjadi makananmu setiap hari.
Tidak akan pernah diambil darimu. Kamu dapat memakannya sebanyak dan sesering
yang kamu mau. Tidak ada akhir dari KasihKu”. Saya mendongak keatas pohon
Kehidupan arah sumber suara dan melihat pohon itu dipenuhi dengan burung
rajawali yang sangat putih. Mereka memiliki mata yang tajam dan indah yang
pernah saya lihat. Mereka melihat kearah saya seakan-akan menunggu perintah.
Salah satu dari malaikat – malaikat penjaga berkata, “Mereka akan melakukan
permintaanmu. Rajawali-rajawali ini memakan ular-ular”. Saya berkata,
“Pergilah! Telanlah malu yang mengikat saudara-saudara kita”. Burung-burung itu
membuka sayapnya dan sebuah angin yang besar datang dan mengangkat mereka ke
udara. Rajawali-rajawali ini memenuhi langit dengan kemuliaan yang menyilaukan.
Sekalipun kami berada di ketinggian, saya dapat mendengar suara-suara kengerian
dari perkemahan musuh saat rajawali-rajawali itu mendekati mereka.
Tuhan Yesus
sendiri yang berdiri di tengah-tengah kami. Dia menyentuh setiap kami dan
berkata, “Sekarang Aku harus mengatakan kepadamu apa yang sudah Aku katakan
dengan saudara-saudaramu setelah KenaikanKu ke Sorga- pesan dari KerajaanKu. Pasukan
yang paling kuat dari musuh kita sekarang sudah di kocar-kacirkan tetapi tidak
dihancurkan. Sekarang waktunya bagi kita untuk maju berbaris dengan Injil
KerajaanKu. Rajawali-rajawali itu dilepaskan dan akan pergi bersama kita. Kita
akan mengambil setiap anak panah yang ada di setiap tingkat tetapi sekarang
Akulah Pedangmu dan Akulah Panglimamu. Sekaranglah waktunya Pedang Tuhan
dihunus.” Saya menoleh dan melihat seluruh pasukan Tuhan berdiri di taman. Ada
banyak laki-laki, perempuan dan anak-anak dari segala bangsa dan segala suku,
masing-masing membawa panji yang digerakkan angin dengan kesatuan yang
sempurna. Saya tahu bahwa tidak ada seperti yang ini yang pernah saya lihat di
bumi. Saya tahu bahwa musuh –musuh mempunyai pasukan yang semakin bertambah
banyak dan benteng-bentengnya ada diseluruh bumi, tetapi tidak ada seorangpun
yang dapat berdiri didepan pasukan yang sangat besar ini. Saya berbisik, “Ini
pasti Harinya Tuhan”. Sekumpulan besar pasukan ini menjawab dengan suara yang
menggelegar, “Harinya Tuhan sudah datang”.
Kami berdiri di Taman
Tuhan dibawah Pohon Kehidupan. Tampaknya seluruh pasukan ada disitu dan
berlutut didepan Tuhan Yesus. Dia baru saja memberikan kekuatan bagi kami untuk
kembali ke medan pertempuran dan membebaskan saudara-saudara kami yang masih
terikat musuh dan untuk dunia yang masih dikasihiNya. Sungguh perintah yang luar biasa dan menyedihkan.
Sangat luar biasa karena perintah ini berasal dari Tuhan. Sangat menyedihkan karena
kami harus meninggalkan HadiratNya dan Taman yang sangat indah yang pernah saya
lihat ini. Dan meninggalkan semua ini untuk kembali ke medan pertempuran.
Tuhan meneruskan
perintahNya: "Aku sudah memberikan kasih karunia dan kekuatan rohani, pemahamanmu
akan Firman dan KerajaanKu akan bertambah-tambah, tetapi senjata terbesar yang
baru diberikan kepadamu adalah Kasih Bapa. Sepanjang engkau berjalan didalam
Kasih Bapa, engkau tidak akan pernah gagal. Buah dari Pohon Kehidupan adalah
Kasih Bapa yang dinyatakan dalamKu. Kasih yang ada dalamKu harus menjadi
makananmu sehari-hari”.
Ketampanan Tuhan
tidaklah seperti yang kita bayangkan sungguh dahsyat. Saat Dia bergerak dan
berbicara, membuat Dia menjadi orang yang paling menarik yang pernah saya
lihat. Dia ada diluar definisi manusia
dalam martabat dan keanggunanNya.Tidak ada gambar atau lukisan yang pernah
menggambarkan Dia seperti yang saya lihat, tetapi kebanyakan lukisan-lukisan
itu mirip Dia. Saya mulai berpikir bahwa Dia adalah segala sesuatu tentang
Kasih Bapa dan mulia. Dia benar-benar penuh dengan keanggunan dan kebenaran.
Ketika saya
memakan buah dari Pohon Kehidupan, pikiran-pikiran tentang yang baik-baik
memenuhi jiwa saya. Saat Yesus berbicara hal sama terjadi. Saya tidak akan
pernah mau meninggalkan tempat ini. Saya teringat bagaimana saya pernah
berpikir alangkah membosankannya untuk para malaikat-malaikat itu, tidak
mengerjakan apapun tetapi hanya menyembah Dia depan TahtaNya. Sekarang saya
tahu bahwa tidak ada sesuatupun yang melebihi apapun daripada menyembah Dia.
Hal itu tentu saja bagian yang paling baik di surga. Sangat sukar dipercayai
bahwa saya berjuang melawan kebosanan selama pelayanan penyembahan. Saya tahu
bahwa itu karena saya waktu itu berada diluar jangkauan kenyataan.
Menyembah dalam
Roh dan Kebenaran
Saya diliputi
perasaan untuk kembali dan memperbaiki waktu-waktu saya menyembah Dia tetapi
pikiran saya mengembara dan penuh dengan hal-hal lain. Perasaan untuk
mengungkapkan kekaguman saya pada Dia semakin tidap bisa ditahan. Saya harus
memuji Dia! Saat saya membuka mulut, saya terkejut dengan penyembahan spontan
yang keluar dari mulut pasukan Allah pada saat yang sama. Saya hampir lupa
bahwa ada orang lain disana, tetapi kami ada didalam kesatuan yang sempurna.
Penyembahan yang agung ini tidak dapat dikatakan dalam bahasa manusia.
Saat kami
menyembah, sebuah sinar emas mulai memancar dari Tuhan, kemudian ada sinar
–sinar perak yang mengitari emas itu. Warna-warni yang banyak sekali tidak
pernah saya lihat membungkus kami. Dengan kemuliaan ini saya masuk alam emosi
yang tidak pernah saya alami sebelumnya. Saya mengerti kemuliaan ini sudah ada
disana sepanjang waktu, tetapi kami focus pada Dia, cara kami menyembah dan
kami mulai melihat KemuliaanNya. Semakin kami menyembahNya, semakin Kemuliaan itu
tampak. Jika ini adalah surga, maka ini adalah sangat amat baik melebihi apapun
yang pernah saya impikan.
Menemukan Tempat
TinggalNya
Saya tidak tahu
berapa lama penyembahan ini berlangsung. Mungkin dapat bulanan, hanya tidak
mungkin memperkirakan waktu dalam kemuliaan ini. Untuk sesaat saya memejamkan
mata sebab kemuliaan yang saya lihat dengan hati menjadi sebesar yang saya
lihat dengan mata jasmani saya. Saat saya membuka mata, saya terkejut melihat
Tuhan sudah tidak ada lagi disana, tetapi pasukan malaikat-malaikat berdiri
ditempat Tuhan sebelumnya berada. Salah satu dari mereka maju kearah saya dan
berkata, “Pejamkanlah matamu kembali”. Saat saya melakukannya, kemuliaan Tuhan
melingkupi saya dan saya sangat lega.
Kemudian
malaikat itu menjelaskan, “Apa yang kamu lihat dengan mata hatimu adalah lebih
dari kenyataan yang dapat kamu lihat dengan mata jasmanimu”. Seringkali saya
mengatakan hal ini, tetapi betapa jarangnya saya benar-benar berjalan
didalamnya.! Malaikat itu kemudian meneruskan, “Karena itulah Tuhan mengatakan
kepada murid-muridNya yang pertama bahwa adalah lebih baik untuk Dia pergi
sehingga Roh Kudus dapat datang. Tuhan tinggal didalam kamu. Kamu sudah
diajarkan hal ini berulang kali, tetapi sekarang kamu harus hidup didalamnya
sebab kamu sudah makan dari Pohon Kehidupan”.
Kemudian
malaikat itu menuntun saya kembali ke pintu gerbang. Saya memprotesnya, saya
tidak mau meninggalkan tempat ini. Tampak terkejut, malaikat ini memegang bahu
saya dan memandang langsung ke mata saya. Kemudian saya mulai mengenalinya
sebagai malaikat Hikmat. “Engkau tidak perlu meninggalkan taman ini. Taman ini
ada didalam hatimu sebab Sang Pencipta Sendirilah yang ada didalammu. Engkau
menginginkan hal yang terbaik, yaitu untuk menyembah dan diam dalam HadiratNya
selama –lamanya dan itu tidak akan pernah diambil darimu”. Saya memahami apa
yang diucapkan Hikmat, kemudian saya melihat Pohon Kehidupan yang ada
dibelakangnya. Saya ingin meraihnya sebelum pergi. Mengetahui pikiran saya,
Hikmat dengan lembut menggoncangkan saya, “Jangan. Buah-buah yang dikumpulkan
dalam ketakutan akan busuk. Buah dan pohon ini ada didalammu sebab Dia ada
didalammu. Kamu harus percaya”.
Saya memejamkan
mata saya dan mencoba melihat Tuhan kembali, tetapi tidak bisa. Saat saya
membuka mata saya, Hikmat masih menatap saya. Dengan kesabaran yang luar biasa
dia meneruskan, “Engkau sudah merasakan kenyataan surga dan tidak ada seorang
pun yang ingin kembali ke medan pertempuran yang pernah mereka lewati. Ketika
Rasul Paulus datang kesini, dia berjuang sepanjang hidupnya untuk tinggal dan
bekerja bagi Tuhan, atau kembali masuk kesini sebagai warisannya, tetapi
warisan ini akan terus membesar selama dia tinggal. Sekarang engkau mempunyai
hati penyembah yang ingin selalu berada disini dan engkau dapat memasukinya
melalui penyembahanmu yang benar. Semakin
engkau focus pada Tuhan, semakin nyata kemuliaan yang dapat engkau lihat
dimanapun engkau berada”.
Kata-kata Hikmat
akhirnya menenangkan saya. Sekali lagi saya memejamkan mata hanya untuk
mengucap syukur atas pengalaman luar biasa dan kehidupan yang sudah Dia berikan
kepada saya. Saat saya melakukan hal itu, saya mulai dapat melihat kemuliaan
Tuhan kembali dan perasaan yang ada pada penyembahan sebelumnya kembali
memenuhi jiwa saya. Kata-kata Tuhan sangat keras dan jernih dan saya yakin
dapat saya dengar dengan telinga saya, “Aku tidak akan pernah meninggalkan atau
mengabaikanmu”.
Saya
meresponiNya, "Tuhan, ampuni ketidakpercayaan saya,” Tolong bantu saya
untuk tidak pernah meninggalkan atau mengabaikanMu”.
Berjalan dengan
Hikmat
Saat saya
membuka mata, Hikmat masih memegang pundak saya. “Aku adalah karunia pertama
yang diberikan kepadamu untuk pekerjaanMu, “ kata Hikmat, “ Aku akan
menunjukkan jalan kepadamu, tetap pada jalan itu tetapi hanya kasih yang dapat
membuatmu setia. Hikmat terbesar adalah Kasih akan Tuhan”.
Kemudian Hikmat
melepaskan pundak saya dan kami mulai berjalan melewati pintu gerbang. Saya
mengikutinya dengan diam. Saya teringat nafas peperangan dan saat kami menaiki
gunung dan itu menarik, tetapi tidak ada yang dapat menyamai Hadirat Tuhan dan
penyembahan yang sudah saya alami. Meninggalkan itu semua adalah pengorbanan
terbesar yang pernah saya buat. Kemudian saya teringat bagaimana semuanya itu
ada didalam saya, sangat mengherankan begitu cepat saya melupakannya. Saya
mulai berpikir tentang peperangan besar yang menggusarkan hati saya, antara apa
yang saya lihat dengan mata jasmani saya dan apa yang saya lihat dengan hati
saya.
Saya maju
kedepan sehingga dapat berjalan disamping Hikmat dan bertanya, “Saya sudah 26
tahun berdoa untuk dapat pergi ke Surga tingkat ke-3 seperti Rasul Paulus.
Apakah ini surga tingkat ketiga itu?”
"Yah, ini
adalah salah satu bagian dari surga tingkat ketiga, “jawabnya, “tetapi masih
banyak yang lainnya."
"apakah
saya diijinkan untuk melihat yang lainnya?" tanya saya.
"Engkau
akan melihatnya. Sekarang Aku akan membawamu melihatnya”. .
Saya mulai
memikirkan Kitab Wahyu. “Apakah wahyu Yohanes tentang surga ketiga?” Tanya
saya.
"Sebagian
wahyu Yohanes adalah surga ketiga, tetapi paling banyak itu adalah surga
tingkat kedua. Surga tingkat kedua adalah alam rohani selama setan memerintah
bumi. Surga ketiga adalah kasih dan tempat tinggal Bapa yang akan menang atas
bumi melalui Rajamu”.
"Bagaimana
dengan surga tingkat kesatu?" pinta saya, dan saat saya menanyakan hal itu
saya merasakan hembusan udara dingin.
"Ini bukan urusan
Hikmat saat ini, “ teman saya ini menjawab dengan serius saat pertanyaan saya
mengejutkan dia. "Hikmat adalah untuk mengenal surga ketiga sepertimu. Ada
banyak yang engkau harus ketahui tentang surga ketiga dan ini adalah surga
ketiga, kerajaan yang harus kamu kotbahkan sepanjang waktu. Di waktu-waktu yang
akan datang, kamu akan diceritakan tentang surga pertama tetapi tidaklah
menguntungkan jika kamu mengetahuinya sekarang”.
Saya teringat hembusan
angin dingin yang saya rasakan dan
Hikmat mengangguk, mengetahui pikiran saya. “Sungguh Engkau sangat luar biasa,”
saya harus mengatakan itu sebagai penghargaan pada malaikat ini. “Engkau akan
menjagaku dijalan yang benar".
"Ya,
benar," jawabnya.
Saya yakin, saya
merasakan kasih keluar dari malaikat ini, kasih yang unik, yang tidak pernah
saya rasakan dari malaikat yang lain, yang menunjukkan tugas lebih daripada
kasih. Hikmat meresponi pikiran saya seakan-akan saya mengatakannya dengan
lantang.
"Ini adalah
Hikmat untuk mengasihi dan Aku tidak akan menjadi Hikmat kalau Aku tidak
mengasihimu. Ini juga Hikmat untuk memegang kebaikan dan kehebatan Tuhan. Ini Hikmat
untuk mengasihi Tuhan dan takut akan Dia. Engkau bisa melakukan yang sebaliknya.
Ini adalah pelajaran selanjutnya yang harus engkau pelajari.” Malaikat itu
mengatakan dengan sungguh-sungguh.
"Saya tahu
itu dan saya sudah mengajarkannya berulangkali," jawab saya, untuk pertama
kalinya saya merasa Hikmat benar-benar tidak mengenal saya.
"Aku sudah
menjadi temanmu sepanjang waktu dan aku tahu pengajaran-pengajaranmu,” kata
Hikmat. “Sekarang engkau akan belajar apa arti pengajaran-pengajaranmu. Seperti
yang sudah engkau katakan berulang kali, “Ini bukanlah tentang mempercayai
pikiranmu, tetapi mempercayai hatimu sebagai hasil dari kebenaran”.
Saya meminta
maaf, dan merasa malu menanyakan hal ini pada Hikmat. Segera dia menerima
permohonan maaf saya. Kemudian saat itu saya menyadari bahwa saya sudah
menanyakan dan menantangnya sepanjang hidup saya, sering kali atas sakit hati
saya.
Bagian lain dari
Kasih
"Ada banyak
waktu untuk mengagumi Tuhan," Hikmat meneruskan, "dan ada banyak
waktu untuk menghormati Dia dengan takut dan penghargaan. Seperti ada waktu
untuk menanam, waktu untuk menuai dan Hikmat untuk mengetahui waktunya. Hikmat
yang benar mengetahui waktu-waktu dan musim-musim Tuhan. Aku membawamu kesini
sebab ini adalah waktu menyembah Tuhan dalam kemuliaan KasihNya. Sekarang aku
membawamu ke tempat lain sebab ini adalah waktu untuk menyembah Dia dengan
takut akan PenghakimanNya. Sampai engkau mengerti keduanya tidak dapat
dipisahkan satu sama lain”.
"Apakah
artinya itu kalau saya tetap tinggal didalam penyembahan mulia, saya akan
kehilanganmu?” Tanya saya tak percaya.
"Ya. Aku
akan dapat selalu mengunjunginya dengan kamu jika Aku bisa, tetapi kita akan
jalan berseberangan. Memang sangat sulit untuk meninggalkan kemuliaan dan damai
sejahtera seperti itu, tetapi itu bukan sepenuhnya wahyu tentang sang Raja. Dia
adalah Singa dari Yehuda dan Anak Domba. Untuk yang masih anak-anak rohaninya
dia adalah Anak Domba. Untuk yang sudah dewasa Dia adalah singa dari Yehuda.
Untuk yang benar-benar sudah dewasa Dia adalah Singa dari Yehuda dan Anak
Domba. Engkau sudah mengerti hal ini dalam pikiranmu dan Aku sudah mendengar engkau
pernah mengajarkannya, tetapi sekarang engkau akan mengerti dalam hatimu dan engkau
akan mengalami Kursi Pengadilan Kristus.
Kembali ke Medan
Pertempuran
Sebelum
meninggalkan gerbang Taman saya meminta pada Hikmat untuk duduk sebentar saja,
memikirkan semua hal yang baru saya alami. “Ya, kamu dapat melakukan hal ini,”
jawabnya, “Tetapi Aku mempunyai tempat yang lebih baik untukmu."
Saya mengikuti
Hikmat keluar dari pintu gerbang dan kami mulai menuruni gunung. Saya terkejut,
peperangan masih terus berlangsung, tetapi hampir tidak sehebat sewaktu kami
naik. Masih ada banyak anak panah penuduhan dan fitnah berterbangan di tingkat
bawah, tetapi pasukan musuh yang masih tertinggal diserang rajawali putih yang besar.
Burung-burung perkasa itu dengan mudah menang.
Kami tetap turun
dan hampir sampai didasar gunung. Hanya beberapa diatas tingkat “Keselamatan”
dan “Pengudusan” adalah tingkat “Pengucapan Syukur dan Pujian”. Saya dapat
mengingat tingkat ini dengan baik karena disinilah serangan terbesar musuh yang
saya alami saat saya berusaha mencapainya. Saat kami bisa mencapai tingkat ini,
kami dapat dengan mudah mendaki gunung dan jika salah satu anak panah mengenai
baju zirah kami, maka akan cepat sembuh.
Secepat musuh
melihat kehadiran saya di tingkat ini (mereka tidak bisa melihat Hikmat),
secepat mungkin saya dihujani anak panah. Dengan mudah saya dapat
mengalahkannya dengan perisai saya dan mereka berhenti menembaki. Anak panah –
anak panah mereka hampir habis dan mereka tidak dapat membuangnya begitu saja.
Prajurit-prajurit
yang masih berperang dari tingkat ini melihat saya dengan keheranan dan membuat
saya merasa tidak enak. Saat itu kemudian saya mengetahui kemuliaan Tuhan
memancar dari baju zirah dan perisai saya. Saya mengatakan pada mereka untuk
mendaki ke puncak gunung tanpa berhenti dan mereka akan melihat Tuhan. Saat
mereka setuju untuk pergi, mereka dapat melihat Hikmat. Mereka langsung jatuh
berlutut untuk memuliakan Dia, tetapi Dia menahan mereka dan menyuruh pergi.
Kesetiaan
Saya dipenuhi
dengan kasih untuk prajurit-prajurit ini, banyak dari mereka adalah perempuan
dan anak-anak. Baju zirah mereka berantakan dan dipenuhi darah, tetapi mereka
tidak berhenti. Kenyataannya, mereka masih bersukacita dan memberanikan diri.
Saya mengatakan pada mereka bahwa mereka lebih layak menerima penghormatan
daripada saya, sebab mereka sudah menanggung beban berat dalam peperangan dan
tetap ada. Mereka tampaknya tidak mempercayai saya, tetapi menghargai apa yang
saya katakan. Saya merasa bahwa itu adalah benar.
Setiap tingkat
di gunung dipenuhi dengan burung nasar yang datang dan pergi memuntahkan
muntahan dan kotoran, sehingga sulit untuk kami berdiri. Sebagian tebing
dipenuhi prajurit-prajurit dari denominasi yang berbeda atau pergerakan yang
berbeda yang menekankan pada kebenaran setiap tingkat yang mereka pertahankan.
Saya malu dengan sikap yang sudah saya
perlihatkan kepada kelompok-kelompok ini. Saya menganggap mereka diluar
jangkauan dan kembali ke perbuatan yang lama adalah yang terbaik, tetapi disini
mereka berperang dengan setia melawan pembantaian musuh yang mengerikan.
Perlawanan mereka pada posisi ini memungkinkan saya untuk tetap naik seperti
yang sudah saya lakukan.
Beberapa tingkat
memang ditempatkan seperti ini sehingga kami bisa memandang bagian indah dari
gunung atau dari medan peperangan, tetapi beberapa tempat terpencil sehingga
prajurit-prajurit yang berada diatasnya hanya dapat melihat posisi mereka
sendiri dan tidak mengetahui medan peperangan dibawah. Mereka seringkali
terluka dari penuduhan dan fitnah yang membuat mereka bertahan jika seseorang
turun ke tingkat mereka dari tingkat yang lebih atas dan mendorong mereka untuk
naik ke tingkat yang lebih tinggi. Ketika beberapa turun dari atas, kemuliaan
Tuhan nyata, mereka mendengarkan dan bersukacita, kemudian mereka mulai naik.
Saat saya dilingkupi hal ini Hikmat tidak berkata banyak, tetapi dia tampak
tertarik dengan reaksi saya. .
Menemukan
Realitas
Saya melihat ada
banyak prajurit yang turun dari atas ke setiap tingkat yang ada untuk
membebaskan orang-orang yang sudah dibawa untuk tetap berdiri diatas kebenaran.
Saat mereka melakukan hal itu, setiap tingkat mulai memancarkan kemuliaan yang
mereka bawa. Sesaat saja seluruh gunung itu mulai menyinarkan kemuliaan yang
menyilaukan burung-burung nasar dan setan-setan yang tertinggal. Dan sesaat
kemudian saya merasakan kemuliaan di gunung sama seperti di Taman.
Saya mulai
mengucap syukur dan memuji Tuhan dan sesaat kemudian saya rasakan HadiratNya.
Sangat sulit untuk menjelaskan emosi dan kemuliaan yang melingkupi saya.
Pengalaman ini menjadi lebih hebat sehingga saya menghentikannya. Hikmat
berdiri disebelah saya. Meletakkan tangannya di bahu saya dan berkata,” Engkau
memasuki Pintu GerbangNya dengan ucapan syukur dan pengadilanNya dengan
pujian”.
"Tetapi itu
sangat nyata! Saya merasa seperti pernah kesana," seru saya.
"Engkau
memang pernah disana," jawab Hikmat. "Tidak lebih bisa lebih nyata
tetapi engkau melakukannya. Sama seperti Tuhan mengatakan pada pencuri yang ada
disalib, ‘Hari ini’ engkau akan bersama denganKu di Firdaus, engkau dapat
memasuki Firdaus setiap saat. Tuhan, FirdausNya dan gunung ini, semua tunduk
padamu, karena Dia ada didalammu.Apa yang lebih dulu engkau alami sekarang
menjadi nyata sebab engkau sudah mendaki gunung itu. Alasanmu dapat melihatku
dan yang lainnya tidak bisa melihatku adalah karena engkau sudah masuk ke
tempat dimana Aku berada. Inilah kenyataan yang diketahui nabi-nabi dan
memberikan keberanian yang besar sekalipun sendirian menghadapi sepasukan
musuh.
Jebakan Maut
Saya melihat
pembantaian di medan peperangan yang ada dibawah dan pasukan setan yang lambat
laun kembali lagi. Dibelakang saya ada lebih banyak pejuang yang bersinar mulai
menempati tempat-tempat di gunung. Saya tahu bahwa sekarang ada cukup banyak
pejuang untuk menyerang dan membinasakan pasukan-pasukan yang tertinggal.
“Belum”, kata Hikmat. “Lihatlah kesana”. Saya melihat kearah yang
ditunjukkannya, tetapi saya tidak bisa melihat karena sinar kemuliaan yang
memancar dari baju zirah saya. Kemudian saya menangkap gerakan bayangan di
lembah. Saya tidak bisa melihat dengan
jelas karena sinar kemuliaan dari baju zirah saya membuat saya sulit melihat
dalam kegelapan. Saya meminta Hikmat untuk memberikan sesuatu yang dapat
menutupi baju zirah saya sehingga saya dapat melihatnya. Kemudian dia
memberikan sebuah mantel sederhana untuk menutupi baju zirah saya. “Apa ini?”
Tanya saya, sedikit terhina karena kesederhanaannya. “Kerendahan Hati” jawab
Hikmat. “Engkau tidak akan pernah dapat melihat dengan baik tanpa ini”. Dengan
enggan saya memakainya dan dengan cepat saya dapat melihat ada banyak hal yang
sebelumnya tidak bisa saya lihat. Saya melihat ke lembah dan pergerakannya.
Mengejutkan, ada sebuah divisi pasukan musuh yang menunggu siap menyergap
setiap orang yang baru kembali dari gunung. "Pasukan apa itu?" Tanya
saya, "dan bagaimana mereka dapat melarikan diri dari medan peperangan?"
"Itu adalah
Kebanggaan," Hikmat menjelaskan. "Ini
adalah pasukan musuh yang terkuat setelah kamu mengalami kemuliaan. Mereka yang
menolak untuk memakai mantel ini akan menderita luka parah dari serangan musuh."
Saat saya
melihat gunung kembali, saya melihat ada banyak pejuang dengan sinar kemuliaan lewat
untuk menyerang pasukan musuh yang tersisa. Tidak satupun dari mereka
menggunakan mantel kerendahan hati dan mereka tidak dapat melihat musuh yang
siap menyerang mereka dari samping. Saya mulai berlari untuk menghentikan
mereka, tetapi Hikmat menahan saya. “Engkau tidak dapat menghentikan hal ini,”
katanya. “Hanya para prajurit yang mengenakan mantel ini yang akan mengenali
otoritasmu. Mari. Ada sesuatu yang harus engkau lihat sebelum engkau dapat
membantu memimpin peperangan besar yang akan datang."
Dasar Kemuliaan
Hikmat menuntun
saya turun ke tingkat yang paling rendah di gunung yang bernama “Keselamatan”.
“Kamu pikir ini adalah tingkat yang paling rendah,” kata Hikmat, “Tetapi ini
merupakan dasar dari seluruh gunung. Dalam suatu perjalanan, langkah pertama
sangatlah penting dan biasanya paling sulit. Tanpa “Keselamatan” tidak akan ada
gunung ini."
Saya
terheran-heran dengan pembantaian besar-besaran di tingkat ini. Setiap prajurit
terluka sangat parah, tetapi tidak ada satupun yang mati. Orang-orang banyak
berpegang pada tepi gunung. Banyak orang tampaknya akan jatuh setiap saat,
tetapi tidak seorangpun jatuh. Malaikat-malaikat ada dimana-mana melayani
prajurit-prajurit ini dengan sukacita, kemudian saya bertanya, “Mengapa mereka
tampak bahagia?”
"Malaikat-malaikat
ini melihat keberanian orang-orang ini untuk tetap berpegang teguh. Mungkin
mereka tidak bergerak maju, tetapi mereka juga tidak menyerah. Mereka akan
segera sembuh dan akan melihat kemuliaan yang dari gunung dan kemudian mereka
juga akan naik. Orang-orang ini adalah para pejuang besar untuk peperangan yang
akan datang."
"Tetapi
apakah tidak lebih baik jika mereka naik gunung bersama kita?” saya memprotes
melihat keadaan mereka.
"Itu lebih baik
buat mereka, bukan buat kita. Dengan mereka tinggal disini, itu memudahkanmu
untuk naik dan mereka menjaga dari musuh-musuh. Sangat sedikit orang-orang di
tingkat yang lebih tinggi membantu sesamanya di gunung, tetapi mereka melakukannya
disini. Nyatanya, banyak dari pejuang-pejuang perkasa dipimpin ke gunung oleh
orang-orang yang setia ini. Mereka ini adalah sedikit pahlawan yang membuat
orang-orang bisa naik keatas. Mereka membawa sukacita ke surga secara terus
menerus, membimbing yang lain ke “Keselamatan”. Itulah alasan para malaikat di
surga ingin membantu melayani mereka dan mereka merasa sangat dihormati karena
diijinkan untuk membantu."
Sekali lagi saya
merasa sangat malu atas sikap saya kepada orang-orang suci ini. Banyak dari
kami membentak mereka saat kami memanjat naik ke tingkat yang lebih tinggi.
Mereka banyak melakukan kesalahan pada saat peperangan, tetapi mereka juga
menunjukkan hati seorang hamba daripada kami semua. Tuhan akan meninggalkan
yang 99 orang dan mencari 1 yang terhilang. Orang-orang ini harus tetap tinggal
di tempat dimana mereka masih dapat menjangkau yang terhilang dan mereka harus
membayar harga untuk itu. Saya juga ingin membantu mereka tetapi tidak tahu
harus mulai darimana.
Kemudian Hikmat
berkata, "Sangatlah benar engkau ingin membantu, tetapi yang paling
membantu adalah dengan terus melakukan panggilanmu. Orang-orang ini akan sembuh
dan dengan cepat naik ke gunung Tuhan. Mereka akan kembali bersama denganmu di
medan perang. Orang-orang ini tidak takut dan tidak akan mundur dari musuh."
Kebanggaan yang
kuat
Saya sedang
berpikir bagaimana caranya turun dari gunung seperti saat mendakinya, kemudian
suara-suara di medan peperangan menarik perhatian saya. Sebelumnya ada banyak
ribuan prajurit perkasa yang menyerang pasukan musuh yang tersisa. Musuh-musuh
itu kocar-kacir ke segala tempat kecuali satu divisi yaitu Kebanggaan. Divisi
ini sangat tidak terdeteksi, pasukan ini berbaris menuju ke tepi para pejuang
dan akan melepaskan sejumlah anak panah. Kemudian saya melihat para prajurit
perkasa yang tidak menggunakan baju zirah di bagian samping, terbuka dan mudah
diserang dan musuh-musuh itu akan melepaskan anak panahnya.
Hikmat berkata,
“Engkau mengajarkan bahwa tidak ada baju zirah untuk bagian samping tubuh, yang
berarti itu menjadi sasaran musuh. Bagaimanapun, engkau tidak akan pernah tahu
ada bagian yang terbuka jika engkau berada dalam kebanggaan”.
Saya hanya
mengangguk mengetahui hal ini. Sudah terlambat melakukan sesuatu dan sangat
tidak tahan melihatnya, tetapi Hikmat mengatakan bahwa saya harus melihatnya.
Saya keheranan melihat ketika anak panah kebanggaan mengenai para pejuang itu
mereka sama sekali tidak tahu. Bagaimanapun juga, musuh tetap menembaki mereka.
Para pejuang itu berdarah dan menjadi lemah dengan cepat tetapi tidak
mengetahuinya. Secepat itu juga mereka sangat lemah untuk memegang perisai dan
pedang mereka, kemudian mereka melemparkan senjata itu dan mengatakan bahwa
mereka tidak perlu pedang dan perisai lagi. Mereka juga mulai melepasi bahu
zirah mereka dan berkata tidak perlu mengenakan baju zirah lagi.
Divisi lain
musuh muncul dan bergerak dengan cepat. Divisi itu disebut Khayalan Kuat.
Mereka melepaskan anak panah –anak panah yang mengenai semuanya. Kemudian saya
melihat saat sedikit dari setan khayalan membawa pasukan kuat yang penuh
kemuliaan ini. Mereka dibawa ke kemah yang berbeda-beda, setiap kemah bernama
doktrin yang setan yang berbeda. Saya terkejut melihat bagaimana sekumpulan
orang benar yang besar ini benar-benar dikalahkan dan mereka masih tidak akan
tahu apa yang sudah menembak mereka. "Bagaimana mereka orang-orang yang
cukup kuat, yang sudah naik ke puncak gunung, yang sudah melihat Tuhan seperti
apa adanya, menjadi sangat terbuka?" Tanya saya cepat.
"Kebanggaan
adalah musuh terkuat untuk dilihat dan itu selalu merayap dibelakangmu," Hikmat
meratap. "Dalam beberapa cara, orang-orang yang sudah pernah mencapai
ketinggian paling besar resiko untuk dapat jatuh. Engkau harus selalu ingat
bahwa didalam hidup ini engkau dapat jatuh dari tingkat manapun juga.
“Waspadalah, saat engkau pikir engkau dapat bertahan, engkau dapat jatuh,' Saat
engkau pikir engkau yang paling sedikit resikonya untuk jatuh faktanya ketika
engkau yang paling mungkin jatuh. Banyak manusia yang jatuh setelah meraih
kemenangan."
Hikmat untuk
perang
"Bagaimana
kami dapat menjaga dari serangan seperti ini?" Tanya saya.
"Tetaplah
dekat dengan Aku, mintalah pada Tuhan sebelum membuat setiap keputusan
mayoritas, tetap kenakanlah mantel rendah hati dan musuh tidak akan pernah
dapat membutakanmu seperti yang sudah dia lakukan pada orang-orang itu."
Saya melihat
pada mantel itu. Tampak sangat sederhana dan tidak menarik. Saya merasa bahwa
mantel itu membuat saya lebih tampak sebagai gelandangan daripada sebagai
seorang pejuan. Hikmat memberikan respon seakan-akan saya mengucapkannya dengan
keras,”Tuhan lebih dekat kepada para gelandangan daripada para pangeran. Engkau
hanya dapat mendapatkan kekuatan dalam kadar yang benar jika engkau berjalan
dengan kasih karunia Tuhan, dan ‘Dia memberikan Kasih KaruniaNya kepada
orang-orang yang rendah hati.’ Tidak satupun senjata musuh dapat menembus
mantel ini karena tidak ada satupun yang dapat mengalahkan Kasih KaruniaNya. Selama
engkau mengenakan mantel ini, engkau aman dari segala jenis serangan."
Kemudian saya
menatap keatas melihat seberapa banyak para pejuang yang masih ada di gunung.
Saya sangat terguncang melihat betapa sedikitnya mereka yang tersisa. Kemudian
saya melihat bahwa mereka juga mengenakan mantel kerendahan hati. “Bagaimana
itu terjadi?” Tanya saya.
"Ketika
engkau melihat peperangan itu, mereka semua datang kepadaKu dan minta bantuan,
Aku memberikan mantel kepada mereka semua," jawab Hikmat.
"Tetapi
saya pikir Engkau ada bersama saya sepanjang waktu?"
"Aku
bersama semua orang yang pergi untuk melakukan kehendak Bapa," Hikmat
menjawab.
"Engkau
adalah Tuhan!" saya berseru menangis.
"Ya," Dia
menjawab. "Aku katakan kepadamu bahwa Aku tidak akan pernah meninggalkan
atau mengabaikan engkau. Aku bersama semua PejuangKu seperti Aku bersamamu
sekarang. Aku akan bersama denganmu apapun yang kau butuhkan untuk menyelesaikan
KehendakKu dan engkau membutuhkan hikmat”. Kemudian Dia menghilang.
Pangkat dalam
Kerajaan
Saya ditinggal
berdiri di tengah-tengah kumpulan besar malaikat yang melayani orang-orang
terluka dalam tingkat “Keselamatan”. Saat saya mulai berjalan melewati para
malaikat ini, mereka membungkukkan badannya setengah berlutut kepada saya dan
menunjukkan penghargaan yang besar pada saya. Akhirnya saya bertanya kepada
salah satu malaikat itu, mengapa mereka melakukan hal ini, sekalipun dia yang
paling kecil diantara mereka, dia lebih berkuasa dari saya. “Karena mantel
itu,” dia menjawab. "Itu adalah pangkat tertinggi dalam kerajaan."
"Ini
hanyalah sebuah mantel sederhana," saya memprotes.
"Bukan!"
protes malaikat itu. "Engkau mengenakan pakaian Kasih Karunia Tuhan. Tidak
ada yang lebih berkuasa daripada itu!"
"Tetapi
mereka adalah ribuan orang yang mengenakan mantel yang sama. Bagaimana itu
menunjukkan pangkat?"
Engkau adalah
pejuang-pejuang yang takut, anak-anak Tuhan, laki-laki dan perempuan. Dia
mengenakan mantel yang sama saat Dia berjalan diatas bumi. Selama engkau
mengenakannya tidak ada satupun kuasa dibumi dan di surga yang sanggup bertahan
didepanmu. Setiap orang di surga dan neraka mengenali mantel itu. Kita adalah
Hamba-HambaNya tetapi Dia tinggal diam dalam engkau dan engkau mengenakan
pakaian Kasih KaruniaNya."
Saya tahu jika
saya tidak mengenakan mantel ini dan jika baju zirah saya yang bersinar mulia
terbuka, pernyataan-pernyataan para malaikat dan perlakukan mereka pada saya,
semuanya itu akan membuat saya bangga. Hanya tidak mungkin merasa bangga atau
sombong selagi kita mengenakan sebuah mantel yang lusuh dan sederhana. Karena
mantel ini, keyakinan diri saya bertambah dengan cepat..
Kembalinya
Burung-burung Rajawali
Diatas horizon
saya melihat sebuah awan putih besar mendekat. Hanya dengan melihatnya,
pengharapan didalam diri saya bangkit. Itu sebenarnya adalah atmosfer
pengharapan seperti matahari terbit dan mengusir kegelapan malam. Semakin dekat
awan putih itu, saya mengenali bahwa awan besar itu adalah burung-burung
rajawali putih yang terbang dari Pohon Kehidupan. Burung-burung itu mendarat di
gunung, menempati setiap tingkat disamping kumpulan pejuang-pejuang. Dengan
hati-hati dan penuh penghargaan saya mendekati seekor rajawali yang mendarat didekat
saya karena kehadirannya begitu menakjubkan. Ketika dia melihat pada saya
dengan matanya yang tajam, saya tahu bahwa saya tidak dapat menyembunyikan
apapun darinya. Matanya sangat kuat dan tegas, saya gemetar saat merasakan
angin dingin merayap di kuduk saya, hanya dengan melihat mereka. Sebelum saya
bertanya apapun, dia sudah menjawabnya.
"Engkau
ingin tahu siapa kami. Kami adalah nabi-nabi tersembunyi yang menjaga untuk
saat-saat ini. Kami adalah mata dari orang-orang yang sudah diberikan senjata-senjata
Ilahi yang berkuasa. Kami sudah ditunjukkan semua yang dilakukan Tuhan dan
semua rancangan musuh untuk melawanmu. Kami sudah memeriksa bumi bersama-sama
dan kami mengetahui semua kebutuhan yang diperlukan dalam medang peperangan."
"Apakah engkau melihat perang yang tadi berlangsung?" saya bertanya
dengan agak terganggu “Tidak dapatkah engkau membantu para pejuang yang mereka
tawan?"
"Ya. Kami
melihat itu semua dan kami dapat membantu jika mereka menginginkannya. Tetapi
bantuan kami akan menahan mereka. Kami hanya dapat berperang di medang perang
jika Bapa memerintahkan dan kami hanya dapat membantu orang-orang yang
mempercayai kami. Hanya orang-orang yang menerima kami seperti adanya kami,
para nabi, dapat menerima upah nabi atau keuntungan pelayanan kami. Orang-orang
yang disergap tidak mengenakan mantel seperti yang kau pakai dan orang-orang
yang tidak mengenakan mantel rendah hati tidak akan mengerti siapa kami. Kami
semua saling membutuhkan termasuk orang-orang yang terluka disini dan banyak orang
lain yang belum engkau kenal."
Hati sang
Rajawali
Dengan berbicara
dengan rajawali ini saya segera mulai berpikir seperti rajawali. Setelah
diskusi singkat ini saya dapat melihat kedalam hati rajawali dan mengenal dia
seperti dia mengenal saya. Rajawali mengetahui hal ini.
"Engkau
sudah mempunyai beberapa karunia kami," rajawali mencatat, "walau
karunia-karunia itu tidak dikembangkan dengan baik. Engkau tidak banyak
menggunakannya. Aku disini untuk membangunkan karunia-karunia didalam kamu
sekalian dan mengajarkanmu bagaimana menggunakannya. Dengan cara ini komunikasi
kita akan pasti. Sangat pasti atau kita semua akan menderita banyak kehilangan
yang tidak perlu, dengan tidak menyebutkan hilangnya banyak
kesempatan-kesempatan besar untuk menang."
"Darimana
asalmu?” Tanya saya.
"Kami makan
ular-ular," jawab rajawali. "Musuh
adalah roti kami. Makanan kami adalah melakukan kehendak Bapa, yaitu
menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Setiap ular yang kami makan akan
menambah penglihatan kami. Setiap benteng musuh yang kami hancurkan, menambah
kekuatan kami untuk terbang lebih tinggi dan lebih lama. Kami baru saja datang
dari perjamuan, memakan setiap ular malu yang mengikat banyak saudaramu
laki-laki dan perempuan. Mereka akan segera tiba disini. Mereka tiba bersama
dengan rajawali-rajawali yang kami tinggal untuk membantu mereka menemukan
jalan dan melindungi mereka dari serangan tiba-tiba musuh."
Rajawali-rajawali
ini sangat yakin akan diri mereka tetapi tidak sombong. Mereka tahu siapa
mereka dan apa yang menjadi panggilan mereka. Mereka juga tahu kami dan masa
depan kami. Keyakinan mereka meyakinkan saya tetapi terlebih meyakinkan kepada
orang-orang yang terluka yang masih tergeletak disekitar kami. Orang-orang yang
sebelumnya sangat lemah untuk berbicara kemudian bisa duduk dan mendengarkan
percakapan saya dengan rajawali. Mereka melihat kepada rajawali seperti seorang
anak kecil yang tersesat dan melihat orang tuanya yang baru saja menemukan
mereka.
Hembusan Roh
Saat rajawali
melihat luka mereka, maka luka mereka berubah membaik. Pada saat itu saya tetap
berdiri melihatnya, rajawali ini seperti seorang kakek, dia sangat lembut dan
sabar kepada orang-orang yang terluka. Rajawali mengembangkan sayapnya dan
dengan lembut mengusap mereka, dan menyebabkan hembusan angin sejuk yang menutupi
orang-orang yang terluka ini. Ini tidaklah seperti hembusan angin lain yang
pernah saya rasakan. Dengan setiap hembusan yang saya rasakan, saya merasakan bertambah
kuat dan pikiran saya bertambah jernih. Segera saja orang-orang yang terluka
berdiri dan menyembah Tuhan dengan tulus sampai air mata keluar. Lagi-lagi saya
merasa malu telah pernah membentak mereka sebelumnya. Mereka tampak lemah dan
bodoh dimata orang-orang yang telah mendaki ke atas gunung, dan mereka dapat
menahan segala sesuatu lebih kuat dari kami dan tetap setia. Tuhan menjaga
mereka dan mereka mengasihi Tuhan dengan kasih yang begitu besar.
Saya mendongak
keatas, semua burung-burung rajawali mengembangkan sayapnya. Setiap orang di
gunung disegarkan dengan angin yang berhembus dan setiap orang yang di gunung
mulai menyembah Tuhan. Awalnya penyembahan ini terdengar sumbang karena
penyembahan yang berbeda dari setiap tingkat, namun kemudian setiap orang di
setiap tingkat menyembah dalam satu harmonisasi. Tidak pernah di bumi ini saya
mendengar suara yang begitu indah. Saya tidak ingin penyembahan ini berakhir.
Segera saya mengenalinya. Penyembahan ini sama seperti penyembahan yang ada di
Taman, tetapi terdengar lebih penuh dan lebih bercampur. Saya tahu, karena kami
menyembah di depan musuh-musuh kami dan di tengah – tengah kegelapan dan iblis
–iblis yang mengelilingi gunung, dan penyembahan itu sangat luar biasa.
Saya tidak tahu
apakah penyembahan ini berlangsung selama berjam-jam, berhari-hari atau bermenit-menit,
tetapi kemudian rajawali berhenti mengembangkan sayapnya dan penyembahan itu
berhenti. “Mengapa engkau berhenti?” Tanya saya pada rajawali yang sebelumnya
bercakap-cakap dengan saya.
"Karena
mereka sudah menjadi satu dan penuh," jawabnya menunjuk pada orang-orang
terluka yang sekarang semua sudah berdiri dan dalam kondisi yang sempurna.
“Penyembahan yang benar dapat menyembuhkan setiap luka," tambahnya.
"Tolong
ulangi lagi," pinta saya.
"Kita akan seringkali melakukan penyembahan, tetapi bukan kami yang memutuskan. Hembusan yang kamu rasakan adalah Roh Kudus. Dia menuntun kita dan bukan kita yang menuntun Dia. Dia menyembuhkan yang terluka dan mulai membawa kesatuan yang diperlukan untuk peperangan selanjutnya. Penyembahan yang benar juga menuangkan minyak urapan ke atas Kepala, Yesus yang turun ke seluruh tubuh, membuat kita menjadi satu dengan Dia dan satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang menjadi satu dengan Dia akan tetap terluka dan tidak kudus. DarahNya adalah kehidupan yang sejati dan mengalir saat kita bersatu dengan Dia. Saat kita bersatu dengan Dia, kita juga bersatu dengan anggota tubuh yang lain, sehingga DarahNya mengalir keseluruh tubuh. Bukan bagaimana kamu menyembuhkan bagian yang luka ditubuhmu, tetapi dengan menutup luka itu sehingga darah dapat mengalir ke bagian yang terluka untuk regenerasi? Jika satu bagian TubuhNya terluka, kita harus bersama-sama dan bersatu dengan bagian itu sampai benar-benar pulih. Kita satu di dalam Dia”.
"Kita akan seringkali melakukan penyembahan, tetapi bukan kami yang memutuskan. Hembusan yang kamu rasakan adalah Roh Kudus. Dia menuntun kita dan bukan kita yang menuntun Dia. Dia menyembuhkan yang terluka dan mulai membawa kesatuan yang diperlukan untuk peperangan selanjutnya. Penyembahan yang benar juga menuangkan minyak urapan ke atas Kepala, Yesus yang turun ke seluruh tubuh, membuat kita menjadi satu dengan Dia dan satu sama lain. Tidak ada seorangpun yang menjadi satu dengan Dia akan tetap terluka dan tidak kudus. DarahNya adalah kehidupan yang sejati dan mengalir saat kita bersatu dengan Dia. Saat kita bersatu dengan Dia, kita juga bersatu dengan anggota tubuh yang lain, sehingga DarahNya mengalir keseluruh tubuh. Bukan bagaimana kamu menyembuhkan bagian yang luka ditubuhmu, tetapi dengan menutup luka itu sehingga darah dapat mengalir ke bagian yang terluka untuk regenerasi? Jika satu bagian TubuhNya terluka, kita harus bersama-sama dan bersatu dengan bagian itu sampai benar-benar pulih. Kita satu di dalam Dia”.
Euforia
penyembahan sebelumnya masih begitu nyata sehingga pengajaran kecil ini menjadi
yang paling dalam yang pernah saya dengar, sekalipun saya sudah tahu dan
mengajarkan diri saya sendiri sebelumnya. Saat Roh Kudus bergerak setiap kata-kata
tampak mulia, mengesampingkan betapa itu hanya kata-kata dasar. Ini juga
memenuhi saya dengan begitu banyak kasih sehingga saya ingin memeluk setiap
orang termasuk rajawali-rajawali tua yang perkasa. Rajawali merasakan hal ini
tetapi tidak mengatakan apapun. Dia hanya menatap dan menatap saya. Akhirnya
saya berkata, “Dapatkah kita menemukan orang-orang yang baru saja terhilang?"
Hati Raja yang
Terluka
"Ya, benar
perasaanmu," kata rajawali akhirnya.
"Kita tidak utuh dan penyembahan kita tidak utuh, sampai seluruh
anggota tubuh terkumpul. Sekalipun dalam penyembahan yang agung dan mulia,
sekalipun di hadapan Raja, kita semua merasakan kekosongan, sampai kita menjadi
satu, sebab Raja kita juga merasakannya. Kita bersedih atas saudara-saudara
kita yang tertawan terlebih kita berduka karena hati Raja kita. Seperti engkau
mengasihi anak-anakmu, dan akan berduka saat salah satu dari mereka sakit atau
terluka, Dia juga sangat mengasihi anak-anakNya dan yang paling menjadi
perhatianNya sekarang adalah orang-orang yang terluka dan tertekan. Untuk Dia,
kita jangan berhenti sampai semua berkumpul. Selama ada yang terluka, Dia juga
terluka."
Iman yang
memindahkan gunung
Saat duduk
bersama dengan rajawali, saya mengungkapkan pikiran saya. Saya bertanya, “Saya
tahu bahwa Hikmat berbicara kepada saya melaluimu, sebab saya mendengar
SuaraNya saat kamu berbicara. Saya sangat yakin sebelumnya dalam peperangan
yang lalu, tetapi saya hampir terbawa dengan anggapan saya sendiri dan saya akan
dapat dengan mudah ditawan musuh jika Hikmat tidak menghentikan saya. Saya akan
memusuhi para musuh lebih dari ingin membebaskan saudara-saudara saya,
sekalipun itu hanya sebagian motif saya. Sejak pertama kali tiba di gunung ini,
berperang di medan pertempuran, sekarang saya pikir yang benar saya lakukan,
saya lakukan dengan alasan yang salah dan banyak hal salah yang saya lakukan,
saya punya motif yang bagus. Semakin banyak saya belajar semakin saya tidak
yakin dengan dirisendiri."
"Engkau
pasti sudah bersama dengan Hikmat dalam waktu yang lama," rajawali
memberikan respon.
"Dia
bersama dengan saya untuk waktu yang lama sebelum saya mengenaliNya, tetapi
saya takut bahwa paling banyak waktu yang saya habiskan untuk melawan Dia.
Bagaimanapun sekarang saya tahu bahwa saya masih kekurangan sesuatu yang paling
penting, sesuatu yang harus saya miliki sebelum kembali ke medan pertempuran,
tetapi saya tidak tahu apa itu."
Mata rajawali
yang besar itu menjadi bertambah tajam, “Engkau juga mengenali suara Hikmat
saat Dia berbicara dalam hatimu. Engkau sudah belajar banyak karena engkau
memiliki mantel itu. Apa yang engkau rasakan sekarang adalah iman yang benar."
"Iman!"
seru saya. "Saya sedang berpikir serius tentang keraguan-raguan saya."
"Engkau
bijaksana untuk ragu pada dirimu sendiri. Tetapi iman yang benar tergantung
pada Tuhan, bukan dirimu sendiri dan bukan imanmu. Engkau mendekati jenis iman
yang dapat memindahkan gunung dan memindahkannya jika perlu. Sekarang waktunya
untuk membawanya ke tempat yang sebelumnya sudah ada. Bagaimanapun, engkau
benar. Engkau harus mempunyai pewahyuan yang benar dari Raja. Sekalipun engkau
sudah mendaki ke puncak gunung, menerima setiap kebenaran di setiap jalanmu,
berdiri di Taman Tuhan, merasakan KasihNya yang tak bersyarat dan kamu sudah seringkali
melihat AnakNya, engkau masih sedikit mengerti tentang sebagian dari keseluruhan
nasehat Tuhan dan itu hanya yang dangkal-dangkal saja.."
Saya tahu apa
yang dikatakannya sangatlah benar dan saya merasa tenang mendengarnya. “Saya
sudah menghakimi banyak orang dan banyak situasi dengan salah. Hikmat telah
menyelamatkan hidup saya berulangkali, tetapi suara Hikmat masih terdengar
kecil didalam saya sedangkan tuntutan pikiran dan perasaan saya masih lantang.
Saya mendengar Hikmat berbicara melalui engkau lebih keras dari yang saya
dengar dalam hati saya, jadi sekarang saya tahu, saya harus tetap dekat
denganmu."
"Kami
disini karena engkau memerlukan kami," jawab rajawali. "Kami juga
disini karena kami memerlukan engkau. Engkau sudah memberikan karunia-karunia
yang saya tidak punya dan saya memberikan karunia-karunia yang engkau tidak
punya. Engkau sudah mengalami banyak hal yang tidak pernah saya alami dan saya
mengalami hal-hal yang engkau tidak alami. Rajawali-rajawali diberikan kepadamu
sampai akhir dan engkau diberikan kepada kami. Saya akan sangat dekat denganmu
dan engkau harus menerima rajawali-rajawali yang lain di tempatku. Setiap
rajawali berbeda. Kami bersama-sama karena kami diberikan untuk mengetahui
rahasia-rahasia Tuhan, tidak secara pribadi."
Pintu-Pintu
Kebenaran
Rajawali itu
kemudian terangkat dari batu tempatnya bertengger dan meluncur dari tepi
tingkat tempat kami berdiri. “Mari,” katanya. Saat saya mendekati dia, saya
melihat anak tangga turun yang menuju dasar gunung. Ada sebuah pintu yang
kecil.
"Mengapa
saya tidak melihat ini sebelumnya?" Tanya saya.
"Saat
engkau tiba pertama kali di gunung engkau tidak tinggal lama di tingkat ini dan
tidak cukup waktu untuk melihat-lihat,” jawabnya.
"Bagaimana
engkau mengetahuinya? Apakah engkau ada disini saat saya tiba di gunung ini?"
"Saya tidak
akan tahu jika sebelumnya saya tidak berada disini, sebab semua yang tidak
mengetahui pintu ini mempunyai alasan yang sama, tetapi nyatanya saya pernah
disini, responnya. “Saya adalah salah satu dari prajurit yang dengan cepat
engkau lewati saat mendaki ke gunung."
Kemudian saya
mengenali rajawali sebagai seorang manusia yang pernah saya temui setelah
pembicaraan singkat kami. Dia meneruskan, “Saya sangat ingin mengikutimu. Saya
sudah berada ditingkat ini untuk waktu yang lama dan saya butuh perubahan. Saya
hanya tidak bisa meninggalkan semua jiwa-jiwa yang terhilang sehingga saya
masih berusaha mencoba memimpin mereka kemari. Saat saya memutuskan kepada
Tuhan untuk melakukan kehendakNya, baik tinggal ataupun pergi, Hikmat mendekati
saya dan menunjukkan pintu ini. Dia berkata bahwa ini pintu tembus ke puncak.
Begitulah saya sampai dipuncak sebelum engkau dan berubah menjadi seekor
rajawali."
Saya teringat
saya melihat pintu-pintu seperti ini di beberapa tingkat, tetapi saya hanya
mengintip beberapa saja dan teringat betapa saya mengagumi apa yang saya lihat.
Saya tidak menjelajah lebih jauh, karena saya terfokus pada peperangan dan
mencoba untuk tiba di puncak gunung. “Dapatkah saya masuk ke pintu-pintu itu
dan langsung keatas?" Tanya saya.
"Tidaklah
semudah itu," jawab rajawali sedikit jengkel. "Di setiap pintu ada
jalan – jalan dan salah satu jalan menuju ke puncak." Seperti mengetahui
pertanyaan saya selanjutnya, dia meneruskan. "Jalan-jalan yang lain menuju
ke tingkat-tingkat yang lain di gunung. Bapa sudah merencanakannya sehingga
setiap orang akan memilih salah satu jalan sesuai tingkat kedewasaan mereka dan
apa yang diperlukan."
"Luar biasa!
Bagaimana Dia melakukan hal itu?" pikir saya, tetapi rajawali mendengar
pikiran saya.
"Sangat
sederhana," kata rajawali meneruskan, seakan-akan saya sudah berbicara
dengan keras. "Kedewasaan rohani selalu
ditentukan oleh kerelaan seseorang mengorbankan keinginan pribadinya untuk
kepentingan Kerajaan atau untuk kepentingan sesamanya."
Dengan hati-hati
saya menyimak setiap kata yang diucapkannya. Bagaimanapun saya tahu bahwa saya
harus masuk pintu yang ada didepan saya, dan sangatlah bijaksana untuk
mempelajari semuanya yang saya dapat dari seseorang yang pernah kesana
sebelumnya dan secara nyata memilih pintu yang langsung menuju ke puncak.
"Aku tidak
langsung menuju ke puncak dan tidak bertemu seseorang yang pernah
mengalaminya,” kata rajawali meneruskan. "Tetapi saya pergi kesana lebih
cepat dari yang lainnya karena saya sudah belajar banyak tentang pengorbanan
diri selagi berjuang di tingkat “Keselamatan”. Aku tunjukkan pintu ini karena
engkau sudah mengenakan mantel dan bagaimanapun engkau akan menemukannya,
tetapi waktunya sangat singkat dan diluar pemahamanmu. Mereka tidak dapat
diperoleh secara fisik, tetapi setiap harta karun yang engkau genggam, engkau
akan sanggup membawanya dihatimu. Hatimu berarti menjadi harta karun bagi rumah
Tuhan. Tetapi waktu engkau mencapai puncak lagi, hatimu akan berisi harta-harta
karun yang lebih berharga dari semua harta karun yang ada dibumi. Semuanya itu
tidak akan pernah diambil darimu, itu adalah milikmu abadi sebab engkau adalah
milik Tuhan. Cepatlah pergi. Badai awan sekarang berkumpul dan peperangan besar
sudah mendekat."
"Apakah
engkau pergi dengan saya?" pinta saya.
"Tidak,"
jawabnya. "Disinilah tempatku sekarang. Aku harus membantu orang-orang
yang terluka disini. Tetapi aku akan melihatmu lagi disini. Engkau akan bertemu
banyak saudara laki-laki dan perempuan rajawali sebelum engkau kembali dan
mereka akan membantumu lebih baik daripadaku ditempat engkau akan bertemu
mereka.
Harta surgawi
Saya sudah
sangat mengasihi rajawali itu sehingga saya tidak tahan untuk meninggalkannya.
Saya senang bahwa kami akan bertemu kembali. Sekarang pintu didepan saya menarik
seperti sebuah magnet. Saya membukanya dan masuk kedalam. Sinar kemuliaan yang
membungkus sangatlah mempesonakan dan segera saya jatuh berlutut. Emas, perak
dan batu-batu berharga di sangatlah indah lebih dari semua yang ada di bumi.
Ruangan itu sangat besar seakan tidak ada akhirnya. Lantainya perak,
pilar-pilarnya dari emas dan langit-langitnya dari berlian murni yang
memancarkan berbagai warna yang saya tahu dan banyak warna yang tidak saya
ketahui. Malaikat-malaikat ada dimana-mana, berpakaian jubah dan seragam yang
berbeda-beda yang tidak ada di bumi.
Saat saya mulai
berjalan melalui ruangan, semua malaikat mengucapkan salam dengan membungkukkan
badannya. Salah satu malaikat itu maju dan mengucapkan selamat datang dengan
menyebut nama. Dia menjelaskan bahwa saya dapat pergi kemanapun dan melihat
apapun yang saya inginkan di ruangan ini. Tidak ada satupun yang disembunyikan
dari orang-orang yang melewati pintu ini.
Saya tidak dapat
mengucapkan kata-kata, begitu terpesona dengan keindahannya. Akhirnya saya
berkata bahwa ini adalah lebih dari keindahan yang saya lihat di Taman.
Mengejutkan, malaikat itu berkata,”Inilah Taman itu! Ini adalah salah satu
ruangan di rumah Bapa. Kami adalah pelayan-pelayanmu."
Saat saya
berjalan, sekelompok besar malaikat mengikuti saya. Saya berbalik dan bertanya
pada pimpinannya mengapa mereka mengikuti saya. “Karena mantel itu” katanya,
“Kita diberikan kepadamu untuk melayanimu disini dan dipeperangan yang akan
datang."
Saya tidak tahu
apa yang harus saya lakukan dengan malaikat-malaikat ini, jadi saya hanya terus
berjalan. Saya tertarik dengan sebuah batu biru yang besar yang tampak seperti
memiliki matahari dan awan-awan didalamnya. Saat saya menyentuhnya, perasaan
yang sama saat makan buah dari Pohon Kehidupan meliputi saya. Saya merasakan
energi, kejernihan mental dan kasih untuk setiap orang menjadi bertambah besar
dan jelas. Saya mulai memegang sinar kemuliaan Tuhan. Semakin lama saya
menyentuh batu itu, sinar kemuliaan akan semakin memancar. Saya tidak pernah
ingin melepaskan sentuhannya saya tetapi kemuliaan itu menjadi sangat hebat
sehingga saya harus berpaling.
Kemudian mata
saya melihat sebuah batu hijau yang sangat indah. "Apa isi batu ini?"
Tanya saya pada malaikat yang berdiri didekat saya.
"Semua
batu-batu ini adalah harta-harta keselamatan. Sekarang engkau menyentuh alam
surgawi dan ini adalah pemulihan dari kehidupan,” terusnya.
Saat saya
menyentuh batu hijau, saya mulai melihat bumi dalam warna-warna yang
spektakuler. Warna-warna itu semakin bertambah banyak, semakin lama tangan saya
menyentuh batu itu, semakin bertambah kasih saya pada semua yang saya lihat.
Kemudian saya mulai melihat suatu harmonisasi antara semua mahkluk hidup yang
tidak pernah saya lihat sebelumnya. Kemudian saya juga mulai melihat kemuliaan dari
penciptaan Tuhan. Kemuliaan itu semakin bertambah kuat sampai saya harus
berpaling kembali.
Kemudian saya
menyadari entah sudah berapa lama saya disini. Saya memahami Tuhan dan alam
semesta ciptaanNya yang segera bertumbuh besar hanya dengan menyentuh kedua batu
ini dan masih banyak yang lain lagi. Ada banyak hal di satu ruangan yang dapat
dipahami seseorang untuk seluruh hidupnya. “Ada berapa lagi ruangan disini?
Tanya saya pada malaikat.
"Ada banyak
ruangan seperti ini di setiap tingkat gunung yang engkau daki ."
"Bagaimana
seseorang mengalami semuanya itu hanya pada satu ruangan, atau semuanya? "Tanya
saya.
"Selamanya
engkau akan melakukan ini. Harta-harta ini terdiri dari kebenaran-kebenaran
paling dasar dari Yesus Kristus, cukup menjadi hadiah untuk seumur hidupmu.
Tidak ada satu manusiapun yang mengetahuinya karena tidak ada yang mengetahuinya
hanya karena satu kehidupan, tetapi engkau harus mengambil apa yang yang engkau
perlukan dan menjaganya menuju ke tujuan akhir hidupmu.
Saya mulai
berpikir tentang peperangan yang akan datang dan para pejuang yang menjadi
tawanannya. Itu bukanlah pikiran yang menyenangkan ditengah-tengah tempat yang
penuh dengan kemuliaan ini, tetapi saya tahu bahwa saya akan kembali ke ruangan
ini dan saya hanya punya sedikit waktu lagi untuk menemukan jalan langsung ke
puncak gunung dan kemudian kembali ke medan perang lagi.
Saya menoleh
kepada malaikat. "Engkau harus membantu saya menemukan pintu yang menuju
ke atas."
Malaikat itu
tampak bingung, "kami pelayan-pelayanmu," tanggapnya, "tetapi
engkau harus memimpin kami. Seluruh gunung ini adalah misteri buat kami. Kami
semua ingin melihat ke misteri besar ini, tetapi setelah kita meninggalkan
ruangan ini yang hanya sedikit kita ketahui, kami akan mempelajarinya."
"Apakah
engkau tahu dimana semua pintu?"Tanya saya.
"Ya, Tetapi
kami tidak tahu pintu-pintu itu menuju kemana. Ada beberapa pintu yang tampak
menarik, beberapa yang sederhana dan beberapa yang menjijikkan. Satu pintu
mengerikan."
"Di tempat
seperti ini ada pintu-pintu yang menjijikkan?" saya seakan tidak percaya. "Dan satu pintu mengerikan? Bagaimana
mungkin?”
"Kami tidak
tahu, tetapi aku akan menunjukkannya padamu," responnya.
"Silahkan,"kata
saya.
Kami berjalan
beberapa waktu, melewati harta-harta yang tak dapat diungkapkan, sangat sulit
bagi saya untuk tidak berhenti menyentuhnya. Ada banyak pintu dengan
kebenaran-kebenaran alkitabiah yang berbeda tertulis diatasnya. Saat malaikat
menyebutnya ‘menarik’ saya mengerti daya tariknya. Saya sangat ingin masuk ke setiap
pintu, tetapi keinginantahu saya pada “pintu mengerikan” membuat kami tetap
bergerak. Kemudian saya melihatnya. “Mengerikan” hanyalah sebuah ungkapan yang
mengecilkan sesuatu. Ketakutan membungkus saya sampai hampir tidak bisa
bernafas.
Karunia dan Kebenaran
Saya berbalik
dari pintu dan dengan cepat kembali ke belakang. Ada sebuah batu merah yang
besar didekatnya yang membuat saya rindu menyentuhnya. Tiba-tiba saya merasa
seperti di Taman Getsemani melihat Tuhan sedang berdoa. Penderitaan yang saya alami
saat melihat pintu lebih mengerikan lagi. Saya tergoncang, saya lepaskan
pegangan saya ke batu merah dan saya jatuh terduduk dilantai, kelelahan. Saya
sangat ingin kembali ke batu biru atau hijau, tetapi saya harus mengumpulkan
kembali energi dan arah saya. Para malaikat dengan cepat mengelilingi dan
melayani saya. Saya diberikan minuman yang mulai menyegarkan saya kembali.
Setelah merasa baikan, saya berdiri dan mulai berjalan ke batu-batu yang lain.
Namun, visi saya tentang Tuhan Yesus yang sedang berdoa memaksa saya untuk
berhenti.
"Apa yang
ada dibalik itu?" Tanya saya.
"Saat
engkau menyentuh batu-batu itu kami hanya dapat melihat sedikit saja seperti
yang engkau lihat dan merasakan seperti yang engkau rasakan," kata
malaikat. "Kami tahu bahwa batu-batu ini adalah harta-harta terbesar dan
semua pengungkapannya sangatlah berharga. Untuk sesaat kami merasakan
penderitaan Tuhan sebelum penyalibanNya dan kami merasakan apa yang Dia rasakan
di malam yang mengerikan itu. Sangatlah sulit bagi kami untuk mengerti
bagaimana Tuhan kita dapat menahan penderitaan itu. Ini sebuah penghargaan bagi
kita untuk menghormati dan melayanimu seperti yang sudah Dia lakukan."
Kata-kata
malaikat seperti kilat yang menyambar jiwa saya. Saya sudah berperang di
peperangan yang hebat. Saya sudah mendaki ke puncak gunung. Saya menjadi
terbiasa dengan alam rohani sehingga saya hampir tidak memperhatikan
malaikat-malaikat, dan saya dapat berbicara dengan rajawali-rajawali perkasa,
tetapi saya masih belum dapat menanggung saat penderitaan Raja saya tanpa ingin
melarikan diri. “Saya seharusnya tidak disini,” saya hampir berteriak. “Saya
lebih dari siapapun layak untuk menjadi tawanan iblis!”.
"Tuan,"
kata malaikat malu-malu. “Kami memahami bahwa tidak ada seorangpun disini yang
layak. Engkau disini karena engkau dipilih sebelum dunia dijadikan untuk suatu
maksud. Kami tidak tahu apa yang menjadi tujuanmu, tapi kami tahu bahwa ini
sesuatu yang sangat besar bagi setiap orang di gunung ini."
"Terimakasih.
Engkau sangat membantu. Karena tempat ini, emosi saya menjadi sangat terbentang
dan mereka dapat menguasai pemahaman saya. Engkau benar. Tidak ada seorangpun
yang berharga disini. Benar, lebih tinggi kami mendaki gunung, kami semakin
tidak berharga untuk berada disana dan semakin banyak karunia yang kami
perlukan untuk tinggal disana. Bagaimana saya dapat mencapai puncak pertama
kalinya?”
"Kasih
karunia," malaikat menanggapi.
"Jika
engkau ingin membantu saya," kata saya, "tolong terus mengulangi
kata-kata itu jika engkau melihat saya bingung atau putus asa. Kata-kata itu
lebih saya pahami dari apapun dan selalu membawa kejernihan bagi jiwa saya."
"Sekarang
saya harus kembali ke batu merah. Saya tahu sekarang bahwa harta terbesar dari
ruangan ini adalah batu merah dan saya tidak akan meninggalkannya sampai saya
membawa harta itu dalam hati saya," saya berkata dengan ketetapan hati
lebih dari yang saya rasakan saat itu, tetapi itu adalah benar."
Kebenaran Kasih
Karunia
Waktu yang saya
habiskan bersama batu merah itu sangat menyakitkan hati. Seringkali saya tidak
bisa mengambilnya lagi dan saya akan menarik tangan kembali. Beberapa kali saya
kembali ke batu biru atau hijau untuk menyegarkan jiwa saya sebelum kembali
lagi. Sangatlah sulit untuk saya kembali ke batu merah, tetapi kasih saya dan
penghargaan akan Tuhan bertumbuh dalam diri saya melebihi apapun yang pernah
saya pelajari atau alami.
Akhirnya, ketika
Hadirat Bapa meninggalkan Yesus di kayu salib, saya tidak dapat bertahan lagi.
Saya berhenti. Saya dapat menceritakan bahwa malaikat-malaikat itu juga
mengalami hal yang sama. Keinginan yang kuat untuk menyentuh batu merah itu
sudah tidak ada lagi. Bahkan saya juga tidak ingin kembali ke batu biru. Saya
hanya berbaring di lantai, menangisi apa yang sudah Tuhan lalui. Saya juga menangis
karena saya juga meninggalkan Dia sama seperti murid-muridNya. Saya
mengecewakan Dia saat Dia sangat memerlukan saya, sama seperti yang mereka
lakukan.
Tampak seperti
setelah berhari-hari, saya membuka mata saya. Rajawali lain berdiri didekat
saya. Di depannya ada 3 batu, biru, hijau dan merah. “Makanlah,” katanya.
Ketika saya memakan batu-batu itu, keseluruhan tubuh saya diperbaharui, baik
sukacita besar maupun ketenangan yang luar biasa membanjiri jiwa saya.
Saat saya
berdiri, saya melihat 3 batu yang sama itu terpasang di gagang pedang saya dan
terpasang di pundak-pundak saya. “Sekarang, semuanya adalah milikmu selamanya,"
kata rajawali. "Ini tidak bisa diambil darimu dan engkau tidak bisa
menghilangkannya juga."
"Tetapi
saya belum selesai dengan batu yang terakhir,"protes saya.
"Kristus
sendirilah yang akan menyelesaikannya,"jawabnya. "Engkau sudah
melakukannya dengan baik, tetapi engkau harus pergi sekarang."
"Kemana?"
Tanya saya.
"Engkau
harus mengambil keputusan, tetapi dengan singkatnya waktu aku sarankan untuk
langsung ke puncak," jawab rajawali dengan terburu-buru.
Kemudian saya
teringat pintu-pintu itu. Saya segera menuju ke pintu-pintu yang tampak
menarik. Saat saya mencapai yang pertama, pintu itu tidak menarik lagi,
kemudian saya pergi ke pintu yang lain dan hal yang sama terjadi. “sesuatu
tampaknya berubah,” kata saya dengan nyaring.
"Engkau
yang berubah," seluruh pasukan malaikat menjawab dengan serempak. Saya
berbalik melihat mereka dan kagum melihat mereka berubah. Mereka tampak tidak
senaif sebelumnya, tetapi sekarang lebih anggun, terhormat dan bijaksana lebih
dari malaikat-malaikat yang pernah saya lihat. Saya tahu bahwa mereka juga
merefleksikan apa yang sudah terjadi pada saya, tetapi sekarang saya merasa
tidak nyaman memikirkan diri saya sendiri.
"Saya mohon
nasehatmu,"kata saya pada pimpinan pasukan malaikat itu.
"Dengarkan
hatimu," katanya. "Itu adalah tempat tinggal kebenaran-kebenaran
besar ini."
"Saya tidak
dapat mempercayai hati saya sendiri," kata saya. "Ini adalah subyek
dari banyak khayalan, tipuan dan ambisi pribadi, sangat sulit mendengar suara
Tuhan."
"Tuan, dengan
batu merah dalam hatimu sekarang, Aku tidak percaya bahwa hal itu akan terus
menjadi masalah," jawab sang pimpinan dengan yakin. Saya bersandar di
dinding, memikirkan rajawali yang tidak ada disini sekarang di saat saya paling
membutuhkan dia. Dia sudah pernah disini sebelumnya dan tahu pintu mana yang
harus dipilih. Saat saya menimbang-nimbang, “pintu mengerikan” tampaknya
menjadi satu-satunya pintu yang dapat saya pikirkan. Saya pergi dari sana
dengan cepat sehingga tidak mengetahui kebenaran apa yang akan dinyatakan.
Saat saya
mendekati pintu itu, saya merasakan ketakutan yang luar biasa naik dalam diri
saya tetapi tidak seburuk yang pertama kali. Sangat berlawanan dengan yang
lain, hanya ada kegelapan disekitar pintu dan saya harus mendekat untuk membaca
kebenaran yang tertulis diatasnya. Dengan terkejut saya membaca KURSI
PENGADILAN KRISTUS. “Mengapa kebenaran ini sangat menakutkan?" saya bertanya
dengan nyaring sekalipun tahu para malaikat tidak akan menjawabnya. Saat saya
melihatnya barulah saya tahu bahwa inilah pintu yang harus saya lewati.
"Ada banyak
alasan untuk takut," suara rajawali yang akrab terdengar.
"Saya
gembira engkau kembali," seru saya. "Apakah saya membuat pilihan yang
buruk?"
"Tidak! Engkau
sudah memilih yang benar. Pintu ini akan membawamu ke puncak gunung lebih cepat
dari yang lain. Ini menakutkan karena ketakutan terbesar dari ciptaan adalah
melewati sumbernya – takut akan Tuhan yang Kudus. Hikmat terbesar dari manusia
dalam kehidupan ini atau hidup yang akan datang adalah melalui pintu ini,
tetapi sangat sedikit saja yang melewatinya."
“Tetapi mengapa
begitu gelap?"Tanya saya.
"Cahaya
dari pintu-pintu ini menyatakan perhatian gereja akan kebenaran-kebenaran
dibelakang mereka. Kebenaran yang ada dibalik pintu ini adalah yang paling
diabaikan tetapi paling penting. Engkau akan mengerti saat masuk melalui pintu
ini. Ketika engkau melihat Yesus Kristus duduk di tahta, engkau juga disiapkan
untuk duduk bersama dengan Dia."
"Kemudian
pintu ini tidak akan begitu gelap dan terlarang jika kita memberikan perhatian
yang lebih pada kebenaran ini?"
"Betul. Jika
manusia mengetahui kemuliaan yang ada dibalik pintu itu, maka itu adalah hal yang
paling brilian," rajawali meratap. "Bagaimanapun, masih cukup sulit
melewati pintu ini. Saya diperintahkan untuk kembali dan membesarkan hatimu.
Engkau akan melihat kemuliaan yang besar, tetapi juga terror yang terbesar melebihi
apapun. Tetapi sekarang karena engkau sudah memilih pintu yang sulit ini, tetapi
akan lebih mudah setelahnya, karena engkau mau untuk menghadapi kebenaran yang keras
sekarang, maka engkau tidak akan banyak menderita. Banyak orang yang
menginginkan kebaikanNya, tetapi sangat sedikit yang mau kekerasanNya. Jika
kamu tidak mengetahui keduanya, maka akan selalu berada dalam bahaya tipuan dan
jatuh dari kasih karuniaNya yang besar."
"Saya tahu
bahwa saya tidak akan dapat datang kesini jika saya tidak melakukan seperti apa
yang saya lakukan di batu merah. Bagaimana saya dapat berusaha untuk santai
jika ini berlawanan dengan sifat dasar Tuhan?"
"Tetapi
sekarang engkau sudah memilih, pergilah cepat. Peperangan besar yang lain akan
segera mulai dan engkau diperlukan disana."
Kursi Pengadilan
Kristus
Sekali lagi saya
memandang sekeliling ruangan yang sangat besar dan ada didalam gunung ini.
Harta karun kebenaran Keselamatan ada disini. Tampaknya keindahan yang ada
disini tidak ada akhirnya. Saya tidak dapat membayangkan bahwa ruangan-ruangan
ini berisi tentang kebenaran-kebenaran besar dari iman dapat lebih mulia. Ini
membantu saya untuk memahami mengapa begitu banyak orang Kristen yang tidak mau
meninggalkan tempat ini. Batu-batu permata yang besar merupakan perwujudan dari
aspek-aspek Keselamatan yang berbeda, semuanya bersinar mulia lebih dari
keindahan duniawi. Sangat luar biasa tidak bisa digambarkan, dan saya tahu saya
dapat tinggal disini selamanya tanpa merasa bosan.
Rajawali yang
berdiri disamping saya hampir berteriak: “Teruslah maju!” kemudian dengan tenang
dia berkata,”Tidak ada damai sejahtera dan keamanan yang terbesar daripada
tinggal dalam keselamatan Tuhan. Engkau dibawah kesini untuk mengetahuinya
sebab engkau akan memerlukannya di tempat engkau akan pergi nanti. Tetapi
engkau tidak dapat tinggal disini lebih lama lagi."
Pernyataan
rajawali tentang damai sejahtera dan keamanan menyentuh saya. Saya pikir bahwa
pejuang-pejuang yang berani yang berperang di medan perang berasal dari tingkat
pertama di gunung, “Keselamatan”. Mereka sudah berjuang dengan baik dan
mengirimkan banyak jiwa tetapi mereka juga terluka sangat parah. Kemudian
rajawali kembali menginterupsi pikiran saya seakan-akan dia mendengar.
"Tuhan
mempunyai definisi yang berbeda akan damai sejahtera dan keamanan daripada
kita. Terluka di medan perang merupakan kehormatan. Inilah mengapa Rasul Paulus
bangga akan pukulan dan rajaman di tubuhnya. Tidak ada keberanian tanpa bahaya
yang nyata. Tuhan berkata bahwa Dia akan menyertai Yosua berperang untuk Tanah
Perjanjian, tetapi lebih dan lebih mendesak lagi supaya dia kuat dan berani
karena dia harus berjuang dan disana ada banyak bahaya. Dalam hal ini Tuhan
membuktikan bahwa orang-orang yang berharga akan janjiNya yaitu mereka yang
mengasihi Tuhan dan bagianNya melebihi keamanan dirinya sendiri. Keberanian
adalah demonstrasi iman yang benar. Tuhan tidak pernah berjanji bahwa JalanNya
akan mudah tetapi akan berharga. Keberanian orang-orang yang berjuang dari tingkat Keselamatan
membuat para malaikat dari surga menghargai apa yang Tuhan lakukan di tempat
segala macam ras manusia yang jatuh. Mereka luka dalam pembantaian, tetapi
mereka tidak berhenti dan tidak mundur. Dengan mendaki gunung engkau dapat
berjuang dengan otoritas yang akan membebaskan banyak jiwa. Banyak jiwa akan
memenuhi ruangan ini dan merupakan sukacita yang besar, jika engkau teruskan"
Kemudian saya
menoleh dan melihat kepada pintu terlarang yang gelap yang diatasnya tertulis:
Kursi Pengadilan Kristus. Kehangatan dan damai sejahtera membanjiri jiwa saya
setiap kali saya melihat pintu ini. Saya ingin tinggal di ruangan ini. Sekali
lagi rajawali menjawab pikiran saya.
"Sebelum
engkau masuk ke pintu untuk kebenaran yang besar, engkau akan mempunyai
perasaan yang sama. Bahkan engkau juga merasa demikian saat masuk ke ruangan
harta karun keselamatan ini. Ketakutan ini adalah hasil dari kejatuhan. Itu
adalah buah dari pengetahuan baik dan jahat. Pengetahuan dari pohon itu membuat
kita merasa tidak aman dan mementingkan diri sendiri. Pengetahuan akan yang
baik dan buruk membuat pengetahuan yang benar akan Tuhan tampak menakutkan,
apalgi disaat setiap kebenaran dari atas membimbingmu ke damai sejahtera dan
keamaan yang lebih besar. Bahkan pengadilan Tuhan pun juga diinginkan karena
semua JalanNya adalah sempurna."
Sebelumnya saya
sudah cukup mengalami apa yang tampaknya benar, jalan yang seringkali penuh
dengan buah dan terkadang jalan yang menuju tragedy. Sepanjang perjalanan saya,
jalan yang tampaknya paling berresiko ternyata menuntun ke sebuah hadiah yang
terbesar. Bahkan setiap kali tampaknya semakin berresiko. Setiap kali
menentukan pilihan akan semakin sulit.
"Sangat
dibutuhkan iman yang besar untuk berjalan dalam alam Rohani yang lebih tinggi,”
kata rajawali. “Tuhan memberikan kita sebuah peta KerajaanNya dan Dia
berkata,’Jika kamu menyelamatkan dirimu sendiri, engkau akan kehilangannya
tetapi jika engkau kehilangan nyawamu demi Aku, engkau akan memperolehnya.' Kata-kata
itu sendiri dapat menjagamu di jalan menuju ke puncak gunung dan akan menuntunmu
ke kemenangan besar di peperangan besar yang akan datang. Kata-kata itu juga
akan membantumu tetap tegak didepan Kursi Pengadilan Kristus,” tambahnya sambil
melihat ke pintu.
Saya tahu saya
harus pergi. Saya juga harus mengingat ruangan kemuliaan ini dan harta karun
keselamatan, tetapi saya juga tidak boleh menoleh kembali ke belakang. Saya
harus terus maju. Saya berbalik dan dengan mengumpulkan seluruh keberanian,
saya membuka pintu Kursi Pengadilan
Kristus dan melangkah masuk. Seluruh pasukan malaikat yang menyertai saya
mengambil posisi di sekitar pintu, tetapi tidak masuk.
"Ada apa? Apakah
engkau tidak masuk?" pinta saya, sangat ingin ditemani.
"Ke
tempatmu sekarang, engkau harus sendiri. Kami akan menunggumu disisi yang lain."
Tanpa menanggapi,
saya berbalik dan mulai berjalan sebelum saya berubah pikiran. Ini adalah hal
tersulit yang pernah saya lakukan. Saya berada dalam kegelapan yang menakutkan
yang pernah saya alami. Ketakutan luar biasa menyerang saya. Segera saya
berpikir bahwa saya sudah menapakkan kaki ke neraka. Pintu itu tertutup dan
saya tidak bisa melihat. Mengingat saya harus terus, saya bergerak perlahan dan
berdoa minta pertolongan Tuhan. Saat saya melakukannya damai sejahtera mulai
melingkupi hati saya.
Kemudian saya
melihat bahwa kegelapan itu tidak lagi terasa dingin tetapi mulai terasa
nyaman. Kemudian saya mulai melihat seberkas cahaya. Cahaya itu semakin lama
semakin bersinar cemerlang penuh kemuliaan, sangat luar biasa dan saya merasa
bahwa saya sedang masuk ke surga itu sendiri. Sekarang kemuliaan itu bertambah
besar seturut setiap langkah saya. Saya terpesona bagaimana sesuatu yang luar
biasa seperti ini ada didalam pintu yang sangat gelap dan terlarang. Saya ingin
menikmati setiap langkah sebelum kembali melangkah.
Segera jalan itu
terbuka dan menuju sebuah aula yang sangat besar dan saya merasa bahwa bumi
sendiri tidak sebesar itu. Keindahan didalamnya tidak akan dapat digambar oleh
arsitek manusia. Saya tidak pernah mengalami sesuatu yang memenuhi hati saya
hanya dengan melihatnya. Di ujung aula itu adalah tempat Sumber Kemuliaan yang
memancar dari setiap hal yang ada diruangan. Saya tahu bahwa itu adalah Tuhan
dan saya sedikit takut saat saya mulai mendekati Dia. Saya tidak berpikir
betapa jauhnya jarak kami. Semuanya sangat indah dan saya merasa saya dapat
berjalan selamanya dan menikmati setiap langkah itu. Berjalan di bumi sampai ke
Tahta akan membutuhkan waktu berhari-hari.
Mata saya
tertuju kepada Kemuliaan Tuhan, sebelum menyadari saya melewati ribuan orang
yang berdiri di atas tempat bertingkat-tingkat di kiri saya (Di sebelah kanan
ada banyak orang juga tapi saya tidak melihat mereka karena mereka jauh dan
mendekati Tahta). Saat saya melihat
mereka saya berhenti. Mereka mempesona, sangat anggun lebih dari semua orang
yang pernah saya lihat. Sikap mereka sangat menarik hati. Tidak ada damai
sejahtera dan keyakinan yang terpancar di wajah manusia seperti ini sebelumnya.
Setiap orang sangat indah diluar perbandingan bumi. Saat saya mendekati mereka,
mereka membungkukkan badannya memberi salam seakan-akan mereka mengenal saya.
"Bagaimana
engkau mengenal saya?"saya terkejut dengan pertanyaan saya sendiri.
"Engkau
adalah salah satu orang kudus yang berjuang di peperangan terakhir," jawab
seorang laki-laki yang ada di dekat saya. "Setiap orang disini tahu engkau
dan semua orang yang sedang berperang di bumi. Kami adalah orang-orang kudus
yang melayani Tuhan di generasi sebelum engkau. Kami adalah awan besar yang diberikan
hak untuk menyaksikan peperangan terakhir. Kami semua tahu engkau dan kami
semua melihat apa yang engkau lakukan."
Kemudian saya
melihat seseorang yang saya tahu di bumi. Dia adalah orang percaya yang setia
tetapi saya tidak pernah melihat dia melakukan sesuatu yang penting. Secara
jasmani dia tidak menarik dan itu membuatnya menjadi pemalu. Disini kami
mempunyai gambaran wajah yang sama tetapi dia berubah menjadi lebih tampan dari
orang-orang yang ada di bumi. Dia melangkah maju dengan yakin dan kemartabatan
yang tidak pernah saya lihat padanya atau pada siapapun sebelumnya.
"Surga
sangat jauh lebih besar daripada yang kita impikan selama kita di bumi,” dia
mulai berbicara. “Ruangan ini adalah alam kemuliaan yang jauh dari kemampuan
nalar kita. Sangatlah benar bahwa kematian kedua sangat mengerikan daripada
yang selama ini kita pahami. Surga atau neraka tidak seperti yang kita pikirkan
sebelumnya. Jika aku sudah mengetahui ini di bumi maka aku tidak akan pernah
hidup dengan cara yang lalu. Engkau diberkati dengan kasih karunia yang besar
untuk datang kemari sebelum engkau mati."dia berkata sambil melihat
pakaian saya.
Kemudian saya
melihat diri saya sendiri. Saya masih mengenakan mantel tua kerendahan hati dan
baju zirah dibawahnya. Saya merasa bodoh dan kasar berdiri didepan mereka yang
sangat anggun dan indah. Saya mulai berpikir bahwa saya berada dalam masalah
besar jika saya muncul dihadapan Tuhan seperti ini. Seperti rajawali teman saya,
mereka mengerti pikiran saya dan menjawab:
"Mereka
yang kesini mengenakan mantel itu tidak mempunyai rasa takut. Mantel itu
merupakan penghormatan tingkat tinggi dan inilah mengapa mereka semua
membungkukkan diri saat engkau lewat."
"Saya tidak
melihat seorangpun yang membungkukkan diri,"jawab saya sedikit malu.
"Itu bukannya
tidak pantas," lanjutnya. "Disini kami saling menunjukkan penghargaan
satu sama lain. Bahkan juga malaikat-malaikat yang melayani kami disini tetapi
hanya Tuhan dan Kristus yang kita sembah."
Saya masih
merasa malu. Saya harus terus ingat untuk membungkukkan diri pada orang-orang
mulia ini sedangkan saat bersamaan saya ingin sembunyi sebab saya tampak buruk.
Kemudian saya mulai meratapi pikiran bodoh saya sama seperti di bumi dan setiap
orang disini dapat mengetahui pikiran! Saya merasa cemar dan bodoh berdiri
didepan orang-orang yang mulia dan sungguh luar biasa ini. Lagi-lagi teman lama
saya menanggapi pikiran ini.
"Kami
mempunyai tubuh kemuliaan disini sedangkan engkau tidak. Pikiran kami tidak
lagi dicemari dosa. Disini kami mampu memahami hal-hal yang di bumi tidak bisa
diukur dan kemampuan kami untuk memahami akan semakin bertambah selamanya. Itulah
mengapa kami dapat mengenal Bapa dan memahami CiptaanNya. Di bumi engkau tidak
dapat mengerti atau paling tidak apa yang kami ketahui disini dan kami adalah yang
paling kecil dari orang-orang itu."
"Bagaimana
engkau dapat menjadi yang paling kecil?" Tanya saya tak percaya.
"Ada tingkat
kebangsawanan disini. Upah kami hidup di bumi menentukan posisi kami disini.
Kumpulan besar orang-orang disini adalah yang disebut Tuhan “gadis-gadis bodoh”.
Kami mengenal Tuhan dan mempercayai SalibNya lah yang melepaskan kami dari
neraka, kami tidak benar-benar hidup untuk Dia tapi untuk diri kami sendiri.
Kami tidak menjaga pelita kami supaya penuh dengan minyak Roh Kudus. Kami
mempunyai hidup yang kekal tetapi kami menyia-nyiakan hidup kami di bumi."
Saya sangat
terkejut tetapi saya tahu tidak akan ada seorangpun disini yang akan berdusta.
"Gadis-gadis
bodoh menggertakkan giginya dalam kegelapan,"protes saya.
"Dan itulah
yang kami lakukan. Kami sangat terluka saat mengerti bagaimana kami begitu
menyia-nyiakan hidup kami, melebihi kepedihan yang dirasakan manusia di bumi.
Kegelapan akan luka itu semakin besar saat semua disingkapkan didepan kemuliaan
Dia yang sudah kita kecewakan. Sekarang engkau berdiri ditengah-tengah orang
yang mempunyai pangkat terendah di surga. Tidak ada kebodohan yang lebih besar
dari orang-orang yang sudah mengenal keselamatan besar Tuhan tetapi melanjutkan
hidupnya untuk diri mereka sendiri. Untuk datang kesini dan mempelajari kebodohan
ini adalah kepedihan yang lebih besar dari yang dialami jiwa-jiwa di bumi. Kami
menderita dalam kegelapan itu karena kebodohan kami yang besar."
Sangat tidak
masuk akal. "Tetapi engkau sangat bersinar dan penuh sukacita dan damai
sejahtera lebih daripada yang saya dapat bayangkan, sekalipun ini di surga.
Saya tidak melihat kesedihan didalammu dan disini engkau tidak dapat berdusta.
Ini sangat tidak masuk akal."
Dia meneruskan
sambil melihat langsung kemata saya, "Tuhan juga mengasihi kami dengan kasih
yang luar biasa besar yang tidak dapat engkau mengerti. Didepan Kursi
Pengadilan Tuhan saya merasakan kegelapan jiwa yang paling besar dan menyesali
apa yang sudah saya alami. Walau disini tidak ada waktu, tampaknya sangatlah
lama hidup saya di bumi. Semua dosa-dosa dan kebodohan yang tidak saya sesali ada
didepan saya dan semua orang disini mengalami hal yang sama. Kepedihan ini
tidak dapat engkau pahami sampai engkau mengalaminya. Saya merasa seperti
berada di dasar neraka yang paling dalam sekalipun saya berdiri didepan Tuhan.
Dia tegas sampai hidup saya benar-benar diperbaharui. Saat saya minta ampun dan
minta pengampunan didepan salibNya, Dia menghapus airmata saya dan membuang
kegelapan itu. Dia memandang saya dengan kasih luar biasa diluar pemahaman yang
sekarang engkau mengerti. Dia memberikan jubah ini. Saya tidak lagi merasakan
kegelapan dan kepahitan atau kepahitan saat saya berdiri didepanNya tetapi saya
ingat. Hanya disini engkau mengingat hal-hal seperti itu tanpa terus merasakan pedih.
Sesaat tinggal di bagian paling rendah di surga sangat lebih besar daripada
ribuan tahun hidup di tingkat tinggi di bumi. Sekarang ini ratapan saya akan
kebodohan saya diubahkan menjadi sukacita dan saya tahu bahwa saya akan bersukacita
selamanya sekalipun saya berada di tempat paling rendah di surga."
Saya mulai
terpikir kembali tentang harta-harta keselamatan. Saya tahu bahwa semuanya yang
diceritakannya dibukakan oleh harta-harta itu. Setiap langkah yang saya ambil untuk
naik ke surga atau ke kedalamannya mulai tersingkap, JalanNya menakutkan dan
sekaligus luar biasa indah yang saya tahu sebelumnya.
Melihat ke dalam
mata saya, teman saya meneruskan. "Engkau disini tidak untuk mengerti
tetapi untuk mengalami. Tingkat
selanjutnya lebih besar dari apa yang ada disini. Setiap tingkat lebih besar
dan lebih banyak dari tingkat sebelumnya. Bukan saja setiap tingkat mempunyai
tubuh rohani yang bersinar mulia tetapi setiap tingkat semakin dekat dengan
Tahta dimana Sumber semua Kemuliaan. Saya tidak lagi merasakan pedih dengan
kegagalan saya. Saya sungguh pantas tidak mendapatkan apa-apa. Saya disini
karena kasih karunia semata dan saya sungguh bersyukur dengan apa yang saya
miliki. Dia sangat berharga untuk dikasihi. Saya dapat melakukan hal-hal luar
biasa di alam surga yang berbeda tetapi saya memilih tinggal disini dan hanya
memandang kemuliaanNya, sekalipun saya hanya berada dipinggir saja."
Dengan pandangan
jauh kedepan, dia menambahkan,"Setiap orang di surga sekarang ini sedang memandang
Misteri Terbesar Tuhan yang sedang dibuka dan melihat orang-orang yang akan
berperang di peperangan terakhir." "Dapatkah engkau melihatNya dari
sini?"Tanya saya. "Saya melihat KemuliaanNya dari jauh tetapi saya
tidak dapat melihatNya."
"Saya dapat
melihatNya jauh lebih baik dari engkau," jawabnya. "Saya dapat
melihat Dia dan semua yang Dia lakukan sekalipun dari sini. Saya juga dapat
mendengarNya. Saya juga dapat melihat bumi, Dia memberikan kami kemampuan itu. Kami
adalah awan-awan besar saksi yang melihatmu."
Dia kembali ke tempatnya
dan saya mulai berjalan, mencoba untuk mengerti semua yang sudah dikatakannya.
Saat saya melihat ke kumpulan besar orang yang dia katakan sebagai gadis-gadis
bodoh, orang-orang yang rohaninya tertidur saat hidup dibumi. Saya tahu jika
salah satu dari mereka muncul di bumi mereka akan disembah sebagai dewa-dewa
dan mereka ada disini!
Kemudian saya
mulai memikirkan betapa saya menyia-nyiakan hidup saya. Kehidupan saya seakan
berjalan didepan saya. Saya mulai merasakan pedih atas dosa-dosa saya. Saya
juga mempunyai kebodohan yang sangat besar! Mungkin saya menjaga minyak di pelita
saya lebih dari yang lain, tetapi sekarang saya tahu bagaimana bodohnya saya
sudah mengukur apa yang saya perlukan dengan melihat apa yang orang lain lakukan.
Saya juga adalah salah satu gadis-gadis bodoh itu!
Dengan pemikiran
akan penemuan besar itu saya hampir pingsan, seorang laki-laki yang saya kenal
sebagai salah satu umat Tuhan yang besar mendekat dan menguatkan saya.
Sentuhannya menyegarkan saya kembali. Kemudian dia memberi salam dengan hangat. Dia adalah orang
yang ingin saya jadikan guru. Saya pernah bertemu dengannya tetapi kami tidak
berhubungan baik. Seperti yang lainnya saya mencoba untuk mendekat dan belajar,
saya pernah jengkel dengannya dan dia pernah meminta saya untuk pergi. Selama berahun-tahun
saya merasa bersalah, perasaan saya bahwa saya kehilangan kesempatan yang besar
karena noda pada karakter saya. Walau saya tidak memikirkannya lagi, saya masih
membawanya sebagai beban dari kegagalan saya. Saat saya melihat dia semuanya
tampak jelas dan perasaan pedih saya muncul. Sekarang dia tampak seperti
bangsawan yang tidak pernah sebegitu menarik seperti sekarang dan mempermalukan
kelemahan saya. Saya ingin sembunyi tetapi tidak ada jalan untuk menghindari
dia. Saya terkejut saat kehangatannya yang murni membuat saya merasa nyaman.
Tampaknya disini tidak ada benteng antara kami. Kasih yang saya rasakan padanya
hampir membuat saya tidak sadar.
"Saya
sangat menunggu pertemuan ini," katanya.
"Engkau
menunggu saya?"Tanya saya. "Mengapa?"
"Engkau
adalah salah satu yang saya tunggu. Saya tidak mengerti akan penghakiman,
sampai engkau yang merupakan salah satu yang dipanggil untuk saya dapat
membantu bahkan memuridkanmu, tetapi saya justru menolakmu."
"Tuan,"
protes saya. "Merupakan kehormatan yang besar menjadi muridmu, dan saya
sangat berterimakasih untuk waktu-waktu yang engkau sudah berikan kepada saya
tetapi saya sangat angkuh dan saya pantas menerima penolakanmu. Saya tahu bahwa
pemberontakan dan kebanggaan saya membuat saya tidak pernah mempunyai bapak
rohani. Ini bukan kesalahanmu tetapi kesalahan saya."
"Memang
benar engkau sangat bangga tetapi bukan karena itu aku menolakmu. Aku menolakmu
karena kegelisahankulah yang membuatku ingin mengendalikan setiap orang
disekitarku. Aku menolakmu karena engkau tidak dapat menerima apapun tanpa
mempertanyakannya. Kemudian aku mulai mencari-cari kesalahanmu. Aku mulai
merasa bahwa jika aku tidak dapat mengendalikanmu, suatu saat engkau akan
mempermalukanku dan pelayananku. Aku menjunjung tinggi pelayananku lebih dari
yang saya lakukan untuk orang-orang yang diberikan kepadaku, jadi aku membuatmu
pergi," katanya.
Dengan ketulusan
yang tidak ada di bumi, dia meneruskan, "Semua anak-anak adalah
pemberontak dan aku pikir dunia meledak di sekitar mereka. Itulah mengapa
mereka memerlukan orang tua untuk membesarkan mereka. Hampir setiap kehendak
anak membawa cercaan bagi keluarganya, tetapi dia tetap menjadi bagian keluarga
itu. Seringkali aku menolak anak-anak Tuhan yang dipercayakan kepadaku untuk
mendewasakan mereka, tetapi seringkali saya gagal. Banyak dari mereka yang
menderita luka parah dan gagal yang sebetulnya dapat saya bantu untuk
menghindarinya. Banyak dari mereka saat ini yang menjadi tawanan musuh. Aku
sudah membangun organisasi yang besar dan mempunyai pengaruh besar bagi
gereja-gereja tetapi kasih karunia paling besar yang Tuhan percayakan adalah
orang-orang yang dikirim untuk menjadi muridku tetapi banyak orang yang sudah
kutolak. Jika aku tidak begitu egois dan terpaku pada reputasi maka aku akan
menjadi seorang raja disini. Aku dipanggil menjadi salah satu yang duduk di
tahta-tahta paling tinggi. Semua yang kau miliki dan akan kau selesaikan akan
diperhitungkan di surga. Disamping itu, banyak dari apa yang menjadi
perhatianku kelihatan sangat kecil. Apa yang tampak bagus di bumi disini akan
sangat berbeda. Apa yang dapat membuatmu menjadi seorang raja dibumi seringkali
akan menjadi batas bagimu untuk menjadi raja disini. Apa yang dapat membuatmu berada
disini adalah kerendahan hati yang tidak diperhitungkan di bumi. Maukah engkau
memaafkanku?"
"Tentu saja,"
kata saya agak malu. "Tetapi saya juga membutuhkan maaf. Saya masih
berpikir tentang keanehan dan pemberontakan saya yang menyulitkanmu."
"Memang
benar engkau tidak sempurna dan aku melihat beberapa masalahmu, tetapi semua
itu bukanlah penyebab dari penolakan," katanya. "Tuhan tidak menolak
dunia saat saya melihatnya sebagai kegagalan. Dia tidak menolakku saat Dia
melihat dosaku. Dia memberikan HidupNya untuk kita. Selalu yang terbesar
memberikan hidupnya untuk yang kecil.
Saya sudah dewasa daripadamu. Saya punya otoritas yang lebih darimu tetapi aku
menjadi seekor kambing seperti dalam perumpamaan; Aku sudah menolak Tuhan
dengan menolakmu dan orang-orang lain yang sudah Dia kirimkan untukku."
Saat dia
berbicara, kata-katanya menghantam saya. Saya juga merasa bersalah atas semua
yang dia rasakan. Banyak dari orang-orang muda baik laki-laki maupun perempuan
yang sudah saya keluarkan dari pikiran saya karena tidak cukup penting untuk
waktu saya, sekarang semuanya berjalan di ingatan saya. Betapa ingin saya
kembali sekarang dan mengumpulkan mereka bersama-sama! Kepedihan yang mulai
saya rasakan sekarang tampaknya lebih buruk dari yang saya rasakan karena menyia-nyiakan
hidup saya di bumi. Saya sudah menyiakan-nyiakan banyak orang! Sekarang banyak
dari orang-orang ini menjadi tawanan musuh, terluka dan ditawan selama perang
di gunung. Keseluruhan perang ini adalah untuk orang-orang dan seringkali
orang-orang yang dianggap tidak penting. Kami akan berjuang untuk kebenaran
lebih dari orang-orang yang diberikan. Kami akan berjuang untuk pelayanan tetapi
berlaku kasar pada orang-orang yang menjalankannya. “Dan banyak orang seperti
saya yang berpikir sebagai pemimpin rohani! Saya benar-benar adalah orang-orang
kudus yang paling rendah," pikir saya.
"Aku
mengerti apa yang engkau rasakan," kata seorang laki-laki yang saya kenali
sebagai salah satu orang yang menjadi pemimpin Kristen paling besar sepanjang
waktu. "Rasul Paulus pada saat akhir hidupnya mengatakan bahwa dia adalah orang
yang paling rendah diantara orang-orang kudus. Hanya sesaat sebelum
kematiannya, dia menyebut dirinya sendiri “pendosa besar”. Apakah dia tidak
belajar bahwa hidupnya di bumi yang penuh bahayalah yang menjadikan dia
orang-orang kudus di surga. Karena dia sudah belajar di bumi sekarang dia
menjadi orang-orang terdekat Tuhan dan mendapatkan pangkat tertinggi selamanya."
Melihat orang
ini berada dalam “gadis-gadis bodoh” mengejutkan saya. “Saya tidak percaya
bahwa engkau adalah orang-orang bodoh yang menyia-nyiakan kehidupan di bumi.
Mengapa engkau berada disini?"
"Aku disini
karena aku telah membuat kesalahan besar sebagai salah satu orang dipercayakan Injil
Penyelamat Kita. Seperti Rasul Paulus yang tidak menyebut dirinya sendiri
rasul-rasul terbesar, aku berbuat sebaliknya. Aku mulai menyadari bahwa aku
adalah pendosa besar yang mendapat kasih karunia, tetapi berakhir dengan
pikiran aku adalah rasul-rasul besar. Itu karena rasa bangga aku yang besar, bukan
ketidakamanan seperti teman-teman disini tetapi aku mulai menyerang setiap
orang yang tidak melihat sesuatu seperti yang saya lihat. Saya aku lepaskan para
orang-orang yang mengikutiku dari panggilannya masing-masing dan bahkan dari pribadinya,
aku menekan mereka untuk menjadi seperti saya. Tidak ada seorangpun disekitarku
yang menjadi diri mereka sendiri. Tidak ada seorangpun yang berani bertanya
mengapa aku menghancurkan mereka seperti butiran debu. Aku memikirkan itu
karena dengan mengecilkan orang lain, membuat diriku menjadi besar. Aku pikir
seharusnya akulah yang menjadi Roh Kudus bagi setiap orang. Dari luar,
pelayananku tampak seperti mesin yang berjalan dengan halus dimana setiap orang
menjadi satu kesatuan dan satu perintah yang sempurna, tetapi itu adalah
perintah tentang pemusatan kemah. Aku membawa anak-anak Tuhan dan membuat
mereka bergerak otomatis di gambaranku disamping Dia. Pada akhirnya aku tidak
melayani Tuhan tetapi melayani idola yang aku bangun untuk diri sendiri. Sebelum
akhir hidupku, hidupku benar-benar menjadi musuh injil sejati, paling tidak
secara praktis bahkan jika pengajaran dan tulisanku tampak secara alkitabiah
tanpa cela. "
"Jika ini
benar,maka engkau adalah musuh injil, tetapi bagaimana engkau masih berada
disini?" Tanya saya.
"Oleh kasih
karunia Tuhan, aku percaya salib sebagai keselamatanku sendiri, bahwakan
sekalipun sebenarnya aku menjauhkan orang lain dari hal itu, menuntun mereka kepada
diriku sendiri lebih daripada membawa mereka kepada Tuhan. Tuhan tetap setia
sekalipun kita tidak setia. Ini juga hanya karena karuniaNya Tuhan membawa aku
pulang dari bumi lebih cepat dari mereka yang dibawahku sehingga mereka dapat
menemukan dan mengenalNya.."
Saya tidak bisa
lebih terkejut dengan kebenaran ini. Sejarah membuat penggambaran yang berbeda
tentang dia. Membaca pikiran saya, dia melanjutkan:
"Tuhan
mempunyai sebuah buku sejarah yang berbeda daripada yang ada di bumi. Engkau
punya bayangan hal ini tetapi engkau belum tahu bagaimana berbedanya mereka. Sejarah-sejarah
dunia akan berlalu, tetapi buku-buku yang disimpan disini akan tetap ada
selamanya. Jika engkau dapat bersukacita dengan apa yang dicatat di surga, maka
engkau benar-benar diberkati. Manusia melihat sebuah kaca gelap, sehingga
sejarah mereka akan dikaburkan dan kadang-kadang menjadi sangat salah. Amat
sangat sedikit orang Kristen yang mempunyai karunia ketajaman. Tanpa karunia
ini sangat mustahil melihat kebenaran dengan jelas baik masa depan maupun masa
lalu. Bahkan jika dengan karunia inipun masih juga sulit. Sampai engkau berada
disini, dilepaskan, engkau akan menghakimi orang lain melalui prasangka yang
menyimpang baik positif maupun negatif. Itulah mengapa engkau diperingatkan
untuk tidak menghakimi sebelum waktunya. Sampai kita berada disini kita tidak
dapat benar-benar tahu apa yang ada dihati orang, apakah baik atau tidak. Ada
banyak motif yang bagus pada orang-orang buruk dan motif-motif jahat pada
orang-orang baik. Hanya disini manusia dihakimi karena perbuatan dan motifnya."
"Saat saya
kembali ke bumi, apakah saya dapat melihat sejarah dengan akurat sebab pernah
disini?"
"Engkau ada
disini karena engkau sudah berdoa pada Tuhan untuk menghakimi engkau dengan
adil, mengkoreksimu tanpa ampun sehingga engkau dapat melayani Dia dengan
sempurna. Ini adalah permintaan paling bijaksana yang pernah kau buat. Hakim
bijaksana sendiri juga akan diadili. Bahkan lebih bijaksana untuk meminta
pengadilan Tuhan sebab mereka sadar bahwa mereka tidak dapat mengadili diri
mereka sendiri dengan baik. Dengan berada disini engkau meninggalkan tempat ini
dengan hikmat dan kejelasan yang lebih bertambah, tetapi di bumi engkau dapat
selalu melihat kaca gelap untuk beberapa tingkat. Pengalamanmu disini akan
membantumu mengenali orang lain dengan baik tetapi hanya jika engkau
benar-benar disini maka engkau akan mengenal mereka sepenuhnya. Saat engkau
pergi, engkau akan mencamkan betapa sedikit yang diketahui orang daripada
betapa baik engkau mengenalnya. Ini adalah hubungan yang benar dalam sejarah
manusia. Aku diijinkan untuk membicarakan ini denganmu karena aku merasa aku
sudah memuridkanmu melalui tulisan-tulisanku dan untuk mengetahui kebenaran
tentang aku yang akan sangat membantumu,"tokoh Reformasi ini menyimpulkan.
Lalu seorang
wanita yang tidak saya kenal mendekat. Kecantikan dan keanggunannya
mempesonakan, tetapi bukanlah sesuatu yang sensual atau menggairahkan. Dia
adalah penggambaran martabat dan kebangsawanan.
"Aku adalah
istrinya sewaktu di bumi," dia mulai. "Sebagian besar apa yang kau
ketahui tentang dia sebetulnya berasal dariku, karena itu apa yang akan aku
katakan bukan karena dia tetapi karena kita. Engkau dapat memperbaharui gereja
tanpa memperbaharui jiwamu sendiri. Engkau dapat mendiktekan sejarah tetapi
tidak kehendak Tuhan atau memuliakan AnakNya. Jika engkau berjanji pada dirimu
sendiri untuk membuat sejarah manusia, mungkin engkau dapat melakukannya tetapi
ini adalah pencapaian yang akan segera berlalu seperti asap dari rokok.."
"Tetapi
pekerjaan suamimu, atau pekerjaanmu sangat mempengaruhi setiap generasi setelah
dia selamanya. Sangat sulit dibayangkan bagaimana gelapnya dunia tanpa dia,"saya
memprotesnya.
"Benar. Tetapi
apa yang kau capai jika engkau mendapatkan seluruh dunia tetapi kehilangan
jiwamu sendiri. Hanya jika engkau dapat menjaga jiwamu tetap murni, engkau
dapat mempengaruhi dunia untuk tujuan abadi Tuhan. Bagiku, suamiku kehilangan
jiwanya dan dia memperolehnya pada saat akhir hidupnya karena aku diambil dari
bumi. Banyak dari apa yang dia lakukan, dia lakukan untukkku bukan untuk Tuhan.
Aku menekan dia dan bahkan memberikan dia banyak pengetahuan yang diajarkan.
Aku menggunakan dia sebagai tambahan dari egoku, sebab sebagai seorang wanita,
aku dulu tidak bisa menjadi pemimpin rohani. Aku ambil alih hidupnya sehingga
aku dapat hidup lewat dia. Dia melakukan segalanya hanya untuk membuktikan
dirinya sendiri pada saya."
"Engkau
pasti sangat mencintai dia."kata saya sambil melihatnya.
"Tidak. Aku
sama sekali tidak mencintainya, dia juga tidak mencintaiku. Setelah beberapa
tahun perkawinan kami, kami bahkan saling tidak menyukai. Tetapi kami
membutuhkan satu sama lain jadi kami menemukan cara bekerja bersama-sama.
Semakin sukses pekerjaan kami, kami semakin tidak bahagia dan semakin kami
menipu membodohi orang-orang pengikut kami. Kami adalah orang-orang kosong
sebelum akhir hidup kami. Semakin besar pengaruh yang dapatkan melalui promosi
dirimu sendiri, maka engkau harus semakin bekerja keras untuk menjaga
pengaruhmu dan hidupmu akan semakin gelap dan jahat. Raja-raja takut pada kami
tetapi kami takut pada setiap orang dari raja-raja sampai petani-petani. Kami
tidak percaya seorangpun sebab kami hidup dalam tipuan bahkan kami tidak
percaya satu sama lain. Kami mengajarkan kasih dan kepercayaan sebab kami ingin
setiap orang mengasihi dan mempercayai kami tetapi kami takut dan secara
rahasai kami memandang rendah setiap orang. Jika engkau mengajarkan
kebenaran-kebenaran yang besar tetapi tidak hidup didalamnya maka kamu adalah
seorang munafik yang terbesar."
Kata-kata mereka
menghantam saya seperti palu. Saya dapat melihat bahwa hidup saya sudah menuju
kearah yang sama. Sebagian besar yang saya lakukan untuk memajukan saya sendiri
daripada untuk Tuhan. Saya mulai melihat bagaimana saya melakukannya untuk
membuktikan kepada orang lain terutama yang tidak menyukai saya atau siapapun
yang saya pikir adalah saingan saya. Saya mulai melihat bagaimana hidup saya
dibangun dimuka sebuah gambaran yang mengingkari siapa saya. Tetapi disini saya
tidak dapat menyembunyikan apapun. Sekelompok awan besar saksi tahu siapa saya
dibalik motif-motif yang terselubung.
Saya kembali
memandang pasangan ini. Mereka begitu terus terang dan sangat terhomat sehingga
sangat tidak mungkin menanyakan motif mereka. Dengan senang hati mereka
memaparkan dosa-dosa kejahatan mereka demi saya.
"Saya mungkin
mempunyai konsep yang salah tentangmu dengan sejarah dan tulisan-tulisanmu
tetapi saya lebih menghargaimu sekarang. Saya berdoa sehingga saya dapat
membawa integritas dan kebebasan di surga seperti yang kau miliki saat ini.
Saya lelah mencoba untuk hidup dalam gambaran diri yang saya ciptakan. Betapa
lama saya ingin bebas." Saya meratap, benar-benar ingin mengingat setiap
detil pertemuan kami. Kemudian sang Reformer yang terkenal itu menawarkan
sebuah nasihat terakhir:
"Jangan
pernah mengajarkan orang lain untuk melakukan apa yang kamu lakukan untuk
dirimu sendiri. Reformasi bukanlah doktrin. Reformasi yang benar hanya datang
dari kesatuan dengan Sang Penyelamat. Jika mengaku memikul kuk Kristus, membawa
beban yang Dia berikan, maka Dia akan menyertainya dan membawa beban itu
untukmu. Engkau hanya dapat melakukan pekerjaanNya saat engkau mengerjakannya
bersama dengan Tuhan bukan untuk Tuhan. Hanya Roh Kudus yang dapat menurunkan
Roh Kudus. Jika engkau memikul kuk bersama dengan Dia maka engkau tidak
mengerjakan sesuatu untuk kepentingan politik atau sejarah. Sesuatu yang kau
lakukan karena tekanan politis atau peluang, hanya akan membawa kepada akhir
pelayananmu yang benar. Hal-hal yang kau buat untuk membuat sejarah akan membuat
malapetaka dalam penyelesaian sejarah dan engkau akan gagal dalam mempengaruhi
keabadian. Jika engkau tidak hidup sesuai apa yang kau ajarkan maka engkau membatalkan
dirimu sendiri menerima panggilan Tuhan dari tempat tinggi sama seperti kami.
Aku akan menceritakan padamu apa yang akan menjaga jalan hidupmu tetap dalam
kasih Juru Selamat dan mencari KemuliaanNya. Segala sesuatu yang kau lakukan
untuk memuliakan dirimu sendiri suatu hari akan membawamu kepada penghinaan
paling mengerikan. Segala sesuatu yang kau lakukan diluar kasih Juru Selamat,
untuk memulikan NamaNya akan menambah batas KerajaanNya yang kekal dan hasilnya
adalah sebuah tempat yang tinggi untukmu sendiri. Hidup untuk sesuatu yang dicatat
disini. Jangan pedulikan apa yang dicatat di bumi."
Saat mereka
berjalan pergi, saya dipenuhi dosa-dosa saya sendiri. Waktu-waktu saya
menggunakan orang-orang untuk tujuan pribadi saya, atau bahkan waktu
menggunakan nama Yesus untuk ambisi saya atau untuk membuat saya tampak lebih
baik mulai berjalan didepan saya. Disini, dimana saya dapat melihat kekuatan
dan kemuliaanNya yang biasa saya gunakan menjadi tampak lebih menjijikkan lagi.
Saya sangat putus asa. Setelah tampaknya memakan waktu yang lama melihat
orang-orang dan kejadian-kejadian didepan saya, saya merasa seorang wanita
membuat saya berdiri. Saya diliputi oleh kemurniannya terutama saat saya
sekarang merasa sangat jahat dan korup. Saya punya keinginan yang kuat untuk
menyembah dia karena kemurniannya.
"Berbaliklah
pada Sang Anak," katanya. “Keinginanmu untuk menyembahku atau orang lain
saat ini hanya karena engkau mau mengalihkan perhatianmu saja dan menghakimi
dirimu sendiri dengan melayani yang tidak seharusnya. Aku sekarang murni karena
aku berbalik kepada Tuhan. Engkau harus melihat kejahatan yang ada dalam dirimu
sendiri tetapi kamu tidak harus tinggal didalamnya atau mencari untuk menghakimi
dirimu sendiri dengan pekerjaan buntu tetapi berbaliklah kepada Dia."
Ini adalah kasih
dan perhatian yang murni yang tidak mungkin untuk saya merasakan pedih. Ketika
melihat saya mengerti, dia melanjutkan:
"Kemurnian
yang kau lihat dalamku adalah apa yang dilihat suamiku saat pertama kali
bertemu waktu muda kami. Saat itu aku masih mempunyai motif yang murni tetapi
kemudian aku menggunakan cintanya dan kemurnianku dengan membiarkan dia salah memujaku.
Engkau tidak akan dapat menjadi murni hanya dengan memuja seseorang yang lebih
darimu tetapi hanya dengan menyembah Dia yang membuatmu murni dan di dalam Dia
sendiri tidak ada dosa. Semakin banyak orang memuji kita, semakin banyak kita
menerima pujian mereka kemudian itu akan membawa kita keluar dari jalan
kehidupan. Kemudian kita mulai hidup dengan pujian-pujian manusia, menggunakan kekuatan
atas orang-orang yang tidak memuji kita. Itulah kematian kita dan itu hal yang
sama terjadi pada banyak orang yang ada di tempat rendah disini tetapi
dipanggil untuk menjadi yang paling tinggi."
Hanya karena
ingin memperlama pembicaraan kami, saya menanyakan sesuatu yang terlintas dalam
pikiran saya, "Apakah sulit untukmu dan suamimu berada bersama-sama disini?"
"Tidak. Semua
hubungan yang kau miliki dibumi dilanjutkan disini dan semuanya dimurnikan
dengan penghakiman. Semakin banyak kau diampuni semakin besar kasihmu. Tentu
saja Tuhan mengampuni setiap orang disini, dan kami mengasihi Dia lebih dari
apapun. Setelah kami saling mengampuni, kami akan lebih mengasihi satu sama
lain. Sekarang hubungan kami berlanjut dalam kedalaman dan kekayaan yang besar
karena kami bersama-sama mewarisi keselamatan ini. Sedalam apapun luka batin
kami sembuh, sedalam itulah kasih yang muncul saat kita dipulihkan. Kita dapat mengalami
hal ini dibumi, tetapi waktu itu kita tidak belajar tentang pengampunan. Jika
kita sudah mempelajari pengampunan yaitu persaingan yang memasuki hubungan kami
dan membelokkan hidup kami, itu tidak akan berakar dalam diri kami. Jika engkau
benar-benar mengasihi, maka dengan mudah engkau akan mengampuni. Sebaliknya
jika engkau sulit untuk mengampuni maka engkau jauh dari kasih yang sejati.
Pengampunan adalah esensi jika engkau tinggal dalam jalan kehidupan. Tanpanya
banyak hal dapat membuatmu berhenti melakukan pekerjaan yang sudah dipilihkan
untukmu."
Saat bersamaan,
saya menyadari bahwa wanita yang membawa konfrontasi kepedihan atas kebejatan
moral saya adalah orang yang paling menarik yang pernah saya lihat. Itu bukanlah
ketertarikan yang bersifat romantis tetapi saya hanya tidak ingin meninggalkan
dia. Melihat pemikiran saya, wanita itu menarik diri mau pergi tetapi
memberikan kata-katanya yang terakhir.
"Kebenaran
yang murni diperkatakan dalam kasih sejati selalu menarik hati. Engkau akan
selalu teringat kepedihanmu saat berada disini dan ini akan membantumu melewati
sisa umurmu. Pedih itu baik, hal ini menunjukkan bahwa berada disana adalah
suatu masalah. Jangan mencoba mengurangi kepedihanmu sampai engkau menemukan
dengan tepat sumber masalahmu. Kebenaran Tuhan seringkali membawa kepedihan dalam
menyoroti masalah yang kita miliki, tetapi KebenaranNya selalu menunjukkan
kepada kita jalan menuju kemerdekaan dan kehidupan yang sejati. Jika engkau
tahu ini maka engkau akan mulai bersukacita dalam pencobaan-pencobaanmu dan
semuanya itu diijinkan untuk membuatmu tetap berada dalam jalan kehidupan."
"Juga
ketertarikanmu padaku bukanlah hal yang usang. Ini adalah ketertarikan antara
laki-laki dan perempuan yang diberikan sejak awal mulanya, yang selalu berada
dalam bentuk murni. Jika kebenaran murni digabungkan dengan kasih sejati.
Laki-laki dapat menjadi laki-laki ciptaan mula-mula yang tidak akan mendominasi
rasa ketidakamanannya. Perempuan akan menjadi perempuan yang diciptakan
mula-mula sebab kasih menggantikan ketakutan mereka. Kasih tidak akan pernah
memanipulasi atau mencoba mengendalikan ketidakamanan sebab kasih mengatasi
semua ketakutan. Tempat untuk suatu hubungan yang dikorup adalah tempat yang
paling dapat dipenuhi hal ini. Saat pikiranmu diperbaharui oleh Kebenaran Roh,
engkau tidak akan melihat hubungan ini sebagai kesempatan untuk mendapatkan sesuatu
dari orang lain tetapi sebaliknya untuk mengasihi. Memberi adalah pemenuhan
terbesar yang dapat kita ketahui. Ini adalah rasa surga dimana kita menyembah
Tuhan dengan penyembahan yang murni, yang merupakan sukacita besar melebihi
hubungan-hubungan kita yang luar biasa yang kita bayangkan dibumi. Apa yang kita
alami dalam penyembahan disini memakai tubuh lemahmu dan bukan tubuh kemuliaan,
tidak akan tahan. Penyembahan pada Tuhan yang benar akan memurnikan jiwa-jiwa
untuk hubungan sejati yang mulia. Karena itu engkau tidak harus mencari
hubungan tetapi penyembahan yang murni. Hanya dengan itu hubungan-hubungan
dapat dimulai dengan seperti yang seharusnya dimaksudkan. Kasih sejati tidak
pernah mencari yang diatas tetapi tempat yang terendah untuk melayani. Jika aku
dan suamiku menjaga perkawinan kami seperti ini, maka kami pasti sudah duduk
disamping Raja saat ini dan aula besar ini akan dipenuhi dengan banyak
jiwa-jiwa."
Dengan kata-kata
itu, wanita itu kembali ke tempat kemuliaan para orang-orang kudus. Kembali
saya melihat kearah Tahta dan kemuliaannya yang amat sangat luar biasa
terpancar. Seorang laki-laki yang dekat dengan saya menjelaskan:
"Melalui
setiap pertemuan, sebuah selubung dibuka sehingga engkau dapat melihat Dia
dengan lebih jelas. Engkau tidak berubah hanya dengan melihat KemuliaanNya
tetapi dengan melihatNya tanpa muka yang terselubung. Setiap orang yang datang
kepada pengadilan Tuhan berjalan di koridor ini untuk bertemu orang-orang yang
dapat membantu membuka selubung apapun yang mereka gunakan. Selubung yang akan
mengaburkan pengihatan mereka akan Tuhan."
Saya seperti
baru menerima pemahaman lebih dari bertahun-tahun saya belajar di bumi.
Kemudian saya mulai merasa bahwa semua pelajaran saya di bumi hanya
memperlambat langkah saya. Bagaimana bisa dapat mempersiapkan sepanjang umur
untuk pengadilan ini? Hidup saya sudah membatalkan lebih dari semua orang yang
saya temukan dan mereka ada disini!
Kemudian
laki-laki lain keluar dari tempat posisinya. Dia seumur dengan saya dan saya
tidak tahu apakah dia sudah meninggal. Saya tidak pernah bertemu dia di bumi
tetapi saya sangat menghargai pelayanannya yang besar. Melalui orang-orang yang
dia latih, ribuan orang dibimbing menuju keselamatan dan banyak gereja-gereja
besar dibangkitkan. Dia meminta untuk memeluk saya sebentar saja dan saya
menyetujuinya, merasa sedikit aneh. Saat kami berpelukan saya merasakan kasih
yang keluar darinya menghentikan kepedihan saya yang teramat dalam. Saya
menjadi terbiasa dengan kepedihan itu sehingga saya tidak menyadarinya sampai kepedihan
itu sirna. Setelah dia melepaskan pelukannya saya menceritakan kalau pelukan
itu menyembuhkan sesuatu dari saya. Dia sungguh-sungguh bersukacita. Kemudian
dia mulai bercerita mengapa dia berada ditingkat paling rendah di surga.
"Aku
menjadi sangat angkuh di saat menjelang akhir hidupku, yang tidak aku bayangkan
bahwa Tuhan akan akan melakukan sesuatu yang nyata kalau Dia tidak melakukannya
melalui aku. Aku mulai menyentuh urapan Tuhan dan membahayakan nati-nabiNya.Aku
merasa bangga jika Tuhan menggunakan murid-muridku, dan aku menjadi sangat
cemburu jika Tuhan berpindah kepada orang lain diluar pelayananku. Aku akan
mencari-cari kesalahan mereka sehingga dapat menyerang mereka. Aku tidak tahu
kalau setiap kali aku melakukannya akau hanya membinasakan diriku sendiri."
"Saya tidak
pernah tahu engkau melakukan hal seperti itu," kata saya terkejut.
"Aku
menghasut orang-orang dibawahku untuk menginvestigasi orang lain dan melakukan
pekerjaan kotorku. Aku membuat mereka memeriksa seluruh bumi untuk mencari
kesalahan dan dosa hidup orang lain sehingga dapat disingkapkan. Aku menjadi
orang yang paling buruk, menjadi batu sandungan yang memproduksi batu sandungan
yang lain. Kami menabur ketakutan dan perpecahan digereja dan semuanya untuk
menutupi kebenaran yang ada, pembenaran diri saya sendiri yang menuju ke
neraka. Dengan kasih karunia yang besar Tuhan mengijinkan saya sakit yang
kemudian membawa kematian yang perlahan dan memalukan. Hanya sebelum aku mati
aku sadar dan bertobat. Aku mengucap syukur bisa berada disini. Aku menjadi
milikNya disini, hal ini lebih dari yang layak yang aku dapatkan. Aku hanya
tidak bisa meninggalkan ruangan sampai aku mendapatkan kesempatan untuk meminta
maaf pada orang-orang yang sudah pernah aku buat salah."
"Tetapi
engkau tidak pernah berbuat salah pada saya," kata saya.
"Oh, tetapi
betul aku bersalah," jawabnya. "Banyak dari serangan yang melawanmu
adalah dari orang-orang yang kusuruh dan kudorong untuk menyerang yang lainnya.
Sekalipun aku tidak secara pribadi melawanmu tetapi Tuhan membuatku
mempertanggungjawabkan semuanya sama seperti orang-orang yang melakukannya."
"Saya tahu.
Tentu saja saya memaafkanmu."
Saya mulai
teringat bagaimana saya melakukan hal tersebut sekalipun dalam skala yang lebih
kecil. Saya teringat bagaimana saya mengijinkan jemaat-jemaat lama yang tidak
puas di gereja untuk menyebarkan racunnya di gereja tanpa berusaha menghentikan
mereka. Saya tahu bahwa hanya dengan membiarkan mereka melakukannya tanpa
menghentikannya saya sudah mendorong mereka untuk terus. Saya teringat bahwa
ini dilakukan karena kesalahan-kesalahan gereja. Saya mulai teringat bagaimana
saya mengulangi cerita-cerita mereka. Membenarkan mereka dengan memperoleh
doa-doa mereka. Segera saja kejadian-kejadian seperti ini muncul dalam hati
saya. Sekali lagi saya mulai dibanjiri kejahatan dan kegelapan jiwa saya.
"Saya juga
menjadi batu sandungan!" saya meraung sambil jatuh berlutut. Saya tahu
bahwa yang pantas buat saya adalah kematian dan yang paling buruk adalah
neraka. Saya tidak pernah melihat kejahatan dan kekejaman seperti yang saya
lihat dalam hati saya.
"Dan kami
selalu menyenangkan diri kami sendiri dengan hanya memikirkan bahwa kami
melakukan hal ini untuk Tuhan saat kami menyerang anak-anakNya sendiri," muncul
pemahaman dari suara seorang laki-laki. "Sangatlah baik untukmu melihat
disini sebab engkau dapat kembali. Tolong peringatkan murid-muridku jika mereka
tidak bertobat mereka akan tinggal dalam dasar neraka. Banyak dari mereka
dipanggil untuk menjadi raja-raja disini, tetapi jika mereka tidak bertobat
mereka harus menghadapi penghakiman yang paling buruk dari semua batu sandungan
itu. Penyakitku adalah karunia dari Tuhan. Saat aku didepan TahtaNya aku
meminta Tuhan mengirimkan karunia-karunia itu kepada murid-muridku, tetapi Dia
mengijinkan aku saat ini bersamamu. Tolong maafkan dan bebaskan orang-orang
yang menyerangmu. Mereka tidak mengerti bahwa apa yang mereka lakukan adalah
pekerjaan Penuduh. Terima kasih sudah memaafkanku tetapi tolong maafkan mereka
juga. Ini kekuatanmu untuk menahan dosa atau menutupinya dengan kasih. Aku
mohon engkau mengasihi orang-orang yang sekarang menjadi musuhmu."
Saya hampir
tidak mendengar suara lelaki ini karena saya begitu diliputi dengan dosa-dosa
saya sendiri. Orang ini sangat mulia, murni dan mempunyai kekuatan yang tidak
ada di bumi. Yah, dia mohon dengan kerendahan hati paling besar yang pernah
saya saksikan. Saya merasakan kasih seperti ini muncul sampai saya tidak
membayangkan untuk menolaknya, sekalipun tanpa pengaruh kasihnya, saya merasa
jauh lebih bersalah daripada semua orang yang sudah menyerang saya.
"Tentu saja
saya pantas mendapatkan apa yang mereka sudah lakukan pada saya dan terlebih
lagi," jawab saya.
"Benar
tetapi itu bukan maksud disini," dia kembali. "Setiap orang di bumi
pantas mendapatkan kematian kedua, tetapi Juru Selamat kita memberikan kita
kasih karunia dan kebenaran. Jika kita melakukan PekerjaanNya kita harus
melakukannya dalam kasih karunia dan kebenaran. Kebenaran tanpa kasih karunia
adalah sesuatu yang dibawa musuh jika
dia datang sebagai ‘malaikat terang.'"
"Jika saya
dapat bebas dari ini mungkin saya dapat membantu yang lain," jawab saya. "Tetapi
tidakkah engkau mengetahui bahwa saya mungkin jauh lebih buruk dari mereka?"
"Saya tahu
bahwa apa yang melintas di pikiranmu adalah buruk," jawabnya dengan penuh
dan kasih dan karunia yang nyata. Saya tahu bahwa sekarang dia sangat
memperhatikan saya dan keadaan saya sama seperti kepada murid-muridnya.
"Ini
benar-benar di surga," kata saya tanpa berpikir. "Ini adalah
benar-benar terang dan kebenaran. Bagaimana kita dapat begitu bangga hidup
dalam kegelapan berpikir bahwa kita mengenal Tuhan? Tuhan!” saya berteriak kearah
Tahta, "Ijinkan saya pergi dan membawa terang ini kembali ke bumi!"
Segera saja
semua penghuni surga berdiri memperhatikan saya dan saya tahu bahwa saya adalah
pusat perhatian itu. Saya merasa kecil didepan orang-orang yang mulia ini
tetapi ketika mereka melihat pada saya, ketakutan saya muncul seperti gelombang
laut. Saya merasa bahwa tidak ada dasar neraka seperti yang akan saya alami.
Saya merasa seperti musuh paling besar dari kemuliaan dan kebenaran yang
memenuhi tempat ini. Saya sangat jahat; Saya tidak akan pernah secara pantas
menggambarkan kemuliaan dan kebenaran ini. Tidak ada jalan bagi kejahatan saya
untuk menyampaikan kenyataan kemuliaan tempat dan HadiratNya. Saya yakin bahwa
setan sekalipun tidak jatuh dari karuniaNya lebih jauh dari saya. Ini neraka
pikir saya. Tidak ada perasaan kepedihan yang lebih parah daripada menjadi
jahat seperti saya dan mengetahui bahwa kemuliaan itu ada. Dibuang dari sini
merupakan siksaan yang lebih besar dari saya impikan. Tidak heran kalau
setan-setan sangat marah dan gila, pikir saya.
Hanya saat saya
merasa bahwa saya akan dikirim ke tempat paling dalam di neraka, saya menjerit,
“YESUS!”. Dengan cepat damai sejahtera melingkupi saya. Saya tahu saya harus
terus bergerak dalam kemuliaan itu lagi dan saya yakin dapat melakukannya. Saya
terus berjalan sampai saya melihat seorang laki-laki yang menjadi salah satu
penulis besar sepanjang waktu. Saya menganggap kedalaman pemikirannya tentang
kebenaran mungkin menjadi yang paling besar yang pernah saya pelajari.
"Tuan, saya
selalu mencari kesempatan untuk pertemuan ini," kata-kata saya keluar
tanpa saya pikir.
"Saya juga
sama,"dia menjawab dengan ketulusan hati.
"Saya
merasa mengenalmu dan dalam tulisan-tulisanmu saya merasa seperti engkau
mengenal saya. Saya pikir saya berhutang banyak kepadamu daripada orang lain
yang tidak disucikan dalam Kitab Suci," saya melanjutkan.
"Engkau
sangat ramah," jawabnya. "Tetapi maaf aku tidak melayanimu dengan
lebih baik. Aku orang yang dangkal dan tulisan-tulisanku dangkal dan hanya
dipenuhi dengan hikmat dunia lebih dari kebenaran sejati."
"Sejak aku
disini, mempelajari semua yang sudah kupelajari, saya tahu bahwa ini adalah
benar tetapi saya masih berpikiran bahwa mereka adalah orang orang paling baik
yang ada dibumi,"jawab saya.
"Benar,"
penulis terkenal ini membenarkan dengan tulus. "Sangat menyedihkan. Setiap
orang disini sekalipun orang-orang yang duduk paling dekat dengan Raja, mereka
juga akan hidup dalam hidup yang berbeda jika mereka bisa mengulangnya, tetapi
pikirku aku akan hidup lebih berbeda dari mereka. Aku dihormati raja-raja
tetapi aku mengecewakan Raja diatas segala raja. Aku menggunakan karunia-karunia
yang diberikan kepadaku untuk menarik lebih banyak orang ke diriku sendiri dan
hikmatku melebihi Tuhan. Disamping itu, aku hanya mengenal Dia dengan
pendengaran, yang merupakan jalan menarik orang untuk mengenal Dia. Aku membuat
mereka tergantung padaku dan orang lain menyukaiku. Aku membuat mereka berbalik
lebih ke alasan deduktif daripada Roh Kudus yang hampir tidak aku kenal. Aku
tidak membimbing orang-orang ke Yesus, tetapi membawanya ke diri saya sendiri
dan orang lain yang sepertiku yang pura-pura mengenal Dia. Saat aku melihat Dia
disini, aku ingin menghancurkan tulisan-tulisanku seperti yang dilakukan Musa
pada lembu emas. Pikiranku adalah idolaku,dan aku ingin setiap orang menyembah
pikiranku. Penghargaanmu tidak menyebabkan aku bersukacita. Jika aku
menghabiskan banyak waktu untuk mengenal Dia seperti yang kulakukan untuk
mengenal Dia hanya untuk memberikan kesan kepada orang lain tentang pengetahuan
saya, maka akan banyak orang yang berada ditingkat bawah akan duduk di tahta
yang disiapkan untuk mereka dan banyak orang lain yang akan memenuhi tempat ini."
"Saya tahu
bahwa berada disini untuk menghargai pekerjaanmu adalah benar, tetapi apakah
engkau tidak sedikit keras dengan dirimu sendiri?" Tanya saya. "Pekerjaanmu
menjadi makanan rohaniku bertahuan-tahun sama seperti banyak orang lain."
"Aku tidak
begitu keras pada diriku sendiri. Yang harus aku katakan adalah benar dan sudah
dikonfirmasikan saat saya berdiri didepan TahtaNya. Aku menghasilkan banyak
tetapi aku diberikan talenta yang lebih banyak dari orang-orang disini tetapi
aku menguburnya dibawah ambisi dan kebanggaan rohaniku. Seperti Adam yang dapat
membawa seluruh ras manusia kedalam masa depan yang penuh kemuliaan, tetapi
kegagalannya menuntun jutaan jiwa masuk dalam tragedi paling menyedihkan dengan
otoritas muncul tanggungjawab. Semakin banyak engkau diberi otoritas, maka
engkau semakin berpotensi melakukan yang baik dan jahat. Orang-orang yang
memerintah bersama dengan Dia untuk waktu-waktu yang lalu akan mengetahui
tanggungjawab yang mendasar. Tidak ada manusia yang dapat sendiri, dan setiap
kegagalan manusia atau kejayaan terdengar jauh melebih pemahaman kita bahkan
untuk generasi yang akan datang. Ribuan orang yang dapat saya bimbing secara
benar akan menghasilkan jutaan orang. Setiap orang yang mengerti otoritas alam ini
tidak akan mencarinya tetapi hanya menerimanya saat mereka tahu bahwa mereka
memikul kuk yang dipasang Tuhan dan hanya Dia yang dapat membawa otoritas tanpa
tersandung. Jangan pernah mencari pengaruh untuk dirimu sendiri, tetapi hanya mencari
Tuhan dan Dia dengan rela akan membawa kukmu. Pengaruhku tidak akan menjadi
makanan dalam hatimu tetapi lebih sebagai makanan kebanggaanmu akan pengetahuan."
"Bagaimana
saya tahu saya tidak melakukan hal yang sama?" Tanya saya sambil
memikirkan tulisan-tulisan saya.
"Belajar
untuk menunjukkan persetujuan dengan Tuhan bukan manusia," dia menjawab
sambil kembali ke tempat pangkatnya. Sebelum dia menghilang, dia menoleh dan
tersenyum sambil berkata nasehat yang terakhir: "Jangan mengikutiku."
Pada kumpulan
besar orang yang pertama saya melihat ada banyak laki-laki dan perempuan Tuhan
dari jaman dan sejarah saya. Saya berhenti dan berbicara kepada mereka. Saya
terus menerus terkejut bahwa begitu banyak orang yang diharapkan untuk
menduduki posisi paling tinggi berada di posisi paling rendah di Kerajaan.
Beberapa orang menceritakan dasar yang sama, mereka jatuh ke dalam dosa
kebanggaan yang mematikan setelah kejayaan mereka atau jatuh dalam kecemburuan
saat orang lain lebih diurapi daripada mereka. Yang lain jatuh dalam hawa
nafsu, keputusasaan atau kepahitan di akhir hidup mereka harus diambil sebelum
mereka menuju ke kebinasaan. Mereka semua memberikan peringatan yang sama,
semakin tinggi otoritas rohani yang kau jalani, maka engkau dapat jatuh dari
kasih dan kerendahan hati.
Saat saya
meneruskan berjalan ke Kursi Pengadilan, saya melewati orang-orang yang berada
diposisi lebih tinggi di kerajaan. Setelah banyak selubung muka saya
disingkapkan melalui perjumpaan-perjumpaan saya dengan orang-orang yang
tersandung hal yang sama, saya mulai bertemu orang-orang yang dapat
mengatasinya. Saya bertemu dengan sepasang suami isteri yang sudah melayani
Tuhan dan setia sampai akhir. Kemuliaannya disini tidak dapat dikatakan dan
kejayaan mereka mendorong saya untuk tetap berada dalam jalan kehidupan dan
melayani Dia dengan setia. Orang-orang yang tersandung, tersandung dengan cara
yang berbeda-beda. Orang-orang yang sudah terbuka selubungnya, mereka tidak
menyimpang dari ketaatan dan perintah terbesar yaitu mengasihi Tuhan. Dengan
ini mereka sudah melayani Tuhan bukan manusia bahkan manusia-manusia rohani.
Orang-orang ini adalah orang-orang yang menyembah Anak Domba dan mengikuti Dia
kemanapun Dia pergi.
Ketika saya
masih separoh jalan ke tahta, kemuliaan luar biasa dari posisi pertama tampak berbeda
dari kemuliaan-kemuliaan yang saya lewati. Keindahan paling besar di bumi tidak
dapat ditemukan dimanapun di surga. Dan saya juga diceritakan bahwa ruangan ini
adalah alam surga yang luar biasa, tidak dapat digambarkan!
Berjalan kearah Tahta
mungkin memerlukan harian, bulanan maupun tahunan. Tidak ada cara memperkirakan
waktu untuk tempat ini. Saya merasa tidak nyaman, mereka semua menunjukkan
penghargaan yang besar pada saya bukan karena saya atau apa yang saya lakukan
tetapi karena saya adalah pejuang di medan peperangan akhir. Melalui peperangan
akhir ini, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dan akan menjadi saksi untuk setiap
kekuatan dan otoritas, diciptakan atau belum diciptakan untuk kekekalan. Selama
perang ini kemuliaan salib akan dinyatakan dan Hikmat Tuhan akan dikenal dengan
cara yang khusus. Untuk berada di peperangan ini adalah penghormatan terbesar
yang diberikan kepada manusia.
Saat saya
mendekati Kursi Pengadilan Kristus, orang-orang yang berada diposisi paling
tinggi juga duduk di tahta-tahta mereka yang merupakan bagian dari TahtaNya.
Bakan banyak tahta-tahta ini yang bersinar jauh lebih mulia daripada tahta yang
ada dibumi. Beberapa dari mereka adalah pengatur-pengatur kota di bumi yang
akan segera mengambil tempatnya. Yang lainnya adalah pengatur urusan-urusan
surga dan yang lainnya mengatur alam semesta seperti sistem bintang galaksi.
Sangat jelas orang-orang yang diberikan otoritas atas kota-kota diharga diatas
orang-orang yang diberikan otoritas atas galaksi. Seorang anak kecil jauh lebih
berharga dari galaksi bintang-bintang sebab Roh Kudus tinggal dalam manusia dan
Tuhan sudah memilih manusia sebagai tempat tinggalNya yang abadi. Dalam Hadirat
KemuliaanNya, seluruh bumi tampak seperti debu dan sangat dihargai, dengan
perhatian seluruh penghuni surga diatasnya.
Sekarang saya
berdiri di depan Tahta, saya merasa seperti debu. Tetapi saya rasakan Roh Kudus
didalam saya jauh lebih besar dari apa yang pernah saya rasakan sebelumnya. Itu
karena KekuatanNya sendiri yang memampukan saya berdiri. Saya disini karena
saya benar-benar mengerti PelayananNya sebagai Penghibur kita. Dia sudah
menuntun saya di seluruh perjalanan saya sekalipun saya sulit mengenaliNya.
Tuhan itu sangat
lembut dan sangat mengerikan daripada yang saya bayangkan. PadaNya, saya
melihat Hikmat yang menemani saya mendaki ke gunung dan merasakan keakraban
teman-teman saya di bumi. Saya mengenali Dia sebagai Seseorang yang pernah saya
tolak saat Dia datang pada saya dalam diri orang lain. Saya melihat Dia sebagai
Singa dan Anak Domba, Gembala dan Mempelai lebih dari semuanya saya melihatNya
disini sebagai Hakim.
Bahkan dalam
HadiratNya yang luar biasa, Penghibur itu membuat saya sangat nyaman. Juga
jelas bahwa Tuhan tidak ingin saya merasa tidak nyaman, Dia hanya ingin saya
mengetahui kebenaran. Kata-kata manusia tidak bisa menggambarkan betapa luar
biasa atau betapa leganya berdiri depan Tuhan. Saya melewati nilai bahwa saya
akan dihakimi baik atau buruk tetapi saya tahu penghakiman itu benar dan saya
dapat mempercayai HakimNya.
Tuhan menunjuk
tahta-tahta yang ada disekitarNya. Banyak tahta yang dipenuhi dengan
orang-orang kudus dan banyak yang masih kosong. Kemudian Dia berkata,
“Tahta-tahta ini adalah untuk orang-orang yang akan datang yang sudah
melayaniKu dengan setia di setiap generasi. BapaKu dan Aku sudah mempersiapkan
mereka sebelum dunia dijadikan. Apakah engkau berharga duduk di salah satu
tahta ini?"
Saya teringat
apa yang pernah dikatakan seorang teman, "Saat Tuhan yang Maha Kuasa
mengajukan pertanyaan itu bukan karena Dia ingin mendapatkan informasi." Saya
melihat kearah tahta-tahta itu. Saya melihat orang-orang yang sekarang duduk. Saya
dapat mengenali beberapa pahlawan iman tetapi paling banyak adalah orang-orang
yang saya tahu tidak terkenal di bumi. Banyak dari mereka misionaris yang
membuat hidup mereka tidak terkenal. Mereka tidak pernah peduli apakah dunia
mengingatnya tetapi hanya untuk Dia. Saya sedikit terkejut melihat orang-orang
yang kaya, pengatur-pengatur yang setia dengan apa yang diberikan kepada mereka.
Mereka semua tampak setia, wanita-wanita pendoa dan ibu-ibu memenuhi
tahta-tahta ini lebih banyak daripada kelompok-kelompok tunggal.
Tidak mungkin
saya menjawab dengan “ya” atas pertanyaan Tuhan jika saya menganggap saya
berharga duduk disini. Saya tidak berharga duduk disini dibandingkan dengan
semua yang ada disini. Saya tahu saya diberikan kesempatan untuk lari dari
hadiah terbesar di surga dan bumi dan saya gagal. Saya putus asa tetapi masih
ada satu pengharapan. Sekalipun banyak kegagalan dalam hidup saya tetapi saya
disini bukan karena hidup saya dibumi sudah berakhir. Saat saya mengaku saya
tidak berharga, Dia bertanya:
"Tetapi
apakah engkau menginginkan kursi ini?"
"Dengan
segenap hati," saya menanggapi.
Tuhan kembali
melihat ke tahta-tahta dan berkata, "Kursi-kursi kosong itu akan dipenuhi
berbagai generasi. Aku sudah memberikan undangan untuk duduk disini kepada
setiap orang yang menyebut NamaKu. Kursi-kursi itu masih tersedia. Sekarang
perang terakhir akan segera dimulai dan banyak orang yang terkemudian akan
menjadi yang terdahulu. Kursi-kursi ini akan segera dipenuhi saat perang
berakhir. Orang-orang yang duduk disini akan mempunyai dua hal: mereka akan
mengenakan mantel kerendahan hati dan mereka akan serupa dengan Aku. Sekarang
engkau memiliki mantel itu. Jika engkau dapat menjaganya dan tidak kalah dalam
peperangan, saat engkau kembali nanti engkau akan serupa denganKu. Lalu engkau
menjadi berharga duduk disini bersama mereka sebab Aku akan membuatmu berharga.
Semua otoritas dan kekuatan yang diberikan kepadaKu dan Aku sendiri yang dapat
menggunakannya. Engkau akan menang dan engkau akan dipercayakan dengan
otoritasKu hanya jika engkau benar-benar tinggal didalamKu. Sekarang
berbaliklah dan lihat semua isi rumahKu."
Saya berbalik
dan melihat kebelakang kearah saya tiba. Dari TahtaNya saya dapat melihat
seluruh isi ruangan. Sebuah pertunjukkan besar yang kemuliaannya tidak bisa
dibandingkan di bumi. Jutaan orang mengisi posisi-posisi. Setiap pribadi yang
ada di posisi paling rendah lebih megah dan mempunyai kekuatan yang lebih dari
sebuah pasukan tentara. Diluar jangkauan pemikiran saya dapat menerima panorama
kemuliaan seperti itu. Bahkan saya dapat melihat hanya sedikit ruangan dipenuhi
dari ruangan besar ini.
Kemudian saya
melihat Tuhan dan terkejut melihat air mata di Mata Tuhan. Dia mengusap airmata
setiap orang disini tetapi ini adalah air mata Tuhan. Saat setitik air mata
turun dari pipiNya, dia memegang dengan tanganNya. Kemudian berkata.
"Ini adalah cawanKu. Maukah engkau
meminumnya bersamaKu?"
Tidak ada jalan
untuk saya dapat menolakNya. Saat Tuhan meneruskan, dia melihat kepada saya dan
saya mulai merasakan KasihNya yang begitu besar. Sekalipun saya bodoh Dia masih
mengasihi saya. Tidak pantas saya mendapatkanNya namun Dia ingin saya mendekat
padaNya. Kemudian Dia berkata:
"Aku mengasihi
semua orang dengan kasih yang tidak dapat kamu mengerti. Aku juga mengasihi
semua yang seharusnya berada disini tetapi mereka tidak datang. Aku
meninggalkan yang 99 dan mencari 1 yang terhilang. Gembala – gembalaKu tidak
akan meninggalkan yang 1 dan mencari yang 99 yang masih terhilang. Aku datang
untuk menyelamatkan yang terhilang. Maukan engkau membagi HatiKu untuk mencari
yang terhilang? Maukah engkau membantuKu memenuhi ruangan ini? Maukah engkau
membantuku mengisi tahta-tahta ini dan setiap kursi lain yang ada di aula?
Maukah engkau melakukan permintaan ini untuk membawa sukacita untuk surga,
untukKu dan untuk BapaKu? Penghakiman ini adalah untuk RumahKu dan RumahKu
belum penuh. Peperangan yang terakhir tidak akan berhenti sampai RumahKu penuh.
Hanya setelah itu kita memerdekakan bumi dan memusnahkan iblis dari ciptaanKu.
Jika engkau minum CawanKu engkau akan mengasihi orang-orang terhilang sama
seperti Aku mengasihi mereka."
Kemudian Dia
mengambil sebuah cawan sederhana yang mengejutkan saya bahwa cawan itu bisa
berada di ruangan yang penuh sinar kemuliaan seperti ini, dan Dia menempatkan
Air MataNya didalam cawan. Kemudian Dia memberikannya kepada saya. Saya tidak
pernah merasakan yang lebih pahit dari ini. Saya tahu bahwa saya tidak harus
meminumnya tetapi saya sangat ingin minum sebanyak yang saya dapat. Tuhan
dengan sabar menunggu sampai saya meledak dalam tangisan yang saya tasakan
seperti aliran sungai air mata membanjiri saya. Saya menangisi orang-orang yang
terhilang tetapi terlebih lagi saya menangis untuk Tuhan.
Saya
memandangNya dengan putus asa seakan-akan tidak mampu lagi menerima kepedihan
yang besar ini. Damai sejahteraNya mulai memenuhi saya dan bercampur dengan
KasihNya yang saya rasakan. Saya tidak pernah merasakan sesuatu yang luar biasa
seperti ini. Ini adalah air kehidupan yang dapat menyegarkan selamanya.
Kemudian saya rasakan air mengalir didalam saya dan menimbulkan api. Saya mulai
merasa bahwa api ini akan menghanguskan saya jika saya tidak mulai menyerukan
Kemuliaan Tuhan. Saya tidak pernah mempunyai perasaan yang besar ingin segera
berkotbah, menyembah Dia dan setiap tarikan nafas saya hanyalah untuk InjilNya.
"Tuhan!"
saya berteriak keras, melupakan setiap orang kecuali Dia. "Sekarang saya
tahu bahwa Tahta PengadilanMu adalah juga Tahta Kasih Karunia dan saya mohon kasih
karunia untuk melayaniMu. Diatas semuanya, saya mohon Kasih KaruniaMu! Saya
mohon kasih karuniaMu untuk menyelesaikan tugas saya. Saya mohon kasih Karunia
untuk mengasihi Engkau seperti ini sehingga saya dapat membebaskan keputusasaan
dan keegoisan yang ada dalam hidup saya. Saya juga mohon KeselamatanMu untuk
menyelamatkan saya dari diri saya sendiri, dari iblis dalam hati saya dan untuk
kasihMu yang saya rasakan terus mengalir dalam hati saya. Saya juga mohon untuk
kasih Karunia Roh Kudus untuk menghukum saya dari dosa-dosa. Saya mohon kasih
karunia untuk Roh Kudus untuk memberikan kesaksian seperti adanya Engkau. Saya
mohon kasih karunia untuk memberikan kesaksian bahwa Engkau sudah mempersiapkan
untuk orang-orang yang akan datang kepadaMu. Saya mohon kasih karunia untuk
mengajarkan tentang kenyataan penghakiman. Saya mohon kasih karunia untuk
berbagi dengan orang-orang yang Engkau panggil untuk mengisi tahta-tahta kosong
ini, untuk memberikan kata-kata kehidupan yang menjaga mereka tetap di jalan
kehidupan, yang akan memberikan mereka iman untuk melakukan apa yang mejadi
panggilan mereka. Tuhan, saya mohon Engkau memberikan Kasih Karunia ini."
Kemudian Tuhan
berdiri. Semua orang yang duduk di tahta sejauh mata saya melihat semuanya juga
berdiri. Mata Tuhan seperti nyala api yang tidak pernah saya lihat.
"Engkau
dipanggil karena kasih karunia. Permohonanmu tidak pernah akan Kutolak. Engkau
harus kembali dan Roh Kudus akan menyertaiMu. Disini engkau sudah merasakan
baik KebaikanKu maupun KehebatanKu. Engkau harus mengingatNya jika engkau ingin
selalu berada di jalan yang benar. Kasih Tuhan yang sejati termasuk
penghakimannya. Engkau harus tahu baik kebaikan maupun kehebatanNya atau engkau
akan jatuh dalam tipuan. Ini adalah kasih karunia yang diberikan disini, yaitu
untuk mengetahui keduanya. Pembicaraanmu dengan saudara-saudaramu seiman disini
adalah Kasih KaruniaKu. Ingatlah itu."
Kemudian Dia
mengacungkan pedangNya kearah hati saya, kemudian mulut saya dan kemudian
tangan-tangan saya.
Saat dia
melakukan ini api muncul dari pedangNya dan membakar saya dengan kesakitan yang
besar. “Ini juga adalah kasih karunia," kataNya. "Engkau adalah salah
satu dari banyak orang yang dipersiapkan untuk saat ini. Kotbahkan dan tuliskan
semua yang kau lihat disini. Apa yang Kukatakan kepadamu, katakanlah kepada
saudara-saudara seimanmu. Pergi dan panggil semua panglima-panglimaKu untuk
peperangan yang terakhir. Pergi dan pertahankan yang lemah dan menderita, para
janda dan yatim piatu. Ini adalah tugas dari panglima-panglimaKu dan disitulah
engkau akan menemukan mereka. Anak-anakKu lebih berharga dari bintang-bintang
di langit. Berikan makan domba-dombaKu. Perhatikanlah anak-anakKu yang masih kecil.
Berikan Firman Tuhan dan mereka akan hidup. Pergilah ke medan perang. Pergi dan
jangan mundur. Cepatlah pergi sebab Aku segera datang. Taati Aku dan Hari KedatanganKu
segera tiba."
Sekelompok
malaikat-malaikat muncul dan membawa saya pergi menjauh dari tahta. Pemimpin
malaikat itu berjalan disamping saya dan mulai berbicara.
"Sekarang
Dia sudah berdiri dan Dia tidak akan kembali duduk sampai peperangan terakhir selesai.
Dia akan duduk sampai seluruh musuh-musuhNya diletakkan dibawah kakiNya. Waktu
itu sudah tiba sekarang. Pasukan – pasukan malaikat yang sudah bersiap-siap
saat malam di getsemani itu sekarang sudah dilepaskan di bumi. Pasukan dari
neraka juga sudah dilepaskan. Inilah waktu yang dinantikan setiap ciptaanNya.
Misteri Tuhan yang besar akan segera berakhir. Kami sekarang akan berperang
sampai akhir. Kami akan berperang bersama denganmu dan saudara-saudaramu seiman."
Saya terbangun.
Saat saya terus
berjalan menjauhi kursi pengadilan, saya mulai mereflesikan semua yang baru
saya alami. Kedua-duanya mengerikan dan indah luar biasa. Hati saya terkoyak,
saya merasakan aman lebih dari apapun yang saya alami. Awalnya tidaklah mudah
bagi saya ditelanjangi pikiran saya didepan begitu banyak orang, tidak dapat
menyembunyikan sekilas pikiranpun. Teapi saat merasa relaks dan dapat
menerimanya, mengetahui hal itu membersihkan jiwa saya menjadi merdeka. Tidak
mempunyai satu hal pun yang tersembunyi seperti melemparkan kuk yang paling
berat dan beban yang paling kuat. Saya mulai merasa seakan-akan saya dapat
bernafas seperti tidak pernah bernafas sebelumnya.
Semakin yang
merasa ringan, semakin meningkat kapasitas pemikiran saya. Saya mulai merasakan
suatu komunikasi yang tidak bisa diungkapkan dalam bahasa manusia. Saya
memikirkan komentar Rasul Paulus tentang kunjungannya ke surga ketiga, dimana
dia mendengar kata-kata yang tidak dapat diungkapkan. Ada komunikasi rohani
yang sangat penting dalam bentuk komunikasi manusia. Kata-kata yang sangat
mendalam dan berarti dari apa yang bisa diungkapkan dalam kata-kata manusia.
Bagaimanapun ini adalah komunikasi sejati antara hati dan pikiran secara
bersama-sama, sangat murni sehingga tidak ada kesalahpahaman.
Saat saya melihat
seseorang di dalam ruangan, saya mulai mengerti apa yang dia pikirkan, seperti
dia memahami saya. Saat saya melihat kepada Tuhan, saya mulai mengerti Dia
dengan cara yang sama. Kami terus menggunakan kata-kata tetapi artinya sangat
dalam, tidak ada satu kamus pun yang dapat menangkapnya. Pikiran saya sudah
dimerdekakan sehingga kapasitas pikiran saya berlipat ganda berkali-kali. Hal
ini sangat menggembirakan diluar pengalaman sebelumnya.
Komunikasi Roh
Kudus.
Sangatlah jelas
bahwa Tuhan menikmati komunikasi dengan saya seperti saya dengan Dia. Tidak
pernah sebelumnya saya begitu mengerti kedalaman arti bagi Dia menjadi Firman
Tuhan. Yesus adalah komunikasi Tuhan dengan ciptaanNya. Kata-kataNya adalah roh
dan hidup, arti dan kekuatan kata-kataNya melebihi definisi manusia.
Kata-kata
manusia sangat dangkal dalam bentuk komunikasi roh. Tuhan menciptakan kita
dengan kemampuan untuk berkomunikasi dalam tahap yang jauh melebihi bahasa
manusia tetapi karena kejatuhan menara Babel, kapasitas itu hilang. Kami tidak dapat
menjadi apa yang diciptakan sampai kami mendapatkan ini dan kami hanya dapat
memperolehnya jika kami bebas dalam HadiratNya.
Saya mulai
mengerti transgresi Adam yang menyebabkan dia sembunyi dari Tuhan. Itu adalah
awal penyimpangan yang mengerikan dari tujuan semula manusia dijadikan. Hal ini
membawa pengurangan pada kapasitas rohani dan intelektual. Ini hanya akan dapat
dipulihkanjika kita “keluar dari persembunyian” dan sangat transparan. Hal ini
berarti membuka diri kepada Tuhan dan sesama. Semuanya ini terjadi jika melihat
kemuliaan Tuhan dengan “wajah terbuka” yang membuat kita diubah segambaran
dengan Dia. Selubung-selubung itu disebabkan karena kita sembunyi dan harus
dihancurkan.
Pertanyaan
pertama Tuhan setelah kejatuhan Adam adalah, “Dimana engkau?” Dengan cara yang
sama, ini adalah pertanyaan pertama yang harus kita jawab jika kita rindu
dipulihkan Dia. Tentu saja Tuhan tahu dimana Adam. Pertanyaan itu adalah untuk
kepentingan Adam. Pertanyaan itu menjadi awal pencarian Tuhan akan manusia.
Cerita tentang
penebusan Tuhan akan manusia bukan manusia menebus Tuhan. Saat kita dapat
benar-benar menjawab pertanyaan ini, mengetahui dimana hubungan kita dengan
Tuhan, kita dapat benar-benar dipulihkan. Tetapi kita hanya tahu jawaban akan
pertanyaan ini jika kita berada dalam HadiratNya.
Itu adalah sari
dari semua pengalaman saya di kursi pengadilan. Tuhan sudah mengetahui apa yang
harus diketahui tentang saya. Seluruh pengalaman ini adalah untuk kepentingan
saya, jadi saya tahu saya berada dimana. Semuanya itu untuk membawa saya keluar
dari tempat persembunyian, membawa saya keluar dari kegelapan dan menuju
terang. Saya mulai mengerti seberapa besar hasrat Tuhan ingin bersama dengan
umatNya. Melalui seluruh penghakiman ini, Dia tidak mencoba untuk membuat saya
melihat sesuatu yang baik dan buruk yang saya lihat bersama dengan Dia. Tuhan
mencari saya lebih dari saya ingin mencari Tuhan. Kursi pengadilanNya membuat
saya bebas dan penghakimanNya atas dunia akan segera membebaskan dunia.
Kegelapan dunia
terus menerus memberikan paksaan untuk sembunyi, semuanya segera mulai saat
kejatuhan manusia. “Berjalan dalam terang” lebih dari sekedar mengetahui dan
mentaati kebenaran-kebenaran menjadi hidup benar dan bebas dari tekanan untuk
sembunyi. Saat hari penghakiman tiba, akan membawa akhir pembebasan atas Adam
dari tempat sembunyinya. Tidak hanya akan menjadi akhir pembebasan Adam tetapi
juga akhir pembebasan semua ciptaan yang merupakan subyek perbudakan karena
Adam.
“Berjalan dalam
terang” berarti tidak lagi ada yang sembunyi – dari Tuhan atau setiap orang.
Ketelanjangan Adam dan Hawa sebelum kejatuhan tidaklah hanya jasmani saja
tetapi juga secara rohani. Saat keselamatan kita sempurna, kita akan mengetahui
transparansi ini kembali. Untuk benar-benar terbuka satu sama lain akan membuka
alam yang saat ini kita tidak tahu. Inilah yang dicoba setan untuk menirunya
melalui Pergerakan Jaman Baru.
Kembalinya
Hikmat
Saat saya
berjalan memikirkan semua yang saya pelajari, tiba-tiba Tuhan muncul disamping
saya dengan wujud Hikmat. Sekarang Dia tampak lebih bersinar mulia dari yang
pernah saya lihat, bahkan saat di Kursi PengadilanNya. Saya terpesona dan
sangat bersukacita.
“Tuhan , engkau
kembali bersama saya seperti ini?” Tanya saya.
“Aku ingin
selalu bersamamu seperti ini. Aku bahkan ingin lebih dari sekarang yang kamu
lihat. Engkau sudah melihat KebaikanKu dan KehebatanKu disini, tetapi engkau
masih tidak mengenalKu sebagai Hakim yang Adil.”
Ini mengejutkan
saya. Saya sudah menghabiskan banyak waktu didepan Kursi PenghakimanNya dan
merasakan semuanya sudah saya pelajari dalam PenghakimanNya. Dia berhenti untuk
saya dapat menyerapnya dan kemudian melanjutkan:
“Ada kemerdekaan
saat engkau dapat menerima kebenaran tetapi siapa saya yang kumerdekakan
pastilah benar-benar merdeka. Kemerdekaan dalam HadiratKu lebih besar daipada
hanya mengetahui kebenaran. Engkau sudah mengalami kebebasan dalam HadiratKu
tetapi banyak yang masih harus kau mengerti tentang PenghakimanKu. Saat Aku
menghakimi, Aku tidak mencari pembenaran atau penghakiman tetapi mengeluarkan
kebenaran. Kebenaran hanya dapat ditemukan dengan bersekutu denganKu. Itu
adalah penghakiman yang benar-membawa manusia untuk bersatu denganKu.
“Sekarang ini
gerejaKu berpakaikan malu karena dia tidak mempunyai hakim-hakim. Dia tidak
mempunyainya karena dia tidak mengenalKu sebagai Hakim. Sekarang Aku akan
mengangkat hakim-hakim atas UmatKu yang mengetahui PenghakimanKu. Mereka tidak
hanya memutuskan antara manusia atau masalah-masalah; mereka akan membuat
segala sesuatunya benar yang berarti membawa mereka dalam persetujuan denganKu.
“Saat Aku muncul
kepada Yosua sebagai Panglima Balatentara Tuhan, Aku mengatakan bahwa Aku bukan
kawan atau lawan. Aku tidak pernah berada di pihaknya. Ketika Aku datang itu
untuk mengambil alih bukan untuk berada dipihaknya. Aku muncul sebagai Panglima
Balatentara Tuhan sebelum Israel dapat masuk ke Tanah Perjanjian. Gereja
sekarang akan masuk ke Tanah Perjanjian dan Aku akan muncul kembali sebagai
Panglima Balatentara Tuhan. Ketika Aku melakukan ini, Aku akan membuang semua
orang yang memaksa UmatKu saling menyerang.
“PenghakimanKu
tidak membawa konflik bagi manusia tetapi menyertakan Umat-umatKu. Apa yang
sudah Kulakukan untuk Israel, Aku juga melakukannya untuk musuh-musuh
mereka-bukan melawan mereka. Ini karena engkau melihatKu dengan cara pandang
dunia tetapi engkau tidak melihat PenghakimanKu. Engkau harus melihat
PenghakimanKu supaya engkau dapat berjalan dalam OtoritasKu sebab kebenaran dan
keadilan adalah pondasi dari TahtaKu. “Aku sudah menghubungkan kebenaran kepada
umat PilihanKu. Tetapi seperti Israel yang liar, banyak orang-orang kudus di
gereja hanya berjajar dengan caraKu dalam porsi yang kecil atau pikiran dan
hati yang sedikit. Aku bukan untuk mereka atau melawan musuh-musuh mereka,
tetapi Aku datang untuk menggunakan umatKu menyelamatkan musuh-musuh mereka.
Aku mengasihi semua manusia dan menginginkan semuanya selamat.”
Saudara-saudara
seiman digunakan Musuh
Saya tidak dapat
berpikir tentang peperangan besar yang akan kami hadapi di gunung. Banyak
saudara seiman yang terluka saat kami melawan iblis-iblis yang mengontrol
mereka. Banyak dari mereka yang masih berada dalam kemah musuh baik digunakan
musuh atau ditawan sebagai tawanan. Saya mulai heran jika peperangan
selanjutnya akan melawan saudara-saudara kami sendiri lagi. Tuhan melihat saya
memikirkan ini dan Dia berkata:
“Sampai
peperangan akhir ini selesai akan ada selalu saudara-saudara kita yang
dipergunakan musuh. Tetapi Aku tidak mengatakannya mengapa sekarang. Aku
mengatakannya untuk membantumu melihat bagaimana musuh-musuh masuk dalam hati
dan pikiran dan bagaimana dia menggunakanmu! Bahkan sekarang, engkau masih
tidak dapat melihat sesuatu seperti yang Aku lihat.
“Hal ini wajar
dengan UmatKu. Pada saat seperti ini, bahkan para pemimpin-pemimpin terbesarKu
jarang bersekutu denganKu. Banyak orang melakukan pekerjaan-pekerjaan baik
tetapi hanya sedikit yang melakukan panggilanNya. Ini adalah hasil divisi yang
besar di antara kamu. Aku tidak datang untuk berada di satu pihak tetapi Aku
dipanggil untuk orang-orang yang datang kepadaKu.
“Engkau
terkesima saat Aku memberikan kepadamu ‘kata-kata pengetahuan’ tentang penyakit
fisik seseorang atau pengetahuan lain yang tidak engkau tahu. Pengetahuan ini
datang jika engkau menyentuh PikiranKu hanya dengan kadar yang kecil. Aku tahu
segalanya. Jika engkau benar-benar memiliki PikiranKu, engkau akan dapat mengetahui setiap orang yang jumpai sama seperti yang
engkau alami disini. Engkau akan melihat setiap orang sama seperti Aku melihat
mereka. Lebih dari itu, engkau benar-benar tinggal didalam Aku. Untuk
mengetahui bagaimana menggunakan pengetahuan itu dengan benar, engkau harus
menggunakan HatiKu. Hanya dengan itu engkau akan memiliki PenghakimanKu.
“Aku hanya dapat
mempercayaimu dengan pengetahuan supernaturalKu jika engkau mengetahui HatiKu.
Karunia-karunia Roh yang sudah Kuberikan untuk GerejaKu hanyalah tanda-tanda
kekuatan yang kecil untuk menghadapi yang akan datang. Aku memanggilmu untuk
menjadi pembawa pesan di jaman ini dan engkau harus tahu kekuatan-kekuatannya.
Engkau harus tulus menginginkan karunia-karunia ini sebab itu adalah merupakan
bagian dariKu dan Aku akan memberikannya kepadamu sehingga engkau dapat menjadi
seperti Aku. Engkau benar dengan mencari untuk mengenal PikiranKu,
Jalan-JalanKu dan Tujuan-tujuanKu, tetapi engkau juga harus dengan tulus
menginginkan HatiKu. Jika engkau mengenal HatiKu, mata hatimu akan terbuka dan
engkau dapat melihat seperti Aku melihat dan engkau melakukan seperti apa yang
Aku lakukan.
“Aku akan
mempercayakan banyak kekuatan-kekuatan kepada GerejaKu untuk menghadapi yang
akan datang. Seringkali ada banyak tipuan besar pada orang-orang yang
Kupercayakan kekuatan-kekuatan itu jika engkau tidak mengerti apa yang akan Aku
tunjukkan, engkau juga dapat jatuh pada tipuan itu. “Engkau sudah meminta Kasih
KaruniaKu dan engkau memilikinya. Kasih Karunia pertama untuk menjagamu di
jalan yang benar adalah dengan mengetahui tingkat dari tipuanmu sekarang.
Tipuan meliputi semua yang engkau tidak mengerti seperti Aku mengertinya.
Mengetahui tingkat dari tipuanmu akan membawa kerendahan hati dan Aku
memberikan Kasih KaruniaKu kepada orang –orang yang rendah hati.
“Itulah mengapa
Aku mengatakan, ‘Siapa yang begitu buta kecuali hambaKu. .
. ‘Dan itulah mengapa Aku mengatakan
kepada orang-orang Farisi, “Aku datang ke dunia untuk menghakimi… supaya
barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa dapat
melihat, menjadi buta . . . Jika engkau buta maka engkau tidak akan
merasa bersalah, tetapi karena ingin melihat maka tetaplah rasa bersalahmu.’ Ini
juga mengapa TerangKu yang membuat Paulus buta saat Aku memanggilnya. TerangKu
hanya dapat disingkapkan oleh kondisi yang benar. Seperti dia, engkau harus
buta sehingga engkau dapat melihat oleh Roh Kudus.”
Nasehat Para Rasul
Saya merasakan keinginan
untuk melihat orang-orang yang duduk di tahta-tahta yang kami lalui. Saat saya
melakukan itu, pandangan saya jatuh ke seorang laki-laki yang saya tahu bernama
Rasul Paulus. Saat saya melihat kepada Tuhan, Dia memberi isyarat untuk saya
berbicara kepadanya.
“Saya sangat
mencari kesempatan ini,” kata saya agak aneh tetapi sangat girang dengan
pertemuan ini. “Saya tahu bahwa engkau sadar betapa surat-suratmu sudah menuntun
gereja dan mungkin masih memenuhi kami semua. Engkau adalah salah satu terang
dari dunia.” “Terima kasih,” kata Rasul Paulus. “Tetapi engkau tidak mengerti
bagaimana kami ingin bertemu dengan kalian semua. Engkau adalah pejuang dalam
peperangan yang terakhir; engkau adalah orang-orang yang ingin kami temui
disini. Kami hanya melihat hari-hari ini secara kabur melalui penglihatan kami
yang terbatas, tetapi engkau dipilih untuk hidup didalamnya. Engkau pejuang
yang dipersiapkan untuk peperangan akhir. Engkau salah satu yang kami tunggu.”
Dengan perasaan
canggung, saya terus berbicara, “Tetapi tidak ada cara bagi saya untuk
menyampaikan penghargaan yang kami rasakan untukmu dan yang lain yang sudah
membantu kami melalui hidup dan tulisan-tulisan mereka. Saya juga tahu bahwa
kami mempunyai kekekalan dalam menyampaikan penghargaan, jadi tolong, selagi
saya disini, ijinkan saya bertanya,’apa yang akan engkau katakan pada generasi
saya dalam membantu menghadapi perang ini?”
“Aku hanya dapat
mengatakan kepadamu bahwa apa yang aku katakan sudah aku katakan dalam
tulisan-tulisanku,” kata Rasul Paulus melihat mata saya langsung. “Engkau akan
dapat lebih memahaminya jika engkau sadar bahwa aku tidak memenuhi semua dari
apa yang menjadi panggilanku.”
“Tetapi engkau
berada disini, salah satu tahta terbesar!” saya memprotesnya. “Engkau masih’ menuai
buah-buah kehidupan lebih dari yang kami harapkan untuk dituai.”
“Oleh kasih
Karunia Tuhan, Aku dapat menyelesaikan pekerjaanku tetapi aku masih tidak dapat
berjalan dalam panggilanku. Aku tidak memenuhi tujuan-tujuan tertinggi yang
dapat aku jalani -seperti setiap orang. Aku tahu bahwa beberapa orang akan
mempertimbangkan ini sebagai fitnah memikirkan aku sebagai sesuatu yang kurang
daripada contoh-contoh pelayanan-pelayanan Kristen yang besar. Di akhir hidupku,
secara jujur aku mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa. Aku tidak
mengatakan bahwa aku adalah orang paling berdosa tetapi dulu aku adalah orang
yang paling berdosa. Sekalipun melalui banyak pemahaman, aku berjalan dengan
sedikit perbandingan.”
“Bagimana
mungkin?”Tanya saya. “saya pikir engkau adalah orang yang rendah hati.”
“Kerendahan hati
yang sejati adalah perjanjian dengna kebenaran. Jangan takut. Tulisan-tulisanku
benar dan itu ditulis dengan Urapan Roh Kudus. Aku sudah diberikan banyak dan
aku tidak menggunakan semua yang sudah diberikan. Tidak cukup. Setiap orang
tidak cukup kecuali Seseorang. Alasan untukmu dapat melihat ini secara khusus
tentang aku karena banyak orang yang masih membelokkan pengajaran-pengajaranku
sebab mereka mempunyai pandangan yang keliru tentang aku.”
“Seperti yang
kau lihat dalam tulisan-tulisanku selanjutnya. Aku merasakan dari perasaan
rendah diri sekalipun menjadi rasul-rasul terkenal, menjadi mengetahui bahwa
paling tidak aku adalah rasul-rasul. Kemudian aku melihat bahwa aku paling rendah
dari orang-orang kudus dan akhirnya aku melihat bahwa aku adalah orang paling
berdosa. Aku tidak hanya rendah hati tetapi aku berbicara kebenaran seadanya.
Aku dipercayakan lebih banyak dari yang kugunakan. Hanya ada Dia disini yang sepenuhnya
percaya, sepenuhnya patuh dan benar-benar menyelesaikan semua yang Dia berikan
untuk dilakukan. Tetapi engkau dapat berjalan lebih banyak dari aku.”
Menemukan
kembali Batu Penjuru
Dengan agak
lemah saya menjawab, “Saya tahu bahwa apa yang engkau katakan itu benar tetapi
apakah engkau yakin bahwa ini adalah pesan paling penting yang dapat engkau
berikan kepada kami untuk perang terakhir ini?”
“Pasti!” dia
menjawab dengan yakin. “Aku sangat menghargai Kasih Karunia Tuhan untuk
menggunakan tulisan-tulisanku seperti yang sudah Dia lakukan. Aku prihatin akan
banyak cara yang engkau pakai secara tidak tepat. Mereka adalah kebenaran dari
Roh Kudus dan mereka adalah Alkitab. Tuhan memberikanku batu-batu penjuru yang
dipasang untuk gerejaNya yang kekal, tetapi itu bukan batu-batu penjuru.
Batu-batu pondasi itu diletakkan sendiri oleh Yesus. Hidup dan pelayananku
bukanlah contoh untuk apa engkau dipanggil tetapi Yesus sendiri yang melakukan.
“Jika apa yang
kutuliskan sebagai pondasi, maka itu tidak akan mampu menahan berat yang
dibangun. Apa yang kutuliskan harus dibangun berdasarkan Pondasi yang dapat
mempertahankan apa yang engkau pikul; itu tidak harus dipakai sebagai pondasi.
Engkau harus melihat pengajaran-pengajaranku melalui pengajaran-pengajaran
Tuhan jangan mencoba memahami Dia melalui perspektifku. FirmanNya adalah
pondasi. Aku hanya membangun diatasnya dengan tekun akan FirmanNya. Hikmat
paling besar dan kebenaran paling kuat adalah FirmanNya bukan perkataanku.
“Sangat penting untukmu tahu bahwa aku tidak berjalan diatas semuanya yang
tersedia untukku. Ada lebih banyak yang tersedia untuk setiap orang yang
percaya daripada aku. Semua orang-orang percaya yang benar mempunyai Roh Kudus
dalam dirinya. Kekuatan Dia yang menciptakan segala mahkluk hidup ada
didalamnya. Orang-orang kudus mempunyai kekuatan untuk memindahkan gunung-gunung,
untuk menghentikan pasukan-pasukan atau untuk membangkitkan orang yang mati.
“Jika engkau
sudah menyelesaikan apa yang menjadi panggilanmu, pelayananku tidak harus dilihat
sebagai akhir tetapi hanya sebagai tempat berawalnya. Tujuanmu tidak harus sama
denganku tetapi menjadi sama dengan Tuhan. Engkau dapat menjadi seperti Dia dan
melakukan apa yang Dia lakukan, dan lebih dari itu, sebab Dia sudah menyimpan
Anggur TerbaikNya sampai penghabisan.”
Saya
mengingatkan diri saya sendiri bahwa disini hanya kebenaran yang dapat
diperkatakan. Saya tahu bahwa Rasul Paulus benar menyangkut bagaimana salahnya
saya menggunakan pengajaran-pengajarannya sebagai pondasi melebih pondasi dari
Injil. Tetapi masih cukup sulit bagi saya untuk menerima bahwa Rasul Paulus
belum memenuhi semua panggilannya.
Saya melihat
kepada tahta tempat Rasul Paulus dan kemuliaannya. Lebih dari yang saya pernah
impikan sebagai tempat orang-orang paling kudus di surga. Dia sangat terus terang dan pasti sama
seperti apa yang saya harapkan. Sangat jelas bagi saya bahwa dia masih begitu
prihatin kepada gereja-gereja. Saya mengidolakan dia dan kejatuhannya membuat
dia membebaskan saya dari kejatuhan yang sama. Dia sangat lebih besar dari
Paulus yang saya idolakan. Mengetahui pikiran saya, dia meletakkan kedua
tangannya di bahu saya dan melihat langsung ke mata saya.
“Aku saudaramu.
Aku mengasihimu sama seperti semua orang disini. Tetapi engkau harus mengerti
bahwa jalan kami belum selesai. Kami tidak dapat ditambahkan maupun diambil
dari apa yang sudah direncanakan dibumi, tetapi engkau dapat. Kami bukanlah
pengharapanmu. Engkau sekarang yang menjadi harapan kami. Walau dalam
pembicaraan ini aku hanya dapat mengkonfirmasi apa yang sudah aku tulis, tetapi
engkau masih banyak harus menulis. Sembahlah hanya pada Tuhan dan bertumbuhlah
dalam segala sesuatu didalam Dia. Jangan pernah menjadikan manusia sebagai
tujuanmu, tetapi Tuhanlah tujuanmu.
“Banyak orang di
bumi yang akan melakukan pekerjaan-pekerjaan lebih besar dari yang kami
lakukan. Yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi
yang pertama. Kami tidak apa-apa. Merupakan sukacita hati kami karena kami
bersama denganmu. Tuhan menggunakan generasi kami untuk meletakakkan dan mulai
membangun bangunan diatas pondasi dan kami akan selalu merasa terhormat
melakukannya. Tetapi setiap lantai yang dibangun di atas pondasi seharusnya
lebih tinggi. Kami tidak akan menjadi bangunan yang diharapkan sampai engkau
dapat naik.”
Pesan dan Pelayanan
Saat saya
merenungkan hal ini, dia mengamati saya. Kemudian dia meneruskan,”Ada 2 hal
yang kami capai dalam waktu kami yang dengan cepat dihilangkan gereja. Mereka
belum pulih tetapi engkau harus memulihkan mereka,” “Apakah itu?” Tanya saya,
merasa bahwa apa yang dia katakan tidak lebih dari tambahan dari apa yang sudah
dia sampaikan sebelumnya pada saya.
“Engkau harus
memulihkan pesan dan pelayanan,” katanya dengan empati.
Saya melihat
kepada Tuhan dan Dia mengangguk membenarkan, menambahkan, “Betul apa yang
dikatakan Paulus kepadamu. Sampai saat ini dia yang paling setia dengan kedua
hal ini.”
“Tolong jelaskan,”
pinta saya kepada Paulus.
“Baiklah,” jawabnya.
“Kecuali di beberapa tempat didunia dimana ada banyak kesulitan dan siksaan,
kami hampir tidak mengenali apakah pesan atau pelayanan masih dikotbahkan hari
ini. Untuk itu, gereja-gereja sekarang ini hanya menjadi sebuah bayangan apa
yang ada di waktu sekarang dan kita jauh dari panggilan kita semula. Jika kita
melayani, berada didalam pelayanan adalah sebuah pengorbanan besar yang dapat
dibuat dan ini merefleksikan pesan dari pengorbanan paling besar yaitu Salib.
“Salib adalah
kekuatan Tuhan dan pusat semua panggilan kita. Sekarang kita hanya mempunyai
sedikit kekuatan untuk mentransformasikan pikiran dan hati para orang-orang
beriman sebab engkau tidak hidup dan tidak tidak mengkhotbahkan tentang salib.
Karenanya, kita mempunyai kesulitan melihat perbedaan antara gereja dan
orang-orang kafir. Itu bukanlah injil atau keselamatan dimana kita
dipercayakan. Engkau harus kembali pada salib”. Dengan kata-kata itu, dia
memeluk pundak saya seperti seorang ayah dan kemudian kembali ke kursinya. Saya
merasa seakan-akan saya sudah menerima berkat yang luar biasa dan omelan yang
mendalam. Saat saya berjalan pergi, saya mulai berpikir tentang tingkat
keselamatan di gunung dan harta-harta keselamatan yang ada didalamnya. Saya
mulai melihat dengan dalam keputusan saya-sekalipun keputusan itu adalah masuk
ke pintu yang membawa saya masuk kesini-yang didasarkan pada apa yang akan saya
dapati selanjutnya, dan bukan pertimbangan akan kehendak Tuhan.
Say masih hidup
untuk diri saya sendiri dan bukannya untuk Tuhan. Bahkan keinginan saya
mencakup penghakiman disini, saya dimotivasi oleh apa yang akan membentuk saya
memperoleh kemenangan tanpa banyak kehilangan. Saya masih lebih banyak berjalan
dengan pusat diri saya sendiri daripada berpusat pada Tuhan.
Gereja Akhir
Jaman
Saya tahu bahwa
pembicaraan singkat saya dengan Rasul Paulus membawa konsekuen yang akan lama
untuk dimengerti. Saya merasa bahwa saya sudah menerima berkat untuk
keseluruhan gereja. Kami berada disana disaksikan awan besar saksi-saksi.
Mereka melihat kepada kita seperti orang tua yang bangga yang ingin lebih baik
untuk anak-anaknya daripada untuk mereka sendiri. Sukacita paling besar mereka
adalah melihat gereja-gereja di akhir jaman menjadi gereja di masa mereka yang
mempunyai segala sesuatu yang mereka gagal mendapatkannya. Saya juga tahu bahwa
saya masih belum memenuhi apa yang sudah mereka persiapkan untuk kami jalani.
“Gereja di jaman akhir tidak akan menjadi lebih besar dari gereja di masa Rasul
Paulus, sekalipun mempunyai pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar,” kata Tuhan.
Semua diselesaikan hanya karena Kasih KaruniaKu. Bagaimanapun, Aku akan
memberikan lebih banyak Kasih KaruniaKu dan Kekuatan yang memampukan
gereja-gereja di akhir jaman, sebab mereka akan menyelesaikan lebih banyak dari
gereja-gereja sebelumnya yang belum diselesaikan.
“Orang-orang
percaya di jaman akhir akan berjalan dalam semua kekuatan yang Aku tunjukkan
dan lebih dari itu sebab mereka akan menjadi perwakilan akhir dari semua
orang-orang yang sudah pergi sebelumnya. Gereja akan menunjukkan Sifat DasarKu
dan Jalan-JalanKu seperti yang belum pernah ditunjukkan sebelumnya. Ini terjadi
sebab Aku memberikan engkau lebih banyak kasih karunia dan kepadanya yang
diberikan banyak akan dituntut banyak.”
Ini membuat saya
berpikir lebih tentang Rasul Paulus. “Bagaimana kami dapat menjadi seperti dia,
penyembahan dan kesetiaannya?” pikir saya sendiri.
“Aku tidak
memintamu untuk mencapai hal itu,” jawab Tuhan. “Aku minta engkau tinggal
didalamKu. Engkau tidak dapat terus mengukur dirimu sendiri seperti orang lain
– bahkan juga dengan Paulus. Engkau tidak selalu memenuhi seseorang yang engkau
lihat, tetapi jika engkau mencari Aku engkau akan dapat mengerjakan lebih jauh
sebaliknya dari apa yang sudah engkau selesaikan. Sepeti engkau sendiri sudah
diajarkan, saat dua orang berjalan di jalan ke Emaus melihatKu, memecahkan roti
dan mata mereka akan terbuka. Jika engkau membaca surat-surat Paulus atau
tulisan-tulisan yang lain, engkau harus mendengarkanKu. Hanya jika engkau
mendapatkan roti langsung dariKu, maka mata hatimu akan terbuka.
“Engkau dapat
dibingungkan oleh orang-orang seperti Aku jika engkau tidak melihat melalui
mereka untuk melihatKu. Ada jebakan yang lain juga untuk orang-orang yang
datang menginginkan UrapanKu dan Kekuatan lebih dari yang lain. Mereka
seringkali dibingungkan dengan melihat diri mereka sendiri. Seperit apa yang
sudah Aku katakan sebelum engkau bicara dengan Paulus, Hamba-HambaKu harus
menjadi buta sehingga mereka dapat melihat. Aku ijinkan engkau bicara dengan
dia karena dia adalah contoh TeladanKu yang terbaik. Ini terjadi karena Kasih
KaruniaKu yang mengijinkan dia menyiksa Gereja-GerejaKu. Saat dia melihat
TerangKu, dia mengerti karena alasannya sendirilah yang menuntunnya kepada
masalah langsung dengan kebenaran yang dia layani dia klaim.
“Alasanmu akan
seperti itu. Ini akan membawamu melakukan yang sebaliknya dari KehendakKu.
Urapan yang lebih besar akan membawa bahaya yang lebih besar bagimu, jika
engkau tidak belajar seperti Paulus. Jika engkau tidak membawa salibmu setiap
hari, meletakkan semua hal dan semua yang engkau miliki sebelumnya, engkau akan
jatuh sebab otoritas dan kekuatan yang Aku akan berikan padamu. Sampai engkau
belajar melakukan segala sesuatu demi Injil, semakin banyak pengaruhmu,
semalkin besar bahaya yang engkau akan hadapi.
“Beberapa kali
orang-orang yang Kuurapi ditipu dalam pemikiran bahwa karena Aku memberikan
mereka sedikit pengetahuan supernatural atau kekuatan, jalan-jalan mereka
adalah jalan-jalanKu. Ini adalah tipuan besar dan banyak orang tersandung
karenanya. Engkau berpikir seperti Aku jika engkau mempunyai kesatuan yang
sempurna dengan Aku. Sekalipun dengan orang-orang yang paling diurapi yang ada
dibumi-seperti Paulus-kesatuan ini hanya untuk sementara dan untuk waktu yang
singkat. “Paulus berjalan bersamaKu sedekat manusia biasanya. Walaupun demikian,
dia juga memiliki ketakutan dan kelemahan yang bukan berasal dari Aku. Aku
dapat membebaskan dia dari hal ini, seperti yang dia minta beberapa kali tetapi
Aku mempunyai alasan untuk tidak membebaskannya. Hikmat besar Paulus adalah
dengan mengakui kelemahan-kelemahannya, mengerti bahwa jika Aku membebaskan
dia, Aku tidak akan dapat percaya pada dia dalam tingkat pewahyuan dan kekuatan
yang Aku lakukan.
“Paulus
mengenali kelemahan-kelemahannya dan belajar untuk membedakan antara mereka dan
pewahyuan RohKu. Jika dia diserang kelemahan atau ketakutan, dia tahu dia tidak
melihat dari PerspektifKu tetapi dari dirinya sendiri. Ini menyebabkan dia
mencariKu dan bergantung lebih kepadaKu. Dia juga berhati-hati untuk tidak
dibingungkan dengan apa yang berasal dari pikiran dan hatinya dengan pikiran
dari PikiranKu dan HatiKu. Karenya Aku mempercayakan pewahyuan-pewahyuan kepada
dia yang tidak dapat Aku percayakan kepada yang lainnya.”
Pencarian
Saya mulai
berpikir dengan jelas semuanya ini, tetapi seringkali dan setelah itu saya
mempunyai pengalaman besar seperti ini yang tidak dengan mudah saya lupakan.
Sangatlah mudah dimengerti dan dijalani dalam terang disini, tetapi kembali
kepada medan peperangan menjadi mendung kembali. Saya juga berpikir tentang
bagaimana saya tidak banyak diserang ketakutan-ketakutan seperti yang dialami
Paulus- tetapi kecenderungan saya adalah ketidaksabaran dan kemarahan, yang
menjadi penyimpangan dari perspektif yang harus kami punyai dengan tinggal
dalam Roh Kudus. Hikmat berhenti dan berbalik kepada saya. “Engkau adalah
bejana dari tanah liat, dan itulah engkau selagi engkau berada di bumi.
Bagaimanapun, engkau dapat melihatKu dengan jelas seperti disini, jika engkau
melihat dengan mata hatimu. Engkau dapat sedekat ini denganKu lebih dari
siapapun.
“Aku sudah
membuat jalan untuk setiap orang mendekat KepadaKu seperti yang mereka
inginkan. Jika engkau ingin lebih dekat denganKu lebih dari Paulus, engkau akan
mendapatkannya. Beberapa orang menginginkan ini dan mereka sangat menginginkannya
sepenuhnya, mengesampingkan segala sesuatu yang menghalangi keintimannya
denganKu. Mereka akan mendapatkan apa yang mereka cari.
“Jika ini
pencarianmu untuk dapat berjalan dibumi sama seperti engkau berjalan denganKu
disini, aku akan sedekat ini denganMu disana. Jika engkau mencari Aku, engkau akan
menemukan Aku. Jika engkau mendekat kepadaKu, Aku akan mendekat kepadamu.
Inilah KeinginanKu untuk membentangkan meja tepat didepan musuh-musuhmu. Ini
bukan hanya KeinginanKu untuk para PemimpinKu tapi untuk semua yang memanggil
namaKu. Aku ingin lebih dekat denganmu dan kepada setiap orang yang memanggil
namaKu lebih dari setiap orang yang ada di bumi. Engkau menentukan sedekat
apakah Kita, bukan Aku yang menentukan. Aku akan ditemukan oleh orang-orang
yang mencariKu.
“Engkau berada
disini karena engkau meminta PenghakimanKu atas hidupmu. Engkau mencariKu
sebagai Hakim dan sekarang engkau menemukan Aku. Engkau tidak harus memikirkan
bahwa karena engkau sudah melihat Kursi PengadilanKu, sekarang maka semua penghakimanmu
adalah PenghakimanKu. Engkau hanya mempunyai PenghakimanKu saat engkau bersatu
denganKu dan mencari urapan Roh KudusKu. Ini hanya dapat diraih atau hilang
setiap hari. “Aku mengijinkan engkau melihat malaikat-malaikat dan memberikanmu
banyak mimpi dan penglihatan sebab engkau selalu memintanya kepadaKu. Aku
senang memberikan Anak-AnakKu pemberian yang baik yang mereka minta
bertahun-tahun, engkau memintaKu Hikmat, jadi engkau menerimanya. Engkau
memintaKu untuk menghakimimu, jadi engkau penerima PenghakimanKu. Tetapi
pengalaman-pengalaman ini tidak akan membuatmu bijaksana sepenuhnya atau
menjadi hakim yang benar. Engkau hanya memiliki hikmat dan penghakiman jika
engkau berada didalamKu.
“Jangan pernah
berhenti mencariKu. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin engkau membutuhkan
Aku. Semakin engkau bertambah dewasa, semakin sedikit engkau menyembunyikan
dariKu atau yang lainnya-karena keinginanmu adalah selalu berjalan dalam terang.
“Engkau sudah
melihatKu sebagai Tuhan Juru Selamat, Hikmat dan Hakim. Saat engkau kembali ke
medan peperangan, engkau masih dapat melihat Kursi PengadilanKu dengan mata
hatimu, Jika engkau berjalan dengan pengetahuan bahwa semua yang engkau
pikirkan benar-benar dibuka disini, engkau akan bebas untuk hidup seperti disini.
Hanya jika engkau sembunyi dari Ku atau yang lain, maka selubung-selubung itu
kembali menyembunyikan Aku darimu. Akulah Jalan Kebenaran dan penyembah-penyembahKu
harus menyembah dalam Roh dan Kebenaran.
“Kebenaran tidak
akan pernah ditemukan dalam kegelapan, tetapi selalu berada dalam terang.
Terang menunjukkan dan membuat manifestasi. Hanya jika engkau mencari untuk
ditunjukkan dan mengijinkan hatimu untuk dibuka, mau berjalan dalam terang
karena Aku adalah Terang itu. Persekutuan yang benar denganKu membutuhkan
keterbukaan yang seluruhnya. Persekutuan dengan UmatKu juga membutuhkan hal
yang sama. “Saat engkau berdiri didepan Kursi PengadilanKu, engkau merasakan
kebebasan dan rasa aman yang lebih dari pernah engkau rasakan sebab engkau
tidak perlu menyembunyikan apapun. Engkau merasa lebih aman karena engkau tahu
bahwa PenghakimanKu adalah adil dan benar. Perintah moral dan spiritual Alam
Semesta CiptaanKu adalah sepasti perintah alam yang didasarkan pada hukum alam.
Engkau percaya HukumKu tentang gravitasi tanpa memikirkannya. Engkau harus
belajar percaya akan PenghakimanKu dengan cara yang sama. Standart kebenaranKu
tidak berubah dan pasti. Untuk tinggal dalam kebenaran harus berjalan dalam
iman. Iman yang benar adalah yakin akan Siapa Aku.
Kuasa FirmanNya
“Engkau mencari
supaya engkau mengetahui dan berjalan dalam KuasaKu sehingga engkau dapat
menyembuhkan yang sakit dan melakukan mujizat-mujizat, tetapi engkau bahkan
tidak mulai memahami kuasa dari FirmanKu. Untuk membangkitkan orang mati tidak
akan menyebabkan Aku tegang. Aku memegang segala sesuatu dengan Kuasa FirmanKu.
Penciptaan dimulai karena FirmanKu dan segalanya diadakan bersama-sama oleh
FirmanKu.
“Sebelum akhir
segala sesuatu, Aku akan membuka Kuasaku di bumi. Bahkan, KuasaKu terbesar yang
pernah dibuka di bumi hanya masih sedikit dari demonstrasi KuasaKu, aku tidak
membuka KuasaKu supaya manusia percaya akan KuasaKu tetapi supaya manusia
percaya akan KasihKu.
“Jika Aku ingin
menyelamatkan dunia dengan KuasaKu saat Aku ada di bumi, Aku dapat memindahkan
gunung-gunung hanya dengan menunjuk satu jari tangan. Kemudian semua manusia
akan menunduk padaKu, tetapi bukan karena mereka mengasihi Aku atau mengasihi
kebenaran tetapi karena mereka takut akan KuasaKu. Aku tidak ingin manusia
mentaati Aku karena mereka takut akan KuasaKu, tetapi karena mereka mengasihi
aku dan mengasihi Kebenaran.
“Jika engkau
tidak mengenal KasihKu, maka KuasaKu akan membuat engkau menjadi jahat. Aku
tidak memberikanmu kasih sehingga engkau tahu KuasaKu, tetapi Aku memberikanmu
kuasa sehingga engkau tahu akan KasihKu. Tujuan dari hidupmu haruslah kasih,
bukan kuasa. Kemudian Aku akan memberikanmu kuasa untuk mengasihi orang lain.
Aku akan memberikanmu kuasa untuk menyembuhkan yang sakit karena engkau mengasihi
mereka dan aku mengasihi mereka juga dan Aku tidak ingin mereka sakit.
“Jadi engkau
harus lebih dulu mencari kasih dan kemudian baru iman. Tanpa iman engkau tidak
dapat menyenangkanKu. Tetapi iman bukan hanya pengetahuan akan KuasaKu, tetapi
pengetahuan akan KasihKu dan Kuasa KasihKu. Iman harus dilatih supaya dapat
menerima kasih lebih banyak. Carilah iman untuk lebih mengasihi dan
melakukannya dengan kasihmu. Hanya jika engkau mencari iman untuk mengasihi
maka Aku dapat mempercayakan Kuasa ImanKu yang bekerja dengan kasih.
“FirmanKu adalah
kuasa untuk memegang segala sesuatu. Dalam tingkat yang engkau percayai bahwa
FirmanKu adalah benar, maka kamu dapat melakukan segala sesuatu. Orang-orang
yang benar-benar mempercayai bahwa FirmanKu adalah Benar, maka juga benar sesuai
kata – kata mereka. Adalah SifatKu untuk Benar dan ciptaanKu percaya akan
FirmanKu karena Aku setia.
“Mereka yang
serupa denganKu juga akan benar menurut kata-kata mereka. Perkataan mereka akan
pasti dan komitmen mereka dapat dipercaya. Kata-kata “ya” mereka berarti “ya”
dan kata-kata “tidak” berarti “tidak”. Jika perkataanmu tidak benar maka engkau
juga akan mulai meragukan FirmanKu, sebab tipuan sudah ada di hatimu. Jika
engkau tidak setia dengan kata-katamu sendiri. Ini karena engkau tidak
benar-benar mengenal Aku. Untuk mempunyai iman, engkau harus setia. Aku sudah
memanggilmu untuk berjalan dalam iman karena Aku setia. Itu adalah sifatKu.
“Itulah mengapa
engkau akan dihakimi karena kata-kata sia-sia yang engkau ucapkan. Sembarangan
adalah karena sedikit memperhatikan. Kata-kata mempunyai kuasa dan orang-orang
yang sembarangan bicara tidak dapat dipercayakan dengan Kuasa FirmanKu. Ini
adalah hikmat untuk berhati-hati dengan perkataanmu dan untuk menjaganya
seperti Aku.”
Perkataan Tuhan
mengalir seperti gulungan gelombang besar di lautan. Saya merasa seperti Ayub
didepan angin puyuh. Saya pikir saya menjadi semakin kecil dan semakin kecil
dan kemudian sadar bahwa Dia menjadi lebih besar. Saya tidak pernah merasakan
begitu terbuka. Bagaimana saya dapat santai bersama Tuhan? Saya merasakan
seperti seekor semut yang menatap pada gunung. Saya tidak lebih daripada debu,
dan Dia berbicara kepada saya. Saya tidak dapat tahan lagi dan berbalik.
Setelah beberapa
waktu, saya merasakan tangan yang menenteramkan hati di pundak saya. Itu adalah
Hikmat. KemuliaanNya sekarang semakin bertambah besar, tetapi Dia kembali
menjadi seukuran saya. “Apakah engkau mengerti apa yang akan terjadi kemudian?”
tanyaNya.
Mengerti dengan
lebih bahwa Tuhan bertanya bukan karena Dia mencari informasi, tetapi saya
mulai memahami apa yang akan terjadi. Saya tahu bahwa itu adalah kenyataan.
Dibandingkan dengan Dia, saya sedikit lebih kecil dari debu dari bumi dan untuk
beberapa alas an Dia ingin mengalami kenyataan dengan cara yang mendalam.
Dia menjawab
pikiran-pikiran saya dengan panjang lebar:
“Apa yang kau
pikirkan itu benar tetapi perbandingan antara manusia dan Tuhan bukan hanya
pada ukurannya. Engkau mulai mengalami Kuasa dari FirmanKu. Untuk menjadi
dipercayai dengan FirmanKu adalah dipercayakan dengan kuasa yang olehnya alam
semesta dijadikan, Aku tidak membuatnya untuk membuat engkau merasa kecil,
tetapi untuk membantumu memahami keseriusan dan kuasa yang dipercayakan
kepadamu-yaitu Firman Tuhan.
“Untuk segala
usaha kerja kerasmu, ingatlah akan pentingnya sepatah kata Firman dari Tuhan
untuk manusia yang lebih berharga dari seluruh harta di bumi. Engkau harus
mengerti dan mengajarkannya kepada saudara-saudaraKu untuk menghargai nilai
dari FirmanKu. Sebagai orang yang dipanggil untuk membawa FirmanKu, engkau harus
menghargai nilai dari perkataanmu sendiri. Orang-orang yang membawa kebenaran
haruslah hidup benar.”
Pertemuan dengan
para Evangelis
Selagi
mendengarkan kata-kata ini, saya merasa tertarik untuk melihat kesalah satu
tahta disamping saya. Segera saja saya melihat seorang laki-laki yang saya
tahu. Dia adalah seorang penginjil besar saat saya masih kecil dan banyak orang
yang merasa bahwa dia berjalan dalam kuasa yang lebih daripada orang lain sejak
awal gereja. Saya membaca tentang dia dan sudah mendengarkan rekaman
pesan-pesannya. Sangatlah sulit untuk tidak tersentuh karena kerendahanhatinya,
dan kasihnya yang nyata pada Tuhan dan sesama. Bahkan saya juga merasa beberapa
pengajarannya menjadi sangat miring. Saya terkejut tetapi juga lega melihatnya
duduk di salah satu tahta. Saya tertarik dengan kerendahan hati dan kasihnya
yang masih memancar dari dia.
Saat saya
bertanya pada Tuhan untuk dapat berbicara dengan orang ini, saya dapat melihat
betapa besar Tuhan mengasihi dia. Tuhan memberi isyarat untuk saya terus
meneruskan langkah dan tidak mengijinkan saya berbicara dengan penginjil itu.
“Aku hanya ingin
engkau melihat dia disini,” Tuhan menjelaskan, “dan mengerti posisinya yang dia
miliki bersama denganKu. Ada banyak yang kau mengerti tentang dia. Dia pembawa
pesanKu di gereja jaman akhir, tetapi gereja tidak mau mendengarkan dia untuk
alasan-alasan yang akan engkau mengerti. Dia jatuh dalam ketidakberanian dan
khayalan untuk beberapa waktu dan pesannya disimpangkan. Itu sudah dipulihkan
seperti bagian-bagian lain yang Aku berikan kepada orang-orang yang lain yang
juga diselewengkan.”
Mengetahui bahwa
segala sesuatu disini berjalan dalam waktu yang tepat dengan semua hal yang
saya pelajari, saya mulai berpikir tentang bagaimana melihat orang ini
dihubungkan dengan apa yang baru kami bicarakan-potensi kekuatan jahat.
“Ya. Ada bahaya
besar jika berjalan dengan kuasa yang besar,” Tuhan meresponi. “Ini terjadi
pada banyak orang yang menjadi pembawa pesanKu dan ini menjadi bagian dari pesan
yang mereka berikan kepada GerejaKu di akhir jaman. Engkau harus berjalan dalam
KuasaKu dan bahkan lebih besar dari kuasa yang dialami. Tetapi jika engkau
pernah mulai untuk berpikir bahwa kuasa adalah PengesahanKu akan kamu, atau
pesanmu, engkau membuka pintu kepada khayalan yang sama. Roh Kudus hanya
diberikan untuk memberikan kesaksian tentang Aku. Jika engkau bijaksana seperti Paulus, maka engkau akan mempelajari
kemuliaan dari kelemahan-kelemahanmu lebih daripada kekuatan-kekuatanmu.
“Iman yang benar
adalah pengenalan yang benar tentang Siapa Aku. Tidak lebih dan tidak kurang.
Tetapi engkau harus ingat-bahkan jika engkau tinggal dalam HadiratKu dan
melihatKu seperti Aku- engkau masih dapat jatuh jika engkau berpaling dariKu
dan melihat kembali kepada dirimu sendiri. Itulaah yang terjadi pada Lucifer
saat dia jatuh. Dia tinggal dalam ruangan dan melihat KemuliaanKu dan kemuliaan
BapaKu. Kemudian Dia mulai melihat dirinya sendiri lebih dari dia melihat kami.
Kemudian dia mulai merasa bangga akan posisi dan kuasanya.
Banyak dari
HambaKu yang diijinkan melihat KemuliaanKu dan dipercayakan KuasaKu tetapi
jatuh dengan cara yang sama dengan Lucifer, jika engkau mulai berpikir bahwa ini
karena hikmatmu, kebenaranmu atau bahkan ketaatanmu akan doktrin yang sejati,
engkau akan tersandung.”
Keyakinan
Saya tahu bahwa
ini bukan sama seperti peringatan yang lembut seperti yang diceritakan kepada
saya disini. Saya ingin kembali dan berjuang di peperangan yang terakhir tetapi
saya masih mempunyai pertanyaan tentang bagaimana melakukan itu tanpa jatuh
kedalam jebakan-jebakan yang sekarang tampaknya ada dimana-mana. Saya melihat
lagi kepada Tuhan. Dia adalah Hikmat dan saya berpikir bagaimana saya begitu
menginginkan untuk mengenali Dia sebagai Hikmat saat saya kembali. “Sangatlah
baik untukmu kehilangan keyakinanmu akan dirimu sendiri. Aku tidak dapat
mempercayakan kepadamu kuasa jaman yang akan datang sampai engkau melakukannya.
Semakin besar engkau kehilangan keyakinan akan dirimu sendiri, semakin besar
kuasa yang dapat Aku percayakan kepadamu, jika.
Saya menunggu
cukup lama untuk Tuhan meneruskan kata-kataNya, tetapi Dia tidak berkata
apa-apa. Bagaimanapun saya mengerti bahwa Dia menginginkan saya untuk
meneruskan kalimat itu, tetapi saya tidak tahu apa yang harus saya katakan.
Semakin lama saya melihat Dia, saya semakin yakin. Akhirnya saya tahu apa yang
harus saya katakan.
“Jika Aku meletakkan
keyakinan didalammu,” saya menambahkan.
“Ya. Engkau
harus mempunyai iman untuk melakukan apa yang menjadi panggilanmu semula,
tetapi engkau harus mempunyai iman didalamKu. Tidaklah cukup untukmu hanya
dengan kehilangan keyakinan akan dirimu sendiri, tetapi hanya mengarah pada
ketidakamanan, jika engkau tidak mengisi kekosonganmu dengan keyakinan
didalamKu Itulah bagaimana banyak orang jatuh pada khayalan-khayalan mereka.
“Banyak dari
laki-laki dan perempuan ini adalah nabi-nabiku. Tetapi beberapa dari mereka,
tidak aman, tidak mengijinkan orang-orang memanggil mereka dengan nabi. Itu
bukanlah kebenaran, karena mereka. Rendah hati yang palsu juga tipuan. Jika
musuh dapat menipu mereka dengan memikirkan bahwa mereka bukanlah nabi-nabi,
dia dapat juga menipu mereka dengan berpikir bahwa mereka adalah nabi-nabi yang
lebih besar dari mereka sendiri, hanya dengan memelihara keyakinan diri
sendiri. Rendah hati yang palsu tidak akan membuat bangga. Ini hanya bentuk
yang lain dari berpusat pada diri sendiri, yang dieksploitasi musuh. Semua
kegagalanmu akan menghasilkan satu hal : berpusat pada diri sendiri.
Satu-satunya cara keluar dari hal ini adalah berjalan dalam kasih. Kasih tidak
mencari untuk diri sendiri.”
Saat saya
berpikir tentang semuanya ini, kejelasan yang luar biasa mulai muncul. Saya
dapat melihat seluruh pengalaman dari awal sampai akhir, berfokus pada satu
hal, pesan yang sederhana. “Bagaimana mudahnya saya dibohongi dari
kesederhanaan akan ketaatan kepadaMu,” saya meratap.
Senyuman Tuhan
Kemudian Tuhan
berhenti dan melihat pada saya dengan ekspresi yang tidak pernah saya lupakan.
Dia tersenyum. Saya tidak ingin menyalahgunakan kesempatan ini, tetapi saya
merasakan bahwa Dia tersenyum seperti saya dapat memintaNya sesuatu dan Dia
akan memberikannya kepada saya. Jadi saya ambil kesempatan itu.
“Tuhan, saat
Engkau berfirman, ‘Jadilah terang,’ maka terang itu jadi. Engkau berdoa dalam
Yohanes 17 bahwa kami akan mengasihi Engkau sama dengan Bapa mengasihiMu.
Tuhan, maukah Engkau mengatakannya kepada saya sekarang, ‘Jadilah kasih
didalammu,’sehingga saya dapat mengasihi Engkau dengan Kasih Bapa?”
Dia tidak
berhenti tersenyum, tetapi Dia justru merangkul pundak saya seperti seorang
teman. “Aku sudah mengatakannya kepadamu, Aku memanggilmu sebelum dunia
dijadikan. Aku juga mengatakan kepada saudara-saudaramu yang berjuang bersamamu
di peperangan akhir. Engkau akan mengetahui Kasih Bapa untukKu. Ini adalah kasih yang sempurna yang akan
membuang segala rasa takutmu. Kasih ini akan memampukanmu untuk mempercayaiKu
sehingga engkau dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti yang Aku lakukan,
bahkan terlebih besar dari itu, sebab Aku bersama dengan BapaKu. Engkau akan
mengetahui KasihNya padaKu dan pekerjaan-pekerjaan yang kamu lakukan untuk
mempermuliakan Aku. Sekarang, demi engkau sendiri, Kukatakan, ‘Jadilah Kasih
Bapa didalammu.”
Saya diliputi
penghargaan atas seluruh pengalaman ini. “Saya mengasihi
penghakiman-penghakimanMu,” kata saya. Kemudian saya mulai berbalik dan melihat
kembali kursi pengadilan tetapi Tuhan menghentikan saya.
“Jangan menoleh
kebelakang. Aku tidak berada disana saat ini; Aku ada disini. Aku akan
membimbingmu dari ruangan ini dan kembali ke tempatmu di medan perang,’ tetapi
engkau jangan menoleh ke belakang. Engkau harus melihat Kursi PengadilanKu dari
dalam hatimu sebab disitulah tempatnya berada sekarang.”
“Sama seperti
Taman dan sama seperti harta-harta keselamatan.”pikir saya sendiri.
“Ya. Segala
sesuatu yang Aku kerjakan, Aku kerjakan dalam hatimu. Dimana tempat air-air
kehidupan mengalir. Disitulah Aku berada.”
Kemudian Dia
mengisyaratkan kepada saya, saya melihat diri saya sendiri, menarik mantel
rendah hati. Saya terpesona dengan apa yang saya lihat. Baju zirah saya
mempunyai kemuliaan yang sama seperti yang mengelilingi Tuhan. Dengan cepat
saya menutupinya kembali dengan mantel.
“Aku juga berdoa
kepada BapaKu dimalam sebelum PenyalibanKu bahwa kemuliaan yang Aku miliki bersama
dengan Dia sejak semula akan bersama dengan UmatKu, dan engkaulah salah
satunya. Ini adalah Kemuliaanku yang menyatu. Saat engkau datang bersama-sama
dengan yang lain yang mengasihi Aku, KemuliaanKu akan diperbesar. Semkain besar
KemuliaanKu akan semakin bertambah dengan bersatunya orang-orang yang mengasihi
Aku, dunia akan semakin tahu bahwa Aku dikirim oleh BapaKu. Sekarang dunia akan
benar-benar tahu bahwa engkau adalah murid-muridKu sebab engkau mengasihi Aku
dan engkau akan saling mengasihi”
Saat saya terus
melihat pada Dia, keyakinan diri saya semakin bertambah. Seperti bagian dalam
sedang dibersihkan, Segera saya merasa siap melakukan apapun yang Dia minta.
Angelo
“Masih ada
seseorang yang harus kamu jumpai sebelum engkau kembali ke medan perang,” kataNya
sambil berjalan. Saat kami berjalan,
saya terus terpesona dengan kemuliaan Tuhan yang semakin bertambah besar bahkan
dari beberapa menit sebelumnya.
“Setiap saat
engkau melihatKu dengan mata hatimu, pikiranmu akan sedikit diperbaharui,” Dia
melanjutkan berbicara. “Suatu saat
engkau akan dapat tinggal dalam HadiratKu secara terus menerus. Saat engkau
melakukan hal tersebut, semua yang engkau pelajari oleh karena Roh KudusKu akan
selalu ada untukmu dan Aku akan selalu ada untukmu.”
Saya dapat
mendengar dan mengerti segala sesuatu yang Dia katakan, tetapi saya sangat
tertarik dengan KemuliaanNya dan saya bertanya, “Tuhan, mengapa engkau sekarang
lebih mulia daripada saat Engkau menampakkan diri kepada saya sebagai Hikmat?”
“Aku tidak
pernah berubah, tetapi engkaulah yang berubah. Engkau berubah saat engkau
melihat KemuliaanKu dengan wajah tanpa selubung. Pengalaman-pengalamanmu
membuka selubung diwajahmu sehingga engkau dapat melihatKu dengan jelas. Tidak
ada sesuatupun yang dibuang secepat engkau melihat KasihKu.”
Kemudian Dia
berhenti, dan saya melihat orang-orang yang berada di tahta didekat kami. Kami
masih berada ditempat dimana raja-raja paling tinggi duduk. Kemudian saya
mengenali seorang laki-laki yang duduk dekat kami.
“Tuan, saya
mengetahui engkau dari suatu tempat tetapi saya tidak dapat mengingatnya.”
“Engkau pernah
melihatku sekali dalam sebuah penglihatan,”jawabnya.
Saya segera
ingat dan sangat terkejut! “Jadi engkau adalah orang yang nyata?”
“Ya,” jawabnya.
Saya teringat
hari saat saya menjadi seorang pemuda Kristen dan frustasi akan masalah-masalah
hidup saya. Saya keluar dari tengah-tengah tempat parkir dekat apartemen saya
dan memutuskan untuk menunggu sampai Tuhan berbicara kepada saya. Saat saya
duduk membaca Alkitab, saya mendapat penglihatan, paling pertama yang saya
miliki. Dalam penglihatan itu, saya melihat seorang laki-laki yang dengan rajin
melayani Tuhan. Dia secara terus menerus bersaksi kepada orang-orang, mengajar
Alkitab dan mengunjungi serta mendoakan orang-orang sakit. Dia sangat rajin dan
mempunyai kasih yang tulus pada orang-orang. Kemudian saya melihat seorang
laki-laki lain yang bernama Angelo, seorang gelandangan. Ketika seekor anak
kucing berjalan-jalan ditempatnya, dia mulai menendangnya tetapi menahan
dirinya sendiri, tetapi masih mendorongnya dengan kaki. Kemudian Tuhan berkata
siapakah dari orang-orang ini yang paling menyenangkan Tuhan.
“Yang pertama,” saya
menjawab tanpa ragu-ragu.
“Bukan, yang
kedua,” jawabnya dan mulai bercerita.
Dia membagikan
bahwa orang laki-laki yang pertama tadi dibesarkan dalam keluarga yang bahagia
yang selalu mengenal Tuhan. Dia bertumbuh dalam gereja yang bagus dan kemudian
dia menghadiri Akademi Alkitab terbaik di negaranya. Dia diberikan 100 % Kasih
Tuhan, tetapi dia hanya menggunakan 75%.
Orang kedua
lahir dengan telinga tuli. Dia diperlakukan dengan kejam dan dipelihara dalam
kegelapan, loteng yang dingin sampai dia ditemukan orang-orang yang berwewenang
pada umur 8 tahun. Dia dipindahkan dari institusi satu ke institusi lain dimana
perlakuan kejam itu masih terus. Akhirnya, dia dibuang ke jalanan. Tuhan hanya
memberikan 3 bagian dari KasihNya untuk membantu dia mengatasi hal ini, tetapi
dia mengerahkan setiap kemampuannya untuk melawan kemarahan dalam hatinya dan menjaganya
untuk tidak melukai anak kucing itu.
Sekarang saya
melihat pada orang laki-laki itu, seorang raja yang duduk diatas tahta yang
jauh lebih mulia dari yang dapat dibayangkan Salomo. Para panglima malaikat
mengatur didekatnya, menunggu tawarannya. Saya berbalik kepada Tuhan. Saya
masih tidak dapat mempercayai bahwa dia adalah nyata dan salah satu dari
raja-raja besar.
“Tuhan, tolong
ceritakan cerita selanjutnya,”pinta saya.
“Tentu saja,
untuk itulah kita berada disini. Angelo sangat setia dengan apa yang sudah Aku
berikan dan Aku berikan lagi 3 bagian kasihKu. Dia menggunakan semuanya itu
tanpa berhenti untuk mencurinya. Dia hampir kelaparan, tetapi dia menolak untuk
mengambil bagian yang bukan miliknya. Dia membeli makanan dengan mengumpulkan
botol-botol dan adakalanya dia menemukan seseorang yang memberinya pekerjaan.
‘Angelo tidak
dapat mendengar tetapi dia belajar untuk membaca, jadi Aku kirimkan dia sebuah
traktat injil. Saat dia membacanya, Roh Kudus membuka hatinya dan dia
memberikan hidupnya untuk Aku. Kemudian aku menggandakan porsi kasihKu untuk
dia dan dengan setia menggunakan semuanya. Dia ingin membagikan tentang Aku
kepada yang lain tetapi dia tidak dapat berbicara. Sekalipun dia hidup dalam
kemiskinan, dia mulai menghabiskan sebagian dapat yang dia miliki untuk membuat
traktat injil dan membagikannya di ujung – ujung jalan.”
“Berapa banyak
jiwa yang dia bawa kepadaMu?” tanay saya memikirkan bahwa ada banyak jiwa yang
dia bawa sehingga dia bisa duduk bersama dengan raja-raja.
“Satu,” jawab Tuhan.
“Untuk mendorong dia, Aku ijinkan dia menuntun seorang yang sekarat karena alkohol
kepadaKu. Itu mendorong dia sehingga dia akan berdiri di sudut jalan selama
beberapa tahun hanya untuk membawa jiwa lain bertobat. Tetapi seluruh sorga
meminta untuk membawa dia kesini dengan segera dan Aku juga ingin memberikan
dia upahnya.”
Jenis Martir
yang berbeda
“Tetapi apa yang
sudah dilakukan Angelo untuk menjadi seorang raja disini?” Tanya saya.
“Dia setia
dengan semua yang diberikan. Dia mengalahkan semuanya sampai dia menjadi serupa
denganKu dan dia mati sebagai seorang martir”
“Tetapi apa yang
dia kalahkan dan bagaimana dia menjadi seorang martir?”
“Dia mengalahkan
dunia dengan KasihKu. Sangat sedikit orang yang dapat mengalahkan begitu banyak
dengan hanya sedikit. Banyak umatKu yang tinggal dalam rumah-rumah yang
diinginkan raja-raja satu abad yang lalu, tetapi mereka tidak menghargainya.
Angelo sebaliknya, dia menghargai sekalipun hanya kotak kardus dalam malam yang
dingin dan dia akan mengubahnya menjadi tempat mulia bagi HadiratKu.
Dia mulai
mengasihi setiap orang dan setiap hal. Dia akan bersukacita lebih karena sebuah
apel daripada umatKu yang berpesta. Dia setia dengan semua yang Aku berikan,
sekalipun itu tidak ada tandingannya dengan apa yang Aku berikan kepada yang
lainnya termasuk engkau. Aku menunjukkan hal ini kepadamu dalam penglihatan
sebab engkau seringkali melewati dia. Sekali waktu engkau pernah menuding dia
ke teman-temanmu dan membicarakan dia.”
“Saya
melakukannya? Apa yang saya katakan?”
“Engkau berkata,
‘Ada salah satu Elia lain yang harus engkau hindari dari terminal bis.’ Engkau
katakan bahwa dia adalah “orang beriman yang aneh’ yang dikirim oleh musuh
untuk membuat orang-orang berpaling dari injil.”
Ini adalah
ledakan yang paling besar yang saya derita dari keseluruhan pengalaman ini.
Saya sangat terkejut dan tergoncang. Saya mencoba mengingat kejadian itu tetapi
tidak dapat-sebab ada banyak orang seperti itu. Saya tidak pernah perhatian
kepada para pengkhotbah jalanan dan menganggap mereka adalah alat-alat setan
untuk membuat orang-orang berpaling dari injil.
“Ampuni saya ,
Tuhan. Saya mohon ampun.”
“Engkau diampuni,”
dengan cepat Dia menjawab. Dan engkau benar bahwa ada banyak orang yang mencoba
berkhotbah di jalanan untuk alasan yang salah bahkan sesat. Tetapi masih banyak
orang-orang yang bersungguh-sungguh sekalipun mereka tidak pernah dilatih dan
tidak pernah sekolah. Jangan menghakimi orang dari penampilannya. Masih ada
banyak hamba-hambaKu yang benar yang seperti dia ditengah-tengah para
professional dalam organisasi-orgasnisasi dan katedral-katedral yang dibangun
dalam NamaKu.” Kemudian Dia memberi isyarat untuk menatap Angelo. Saat saya
menoleh, dia turun dari tangga di tahtanya dan sekarang tepat ada didepan saya.
Dia membuka lengannya, memeluk dan mencium dahi saya seperti seorang ayah.
Kasih tercurah atas saya dan melalui saya sampai saya merasa itu akan melebihi
sistem saraf saya. Ketika dia akhirnya melepaskan saya, saya terkejut
seakan-akan saya mabuk tetapi dengan perasaan yang luar biasa. Itu adalah kasih
seperti yang tidak pernah saya rasakan sebelumnya. “Dia dapat mengimpartasikan
itu kepadamu di bumi,” kata Tuhan meneruskan. “Dia banyak memberi kepada
UmatKu, tetapi mereka tidak mau mendekati dia. Sekalipun nabi-nabiKu menghindari
dia. Dia bertumbuh imannya dengan membeli sebuah Alkitab dan beberapa buku yang
dia baca dan selalu dia baca lagi, dia mencoba pergi ke gereja-gereja, tetapi
dia tidak dapat menemukan seorangpun yang mau menerima dia. Jika mereka mau
membawa dia masuk, maka mereka juga akan membawa Aku masuk. Dia adalah
KetukanKu pada pintu-pintu mereka.” Saya belajar sebuah definisi kesedihan yang
baru. “Bagaimana dia meninggal?” Tanya saya mengingat bahwa dia adalah seorang
martir. Berdasar pada apa yang saya lihat sejauh ini, saya separuh berharap
bahwa bagaimanapun saya juga bertanggung jawab. “Dia mati kedinginan mencoba
untuk tetap menjaga agar seorang pemabuk yang melewati dia dalam dingin tetap
hidup.”
Pemenang yang
tak dapat dipercaya
Saat saya
melihat Angelo, saya tidak dapat mempercayai kekerasan hati saya. Saya tidak
mengerti bagaimana mati dengan cara ini membuat dia sebagai seorang martir,
yang saya pikir hanya layak untuk orang-orang yang mati karena kesaksiannya
pada Tuhan Yesus Kristus.
“Tuhan, saya
tahu bahwa dia adalah benar-benar orang yang dapat mengalahkan,” kata saya. “Dan
dia benar-benar layak untuk berada disini. Tetapi orang-orang yang mati dengan
cara ini apakah mereka dianggap martir?”
Angelo adalah
seorang martir setiap hari saat dia hidup. Dia hanya mencukupkan diri untuk
tetap hidup dan dengan bersukacita mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan
teman-teman yang memerlukan. Seperti Paulus menulis pada jemaat di Korintus, bahkan
jika engkau memberikan tubuhmu untuk dibakar, tetapi jika engkau tidak mempunyai
kasih sedikitpun tidak ada faedahnya bagimu. Tetapi, saat engkau memberikan
dirimu dengan kasih, maka itu akan sangat berfaedah. ‘Angelo mati setiap hari,
sebab dia tidak hidup untuk dirinya sendiri tapi untuk orang lain. Sekalipun dia
selalu menganggap dirinya sendiri paling rendah dari orang-orang kudus, dia
benar-benar adalah yang terbesar. Seperti yang engkau sudah pelajari, banyak
orang yang menganggap dirinya paling besar dan menganggap dirinya sendiri
dianggap paling besar, berakhir disini menjadi yang paling kecil. Angelo tidak
mati karena sebuah doktrin atau kesaksiannya tetapi dia mati untuk Aku.”
“Tuhan, tolong
bantu saya mengingat hal ini. Saat saya kembali, tolong jangan biarkan saya
melupakan apa yang saya lihat disini,” pinta saya.
“Karena itulah
Aku berada disini bersama denganmu, dan Aku akan bersamamu saat engkau kembali.
Hikmat adalah melihat dengan MataKu, dan tidak menghakimi karena penampilan
saja. Aku tunjukkan Angelo dalam penglihatan sehingga engkau dapat mengenali
dia saat engkau melewati dia dijalan. Jika engkau membaginya dengan dia
pengetahuan masa lalunya yang Aku perlihatkan dalam penglihatan, dia akan
memberikan hidupnya untukKu. Kemudian engkau dapat memuridkan seorang raja
besar dan dia akan mempunyai pengaruh yang besar atas GerejaKu.
“Jika UmatKu
melihat orang lain seperti caraKu, Angelo dan banyak orang lain yang seperti
dia akan diakui. Mereka akan berbaris kedalam mimbar yang paling besar. UmatKu
akan datang dari ujung bumi untuk duduk di kaki mereka sebab dengan melakukan
hal ini mereka juga akan duduk di KakiKu. Dia akan mengajarkanmu kasih dan
bagaimana menginvestasikan karunia-karunia yang sudah Aku berikan kepadamu
sehingga engkau dapat menghasilkan banyak buah.” Saya sangat malu sampai saya
tidak ingin melihat Tuhan, tetapi akhirnya saya melihat kepada Dia saat saya
merasakan kepedihan yang kembali berpusat pada diri saya sendiri. Saat saya
melihat Dia, saya dibutakan KemuliaanNya untuk beberapa saat, secara bertahap
mata saya dapat beradaptasi sehingga saya dapat melihat Dia kembali.
“Ingatlah bahwa
engkau sudah diampuni,” kata Tuhan. “Aku tidak menunjukkan hal ini untuk
menuntut kamu tetapi untuk mengajar kamu. Ingatlah selalu bahwa perasaan haru
akan menghilangkan selubung-selubung dari jiwamu lebih cepat dari apapun juga.”
Saat kami mulai
berjalan kembali, Angelo mendekati saya, “Tolong ingatlah teman-temanku, para
gelandangan. Banyak orang akan mengasihi Juru Selamat kita jika seseorang pergi
kepada mereka.”
Kata-katanya
mempunyai kuasa sampai saya tidak bisa menjawab, hanya mengangguk saja. Saya
tahu bahwa kata-kata itu adalah perintah seorang raja dan seorang teman dari
Raja segala raja.
“Tuhan, maukah
engkau membantu saya untuk membantu orang-orang gelandangan?” Tanya saya.
“Aku akan
membantu siapapun yang membantu mereka,” Dia meresponi. “Saat engkau mengasihi
orang-orang yang Aku kasihi, engkau akan selalu tahu bahwa Aku membantumu. Mereka
akan diberikan seorang Penolong yang diukur dari kasih mereka. Seringkali
engkau meminta UrapanKu dan beginilah engkau akan menerimanya. Kasihilah mereka
yang Aku kasihi. Saat engkau mengasihi mereka, engkau mengasihi Aku. Saat
engkau memberi kepada mereka, engkau memberi pada Aku dan Aku akan membalasnya
berlipat kali ganda.”
Hidup seperti
seorang Raja
Pikiran saya
mengembara ke rumah yang indah dan segala milik saya. Saya bukan orang kaya,
tetapi saya tahu bahwa dengan standart dunia saya hidup lebih baik dari
raja-raja yang hidup satu abad lalu. Saya tidak merasa bersalah sebelumnya
tetapi sekarang saya merasa bersalah. Tetapi ini adalah perasaan yang baik
tetapi pada waktu yang sama saya merasakan tidak tepat. Sekali lagi saya
menoleh kepada Tuhan, karena saya tahu Dia akan menolong saya.
“Ingatalah apa
yang Aku katakan bagaimana Hukum KasihKu yang Sempurna membuat terang dan
menyingkirkan kegelapan. Saat kebingungan melanda seperti sekarang, engkau tahu
bahwa apa yang engkau alami bukanlah hukum kasihKu yang sempurna. Aku senang
dalam memberikan pemberian-pemberian baik kepada KeluargaKu sama seperti engkau.
Aku ingin engkau menikmati dan menghargainya. Meskipun begitu, engkau jangan
memberhalakannya tetapi engkau harus membaginya dengan sukacita saat Aku
memintanya.
“Aku dapat
mengibaskan TanganKu dan secara cepat kemiskinan akan hilang dari bumi. Akan ada
suatu hari memperhitungkan saat gunung-gunung dan tempat-tempat tinggi
direndahkan dan orang-orang miskin dan tertekan dibangkitkan, tetapi Aku harus
melakukan hal ini. Perasaan manusia merupakan kebalikan dari tekanan manusia
bagiKu. Perasaan manusia digunakan untuk menggantikan Kuasa dari SalibKu. Aku
tidak memanggilmu untuk berkorban tetapi untuk taat. Beberapa kali engkau akan
berkorban demi taat padaKu, tetapi jika pengorbananmu tidak dilakukan dalam
ketaatan, itu akan memisahkan kita.
“Engkau bersalah
karena engkau salah menghakimi dan memperlakukan raja besar disini saat dia
menjadi HambaKu di bumi. Jangan menghakimi seorang pun tanpa menanyakannya
PadaKu. Engkau sudah kehilangan beberapa perjumpaan yang Aku sudah siapkan dari
yang dapat engkau bayangkan, semuanya karena engkau tidak peka terhadap Aku.
Tetapi Aku tidak menunjukkan ini untuk membuat engkau merasa bersalah, tetapi
untuk membawamu bertobat sehingga engkau dapat meneruskannya tanpa kehilangan
kesempatan-kesempatan ini.
“Jika engkau hanya
bereaksi bersalah, engkau akan mulai melakukan hal-hal untuk mengkompensasikan
perasaan bersalahmu yang menghina SalibKu. Hanya SalibKu sendiri yang dapat
menghilangkan rasa bersalah. Dan karena Aku pergi kepada Salib untuk
menghilangkan perasaan bersalahmu, apapun rasa bersalah yang sudah terjadi itu
bukan karena Aku.
“Aku tidak
menikmati melihat manusia menderita “Hikmat meneruskan. “Tetapi perasaan haru
manusia akan membawa mereka kepada salib dan salib itulah satu-satunya yang
dapat melegakan penderitaan. Engkau kehilangan Angelo karena engkau tidak
berjalan dalam perasaan. Engkau akan mempunyai lebih banyak saat engkau
kembali, tetapi perasaanmu haruslah menjadi subyek bagi Roh KudusKu. Sekalipun
Aku tidak menyembuhkan orang-orang yang kepadanya Aku rasakan tetapi Aku hanya
melakukan apa yang dilakukan BapaKu. Engkau jangan melakukannya keluar dari
perasaanmu tetapi dengan kepatuhan akan Roh Kudus. Hanya kemudian perasaanmu
akan berkuasa untuk membebaskan.
“Aku sudah
memberikanmu karunia-karunia Roh KudusKu. Engkau tahu UrapanKu dalam kotbah dan
tulisanmu, tetapi engkau tahu lebih banyak dari yang engkau sadari. Jarang
sekali engkau benar-benar melihat dengan Mataku atau mendengar dengan TelingaKu
atau mengerti dengan HatiKu. TanpaKu, engkau tidak dapat melakukan apapun untuk
keuntungan KerajaanKu atau mengabarkan InjilKu. “Engkau berperang dalam Medan
PeperanganKu, dan engkau juga berada di puncak GunungKu. Engkau belajar
menembakkan anak panah kebenaran dan mengenai musuh. Engkau belajar sedikit
tentang menggunakan PedangKu. Tetapi ingatlah; kasih adalah senjataKu yang
paling besar. Kasih tidak pernah gagal. Kasih
adalah kuasa untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan iblis. Dan kasih akan
memunculkan KerajaanKu. Kasih adalah panji bagi PasukanKu dan dibawah panji itu
sekarang engkau harus berperang.”
Dengan ini, Kami
berbelok ke sebuah koridor dan kami tidak lagi berada di ruang besar
pengadilan. Kemuliaan Hikmat melingkupi saya tetapi saya tidak dapat lagi
melihat Dia dengan jelas. Tiba-tiba, saya tiba pada sebuah pintu. Gerakan
pertama saya adalah berbalik sebab saya tidak ingin pergi tetapi saya tahu
bahwa saya harus pergi. Inilah pintu tempat Hikmat membimbing saya. Saya harus
melewatinya.
Panggilan
Saya berdiri
melihat pintu yang akan saya masuki. Itu adalah pintu yang biasa dan tidak
menarik. Saat saya melihat kembali kepada Ruangan Besar Pengadilan, saya
diliputi kemuliaan dan kebesarannya. Saya tidak ingin meninggalkan ini
sekalipun kejahatan terus menerus disingkapkan dari hati saya sewaktu disini. Sekalipun
prosesnya menyakitkan, tetapi itu sangat membebaskan dan saya tidak ingin
berhenti. Sebenarnya saya rindu untuk keyakinan yang lebih banyak.
“Dan engkau
seharusnya mempunyai lebih,” kata Hikmat mengetahui pikiran-pikiran saya. “Apa
yang engkau dapatkan disini akan tetap bersama denganmu. Bagaimanapun, engkau
datang kesini tidak untuk diubah. Kuasa salib sudah cukup untuk mengubahmu. Apa
yang engkau alami disini dapat engkau alami setiap hari. Roh Kudus dikirim
untuk membebaskanmu dari dosa dan menuntun kepada kebenaran serta untuk
bersaksi tentang aku. Dia bersama denganmu terus menerus. Engkau harus mengenal
Roh Kudus dengan lebih baik.
“Banyak orang
percaya akan Roh Kudus, tetapi hanya sedikit yang memberikan Dia ruang untuk
hidup. Saat jaman ini akan berakhir semuanya itu akan berubah.
Roh Kudus akan
bergerak mengelilingi bumi sama seperti yang Dia lakukan sebelum segalanya ada.
Dia akan mengambil kekacauan dan kebingungan yang tersebar di bumi dan Dia akan
membawa ciptaan baru yang mulia ditengah-tengahnya. Engkau akan memasuki waktu
dimana Dia akan mengerjakan hal-hal besar terus menerus dan seluruh dunia akan
kagum dengan pekerjaan-pekerjaanNya.
“Dia akan
melakukan hal ini melalui Umatku. Saat Roh Kudus bergerak, anak-anak laki-laki
dan anak-anak perempuan Tuhan akan bernubuat. Dari yang tua sampai yang muda
mereka akan mendapat mimpi-mimpi dan penglihatan-penglihatan. Pekerjaan-pekerjaan
yang Aku lakukan dan pekerjaan-pekerjaan yang terlebih besar dan mereka lakukan
dalam NamaKu dan akan dipermuliakan di bumi. Seluruh ciptaan akan mengerang dan
resah akan apa yang dilakukan Roh Kudus.
“Apa yang engkau
temukan melalui pintu itu akan membantumu untuk mempersiapkan pada masa yang
akan datang. Aku Juru Selamat tetapi Aku juga Hakim. Aku akan membuka DiriKu
sendiri kepada dunia sebagai Hakim yang Adil dan Benar. Pertama, Aku harus
membuka PenghakimanKu dari dalam RumahKu. UmatKu akan bersekutu dengan Roh
Kudus dan mereka akan mengetahui KuasaNya untuk membebaskan dari dosa. Mereka
juga akan mengetahui bahwa Dia akan selalu menuntun mereka ke kebenaran yang
membebaskan mereka. Ini adalah kebenaran yang Aku saksikan. Saat UmatKu
mengenal siapa AKU, maka Aku akan menggunakan mereka untuk memberikan kesaksian
tentang Aku.
“Aku adalah
Hakim,tetapi lebih baik engkau menghakimi dirimu sendiri sehingga Aku tidak
akan menghakimi kamu. Tetapi
PenghakimanKu akan memulihkan UmatKu. Aku akan menghakimi isi RumahKu terlebih
dulu. Setelah itu Aku akan menghakimi seluruh bumi.” Kemuliaan Hikmat
melingkupi segala sesuatu yang disekitar saya. Saya tidak pernah melihat
kemegahan seperti itu, sekalipun disini. Kemuliaan itu bertambah saat Dia
berbicara mengenai PenghakimanNya. Dengan ini saya tahu bahwa kemuliaan yang
tampak dengan mengenal Dia sebagai Hakim lebih besar dari apapun sebelumnya.
Saya mulai merasa kecil dan tidak berarti di HadiratNya sehingga sangat sulit
bagi saya berkonsentrasi dengan apa yang Dia katakan. Saat saya berpikir bahwa
saya diliputi KemuliaanNya, Dia meraih dan menyentuh dahi saya, lembut tapi
pasti. Saat Dia melakukan ini, pikiran saya menjadi jernih dan terfokus.
“Engkau mulai
melihat pada dirimu sendiri. Ini akan selalu membingungkanmu, membuatmu sulit
mendengarkan Aku. Setiap waktu engkau mengalami SentuhanKu, pikiranmu akan
menjadi lebih jernih. Setiap waktu engkau merasakan HadiratKu, tahu bahwa Aku
akan menyentuhmu supaya engkau dapat melihat dan mendengarkan Aku. Engkau harus belajar tinggal dalam HadiratKu
tanpa menjadi sadar akan dirimu sendiri dan asyik dengan dirimu sendiri. Ini
akan membuatmu berpaling dari kebenaran didalam Aku dan berbalik kepada tipuan
yang akan membuatmu jatuh.
“Banyak orang
jatuh saat Roh KudusKu menyentuh mereka. Waktu jatuh itu sudah berlalu.
Sekarang engkau harus belajar menahan saat Roh KudusKu bergerak. Jika engkau
tidak tahan jika Roh KudusKu bergerak, maka Dia tidak akan menggunakan engkau. Orang
kafir jatuh didepanKu tetapi Aku ingin UmatKu tahan berdiri sehingga Aku dapat
menggunakan mereka.”
Kebanggaan akan
Rendah Hati yang Palsu
Saya mendengar
suara Tuhan yang agak terganggu saat Dia mengucapkan ini. Saya merasakan hal
yang sama saat Dia terganggu dengan murid-muridNya mengenai Injil. Segera saya
mengerti bahwa kejengkelanNya biasanya muncul jika mereka mulai melihat kepada
ketidakmampuan atau kegagalannya. “Tuhan, ampuni saya,” pinta saya, “tetapi
HadiratMu sangat luarbiasa. Bagaimana saya bisa menjaga agar tidak merasa kecil
jika saya sedekat ini dengan Engkau?” “Engkau memang kecil, tetapi engkau harus
belajar untuk tinggal dalam HadiratKu tanpa melihat kepada dirimu sendiri. Jika
engkau melihat pada dirimu sendiri, engkau tidak mampu untuk mendengarkan dari
Aku atau berbicara untuk Aku. Engkau akan selalu merasa kurang. Engkau akan
selalu merasa tidak berharga atas apa yang menjadi panggilanmu, tetapi bukan
karena kekurangan atau ketidakberhargaanmu yang menyebabkan Aku tidak
menggunakan engkau. Engkau jangan melihat pada kekuranganmu, tetapi lihatkan
pada KelebihanKu. Engkau harus berhenti melihat dirimu sendiri tidak berharga
dan melihat kepada KebenaranKu. Jika engkau dipakai, ini karena siapa AKU dan
bukanlah siapa engkau.
“Engkau
merasakan MurkaKu saat engkau mulai melihat kepada dirimu sendiri. Ini murka
yang Aku rasakan kepada Musa saat dia mulai mengeluh tentang kekurangannya. Ini
menyingkapkan bahwa engkau melihat dirimu sendiri lebih dari Aku, yang
merupakan alasan utama mengapa Aku mampu menggunakan sedikit dari UmatKu untuk
apa yang Aku hasratkan. Kerendahan hati yang palsu ini sebenarnya bentuk dari
kebanggaan yang menjatuhkan manusia. Adam dan Hawa mulai merasa kurang dan
mereka memerlukan yang lebih dari apa yang sudah Aku buat untuk mereka. Mereka
mengambilnya untuk diri mereka sendiri dan untuk membuat diri mereka menjadi
yang seharusnya. Engkau tidak akan pernah dapat membuat dirimu sendiri menjadi
siapa yang seharusnya, tetapi engkau harus percaya PadaKu untuk membuatmu
menjadi siapa engkau seharusnya.”
Meskipun saya
tidak pernah menghubungkan rendah hati yang palsu dengan kejatuhan manusia di
Taman, saya tahu bahwa ini adalah batu sandungan terbesar yang mencegah banyak
orang dari orang-orang yang berguna bagi Tuhan dan saya sudah mengajarkan ini
berulang kali. Sekarang dalam HadiratNya, rendah hatiku yang palsu disingkapkan
dan tampak semakin buruk daripada yang pernah saya lihat pada setiap orangpun.
Bentuk dari kebanggan ini menjijikkan dan saya tidak dapat mengerti mengapa ini
menyebabkan Tuhan murka.
Dalam HadiratNya,
semuanya itu disingkapkan dan setelah itu semua penghakiman yang harus saya
lalui, saya masih memiliki beberapa cela dasar yang menjaga saya dari mengenal
Dia dan melayani Dia seperti apa yang menjadi panggilan saya. Terkejut seperti
semula, saya tidak ingin lagi tinggal dalam diri saya sendiri, jadi saya
melihat kepada Tuhan, menginginkan untuk dapat lebih melihat KemuliaanNya saat
saya dapat menahannya selagi Dia bersama dengan saya di jalan ini. Dengan cepat,
kesuraman saya berubah menjadi sukacita. Lutut-lutut saya gemetar tetapi saya
memutuskan untuk tetap berdiri selama saya bisa.
Setelah itu,
saya terbangun. Hari-hari setelahnya, saya merasakan suatu energi yang keluar
melalui saya membuat segala sesuatu tampak bersinar mulia. Saya mengasihi semua
yang saya lihat. Sebuah kenop pintu tampak indah luar biasa. Rumah-rumah tua
dan mobil-mobil menjadi sangat indah dan saya menyesal bahwa saya bukan seorang
seniman yang dapat menangkap keindahan dan keagungannya. Pohon-pohon dan
binatang-binatang semua menjadi teman yang sangat spesial. Setiap orang yang
saya lihat seperti sebuah perpustakaan yang terbuka dan mempunyai arti dan saya
sangat bersyukur selamanya sehingga saya dapat mengetahui semuanya itu. Saya
tidak dapat melihat sesuatu tanpa melihat keindahannya, sulit untuk dipercaya
bahwa saya harus melalui begitu banyak dalam hidup saya dan kehilangan begitu
banyak juga.
Untuk semua
emosi yang luar biasa dan pewahyuan ini saya merasakan mengalir melalui saya,
saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya tahu bahwa jika saya tidak
belajar bagaimana menggunakannya selamanya, maka itu akan pudar dan ini sudah beberapa
hari. Seakan-akan arti kehidupan tergelincir dari saya dan saya tahu bahwa saya
harus memulihkannya. Apa yang sudah saya alami lebih luarbiasa dari obat apapun
dan saya menjadi pecandunya. Ini adalah hasil dari melihat KemuliaanNya dan
saya ingin melihatnya lebih lagi. Saya ingin belajar bagaimana tinggal dalam
HadiratNya dan mengijinkan HidupNya untuk mengalir melalui saya sehingga dapat
menyentuh orang-orang lain. Saya harus tinggal dalam Roh Kudus dan mengijinkan
Dia memakai saya. Itulah PANGGILAN saya.
BAB 2, Dua orang
Saksi
Selama
berhari-hari saya berada dalam depresi yang dalam. Segala sesuatu tampak
membosankan. Bahkan suara-suara orangpun mengganggu saya dan setiap kekacauan
atas apa yang saya inginkan membuat saya marah. Saya memikirkan setiap orang
yang paling buruk dan harus berjuang melawan pikiran-pikran gelap yang keluar
dari saya untuk mereka. Saya merasa seakan-akan saya tergelincir ke neradaka
dan setiap hari semakin tergelincir jauh. Akhirnya saya berseru kepada Tuhan dan
secepat itu saya menemukan diri saya berdiri didepan pintu bersama Hikmat
disamping saya.
“Tuhan, ampuni
saya. Saya tergelincir dari HadiratMu dan tampaknya menuju ke neraka.”
“Seluruh dunia
masih dikuasi tipuan iblis,” jawabNya, “dan setiap hari engkau berjalan menuju
ke tepi neraka. Melalui tengah-tengah
itu, ada sebuah jalan kehidupan. Ada parit yang dalam disisi-sisi jalan
kehidupan, sehingga engkau tidak menyimpang dari jalan yang sempit.” “Baik,
saya jatuh ke salah satu parit dan tidak dapat menemukan jalan keluar.”
“Tidak ada
seorangpun yang dapat menemukan jalan keluar dari parit-parit itu. Mengikuti
caramu sendiri adalah jalan untukmu jatuh dan jalanmu sendiri tidak akan pernah
dapat membimbingmu keluar. Akulah satu-satunya jalan keluar. Jika engkau jatuh,
jangan buang waktumu dengan mencoba untuk membayangkan segala sesuatu, karena
engkau hanya akan bertambah dalam terperosok dalam lumpur. Mintalah tolong,
Akulah GembalaMu dan Aku akan selalu menolongmu jika engkau memanggil Aku.”
“Tuhan, saya
tidak membuang waktu dengan membayangkan segala sesuatu tetapi saya sangat
ingin mengerti bagaimana saya bisa jatuh sedalam dan secepat itu. Apa yang
menyebabkan saya berpaling dari jalan kehidupan dan jatuh kedalam parit seperti
itu? Engkau adalah Hikmat dan saya tahu bahwa adalah bijaksana untuk bertanya.”
“Bijaksana untuk
mengetahui saat meminta untuk mengerti dan saat untuk meminta pertolongan.
Disini adalah hikmat untuk meminta. Hanya jika engkau ada didalam HadiratKu,
engkau dapat mengerti. Pengertianmu akan selalu rumit jika engkau depresi dan
engkau tidak akan pernah melihat kebenaran dengan akurat dari tempatmu. Depresi
adalah tipuan yang berasal dari melihat dunia melalui perspektifmu. Kebenaran
datang dari melihat dunia melalui MataKu dari tempatKu duduk yaitu di sebelah
kanan Bapa. Seperti kerub di Yesaya 6, orang-orang yang tinggal dalam HadiratKu
akan berkata, ‘Seluruh bumi dipenuhi dengan KemuliaanNya.
Saya teringat
sewaktu saya masih baru percaya, saya membaca sebuah tulisan dan berpikir bahwa
kerub-kerub ini bohong. Saya tidak dapat mengerti bagaimana mereka dapat
mengatakan ”Seluruh bumi dipenuhi dengan KemuliaanNya,” jika seluruh bumi
tampak dipenuhi dengan perang-perang, penyakit, memperlakukan anak-anak dengan
kejam, keserakahan dan kejahatan disetiap sisi. Kemudian Tuhan berkata kepada
saya suatu hati, “Alasan kerub-kerub ini mengatakan bahwa seluruh bumi dipenuhi
dengan KemuliaanKu adalah karena mereka tinggal didalam HadiratKu. Jika engkau
tinggal dalam HadiratKu, engkau hanya akan melihat kemuliaan.”
“Tuhan, saya
ingat waktu Engkau mengajarkannya tetapi saya tidak hidup didalamnya dengan
baik. Saya menghabiskan banyak waktu melihat segala sesuatu dari sisi yang
gelap. Saya kira saya menghabiskan sebagian besar hidup saya duduk di
parit-parit itu yang berada disamping jalan kehidupan daripada berjalan
diatasnya.”
“Benar,” Tuhan
meresponi. “Sekarang dan seterusnya engkau akan bangun dan melangkah tetapi
kemudian tergelincir di parit di salah satu sisi. Meskipun demikian engkau
membuat kemajuan, tetapi sekarang waktunya untukmu tetap berada di jalan
kehidupan. Engkau tidak lagi punya waktu untuk menyia-nyiakannya di parit-parit
itu.”
Kebaikan dan
kesabaran Tuhan melingkupi saya saat Dia meneruskan.
“Apa yang
menyebabkan engkau tergelincir ke parit waktu yang terakhir?” Dia mulai.
Setelah
memikirkannya, saya dapat melihat bahwa saya memelihara perasaan saya lebih
dari mengetahui Sumber Perasaan.
“Saya tidak
memandang Engkau,” saya mengakui.
“Aku tahu
tampaknya sangat sederhana, tetapi semuanya tentang apa yang engkau perbuat dan
tidak memandangKu adalah yang membuatmu tergelincir dari jalan kehidupan. Jika
engkau tinggal dalam HadiratKu, engkau tidak melihat apapun kecuali kemuliaan.
Ini tidak berarti bahwa engkau tidak melihat masalah-masalah, kebingungan,
kegelapan dan tipuan yang ada di dunia tetapi jika engkau melihatnya, engkau
akan selalu melihat JawabanKu atas semuanya. Jika engkau tinggal dalam
HadiratKu, engkau akan selalu melihat bagaimana kebenaran disingkapkan melalui
tipuan dan engkau dapat melihat sikap yang didalamnya akan datang KerajaanKu.”
“Tuhan, jika
saya disini, semuanya ini lebih nyata dari apapun yang saya alami di bumi,
tetapi jika saya ada di bumi, semuanya ini tampak seperti mimpi yang tidak
nyata. Saya tahu ini adalah kebenaran yang nyata dan bumi adalah sementara.
Saya juga tahu bahwa jika tempat ini lebih nyata dari bumi, saya akan dapat
berjalan di dalam Hikmat yang lebih dan tinggal dalam jalan kehidupan. Engkau
berkata bahwa selalu bijaksana untuk meminta. Saya meminta Engkau untuk membuat
alam ini lebih nyata untuk saya jika saya berada di bumi. Kemudian saya akan
dapat berjalan dengan sempurna di Jalan-jalanMu. Saya juga meminta Engkau
membantu saya menyatakan kenyataan ini kepada orang-orang lain. Kegelapan
bertambah besar di bumi dan hanya sedikit yang mempunyai penglihatan. Saya
minta Engkau memberikan kami KuasaMu yang lebih besar, mengijinkan kami melihat
KemuliaanMu yang lebih besar dan mengijinkan kami mengetahui kebenaran dari
penghakiman yang datang dari HadiratMu.” “Jika engkau mulai hidup dari apa yang
kau lihat lewat mata hatimu, engkau akan berjalan bersamaKu dan engkau akan
melihat KemuliaanKu. Mata hatimu adalah jendela masuk kedalam alam Rohani.
Melalui mata hatimu, engkau dapat datang ke Tahta Kasih KaruniaKu setiap waktu.
Jika engkau ingin datang padaKu, Aku akan lebih nyata bagimu. Aku juga akan
mempercayakanmu beberapa kuasa.”
Saat Dia
berbicara, saya tertarik untuk menoleh dan
melihat banyak orang raja-raja, pangeran-pangeran, teman-teman dan
hamba-hamba Tuhan yang berdiri di Ruang Pengadilan. Kemuliaan dan Keagungan
disana sangatlah besar sehingga saya puas tinggal disana selamanya. Lagi-lagi
saya dikejutkan dengan pikiran bahwa tempat ini adalah awal dari surga. Bahkan
dengan setiap keajaiban, surga yang nyata dan luar biasa adalah Hadirat Tuhan.
Disini adalah awal mula surga, Dia adalah Hikmat dan Dia adalah Hakim, keduanya
sama.
“Tuhan,”pinta
saya, “Disini Engkau adalah Hikmat dan Hakim tetapi bagaimana Engkau dikenal di
alam surga yang lain?”
“AKU ADALAH
HIKMAT dan AKU ADALAH HAKIM dalam setiap
alam tetapi AKU lebih dari semuanya. Karena engkau menanyakannya, Aku akan
menunjukkan siapa AKU. Meski engkau baru mulai mengenalku sebagai Hikmat dan
Hakim. Waktu-waktu mendatang, engkau akan melihat yang lebih tetapi masih ada
banyak yang harus kau pelajari tentang PenghakimanKu dulu.”
Kesaksian Pertama
“Penghakiman
Tuhan adalah langkah pertama masuk alam surga,” sebuah suara terdengar. “Jika
Hari Penghakiman itu datang, Raja akan dikenali semuanya dan PenghakimanNya
akan dimengerti. Kemudian bumi akan dibebaskan. Engkau meminta PenghakimanNya
atas hidupmu, sekarang mulailah memintanya untuk datang kedunia.”
Saya menoleh
melihat siapa yang bicara. Dia adalah seorang yang tinggi dan pandai, tetapi
sedikit kecil dari yang saya temui di Ruang Pengadilan. Saya simpulkan bahwa
dia adalah seorang malaikat,kemudian dia berkata:
“Aku adalah Lot.
Engkau sudah dipilih untuk hidup dalam masa-masa yang sulit sama seperti aku.
Seperti Abraham hidup dan berdiri atas nama Sodom, engkau harus melakukan yang
sama. Selama waktu-waktu itu, saat perbuatan besar yang tidak wajar dilepaskan
diatas bumi, laki-laki dan perempuan yang mempunyai iman besar juga
dibangkitkan. Seperti Abraham, engkau harus menggunakan imanmu untuk menindak yang
jahat dan engkau harus juga menyaksikan penghakiman Tuhan atas bumi. Tuhan
tidak dapat tinggal dalam perbuatan manusia yang jahat semakin lama. Saya diam
dan banyak orang akan dimusnahkan. Engkau tidak harus seperti aku-engkau tidak
harus diam.”
“Ceritakan yang
lebih banyak. Bagaimana saya mengingatkan mereka?” Tanya saya.
“Saya pikir
bahwa saya akan diperingatkan dengan cara yang berbeda. Menjadi berbeda
tidaklah cukup! Kuasa Roh Kudus untuk menebus dosa dilepaskan oleh kata-kata
yang diperkatakan. Apa yang dilakukan Tuhan atas Sodom, merupakan contoh supaya
yang lainnya tidak harus dimusnahkan dalam cara seperti ini. Engkau dapat
memperingatkan orang-orang yang berjalan menuju kehancuran dengan menceritakan
cerita saya. Sekarang ada banyak kota-kota yang penuhkejahatan sehingga Tuhan
tidak mau tinggal lebih lama. Jika orang-orang yang mengenal Tuhan tidak mau
bangkit, aka nada banyak seperti Sodom dengan segera.
“Hari
Penghakiman akan segera datang. Semua ciptaan akan mengetahui hikmat
PenghakimanNya tetapi engkau tidak harus menunggu hari itu. Engkau harus
mencari PenghakimanNya setiap hari dan engkau harus mengenalkannya ke bumi.
Jika orang-orang berjalan dalam PenghakimanNya, banyak orang di bumi akan
mengenal mereka sebelum Hari Penghakiman. Sebelumnya akan banyak orang yang
diselamatkan. Inilah HasratNya, tidak ada seorangpun yang terhilang dan tidak
ada seorangpun dari UmatNya menderita kehilangan pada hari itu.
“Orang-orang di
bumi buta. Mereka tidak akan melihat jika engkau hanya mencoba menjadi saksi.
Pesan Penghakiman harus disebarkan lewat kata-kata. Roh Kudus mengurapi
kata-kata tetapi kata-kata harus diperkatakan supaya Tuhan mengurapi mereka. “Kebenaran
dan keadilan adalah dasar dari TahtaNya. UmatNya harus datang supaya mengenal
KebenaranNya tetapi hanya sedikit yang tahu PenghakimanNya. TahtaNya akan diam
didalam RumahNya, karena itu penghakiman harus dimulai dari Isi RumahNya.
“Engkau harus
hidup dengan kebenaran yang kau pelajari disini, dan engkau harus
mengajarkannya. Penghakimannya akan datang. Jika UmatNya berjalan dalam
PenghakimanNya sebelum Hari Penghakiman, maka hari itu mereka menjadi lebih
mulia. Jika mereka tidak hidup oleh PenghakimanNya, mereka juga akan mengenal
kesedihan yang akan menimpa dunia. Penghakiman-penghakimanNya tidaklah benar
jika itu tidak sama bagi semuanya. Melalui engkau dan yang lain, Dia akan
memohon UmatNya lagi untuk menghakimi diri mereka sendiri paling tidak mereka
juga akan dihakimi. Kemudian engkau harus memohon pada dunia.”
Lot membimbing
saya untuk melihat pintu yang sebelumnya saya berdiri. Pintu itu masih tampak
gelap dan tidak menarik, seperti doktrin-doktrin tentang Penghakiman Tuhan.
Kemuliaan Tuhan mengelilingi kami dan membuatnya tampak semakin suram.
Sekalipun demikian, sekarang saya tahu bagaimana mulianya Penghakiman itu
sebenarnya. Saya juga mengerti bahwa hampir setiap pintu yang Tuhan pimpin kami
tampak suram awalnya dan kemudian menjadi cemerlang. Tampaknya semakin suram
pintu kelihatan, semakin mulia kelihatannya disebelah lainnya. Hanya dengan
melalui Pintu-Pintu itu membawa iman tetapi mereka selalu menuju kearah yang
lebih mulia.
Lot meneruskan
melatih pikiran saya. Seperti apa yang sudah saya pelajari, di tempat ini
pikiran-pikiran disiarkan ke semua orang.
“Melalui pintu
itu, engkau akan mengalami KemuliaanNya lebih lagi. KemuliaanNya bukan saja sebriliant
yang kau lihat disekelilingNya atau di tempat ini, bukan juga hanya
perasaan-perasaan yang kau miliki selagi tinggal diam didalamNya. KemuliaanNya
juga disingkapkan melalui PenghakimanNya. Ini bukan satu-satunya jalan yang
disingkapkan tetapi ini adalah jalan dimana engkau dipanggil untuk mengerti.
Melalui pintu itu, engkau akan belajar jalan yang lain untuk melihat
KemuliaanNya. Dengan melihat KemuliaanNya, UmatNya akan diubah dan Dia akan
menunjukkan KemuliaanNya pada mereka. Saat mereka melihat KemuliaanNya, mereka
akan bersukacita dalam segala jalanNya, sekalipun itu PenghakimanNya.”
Saksi Kedua
Kemudian sebuah
suara kedua terdengar “Aku juga mengkonfirmasi kebenaran ini. ‘Penghakiman
Tuhan akan disingkapkan di bumi. Meskipun demikian, “Belas kasih menang atas
penghakiman,’ Tuhan selalu memberikan kasih sebelum penghakiman. Jika engkau
akan memperingatkan orang-orang tentang PenghakimanNya yang sudah mendekat,
maka Belas KasihNya akan menyelamatkan banyak orang.”
Saya tidak
mengenali orang yang sedang berbicara ini, tetapi ini adalah orang laki-laki
lain yang sangat besar dan agung, dengan kecerdasan yang menunjukkan pangkat
tinggi.
“Aku Yunus,” katanya.
“Saat engkau mengerti Penghakiman Tuhan, maka engkau akan mengerti
Jalan-JalanNya. Sekalipun jika engkau mengertinya, itu tidak berarti engkau
menyetujuiya. Pengertian itu perlu tetapi tidak cukup. Tuhan juga ingin engkau
setuju dengan Dia.
“Seringkali
engkau meminta Hadirat Tuhan menyertaimu. Itu adalah hikmat. Aku seorang nabi
dan aku tahu Dia, tetapi aku dulu mencoba untuk lari dari HadiratNya. Itu
adalah kebodohan besar, tetapi tidak sebodoh yang engkau pikirkan. Aku mulai
mengerti api besar yang menyertai HadiratNya. Aku mulai mengerti tanggungjawab
yang datang dengan berada dekat Dia. Dalam HadiratNya, semua kayu, jerami dan
tunggul habis. Saat engkau mendekat padaNya dengan dosa tersembunyi dalam
hatimu, itu akan membawamu kepada kegilaan, banyak orang yang sudah mempelajarinya
bertahun-tahun. Aku tidak mencoba lari dari Kehendak Tuhan sebanyak aku lari
dari HadiratNya. “Ketika engkau menanyakan kenyataan dari HadiratNya, engkau
menanyakan tentang kenyataan yang kau lihat disini bersamamu. Surga adalah rumahmu
yang sejati dan hakmu untuk berseru-seru. Meski Tuhan adalah Tuhan yang Kudus
dan jika engkau berjalan dekat denganNya, engkau juga harus kudus. Semakin
dekat engkau dengan Tuhan, maka dosa-dosamu yang tersembunyi semakin mematikan.”
“Saya mengerti,”
jawab saya. “Inilah mengapa saya meminta Penghakiman Tuhan untuk diri saya
sendiri.”
“Sekarang aku
harus menanyakan ini padamu,”Yunus meneruskan. “Maukah engkau mencari Dia? Maukah
engkau mendekati padaNya?”
“Tentu saja,” kata
saya. “Saya menginginkan HadiratNya lebih dari apapun. Tidak ada yang lebih
besar daripada didalam HadiratNya. Saya tahu bahwa banyak motif saya
mengingingkanNya adalah egois, tetapi bersama denganNya membantu melepaskan
jenis –jenis mementingkan diri sendiri ini. Saya ingin bersama dengan Dia. Saya
ingin mendekat denganNya.”
“Maukah engkah?”
Yunus meneruskan. “Sampai sekarang engkau bahkan lebih bodoh dari saya dahulu.
Engkau dapat datang ke Tahta Kasih KaruniaNya setiap waktu dan untuk setiap
kebutuhan tetapi engkau jarang datang. Berseru-seru meminta HadiratNya belumlah
cukup. Engkau harus datang mendekat padaNya. Jika engkau mendekat padaNya, maka
Dia akan mendekat padamu. Mengapa engkau tidak melakukan ini? Engkau selalu
dapat sedekat apapun yang kamu ingin denganNya.
“Banyak orang
akan datang untuk mengenal dan mengikuti Jalan-jalanNya, tetapi mereka tidak
mendekat padaNya. Pada suatu waktu yang akan engkau hadapi, mereka akan pergi
dari Jalan-JalanNya sebab mereka tidak mendekat. Engkau menertawakan
kebodohanku, yang besar tetapi kebodohanmu lebih besar dari pada kebodohanku.
Bagaimanapun aku tidak mentertawakan kebodohanmu-aku menangis untukmu. Juru
Selamatmu menangis untukmu, Dia bertindak atas namamu secara terus menerus.
Jika Dia menangis, maka seluruh isi surga akan menangis. Aku menangis karena aku
tahu bagaimana bodohnya umat-umatNya. Aku mengenalmu karena engkau sama seperti
aku dan seperti aku, gereja yang di Tarsis, berhasrat untuk lebih berdagang di
dunia lebih dari duduk depan tahtaNya yang mulia. Pada waktu yang sama, Pedang
Penghakiman Tuhan sedang menggantung di atas bumi. Aku menangis karena gereja
sebab aku tahu engkau dengan baik.”
“Saya bersalah!”
saya meratap. “Apa yang dapat kami lakukan?”
“Badai besar
sedang menuju ke bumi,” Yunus meneruskan. “Aku tertidur saat badai datang
diatas kapal waktu aku lari dari Tuhan. Gereja juga sedang tertidur. Aku adalah
nabi Tuhan tetapi orang kafir harus aku bangunkan. Demikian juga dengan gereja.
Orang-orang kafir lebih tajam dari gereja pada waktu itu. Mereka tahu saat
gereja berada di jalan yang salah dan mereka menggoncangkan gereja, mencoba
membangunkanmu sehingga engkau akan memanggil Tuhanmu.
“Secepatnya para
pemimpin dunia akan melemparmu kelaut sama seperti orang-orang diatas kapal
yang harus melakukan hal yang sama. Mereka tidak akan membiarkanmu tetap
dijalan yang kau tuju. Ini adalah kasih karunia Tuhan atasmu. Dia akan
mendisiplinkanmu dengan binatang besar yang muncul dari laut. Itu akan
menelanmu untuk beberapa saat tetapi engkau akan dimuntahkan keluar. Kemudian
engkau akan mengkhotbahkan PesanNya.”
“Apakah tidak
ada jalan lain?” Tanya saya.
“Ya, ada jalan
lain,” jawab Yunus, “walaupun ini sudah datang dan masih akan datang. Beberapa
orang sudah berada didalam perut binatang itu. Beberapa orang akan dilempar
kelaut dan beberapa orang masih tertidur tetapi hampir semua yang diatas kapal
berada di jalan yang salah, mencari perdagangan dengan dunia. Bagaimanapun,
engkau dapat menghakimi dirimu sendiri dan Dia tidak akan menghakimimu. Jika
engkau membangunkan dirimu sendiri, bertobat dan pergi dengan cara yang Dia
suruh, maka engkau tidak akan ditelan oleh binatang itu.”
“Apakah binatang
itu yang kau tunjukkan dalam kitab Wahyu” Tanya saya.
“Sama. Saat
engkau baca pasal itu, binatang itu diberikan untuk membuat peperangan dengan
orang-orang kudus dan untuk menguasai mereka. Ini akan terjadi pada semuanya
yang tidak bertobat. Mengetahui itu orang-orang yang dikuasai binatang pertama
akan dimuntahkan keluar sebelum binatang selanjutnya muncul bukan dari bumi. Meski
demikian, akan sangat mudah bagimu jika engkau bertobat. Sangatlah baik untuk
tidak ditelan binatang itu.
“Sama seperti
cerita Lot yang merupakan peringatan bagi orang-orang yang berbuat tidak wajar,
ceritaku merupakan peringatan dari Nabi Tuhan, gereja-gereja sedang lari dari
Hadirat Tuhan. Berlari mencari tempat kegiatan untuk Hadirat Tuhan. Engkau
mungkin menyebut kegiatanmu ‘Pelayanan’, tetapi sebenarnya lari dari Hadirat
Tuhan. Seperti yang sudah aku katakan, gereja lari ke Tarsis sehingga dapat
berdagang dengan dunia dan mencari harta karun di laut, sementara harta-harta
terbesar-hanya sedikit yang mencarinya.
“Dosa keinginan
berdagang dengan dunia sedang membelenggu gereja, sama seperti aku dibelenggu
dalam perut binatang dengan rumput liar membungkus erat kepalaku. Rumput-rumput
itu adalah perhatian dari dunia, membungkus pikiran gereja. Butuh waktu 3 hari
untukku kembali kepada Tuhan, sebab aku begitu terbelenggu. Ini membuat
orang-orang Kristen semakin lama. Pikiran-pikiran mereja dibelenggu oleh dunia
dan mereka jatuh begitu dalam, banyak orang yang tidak mempunyai harapan untuk
bebas. Engkau harus berbalik kepada Tuhan selain melarikan diri dariNya. Dia
dapat membuka setiap belenggu kekacauan dan Dia akan membawamu keluar dari
jurang paling dalam. Jangan lari dari Dia lagi! Berlarilah kepadaNya!”
Kemudian Lot
menambahkan, “Ingatlah belas kasih Tuhan akan Niniwe. Dia berbelas kasih karena
Yunus sudah berkhotbah. Kekuatan ada didalam Firman Tuhan. Tidak ada kegelapan
yang begitu gelap sehingga Firman Tuhan tidak bisa menembusnya. Banyak orang
akan bertobat dan diselamatkan jika engkau pergi kepada orang-orang yang
kepadanya engkau dikirim Tuhan memberikan peringatanNya.”
Kemudian Yunus
meneruskan, “Jika engkau belum cukup atas kasih karunia Tuhan dan dosa
membelenggumu, itu menyulitkanmu untuk mendekati Dia. Engkau harus belajar
untuk selalu berlari kepada Tuhan setiap waktu bukannya menjauh dariNya. Jika
engkau melalui pintu itu, engkau akan masuk pada waktu-waktu Kuasa dan
Kemuliaan Tuhan dilepaskan keseluruh bumi, seperti Dia tidak pernah melakukannya
sejak segala sesuatunya berawal. Semua isi surga sedang menunggu apa yang akan
engkau lihat. Ini juga adalah waktu paling gelap. Engkau tidak dapat tahan baik
dari kemuliaan atau kegelapan tanpa Kasih KaruniaNya. Engkau tidak akan berjalan
dan JalanNya tanpa mendekat kepadaNya
setiap hari. Engkau jangan hanya mencari HadiratNya, tetapi engkau juga harus
tinggal diam dalam HadiratNya secara terus menerus.
“Orang-orang
yang mencoba untuk mengikuti Dia hanya dengan mencariNya seminggu sekali di
gereja sementara mereka menghabiskan sepanjang minggu mencari dunia, dengan
cepat akan jatih. Orang-orang yang memanggil NamaNya berpikir bahwa Dia adalah
hamba mereka, akan jatuh juga. Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu dan
semuanya akan tahu ini! Pertama, Umat-umatNya harus tahu ini sehingga
penghakiman akan dimulai dari isi Rumah Tuhan.
“Hanyalah kepongahan
jika memanggil Tuhan jika engkau ingin sesuatu. Engkau harus memanggil Dia
untuk bertanya apa yang Dia inginkan, bukan apa yang engkau inginkan. Banyak
orang yang mempunyai iman juga pongah, batas dari keduanya sangat tipis. Ketika
penghakiman Tuhan datang atas Isi RumahNya, UmatNya akan belajar tentang
perbedaan antara iman dan kepongahan. Orang-orang yang mencoba melakukan
pekerjaanNya tanpa Dia akan jatuh. Banyak orang beriman kepada Tuhan, tetapi
hanya mengenal Dia dari kejauhan. Mereka melakukan pekerjaan-pekerjaan besar
atas namaNya tetapi Dia tidak mengenal mereka. Mereka yang mengenal Dia hanya
dari kejauhan akan segera menangisi kebodohan mereka.
“Tuhan tidak ada
hanya untuk RumahNya-RumahNya ada untuk Dia. Dalam KesabaranNya, Dia menunggu
diluar pintu RumahNya sendiri, mengetuk, memanggil tetapi hanya sedikit yang
membuka pintu untuk Dia. Orang-orang yang mendengarkan suara Tuhan dan membuka
untuk Dia akan duduk semeja dengan Dia. Mereka juga akan duduk di TahtaNya
bersama dengan Dia dan mereka akan melihat dunia sama seperti Tuhan melihat. Orang-orang
yang pongah tidak dapat duduk semeja denganNya ataupun di TahtaNya. Kepongahan
adalah kebanggaan yang menyebabkan jatuh lebih dulu dan semua kegelapan dan
kejahatan yang akan segera dituai dibumi menjadi penyebabnya.
“Ketika setan
melihat Kemuliaan Tuhan, dia berbalik ke jalan yang pongah. Setan tinggal dalam
HadiratNya dan masih berpaling dariNya. Ini adalah bahaya besar untuk
orang-orang yang melihat Kemuliaan dan mengenal HadiratNya. Jangan menjadi
pongah atas apa yang engkau lihat. Jangan pernah menjadi bangga akan
penglihatan-penglihatan, ini akan membuatmu jatuh.”
Penghakiman yang
penuh belas kasih
Saat Yunus
berbicara, setiap kata-katanya seperti pukulan palu. Saya terkejut dengan
dosa-dosa saya. Tidak hanya saya malu dengan cara yang saya pikirkan tentang
Yunus, tetapi terlebih saya malu karena mengejek Yunus hal yang sama yang saya
juga lakukan. Walaupun saya mencoba untuk tetap berdiri, lutut-lutut saya
terasa lemas dan saya jatuh terjerembab. Kata-katanya seperti cambuk, tetapi
pada saat yang sama, kesakitan itu disambut dengan senang hati. Saya tahu bahwa
saya ingin mendengarkannya lagi dan saya tidak ingin Yunus berhenti mengajar
saya sampai semua kejahatan saya dibuka. Kuasa dari pengungkapan itu sungguh
luar biasa tetapi lebih dari itu. Ada suatu kuasa yang membuat segala alasan
menjadi menjijikkan. Mereka melewati setiap tembok dan langsung menuju hati
saya. Saat saya terbaring di tanah, saya merasakan seakan-akan saya sedang
dibedah.
Kemudian Lot
berkata, “Banyak orang percaya akan jatuh dari Hadirat Tuhan secara sembrono
dan tidak berarti, tetapi gereja akan jatuh dibawah kuasa yang sama sepertimu-keyakinan.
Jika engkau jatuh dan tidak dapat berdiri maka kejatuhanmu itu akan
menghasilkan pendirianmu untuk kebenaran.”
Saya masih tidak
ingin bergerak. Saya tidak ingin melakukan apapun sampai saya mendengar
kata-kata Yunus yang mencengkeram. Saya tidak ingin keyakinan ini berlalu
sampai semua pekerjaan selesai. Mereka tampaknya mengerti karena diam sesaat
dan kemudian Lot meneruskan.
“Yunus adalah
pengkhotbah paling besar yang diurapi. Tanpa mujizat-mujizat atau tanda-tanda,
saat dia berkhotbah salah satu kota yang penuh kejahatan dan pernah ada
bertobat. Jika Yunus berkhotbah di Sodom, maka kota itu akan tetap ada sampai
saat ini. Kekuatan pengajaran Yunus adalah sebuah tanda. Ketika dia sadar dan
dimuntahkan keluar oleh binatang, dia mempunyai kekuatan itu. Itu adalah kuasa
pengajaran yang yang diberikan ke gereja pada hari-hari akhir. Ini adalah kuasa
dari keyakinan yang ditunggu Tuhan untuk diberikan kepada gerejaNya. Ketika
gerejaNya dimuntahkan keluar oleh binatang yang menelan dia, maka iblis paling
jahatpun akan mendengarkan kata-katanya. Ini adalah tanda Yunus yang diberikan
untuk gereja. Kata-kata dari mereka yang mengalami kebangkitan dari maut akan
berkuasa.”
Saya tergoncang.
Meski demikian, saya ditentukan untuk lari kepada Tuhan dan bukannya menjauh
dariNya, jadi saya melihat langsung kepada Hikmat.
“Tuhan, saya
dapat jatuh terbuang dengan apa yang akan terjadi! Saya bersalah atas semua hal
ini. Saya melihat begitu banyak kemuliaanNya dan masih juga jatuh pada
jebakan-jebakan dan pembagian-pembagian yang menjaga saya untuk jauh dariMu.
Tolong saya Tuhan. Saya sangat ingin HikmatMu tetapi saya juga membutuhkan
Belas KasihMu. Tolong kirimkan belas kasih dan menolong kami sebelum Engkau
kirimkan penghakimanmu yang layak kami terima. Saya meminta belas kasih dari
salib.”
Hikmat menjawab,
“Engkau akan diberikan belas kasih sebab engkau memintanya. Aku akan
memberikanmu lebih banyak waktu. Belas kasihKu atasmu saat ini. Gunakan waktumu
dengan bijaksana karena segera semuanya akan berlalu. Waktunya sudah dekat dan
Aku tidak akan menundanya lebih lama lagi. Setiap hari yang Aku tunda adalah
PenghakimanKu yang penuh belas kasih. Lihat seperti itu dan gunakan dengan
bijaksana.
“Aku akan selalu
menunjukkan belas kasihKu dari penghakimanKu, tetapi hari akhir sudah dekat.
Kegelapan yang semakin bertambah dan waktu dari kekacauan besar akan menimpamu
segera. Jika engkau tidak menggunakan waktu yang Aku berikan,
kekacauan-kekacauan yang akan datang akan menguasaimu. Jika engkau menggunakan
waktu yang Aku berikan dengan bijaksana, engkau akan menguasai dan
mengalahkannya. Ini adalah satu karakter yang biasa untuk menguasai setiap
jaman-mereka tidak menyia-nyiakan waktu mereka!
“Dalam belas
kasihKu, Aku berikan peringatan ini. Peringatkan UmatKu dengan belas kasih, Aku
tidak lama lagi akan membiarkan mereka berprasangka dalam Belas KasihKu. Dalam
belas kasihKu, Aku akan mendisiplinkan mereka. Peringatkan mereka untuk tidak
mengeraskan hati tetapi untuk bertobat dan berbalik kepada Aku.
“Benar, bahwa
engkaupun dapat terbuang. Kasihmu akan mendingin dan engkau akan menolak Aku,
jika engkau tidak menolak dirimu sendiri dan memikul salibmu setiap hari.
Orang-orang yang mencari untuk menyelamatkan diri mereka sendiri akan
kehilangan nyawa mereka tetapi orang-orang yang kehilangan nyawa mereka karena
Aku akan mendapatkan hidup yang sejati. Apa yang akan Aku berikan kepada UmatKu
adalah hidup yang berkelimpahan daripada yang mereka minta, sekalipun itu dalam
prasangka.
“Ketika Aku
selesai menghakimi Isi RumahKu, Aku akan mengirimkan seluruh PenghakimanKu
keatas seluruh bumi. Dalam PenghakimanKu yang benar, Aku akan menunjukkan
perbedaan besar antara UmatKu dan orang-orang yang tidak mengenalKu. Sekarang,
seluruh dunia terletak dalam kuasa si iblis. Dia akan memberikan upah kepada
yang tidak benar dan melawan yang benar. Ketika Hari Penghakiman datang,
seluruh dunia akan tahu bahwa Aku memberikan upah kepada orang yang benar dan
melawan orang-orang yang bangga akan dirinya.
“Kebenaran dan
keadilan merupakan pondasi dari TahtaKu. Karena KeadilanKu lah, Aku lebih
sungguh mendisiplinkan orang-orang yang tahu kebenaran tetapi tidak hidup
didalamnya. Aku membawamu kesini untuk melihat PenghakimanKu. Engkau mencapai
pengertian disini tetapi engkau akan lebih dihakimi jika engkau tidak berjalan
diatas apa yang engkau lihat. Orang yang diberikan banyak akan dituntut banyak.
Disini engkau mengenal belas kasih dari PenghakimanKu. Jika engkau terus
mengijinkan dosa membelenggumu, maka engkau akan tahu kesungguhan dari
PenghakimanKu. Banyak umatKu masih mencintai dosa. Orang-orang yang mencintai
dosa dan kesenangan diri sendiri serta kemakmuran lebih dari Aku, akan segera
mengenal KekerasanKu. Orang-orang seperti ini tidak akan bertahan dalam waktu
yang akan datang.
“Aku akan
tunjukkan kekerasan kepada orang-orang yang bangga dan belas kasih kepada
orang-orang yang rendah hati. Perpecahan paling besar dari UmatKu bukanlah
kesulitan-kesulitan tetapi kemakmuran. Jika UmatKu mencariKu selama waktu-waktu
kemakmuran, Aku akan mempercayakan mereka dengan harta sejati KerajaanKu. Aku
ingin engkau mempunyainya dalam segala kelimpahan dalam setiap perbuatan baik.
Aku ingin kemurahan hatimu mengalir keluar.
UmatKu akan makmur dengan kekayaan dunia di masa-masa mendatang,
sekalipun di masa-masa sulit, tetapi kekayaan mereka berasal dariKu dan bukan
dari pangeran yang menjadi hadiah dari jaman kejahatan. Jika Aku tidak dapat
mempercayakan kepadamu harta-harta dunia, bagaimana Aku akan mempercayakan
kuasa-kuasa untuk masa yang akan datang? Engkau harus belajar mencariKu baik
waktu makmur maupun waktu miskin. Semua yang Aku percayakan adalah masih Milik
KepunyaanKu. Aku hanya akan mempercayakan lebih banyak kepada orang-orang yang
taat.
“Ketahuilah
bahwa pangeran kegelapan juga memberikan kemakmuran. Dia terus menerus
menawarkan kepada UmatKu sama seperti kepadaKu. Dia akan memberikan
kerajaan-kerajaan di dunia untuk orang-orang yang tunduk dan menyembah dia
serta melayani dia dengan hidup menurut jalan-jalannya. Ada kemakmuran di dunia
dan ada kemakmuran di KerajaanKu. Penghakiman yang akan datang, akan membantu
UmatKu mengetahui perbedaannya. Orang-orang yang kekayaannya dari melayani
pangeran kegelapan pada masa kejahatan dan menggunakan cara-caranya, sebuah
batu kilangan akan digantungkan dileher mereka saat banjir datang. Semua akan
dihakimi oleh kebenaran. Orang-orang yang kekayaannya berasal dariKu tidak akan
mengkompromikan kebenaran untuk mendapatkan kekayaan.
“PenghakimanKu
dimulai dengan Isi RumahKu untuk mengajarkanmu kedisiplinan sehingga engkau
akan berjalan dalam ketaatan. Upah dosa adalah maut dan upah kebenaran adalah
damai sejahtera, sukacita, kemuliaan dan kehormatan. Semuanya akan menerima
upah mereka yang berharga. Ini adalah penghakiman dan penghakiman dimulai dari
RumahKu.”
Kemudian Lot dan
Yunus sama-sama berbicara,“Lihatlah sekarang kebaikan dan kehebatan Tuhan.’ Jika
engkau ingin lebih mengenalNya, engkau akan mengetahui kebaikan dan
kehebatanNya terlebih lagi.”
Keyakinan
kembali mengalir ke atas saya, tetapi itu adalah aliran air kehidupan.
Membersihkan dan menyejukkan dan itu sulit. Saya juga tahu bahwa KoreksiNya
akan melayakankan saya melalui apa yang akan saya jumpai setelah memasuki
pintu. Saya sangat menginginkan semua koreksiNya sebelum masuk pintu itu. Saya
tahu bahwa saya perlu KoreksiNya dan saya dibenarkan.
BAB 3 Jalan
Kehidupan
Saya memikirkan
semua yang dikatakan Lot dan Yunus saat Tuhan mulai berbicara.
“Engkau meminta
untuk mengetahui kenyataan tempat ini sama seperti engkau berjalan di alam
dunia. Ini adalah kenyataan yang kau minta-melihat seperti Aku melihat. Ini
bukan tempatnya yang nyata. Kenyataan adalah dimanapun Aku berada. HadiratKu
membuat setiap tempat menjadi kebenaran yang nyata dan membuatnya tampak hidup
karena AKU adalah Kehidupan, BapaKu membuatKu menghidupi semua ciptaan baik di
surga maupun di bumi. Semua ciptaan ada melalui Aku dan untuk Aku. Jika
terpisah dari Aku, maka tidak ada kehidupan dan tidak ada kebenaran.
“Aku adalah
kehidupan yang ada dalam ciptaan. Bahkan Aku hidup dalam Musuh-musuhKu. AKU.
Semua yang ada melalui Aku. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang
Akhir. Tidak ada kebenaran atau kenyataan yang memisahkan dari Aku. Ini bukan
kenyataan dari tempat yang kau cari, tetapi kenyataan dari HadiratKu. Engkau
mencari pengenalan yang benar akan Aku dan pengenalan memberikan hidup.
Kenyataan ini ada baik disini maupun di bumi, tetapi engkau harus belajar untuk
tidak hanya melihat untukKu tetapi padaKu.
“AKU adalah
Kuasa Tuhan. AKU adalah pewahyuan KemuliaanNya. AKU kehidupan dan AKU adalah
Kasih. AKU juga adalah seorang pribadi. Aku mengasihi UmatKu dan ingin bersama
dengan mereka. Bapa mengasihiKu dan Dia juga mengasihimu. Dia sangat
mengasihimu sehingga Dia memberikan Aku untuk menyelamatkanmu. Kami ingin dekat
denganmu. Kami mengasihi semua manusia dan Keabadian tempat tinggal adalah
bersama denganmu. Hikmat mengenal Aku, mengenal Bapa dan mengenal Kasih Kami.
Terang, kemuliaan dan kuasa yang Aku buka ke bumi akan dilepaskan kepada
orang-orang yang mengenal KasihKu.
“BapaKu
mempercayakan kepadaKu semua kuasa. Aku dapat memerintah surga dan mereka taat
padaKu, tetapi Aku tidak dapat memerintahkan kasih. Kasih yang diperintahkan
bukanlah kasih sama sekali. Ada suatu waktu ketika Aku menuntut kepatuhan dari
bangsa-bangsa tetapi kemudian waktu untuk membuktikan kasihmu akan berlalu.
Selagi AKU tidak menuntut ketaatan, orang-orang yang mendekatiKu, mentaatiKu
karena mereka mengaishi Aku dan mengasihi kebenaran. Ini adalah orang-orang
yang berharga untuk bertahta bersama denganKu di KerajaanKu, orang-orang yang
mengasihi Aku dan melayani Aku dengan mengesampingkan penderitaan dan
penolakan. Engkau harus ingin mendekat padaKu. Orang-orang yang menjadi tempat
kediaman Kami tidak akan datang karena diperintah atau hanya karena mereka
mengenal KuasaKu – mereka aka datang karena mereka mengasihi Aku dan mengasihi
Bapa.
“Orang-orang
yang datang kepada kebenaran akan mendekat karena mereka mengasihi Kami dan
ingin bersama dengan Kami. Ini karena kegelapan, ini adalah masa dari kasih
yang sejati. Kasih sejati bersinar terang melawan kegelapan yang paling gelap.
Engkau lebih mengasihi Aku jika engkau melihat Aku dengan hati dan mentaati
Aku, sekalipun matamu tidak bisa melihatKu seperti sekarang. Kasih dan
penyembahan akan menjadi yang paling besar di tengah-tengah kegelapan besar
yang melanda bumi. Kemudian semua ciptaan akan mengetahui bahwa kasihmu untuk
Aku adalah kasih yang sejati dan itulah mengapa Kami ingin tinggal diam bersama
manusia.
“Orang-orang
yang mendekatiKu sekarang, berjuang melewati semua paksaan-paksaan dunia yang
melawan Aku, mereka datang karena mereka mempunyai kasih akan Tuhan yang
sejati. Mereka sangat ingin bersamaKu sekalipun tampaknya itu tidak nyata,
sekalipun Aku tampak hanya sebagai sebuah bayangan samar, mereka akan mengambil
resiko untuk berharap bahwa mimpi itu nyata. Itulah Kasih. Kasih yang benar.
Itu adalah iman yang menyenangkan Bapa. Semua akan berlutut ketika melihat
Kuasa dan KemuliaanKu, tetapi orang-orang yang berlutut sekarang ketika mereka
dapat hanya melihat Ku samar-samar melalui mata iman adalah orang-orang yang
taat yang mengasihiKu dalam Roh dan Kebenaran. Pada mereka Aku akan
mempercayakan kuasa dan kemuliaan pada masa yang akan datang, yang lebih kuat
dari kegelapan manapun.
“Saat hari-hari
bertambah gelap di bumi, Aku akan semakin menunjukkan KemuliaanKu. Engkau akan
membutuhkannya untuk apa yang akan datang. Ingatlah pada orang-orang yang
melayani Aku sekalipun mereka tidak melihat KemuliaanKu, orang-orang yang
setia, orang-orang yang taat kepadanya Aku percayakan KuasaKu. Takut akan Tuhan
adalah permulaan hikmat tetapi hikmat yang penuh adalah taat sebab engkau
mengasihi Tuhan. Kemudian engkau akan melihat kuasa dan kemuliaan. “Engkau
disini bukan karena kesetiaanmu. Bahkan rendah hati yang menyebabkan engkau
berdoa meminta PenghakimanKu sebagai pemberian. Engkau ada disini karena engkau
adalah pembawa pesan. Karena Aku memanggilmu untuk tujuan ini, Aku memberikanmu
hikmat untuk mengetahui PenghakimanKu. Itu hikmatmu untuk setia dan ingin tahu
apa yang kau lihat disini, tetapi hikmat yang terbesar untukmu adalah mendekat
PadaKu setiap hari. Semakin engkau mendekat padaKu, semakin nyata Aku bagimu. Aku
dapat menjadi senyata engkau dibumi sama seperti Aku sekarang bagimu, jika
engkau mengenal kenyataan dari HadiratKu, engkau berjalan dalam kebenaran.
AKU
“Sekarang engkau
melihatKu sebagai Tuhan atas Penghakiman. Engkau juga harus melihatKu sebagai
Tuhan atas hari Sabat. AKU keduanya. Engkau harus mengenalKu sebagai Tuhan atas
Panglima dan memegang Pasukan-PasukanKu dan engkau harus melihatKu sebagai
Pangeran dari Damai Sejahtera. AKU adalah Singa dari Yehuda dan AKU juga adalah
Anak Domba. Untuk mengenal HikmatKu juga mengenal WaktuKu. Engkau tidak
berjalan dalam hikmat jika engkau memproklamirkan Aku sebagai Singa sedangkan
Aku ingin datang sebagai Anak Domba. Engkau harus tahu bagaimana mengikuti Aku
sebagai Tuan atas Panglima Perang didalam peperangan dan engkau harus tahu saat
engkau duduk denganKu sebagai Tuhan atas hari Sabat. Untuk melakukan ini,
engkau harus tahu Waktu-waktuKu dan engkau hanya dapat tahu waktu-waktuKu
dengan tinggal dekatKu.
“Penghakiman
yang akan datang untuk orang-orang yang memanggil NamaKu tetapi tidak mencari
Aku, mereka tidak mempunyai cukup waktu untukKu. Mereka akan berada ditempat
yang salah, melakukan hal yang salah dan bahkan berkhotbah pesan yang salah.
Mereka akan mencoba menuai pada saat waktu menabur dan menabur pada waktu
menuai. Karena itu,mereka tidak menghasilkan buah.
“NamaKu bukanlah
AKU yang dulu atau AKU yang akan datang, tetapi AKU sekarang. Untuk benar-benar
mengenal Aku, engkau harus mengenalKu pada waktu sekarang. Engkau tidak dapat
mengenaliKu sebagai AKU sampai engkau datang padaKu setiap hari. Engkau tidak
akan mengenalKu sebagai AKU sampai engkau tinggal diam dalam Aku.
“Disini engkau
merasakan Penghakiman-penghakimanKu. Engkau akan melihatKu dengan cara yang
lain. Engkau tidak akan dapat mengenalKu secara penuh sebagai AKU sampai engkau
hidup dalam keabadian. Disini segala aspek yang berbeda dari SifatKu secara
sempurna bersama-sama, tetapi akan sulit melihat saat kamu berada dialam waktu. Ruang Pengadilan ini merefleksikan sebagian
dari Aku yang dunia akan segera lihat. Ini adalah sebagian dari pesanmu yang
penting, tetapi itu tidak akan pernah menjadi semuanya. Di satu kota, Aku akan
mengirimkan PenghakimanKu tetapi di tempat lain Aku kirimkan belas kasih. Aku
akan mengirimkan kelaparan kepada satu bangsa dan kelimpahan kepada yang lain.
Untuk mengetahui apa yang Aku lakukan, engkau jangan menghakimi dari penampilan
tetapi dari kenyataan HadiratKu.
“Pada
waktu-waktu yang sekarang di bumi, jika kasihmu akan AKU tidak bertambah kuat,
maka kasih itu akan mendingin. AKU Kehidupan. Jika engkau tidak tinggal dekat
dengan Aku, engkau akan kehilangan hidupmu. AKU adalah Terang. Jika engkau
tidak tinggal dekat dengan Aku, maka hatimu akan bertambah gelap.
“Semua hal ini
kau ketahui di pikiranmu dan engkau sudah mengajarkannya. Sekarang engkau harus
tahu di hatimu dan engkau harus hidup dalamnya. Masalah-masalah sumber
kehidupan berasal dari hati bukan pikiran. HikmatKu bukan saja ada di pikiranmu
atau di hatimu saja. HikmatKu adalah kesatuan yang sempurna antara hati dan
pikiran. Karena manusia diciptakan segambaran dengan Aku maka pikiran dan
hatinya tidak pernah sepakat untuk terpisah dari Aku. Jika pikiran dan hatimu
sepakat, Aku akan mempercayakan OtoritasKu kepadamu. Kemudian engkau akan
meminta dan Aku akan mengerjakannya karena engkau satu dengan Aku.
“Karena
waktu-waktu yang sulit dimana engkau dipanggil untuk berjalan, Aku memberikanmu
pengalaman untuk melihat Kursi PengadilanKu sebelum waktu yang ditunjukkan
untuk penghakimanmu. Sekarang doamu sudah dijawab. Apa yang tidak engkau
mengerti adalah saat engkau menungguKu menjawab doamu, Aku menjawabnya setiap
hari melalui segala sesuatu yang terjadi dalam hidupmu.
“Lebih baik
mempelajari Jalan-JalanKu dan Penghakiman-PenghakimanKu melalui pengalaman
hidup daripada mempelajarinya dengan cara ini. Aku berikan pengalaman ini sebab
engkau adalah seorang pembawa pesan dan waktunya sangat singkat. Engkau sudah
tahu apa yang kau pelajari disini, tetapi engkau tidak hidup oleh pengetahuan
itu. Aku berikan pengalaman ini sebagai belas kasih tetapi engkau harus memilih
untuk hidup didalamnya.
“Aku akan menggunakan
banyak para pembawa pesan untuk mengajar UmatKu hidup dalam penghakiman yang
benar sehingga mereka tidak binasa jika PenghakimanKu datang ke bumi. Engkau
harus mendengar Para Pembawa PesanKu dan mentaati setiap kata yang berasal
dariKu tanpa menundanya, karena waktu sekarang singkat. Untuk mendengarkan
mereka tanpa mematuhinya hanya akan membawa penghakiman yang keras atas kamu.
Ini adalah penghakiman yang benar. Orang yang diberi banyak akan dituntut
banyak. “Ini adalah waktu-waktu pengetahuan ditambahkan. Pengenalan akan
Jalan-JalanKu juga ditambahkan kepada UmatKu. Generasimu diberikan pengertian
yang lebih banyak daripada generasi lainnya tetapi hanya sedikit yang hidup
oleh pengertiannya itu. Waktunya akan datang saat Aku tidak lagi mentolerir orang-orang
yang berkata percaya kepadaKu tetapi tidak taat padaKu. Orang-orang yang
suam-suam kuku akan dihilangkan dari UmatKu. Mereka yang tidak mentaati Aku
tidak benar-benar percaya padaKu. Oleh hidup mereka, mereka mengajar UmatKu
bahwa ketidaktaatan bisa diterima.
“Seperti tulisan
Salomo, ‘Sebab penghukuman melawan perbuatan-perbuatan jahat tidak segera
dilaksanakan, sehingga hati anak-anak manusia diantara mereka diberikan untuk
mengerjakan perbuatan jahat sepenuhnya.’ Ini terjadi pada banyak dari UmatKu
dan kasih mereka menjadi dingin. PenghakimanKu akan segera datang dan lebih cepat
seperti kasih karunia untuk menjaga hati UmatKu dari kejahatan. Mereka akan
mengetahui bahwa upah dosa adalah maut. Mereka tidak dapat melanjutkan
panggilanKu utnuk membebaskan mereka dari masalah-masalah mereka jika mereka
masih mencintai dosa. Aku akan memberikan sedikit waktu lagi untuk menghakimi
dirimu sendiri sehingga Aku tidak akan menghakimimu, tetapi waktunya sangat
singkat.
“Karena engkau
sudah disini, engkau akan dituntut lebih banyak. Aku juga akan mengimpartasikan
kasih karunia lebih besar untukmu hidup dalam kebenaran, tetapi engkau harus
mendekati TahtaKu setiap hari untuk mendapatkannya. Kembali Aku katakan,
waktunya sudah datang di bumi saat tidak seorangpun akan bertahan dalam
kebenaran tanpa mendekat kepada Tahta Kasih KaruniaKu setiap hari. Apa yang
akan Aku katakan kepadamu, engkau dan orang-orang yang bersama denganmu tidak
dapat hanya hidup tetapi bertahan dan menang. Saat UmatKu bertahan dan menang
melawan waktu kegelapan yang akan datang, maka seluruh ciptaan akan tahu bahwa
terang lebih besar dari gelap.
“Hidup dan maut
sudah direncanakan di bumi dan hidup dan maut akan segera dituai. Aku datang
untuk memberimu hidup. Iblis datang memberimu maut. Dalam waktu yang akan
datang, baik hidup maupun maut akan engkau lihat secara penuh. Karenanya Aku akan
memberikan pada orang-orang yang mematuhi Aku hidup yang berkelimpahan seperti
yang belum pernah ada dibumi. Akan ada perbedaan antara UmatKu dan orang-orang
yang melayani pekerjaan iblis. Pilihlah kehidupan maka engkau akan hidup.
Pilihlah kehidupan dengan mematuhi Aku. Jika engkau memilih Aku dan terang yang
ada didalammu adalah TerangKu yang sejati dan akan semakin bersinar setiap
hari. Dengan ini engkau akan tahu bahwa engkau berjalan dalam TerangKu. Benih
yang ditabur di tanah subur selalu tumbuh dan berbuah: Engkau akan dikenal dari
buahmu.”
BAB 4 Kebenaran
dan Kehidupan
Saat Tuhan
berbicara, KemuliaanNya bertambah besar. Sangat luar biasa waktu itu sampai
saya pikir saya akan ditelan. KemuliaanNya menyala tetapi bukan seperti api,
itu menyala dari dalam keluar. Bagaimanapun saya tahu bahwa saya akan ditelan
KemuliaanNya atau oleh iblis yang mengejar saya setelah melalui pintu itu.
Kata-kataNya menusuk dan mencengkeram tetapi saya tahu bahwa yang lebih penting
adalah memandang KemuliaanNya selama saya bisa.
Dia tampak
cemerlang lebih dari matahari. Saya tidak dapat melihat semua FigurNya karena
kecemerlangannya tetapi saat saya terus melihat, mata saya terbiasa oleh KecemerlanganNya.
MataNya seperti api, tetapi tidak merah; tetapi berwarna biru, seperti bagian
terpanas dari api. Mata itu tajam, luar biasa menarik. Rambutnya hitam dan
bersinar yang awalnya saya pikir adalah bintang-bintang dan kemudian saya sadar
bahwa itu bersinar karena minyak. Saya tahu itu adalah minyak dari kesatuan
yang saya lihat dalam penglihatan sebelumnya. Minyak ini bersinar seperti
batu-batu permata tetapi lebih indah dan lebih berharga dari harta-harta di
bumi. Saat saya melihat WajahNya, saya merasakan minyak menutupi saya dan
kemudian terasa sakit karena api KemuliaanNya. Saat saya melihat WajahNya, ada damai
sejahtera dan ketenangan. Saat saya tidak melihat WajahNya, hal itu akan
berhenti.
Saya tertarik
untuk melihat KakiNya. Kaki-kaki Tuhan juga seperti nyala api tetapi lebih
berwarna tembaga atau nyala emas. Sangat cantik tetapi juga menakutkan,
seolah-olah akan berjalan dengan langkah yang paling menakutkan. Saat saya
melihat KakiNya, saya merasakan seperti sebuah gempa bumi melanda saya dan saya
tahu bahwa saat Dia berjalan, segala sesuatu akan bergoncang. Saya hanya dapat
bertahan beberapa saat saja dan kemudian saya harus menunduk.
Ketika saya
mengangkat wajah, saya melihat pada pintu. Sekarang pintu itu agak lebih menarik
dari sebelumnya. Pada saat yang sama, saya merasa putus asa untuk melewatinya
sebelum saya memilih untuk tidak melewatinya. Itu adalah panggilan saya untuk
melewati pintu itu dan tidak pergi berarti tidak taat. Dalam HadiratNya, meski
hanya dalam pikiran, ketidaktaatan tampaknya merupakan dasar dari mementingkan
diri sendiri dan lebih menjijikkan daripada pikiran untuk kembali ke medan
peperangan dalam alam bumi. Saat saya melihat ke pintu, saya dengar suara lain
berbicara yang tidak saya kenali. Saya menoleh melihat siapa yang berbicara.
Dia adalah satu dari orang paling menarik yang saya lihat, anggun dan kuat.
“Aku adalah Habel,” katanya. “Otoritas yang
akan diberikan Tuhan kepada UmatNya adalah urapan dari kesatuan yang sejati.
Saat hanya ada 2 saudara di bumi, kami tidak dapat mempertahankan kedamaian
satu sama lain. Mulai waktuku sampai saat ini, manusia berjalan di jalan yang
semakin gelap. Pembunuhan akan dilepaskan diatas bumi seperti belum pernah ada.
Bahkan Perang Dunia Ke-2 pun hanyalah menuju kepada apa yang akan datang.
Tetapi ingatlah ini: Kasih lebih kuat dari maut. Kasih yang akan diberikan Bapa
kepada mereka yang melayani Dia dapat mengatasi maut.”
“Tolong,
ceritakan semua yang diberikan kepadamu untuk saya,”saya meresponi dan tahu
bahwa saya sudah berbicara banyak.
“Darahku masih berteriak.
Darah setiap martir masih berteriak. Pesan yang akan kau hidupi jika engkau
percaya pada hidup yang dimiliki Tuhan lebih dari engkau percaya pada hidup
yang kau punya di bumi. Jangan takut kepada maut dan engkau akan
mengalahkannya. Mereka yang tidak takut pada maut akan mempunyai pesan yang
paling besar selama waktu-waktu yang akan datang saat maut dilepaskan keatas
bumi.
Saya memikirkan
semua tentang perang, kelaparan dan wabah penyakit yang melanda bumi di abad
saya. “Berapa banyak lagi maut dilepaskan?” Tanya saya. Habel meneruskan tanpa
menjawab pertanyaan saya yang saya mengerti jawabannya. “Pengorbanan darah
sudah diselesaikan untukmu. Percayalah pada kuasa salib karena itu lebih besar
dari hidup. Saat engkau percaya salib, engkau tidak dapat mati.Orang-orang di
bumi sementara waktu mempunyai kekuatan untuk mengambil hidupmu tetapi mereka
tidak dapat mengambilnya jika engkau memegang salib.
“Sebuah
persekutuan besar akan datang pada Umat Tuhan yang tinggal di bumi. Ini akan
terjadi saat PenghakimanNya melanda bumi. Orang-orang yang berada dalam
kesatuan tidak hanya akan bertahan dapat PenghakimanNya tetapi juga akan kaya
karenanya. Dengan ini Tuhan akan menggunakan UmatNya untuk memperingatkan dunia.
Setelah peringatan-peringatan itu, Dia akan menggunakan UmatNya sebagai tanda. Perselisihan
dan masalah akan meningkat dalam kegelapan, kesatuan UmatNya akan menjadi tanda
bahwa seluruh dunia akan melihatnya. Murid-muridNya akan dikenal karena kasih
mereka dan kasih mengalahkan takut. Hanya kasih yang sejati dapat membawa
kepada kesatuan yang sejati. Orang-orang yang mengasihi tidak akan jatuh. Kasih
sejati tidak menjadi dingin tetapi berkembang.”
Kasih melepaskan
kehidupan
Orang laki-laki
lain yang tampak persis seperti Habel datang mendekat dan berdiri didekatnya.
“Aku Adam,” katanya.
“Aku diberikan otoritas atas seluruh bumi, tetapi aku berikan kepada iblis
dengan menuruti perintahnya. Sekarang dia memerintah di tempatku dan tempatmu.
Bumi diberikan untuk manusia tetapi iblis mengambilnya. Otoritas yang aku
hilangkan dikembalikan oleh salib. Yesus Kristus adalah “Adam terakhir” dan Dia
akan segera mengambil alih otoritasNya dan memerintah. Dia akan memerintah umat
manusia karena Dia memberikan bumi kepada manusia. Orang-orang yang hidup di
waktumu akan mempersiapkan bumi untuk diperintahNya.”
“Tolong,
ceritakan lebih banyak,” pinta saya, sedikit terkejut melihat Adam tetapi ingin
mendengar lagi apa yang dia katakan. “Bagaimana kami bersiap diri untuk Dia?”
“Kasih,” katanya.
“Engkau harus saling mengasihi. Engkau harus mengasihi bumi dan engkau harus
mengasihi kehidupan. Dosaku dilepaskan di bumi yang sekarang mengalir sebagai
sungai-sungai di bumi. Kasihmu akan dilepaskan menjadi sungai-sungai kehidupan.
Saat iblis memerintah, maut lebih kuat dari hidup dan maut mengalahkan hidup.
Saat kebenaran memerintah, hidup mengalahkan maut dan hidup lebih kuat dari
maut. Secepatnya, Anak manusia akan menelan maut yang dilepaskan karena
ketidaktaatanku. Ini bukan saja hidup dengan kasih tetapi kehidupan itu
sendiri.Maut adalah musuhmu. Engkau dipanggil menjadi pembawa pesan kehidupan.
“Saat Umat Tuhan
mulai mengasihi, Dia akan menggunakan mereka untuk melepaskan penghakimanNya.
PenghakimanNya diinginkan. Seluruh dunia akan mengerang dan gemetar saat
menunggu PenghakimanNya dan saat penghakiman itu datang, dunia akan belajar
tentang kebenaran. Apa yang Dia akan lakukan, Dia akan lakukan melalui UmatNya
dan UmatNya akan berdiri seperti Elia pada hari-hari akhir. Perkataan mereka
akan menutup surga dan menurunkan hujan, mereka akan bernubuat gempa bumi dan
kelaparan dan akan berlalu, mereka juga akan memberhentikan kelaparan dan gempa
bumi.
“Ketika mereka
melepaskan pasukan dari surga, pasukan-pasukan itu akan berbaris menuju bumi.
Saat mereka memegang kendali pasukan, maka akan ada kedamaian. Mereka akan
memutuskan dimana Dia menunjukkan belas kasihNya dan dimana Dia menunjukkan
MurkaNya. Mereka akan mempunyai otoritas ini karena mereka mengasihi dan
orang-orang yang mengasihi akan menjadi satu dengan Dia. Apa yang kau lihat
melalui pintu itu membantumu untuk mempersiapkan untuk apa yang Dia akan
lakukan melalui UmatNya.
“Saya tahu
otoritas. Saya juga tahu tanggung jawab dari otoritas. Karena otoritas besar
yang diberikan kepadaku, aku bertanggung jawab atas apa yang terjadi di bumi.
Meski, kasih karunia Tuhan mulai membungkus saya, tetapi engkau dipanggil untuk
membantu memulihkannya. Damai sejahtera di surga dan engkau dipanggilan untuk
membawa surga ke bumi. Orang-orang yang diam dalam HadiratNya akan mengenal
damai sejahtera itu dan akan tersebar.
“Bumi sendiri
akan bergoncang dan gemetar. Waktu kekacauan besar lebih besar dari apapun akan
mulai bergerak di bumi seperti gelombang laut yang besar. Namun orang-orang
yang mengenal Dia tidak akan dikacaukan. Mereka akan bertahan didepan ombak
yang bergelora dan mengatakan, “Damai sejahtera, tenanglah’ dan laut akan
menjadi tenang. Bahkan yang paling kecil dari Anak-anakNya yang kecil akan
menjadi benteng besar yang penuh damai sejahtera akan bertahan melalui
semuanya. KemuliaanNya akan dibuka kepada UmatNya terlebih dahulu dan kemudian
baru mereka. Bahkan ciptaan akan mengenali Dia dalam UmatNya dan mematuhi
mereka sama seperti mematuhi Dia.
“Inilah otoritas
yang aku punya dan akan diberikan kepada manusia lagi. Aku menggunakan
otoritasku untuk mengubah Firdaus menjadi hutan belantara. Tuhan akan
menggunakan otoritasNya untuk mengubah hutan belantara menjadi Firdaus kembali.
Inilah otoritas yang Dia berikan kepada UmatNya. Aku menggunakan milikku dengan
salah dan menuju kepada maut. Ketika otoritasNya digunakan dalam kebenaran, itu
akan melepaskan kehidupan. Berhati-hatilah dalam menggunakan otoritasNya.
Dengan otoritas harus ada pertanggungjawaban. Engkau juga dapat salah menggunakannya
tetapi engkau tidak akan menyalahgunakannya jika engkau mengasihi. Seperti yang
diketahui seluruh isi surga,”Kasih tidak pernah gagal.”
“Bagaimana
dengan gempa bumi, kelaparan bahkan perang yang kau katakan akan dilepaskan di
bumi? Apakah ini tidak melepaskan maut?” Tanya saya.
“Semua kematian
yang akan datang diijinkan untuk mempersiapkan jalan kehidupan. Segala sesuatu
yang ditabur harus dituai. Kecuali orang-orang yang menabur kejahatan yang
kembali kepada salib dalam Roh dan kebenaran. Pasukan salib akan dilepaskan dan
akan berbaris dengan kuasa salib, menawarkan belas kasih kepada semua orang.
Orang-orang yang menolak belas kasih Tuhan sudah menolak hidup.”
“Itu adalah
tanggung jawab yang besar,” kata saya. “Bagaimana kami tahu kalau kami sudah
menolak belas kasihNya?” “Ketidaktaatan membawa kematian dan ketaatan membawa
hidup. Ketika aku berjalan bersama Tuhan, Dia mengajarkanku jalan-jalanNya.
Saat aku berjalan dengan Dia, aku mulai mengenal Dia. Engkau harus berjalan
bersama Tuhan dengan belajar jalan-jalanNya. Otoritasmu adalah otoritasNya dan
engkau harus menyatu denganNya untuk dapat menggunakannya. Senjata pasukanNya
bukanlah jasmani-senjata-senjata itu bersifat rohani dan lebih kuat dari
senjata apapun di bumi. Senjatamu yang paling kuat adalah kebenaran dan kasih.
Bahkan penghakiman akan akhir kehancuran adalah Kasih Tuhan yang penuh belas
kasih..
“Ketika kasih
diperkatakan dan kasih ditolak, maka maut sudah dipilih mengalahkan hidup.
Engkau akan menjerit jika engkau berjalan dengan Dia. Engkau akan mengerti Roh
Kudus saat Dia memberikanmu hidup dan bukan maut. Ada waktu diberikan kepada
manusia untuk menuai apa yang mereka tabur, tetapi engkau harus melakukan
segala sesuatu dalam ketaatan. Yesus datang memberikan hidup. Dia tidak ingin seorangpun
binasa dan ini juga harus menjadi keinginanmu. Untuk asalan ini, engkau bahkan
harus mengasihi musuh-musuhmu jika engkau dipercayakan dengan otoritas yang Dia
berikan kepada UmatNya.
“Waktu
penggenapannya akan segera digenapi. UmatNya sudah seringkali mendoakan ini dan
Dia memberikannya kepada mereka. Bagaimanapun, hanya sedikit yang
menggunakannya dengan bijaksana. Engkau hanya punya sedikit waktu, tetapi
secepatnya waktu itu tidak dapat ditunda lagi. Waktu itu sudah dekat jika waktu
itu sendiri dipercepat. Sama seperti yang tertulis, jika Dia datang, Dia akan
datang dengan segera. Engkau tidak akan takut menghadapi waktu itu. Jika engkau
takut padaNya, engkau tidak perlu takut pada apapun yang akan menimpa bumi.
“Semua yang akan
terjadi sudah mendekat sehingga HikmatNya akan mengalahkan bumi sama seperti di
surga. Semua kejahatan yang ditabur manusia akan dituai. Bahkan yang baik-baik
pun akan dituai juga. Kebaikan lebih kuat dari kejahatan. Kasih lebih kuat dari
maut. Dia berjalan di bumi untuk menghancurkan pekerjaan iblis dan Dia akan menyelesaikan
apa yang sudah Dia mulai.”
Kuasa dan Kasih
Saat Adam
berbicara, saya tertarik dengan keanggunan dan martabatnya. Saya mulai heran
jika dia mungkin hidup setelah kejatuhan tanpa berdosa lagi karena dia tampak
begitu murni. Mengetahui pikiran-pikiran saya, dia mengubah subyek pembicaraan
tanpa menjawabnya.
“Aku hidup lama
di bumi karena dosa tidak berakar dalamku. Sekalipun akan berdosa, aku
diciptakan untuk berjalan dengan Tuhan dan hasratku masih pada Dia. Aku tidak
tahu kedalaman dosa dari generasi-generasi selanjutnya. Saat dosa bertambah,
hidup berkurang dan setiap generasi, orang-orang yang berjalan dengan Tuhan
menyentuh kehidupannya didalam Tuhan. Sebab Musa berjalan begitu dekat dengan
Tuhan, dia harus hidup sehingga Tuhan tidak mengambilnya. Henokh berjalan
bersama Dia begitu dekat sehingga Tuhan harus mengambilnya juga. Itulah mengapa
Yesus mengatakan, ‘Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepadaku,
dia akan hidup walaupun sudah mati dan setiap orang yang hidup dan percaya
tidak akan mati selama-lamanya.’
“Apa yang kau
lihat padaku tidak hanya dosa yang berkurang, tetapi kehidupan yang kumiliki
dibumi. Apa yang kami lakukan dibumi akan tetap tinggal sebagian pada siapa
kami selamanya. Aku dapat melihat pada yang lain disini yang menjadi bagian
dari awan besar saksi dan mengetahui banyak tentang kehidupan di bumi.”
“Jadi engkau
adalah bagian dari awan besar saksi-saksi.”
“Ya. Ceritaku
adalah sebagian dari Injil yang abadi. Aku dan isteriku adalah yang pertama
kali merasakan dosa dan yang pertamakali melihat anak-anak kami menuai
konsekuensi dari ketidaktaatan. Kami melihat maut yang tersebut diseluruh
generasi tetapi kami juga melihat salib dan kemenangannya atas dosa.
“Setan menyombongkan
dirinya sejak penyaliban Yesus yang dapat menebus manusia tetapi tidak dapat
mengubah mereka. Selama waktu paling gelap dan iblis akan dilepaskan di bumi,
UmatNya akan berdiri memberikan kesaksian sepanjang waktu bahwa Dia tidak hanya
menebus UmatNya dari dosa, tetapi juga menghilangkan dosa itu dari mereka.
Melalui mereka, Dia menghilangkan dosa dari seluruh bumi. Sekarang Dia akan
mempertunjukkan kepada seluruh ciptaan tentang kuasa dari CiptaanNya yang baru.
Dia datang tidak hanya untuk mengampuni dosa tetapi untuk menyelamatkan umat
manusia dari dosa dan Dia kembali kepada orang-orang yang tidak bercela di
dunia. Ini harus dilewati pada masa-masa yang sangat sulit. “Aku diciptakan
untuk mengasihi Tuhan dan mengasihi bumi juga sesama manusia. Aku jijik pada
pemandangan sungai-sungai di dunia yang menjadi tempat kotoran.
Bahkan aku jijik pada pemandangan apa yang akan terjadi pada pikiran
manusia. Filosofi pikiran manusia sekarang mengalir pikiran-pikiran manusia
menjijikkan sama seperti kotoran yang memenuhi sungai. Tetapi aliran pikiran
manusia akan dimurnikan kembali suatu hari, sama seperti sungai-sungai di bumi.
Dengan ini, semuanya akan datang, akan membuktikan bahwa kebaikan lebih kuat
dari kejahatan.
“Tuhan tidak
pergi kepada salib hanya untuk menebus tetapi juga memulihkan. Dia berjalan
dimuka bumi sebagai manusia untuk menunjukkan kepada manusia bagaimana caranya
hidup. Sekarang Dia akan membuka DiriNya sendiri melalui orang-orang pilihanNya
untuk menunjukkan kepada mereka siapa yang menciptakan mereka. Demonstrasi ini
tidak hanya melalui kuasa tetapi juga kasih. Bahkan PenghakimanNya pun datang
karena kasih. Saat engkau dikirim maju, itu juga karena kasih. Bahkan
penghakimanNya terakhir untuk pun juga akan menjadi Belas KasihNya yang
terakhir.”
Saya menatap
Adam, Habel, Lot dan Yunus yang berdiri bersama-sama. Saya tahu bahwa
dibutuhkan waktu selamanya untuk mengerti kedalaman pewahyuan dari Injil Tuhan
yang mempresentasikan setiap kehidupan. Ketidaktaatan Adam membuat jalan untuk
ketidaktaatan Habel yang darahnya masih berteriak untuk diselamatkan. Lot yang
hidup benar tidak dapat menyelamatkan sebuah kota selagi Yunus yang hidup tidak
benar dapat menyelamatkan kota. Seperti keempat injil, tampaknya tidak ada
akhir untuk dapat mengerti apa yang sudah dipelajari. Itu juga adalah panggilan
saya.
Bab 5 Pintu
Dengan putus asa
saya mencoba memahami setiap kata yang diperkatakan orang-orang ini. Tidak
pernah Hikmat mengatakan sebanyak ini sekaligus, saya merasakan bahwa setiap
kata-katanya adalah penting dan saya tidak ingin melupakannya. Saya berpikir
bagaimana baiknya jika Firman Tuhan diukir diatas batu seperti Musa dan membawa
Firman Tuhan kepada UmatNya dengan cara seperti itu dan mereka akan menjadi
murni. Lagi-lagi mengetahui pikiran saya, Hikmat menjawab.
“Itulah
perbedaan dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Engkau menuliskan FirmanKu
dalam sebuah buku dan menginspirasikan UmatKu. Meski demikian, kuasa FirmanKu
hanya dapat terlihat jika itu dituliskan didalam hati UmatKu. Hidup para rasul
lebih berkuasa daripada tulisan yang tertulis di kertas maupun di batu. Karena
engkau tidak menulis Alkitab, kata-kata yang kau tulis akan menyiratkan engkau
didalamnya. Namun, bukumu akan menjadi hasratKu sebab Aku mempersiapkan engkau
untuk tugas ini. Mereka tidak akan sempurna karena kesempurnaan tidak akan
muncul di bumi sampai Aku datang. Untuk kesempurnaan, manusia harus mencari
aku. Namun, UmatKu adalah buku yang Aku tulis dan orang bijaksana dapat
melihatKu didalam UmatKu dan didalam pekerjaan mereka.
“BapaKu
mengirimKu ke dunia karena Dia mengasihi dunia dan AKU mengirim UmatKu ke dunia
karena Aku mengasihi dunia. Aku dapat menghakimi dunia setelah KebangkitanKu
tetaapi tentu saja dunia masih diijinkan untuk terus ada sehingga orang-orang
Ku yang benar akan dapat dibuktikan dan kuasa dari apa yang Aku lakukan diatas
kayu salib dapat dilihat semua manusia. Aku melakukan ini karena kasih. Engkau
adalah saksi-saksi dari KasihKu. Ini
adalah PerintahKu untukmu: Kasihilah Aku dan kasihilah sesamamu. Hanya kemudian
kesaksianmu menjadi benar. Sekalipun Aku memerintahkan engkau berbicara tentang
PenghakimanKu, itu juga harus dalam kasih.
“Hidup setiap
orang ada dalam BukuKu, dan hidup mereka adalah sebuah buku yang akan dibaca
semua ciptaan untuk selamanya. Sejahtera dunia adalah perpustakaan Hikmat
Tuhan. PenebusanKu adalah demonstrasi Kasih Kami dan salib merupakan kasih
terbesar yang pernah diketahui umat manusia. Sekalipun para malaikat yang berdiri
didepan Bapa sangat mengasihi cerita penebusan yang mereka bahkan tinggal dalam
manusia. Mereka heran jika Kami menciptakan manusia dari gambar Kami. Mereka
heran jika manusia memilih iblis sealipun ada di tengah-tengah Firdaus yang
Kami buat untuk manusia. Sekarang, karena penebusan gambaran Tuhan yang rusak
dipulihkan dan dibuka dengan kemuliaan pada seluruh manusia. Kemuliaan itu
masih ada dalam bejana tanah liat yang membuat lebih muda untuk dilihat bagi
orang-orang yang mempunyai mata untuk melihat. “Ini adalah ciptaan yang baru
dan lebih besar dari yang pertama. Melalui ciptaanKu yang baru, Kami membuat
Firdaus baru yang lebih besar dari Firdaus yang pertama. Setiap laki-laki,
perempuan dan anak-anak yang memegang PenebusanKu adalah buku yang Aku tulis
dan akan dibaca selamanya. Melalui ciptaan yang baru ini, Kami juga memulihkan
ciptaan yang terdahulu dan menjadikannya Firdaus kembali. Aku akan memulihkan
segala sesuatu dan semua kejahatan akan dikalahkan oleh kebaikan.
“Aku akan
mengirimkan rasul-rasulKu yang terakhir. Aku akan mempunyai banyak rasul seperti
Paulus, Yohanes, Petrus dll. Untuk mempersiapkan mereka, AKU mengirim banyak
orang seperti Yohanes Pembaptis yang mengajarkan kesetiaan padaKu dan
meletakkan dasar pertobatan dari hidup mereka. Rasul-rasul ini akan seperti
Yohanes Pembaptis. Sama seperti sukacita besar dari hidup Yohanes mendengarkan
suara mempelai laki-laki, orang-orang ini akan mempunyai satu kesetiaan-melihat
mempelai wanita siap untukKu. Karena hal ini, Aku akan menggunakan mereka
membangun jalan raya melalui hutan belantara dan sungai-sungai melalui padang
gurun. Mereka akan membawa turun tempat yang tinggi dan menaikkan yang rendah.
Ketika engkau melewati pintu itu, engkau akan menjumpai mereka.
“Aku akan
melepaskan rasul-rasulKu di hari-hari terakhir. Mereka akan mengasihi Aku dan
berjalan bersamaKu sama seperti Henoch. Mereka akan mendemonstrasikan KuasaKu
dan membuktikan pada dunia bahwa AKU adalah Satu-satunya Tuhan yang benar.
Setiap orang akan dimurnikan dengan aliran air kehidupan. Sekali waktu aliran air
yang panas untuk membersihkan , namun akan dingin untuk menyejukkan. Aku juga
akan memberikan mereka kilat di satu tangan dan Guntur di tangan yang lain.
Mereka akan berteriak seperti rajawali diatas bumi, tetapi mereka akan turun
pada UmatKu seperti burung merpati karena mereka menghormati KeluargaKu. Mereka
akan melanda bumi seperti angin puyuh dan gempa bumi tetapi mereka akan memberi
terang pada yang lembut hati dan yang rendah. Ketika engkau melewati pintu itu,
engkau juga akan bertemu mereka.
“Aku akan
melepaskan Penginjil-penginjilKu yang terakhir. Aku memberikan mereka sebuah
cawan sukacita yang tak pernah berakhir. Mereka akan menyembuhkan yang sakit
dan melemparkan iblis-iblis, mereka akan mengasihi Aku dan mengasihi kebenaran,
mereka akan memikul salib mereka setiap hari, tidak hidup untuk mereka sendiri
tetapi hidup untuk Aku. Melalui mereka, dunia akan tahu bahwa Aku hidup dan Aku
memberikan semua otoritas dan kuasa. Orang-orang ini pemberani tidak takut pada
siapapun dan akan menyerang pintu gerbang musuh dan menyerang tempat-tempat
gelap di bumi, membawa banyak jiwa-jiwa pada keselamatanKu. Mereka juga ada
dipintu itu dan engkau akan menjumpai mereka.
“Aku akan
melepaskan gembala-gembala yang mempunyai HatiKu untuk para domba. Orang-orang
ini akan memberi makan Domba-dombaKu karena mereka mengasihi Aku. Mereka akan
memperhatikan setiap Anak-anakKu yang kecil seakan-akan itu anak mereka sendiri
dan mereka akan meletakkan hidup mereka sendiri untuk domba-dombaKu. Ini adalah
kasih yang menyentuh setiap hati manusia-jika UmatKu meletakkan hidupnya untuk
yang lain. Kemudian dunia akan mengenal Aku. Aku berikan pilihan makanan ini untuk
melayani Isi RumahKu. Mereka adalah orang-orang yang setia yang Aku percayakan
untuk mengasihi RumahKu sendiri. Mereka juga ada di pintu itu dan engkau akan
berjumpa dengan mereka.
“Aku akan
melepaskan pengajar-pengajarKu yang terakhir di bumi. Mereka akan mengenal Aku
dan mengajar UmatKu untuk mengenal Aku. Mereka akan mengasihi kebenaran. Mereka
tidak akan mundur sebelum kegelapan tetapi mereka akan menunjukkan diri dan
membawanya kembali. Mereka tidak akan menghentikan sumur-sumur yang digali
ayahmu dan melayani air kehidupan yang murni. Mereka juga akan membawa keluar
harta-harta Mesir dan menggunakannya untuk membangun Tempat KediamanKu. Engkau
akan bertemu orang-orang ini melalui pintu itu.”
Saat Tuhan
berbicara, saya melihat kearah pintu. Sekarang, untuk pertama kalinya saya
ingin melewati pintu itu. Setiap kata yang Dia perkatakan membawa pengharapan
di hati saya dan saya sangat ingin bertemu dengan para pelayan di hari-hari
akhir ini.
“Engkau tahu
semua yang akan terjadi ini dari hatimu bertahun-tahun yang lalu. Aku membawamu
kesini untuk menunjukkan bagaimana engkau mengenali mereka dan membantu mereka
dalam perjalanan.”
Saya masuk lewat
pintu itu.
Penjara
Tiba-tiba, saya
berdiri di halaman penjara yang luas. Ada tembok-tembok besar dan tinggi yang
tidak pernah saya lihat sebelumnya. Sangat lebar sejauh mata memandang,
tingginya ratusan kaki dan sangat tebal. Ada pagar-pagar dan kawat listrik
didepan tembok. Setiap seratus kaki ada penjaga yang mengawasi tembok. Saya
dapat melihat penjaga-penjaganya tetapi mereka sangat jauh dari saya.
Abu-abu, gelap
dan suram tampaknya merefleksikan orang-orang banyak yang berdiri di halaman
penjara. Di seluruh halaman, orang-orang duduk berkelompok menurut jenis
mereka. Orang-orang tua kulit hitam di satu kelompok,orang-orang muda kulit
hitam di kelompok lain. Tua dan muda terpisah dan wanita juga dipisah. Setiap
ras tampaknya sama. Orang-orang dengan karakter khusus dipisahkan kecuali
anak-anak kecil yang paling muda. Diantara kelompok-kelompok itu, banyak orang
yang tampaknya sedang berputar-putar. Saat saya mengawasi, saya dapat
menceritakan bahwa mereka mencoba menemukan identitas mereka sendiri dengan
menemukan kelompok yang mereka paling sukai. Cukup jelas bahwa
kelompok-kelompok ini tidak membiarkan setiap orang masuk dengan mudahnya.
Saat saya
mencoba melihat lebih dekat, saya melihat bahwa mereka semua mempunyai
luka-luka yang dalam dan banyak parut dari luka-luka sebelumnya. Terkecuali
anak-anak, mereka tampaknya hampir buta dan dapat melihat dengan cukup baik
dengan tetap dalam kelompoknya sendiri. Bahkan dalam kelompok-kelompok kecil,
mereka mencoba melihat perbedaan yang mereka punya. Ketika mereka menemukan
sedikit perbedaan, mereka akan menyerang orang yang berbeda. Mereka tampak
lapar, haus dan sakit.
Saya mendekati
seorang laki-laki tua dan menanyakannya mengapa mereka semua ada di penjara.
Dia tampak terkejut, dengan empatis mengatakan bahwa mereka tidak berada di
penjara dan mengapa saya menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu. Saya menunjuk
pada pagar-pagar dan penjaga-penjaga dan dia menjawab, “Apa pagar? Apa
penjaga?” Dia melihat kepada saya seakan-akan saya sudah sangat menghina dia
dan saya tahu jika saya menanyakan pertanyaan lainnya, saya akan diserang.
Saya bertanya
pada seorang wanita muda pertanyaan yang sama dan menerima jawaban yang sama.
Kemudian saya sadar bahwa mereka sangat buta sehingga tidak dapat melihat pagar
ataupun penjaga. Orang-orang ini tidak tahu kalau mereka berada didalam penjara.
Penjaga
Saya memutuskan
untuk bertanya pada penjaga mengapa orang-orang ini ada di penjara. Saat saya
mendekati pagar, saya dapat melihat lobang-lobang yang dengan mudah dapat dipanjat.
Ketika saya sampai dipagar, saya menemukan bahwa sangat mudah bagi saya untuk
memanjatnya. Setiap orang dapat dengan mudah melarikan diri tetapi tidak
seorangpun yang mencobanya karena mereka tidak tahu bahwa mereka adalah tawanan.
Ketika saya sampai
di puncak tembok, saya dapat melihat dari kejauhan matahari yang bersinar
diatas tembok. Itu tidak menyinari halaman penjara karena tingginya tembok dan
awan yang menggantung. Saya melihat api di halaman penjara menuju ke tempat
anak-anak kecil berkumpul. Asap api ini membentuk awan tebal diatas halaman
yang membentuk bayangan dari tembok yang suram. Saya heran apa yang terbakar.
Saya berjalan
disepanjang tembok sampai saya mencapai pos penjaga. Saya heran melihat para penjaga
yang mengenakan baju bagus dengan collar yang mengindikasikan bahwa mereka
adalah pelayan atau pendeta. Dia tidak terkejut melihat saya dan saya pikir dia
berpikir kalau saya adalah penjaga lainnya.
“Tuan, mengapa
orang-orang ini berada dalam penjara?” Tanya saya.
Pertanyaan itu
mengejutkan dia dan saya melihat ketakutan dan kecurigaannya.
“Penjara apa?” jawabnya.
“apa yang kau katakan?” “Saya berbicara tentang orang-orang yang ada di halaman
penjara,” saya berkata merasa aneh. “Jelas engkau adalah penjaga penjara sebab
engkau ada di pos jaga, tetapi mengapa engkau berpakaian seperti ini?” saya
meneruskan.
“Aku bukan
penjaga penjara! Aku pelayan Injil. Aku bukan penjaga mereka—Aku pemimpin
rohani mereka. Ini bukan pos jaga – ini adalah Rumah Tuhan! Nak, jika engkau
pikir pertanyaan-pertanyaanmu lucu, aku tidak akan tertawa!” Dia meraih
senapannya dan tampak siap menembak saya.
“Maafkan saya
karena mengganggumu,” saya berkata dan merasa bahwa dia menggunakan senapannya
itu.
Saat saya
berjalan pergi, saya berharap mendengar suara tembakan setiap saat. Laki-laki
itu tidak aman saya tahu dia akan menembak saya sebelum berpikir jika dia
merasa terancam. Saya dapat juga menceritakan bahwa dia bersungguh-sungguh. Dia
benar-benar tidak tahu bahwa dia adalah seorang penjaga.
Guru
Sekolah
Saya berjalan
sepanjang tembok sampai saya merasa aman dan kembali menoleh pada sang pelayan.
Dia berjalan maju mundur di pos jaganya. Saya heran mengapa pertanyaan saya
begitu mengganggu dia. Sangat jelas kalau pertanyaan saya tidak membuka dia untuk
melihat sesuatu dengan berbeda tetapi membuat dia lebih merasa tidak aman dan
mematikan.
Saat saya
berjalan, saya merasa putus asa menemukan apa yang akan terjadi dan saya
berpikir bagaimana saya dapat mengulang pertanyaan saya sehingga tidak
mengganggu penjaga selanjutnya. Saat saya mendekati pos jaga, lagi-lagi saya
terkejut dengan penampilan penjaganya. Ini bukan pelayan yang lain, tetapi
seorang wanita muda belasan tahun.
“Nona, bolehkah
saya bertanya?” Tanya saya.
“Tentu. Apa yang
dapat saya bantu?” dia berkata dengan gaya rendah hati.”Apakah engkau orangtua
dari anak-anak ini?”
“Bukan,” jawab
saya. “saya seorang penulis,” jawab saya seketika tanpa saya tahu. Seperti yang
saya harapkan, dia memperhatikan.
Tidak ingin
membuat kesalahan yang sama dengan menyebut pelayan yang ada di “rumah
penjagaan”, saya bertanya mengapa wanita muda ini berdiri di “tempat ini”. Dia
menjawab dengan segera dan tampak heran melihat saya tidak tahu.
“Saya seorang
guru sekolah, jadi apakah tidak sewajarnya jika saya seharusnya ada di sekolah?”
“Jadi ini
sekolahmu,” saya menjawab menunjuk pada pos jaga.
“Ya. Saya sudah
berada disini selama 3 tahun. Mungkin saya berada disini sepanjang hidup saya.
Saya mencintai apa yang saya kerjakan.” Jawabannya yang terakhir sangat mekanis
yang saya tahu saya akan menemukan sesuatu jika saya menekan dia.
“Apa yang kau
ajarkan? Pasti menarik untukmu mempertimbangkan seumur hidup mengerjakan hal
ini.” “Saya mengajar pengetahuan umum dan sosial. Ini pekerjaan saya untuk
membentuk filosofi dan pandangan dunia pada pikiran-pikiran yang masih. Apa
yang saya ajarkan akan menyetir mereka sepanjang hidup. Apa yang kau tulis?” Tanyanya.
“Buku,” saya
meresponi, “Saya menulis buku kepemimpinan,” mengantisipasi pertanyaan
selanjutnya. Saya juga tahu bagaimana saya harus menjawab dia,“Buku-buku
Kepemimpinan Kristen,” pembicaraan kami akan berakhir. Dia tampaknya lebih
tertarik setelah jawaban saya ini.
“Kepemimpinan
adalah subyek yang penting,” katanya dengan gaya sedikit heran. “Perubahan
terjadi begitu cepat sehingga kita harus mempunyai alat-alat kepemimpinan yang
tepat untuk menyetir perubahan-perubahan ini kearah yang benar.”
“Arah mana itu?”
Tanya saya.
“Menuju
kemakmuran yang hanya dapat muncul setelah melalui kedamaian dan keamanan,” jawabnya
seakan-akan heran saya mengajukan pertanyaan itu.
“Saya tidak
bermaksud menganggumu,” jawabnya, “tetapi saya tertarik dengan pandanganmu. Menurutmu
cara apa yang paling baik untuk menuju kedamaian dan keamanan ini?”
“Melalui
pendidikan tentu saja. Kami disini diatas planet bumi dan kami bersama-sama.
Melalui pendidikan, kami membantu mengirim orang banyak dari orang-orang gua, bermental
tribal kepada pengertian bahwa kita semua sama dan jika kita mengerjakan bagian
kita untuk Kerakyatan, maka kita semua akan makmur.” “Menarik,” kata saya, “tetapi
kita semua tidak sama. Menarik juga bahwa semua orang dibawah sana menjadi
terbagi-bagi dan terpisah-pisah lebih dari sebelumnya. Apakah kaupikir ini
mungkin waktu untuk sedikit mengubah pandanganmu?”
Dia menatap saya
dengan heran dan bergolak tetapi jelas bukan karena dia menganggap apa yang
saya katakan benar.
“Tuan, apakah
engkau benar-benar buta?” akhirnya dia bertanya.
“Tidak. Saya
dapat melihat dengan baik,” saya menjawab. “Saya baru saja berjalan diantara
orang-orang dan saya tidak pernah melihat pembagian dan animo dari kelompok
orang-orang yang berbeda. Buat saya, tampaknya konflik itu semakin parah dari
sebelumnya.”
Pernyataan saya
seperti sebuah tamparan dimuka wanita muda ini. Dia seakan-akan tidak percaya
seseorang dapat mengatakan hal ini, sedikit percaya bahwa ada kesempatan
mungkin ada kebenaran bagi mereka. Saat saya menatap dia, saya dapat mengatakan
bahwa dia begitu buta sehingga dia dapat dengan jelas melihat saya. Dia berada
di menara yang tinggi sehingga tidak ada jalan untuk dia dapat melihat
orang-orang dibawah. Dia benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi
sepertinya dia berpikir dia dapat melihat segalanya.
“Kami mengubah
dunia,” dia berkata dengan nada menghina yang jelas. “Kami mengubah orang-orang.
Jika mereka masih bergaya seperti binatang seperti yang kau gambarkan, kami
akan mengubah mereka juga. Kami akan menang. Manusia akan menang.”
“Sungguh
tanggungjawab yang besar untuk wanita semuda engkau,” kata saya.
Dia bersiul,
tetapi sebelum dia meresponi, dua orang wanita muncul menuju pintu pos jaga di
sepanjang tembok. Yang satu adalah wanita berkulit hitam umur lima puluhan dan
yang lain seorang berkulit putih yang berpakaian bagus berumur awal tiga puluh.
Mereka berbicara sambil berjalan dan keduanya tampak percaya diri dan
bermartabat. Mereka dapat melihat yang tampak dengan jelas mereka tiba di
puncak tembok.
Saya terkejut,
guru muda ini meraih senapannya dan melangkah keluar dari pos jaga untuk
menemui mereka, dengan jelas tidak menginginkan wanita –wanita ini mendekat.
Dia menyapa dengan keramahan yang dibuat-buat dan tampak gaya superiornya yang
ingin dia tampakkan kepada wanita-wanita ini. Cukup mengejutkan, kedua wanita
ini malu-malu dan berlebihan menghargai seseorang yang jauh lebih muda
“Kami datang
untuk menanyakan sesuatu yang diajarkan kepada anak-anak kami yang kami tidak
mengerti,”kata wanita berkulit hitam dengan memberanikan diri.
“Oh, saya yakin
bahwa sekarang banyak yang diajarkan yang engkau tidak mengerti,” sang guru
menjawab dengan menghina. Para wanita ini tetap melihat kearah senapan guru
yang dipegang sedemikian rupa sehingga mereka sadar. Saya berdiri cukup dekat, heran dengan
keseluruhan adegan ini. Guru itu berbalik dan melihat pada saya dengan gemetar.
Dia takut saya mengatakan sesuatu kepada para wanita ini. Saat dia mengarahkan
senapan, dia menuntut saya pergi. Para wanita itu melihat keatas melihat dengan
siapa dia berbicara, dan saya sadar bahwa mereka tidak bisa melihat saya.
Ketakutan mereka sudah membutakan mereka.
Saya memanggil
wanita-wanita itu, memaksa mereka untuk berani dan percaya pada apa yang mereka
rasakan dalam hati mereka. Mereka melihat kearah saya seakan-akan dapat
mendengar suara saya. Mereka kehilangan pendengaran juga. Melihat hal ini, guru
muda ini tersenyum. Kemudian dia mengarahkan senapannya kepada saya dan meniup
peluit. Saya merasa seakan-akan dia menganggap saya orang yang paling berbahaya.
Saya tahu bahwa
saya tidak dapat menunggu kepada siapapun yang dia panggil. Saya juga sadar
bahwa jika saya mundur selangkah, saya akan aman karena guru muda ini begitu
buta. Saya betul. Saya berjalan pergi dengan jeritannya, tiupan peluit dan
akhirnya menjadi sangat marah sehingga dia mulai menembaki kepada dua wanita
ini.
Saat saya
berdiri di puncak tembok diantara dua pos jaga, memikirkan semuanya ini, saya
merasakan kehadiran Hikmat.
“Engkau harus
kembali pada halaman penjara. Aku menyertaimu. Ketahuilah engkau memiliki visi
untuk melarikan diri dari setiap jebakan atau senjata. Hanya ingatlah bahwa
ketakutan dapat membutakanmu. Saat engkau berjalan dengan iman Aku ada bersama
denganmu, engkau akan dapat selalu melihat kemana engkau pergi. Engkau juga
harus berhati-hati dengan visi yang disingkapkan kepada orang-orang yang Ku
bimbing engkau pergi. Penglihatan adalah
sesuatu yang paling ditakuti para penjaga. Aku tahu bahwa engkau ingin
menanyakan banyak pertanyaan, tetapi akan dijawab dengan lebih baik oleh para orang-orang
yang berpengalaman yang akan engkau temui disana.”
BAB 7 Rasul muda
Saya menuruni tembok
dan mulai berjalan menuju halaman. Saat saya melewati para tawanan, mereka
tampaknya sama sekali tidak tertarik dengan satu atau apapun yang ada di tembok.
Kemudian saya teringat bahwa mereka tidak dapat melihat jauh. Seorang anak muda
berkulit hitam maju dan melihat saya dengan mata bersinar.
“Siapa engkau?”kami
berdua sama-sama bertanya dalam waktu yang sama. Saat kami berdiri melihat satu
sama lain, dia akhirnya berkata, “Nama saya Stefen. Saya dapat melihat. Apa
lagi yang ingin kau ketahui tentang saya yang belum engkau ketahui?”
“Bagaimana saya
dapat mengetahui semuanya tentangmu?”Tanya saya.
“Seseorang yang
membantu saya untuk melihat berkata bahwa suatu saat orang lain akan datang, bukan
dari tawanan. Mereka juga akan dapat melihat dan mengatakan kepada kami siapa
kami sebenarnya dan bagaimana kami dapat melarikan diri dari penjara ini.”
Saya mulai
protes, saya tidak tahu siapa dia ketika saya teringat apa yang dikatakan
Hikmat tentang orang-orang yang akan saya jumpai ketika melewati pintu selanjutnya.
“Saya tahu kamu
dan saya tahu sesuatu tentangmu,” saya menjawab, “Tetapi saya akui bahwa ini
adalah penjara paling aneh yang pernah saya lihat.”
“Tetapi ini
adalah satu-satunya penjara!” dia memprotes.
“Bagaimana
engkau tahu jika engkau berada disini sepanjang hidupmu?”Tanya saya.
“Orang yang
menolong saya mengatakan bahwa ini adalah satu-satunya penjara. Dia berkata
bahwa setiap jiwa yang pernah dipenjara menjadi tawanan disini. Dia selalu
mengatakan kebenaran dan saya percaya.”
“Siapa yang
menolongmu untuk melihat?” Tanya saya , tidak hanya ingin tahu siapa yang
menolong dia tetapi juga tertarik bagaimana penjara ini dapat memegang setiap
jiwa menjadi tawanan.
“Dia tidak
pernah mengatakan namanya yang sebenarnya,tetapi hanya menyebut DiriNya sendiri
‘Hikmat.’”
“Hikmat! Bagaimana
rupaNya?” Tanya saya.
“Dia seorang
yang muda, atlet berkulit hitam. Dia dapat melihat dengan lebih baik dari
siapapun dan tampaknya mengenal setiap orang disini. Cukup aneh tentu saja.
Saya sudah bertemu dengan orang-orang lain disini yang juga berkata bahwa
mereka bertemu dengan Hikmat, tetapi mereka semua menggambarkan Dia secara
berbeda. Beberapa orang berkata bahwa Dia berkulit putih dan yang lain berkata
Dia adalah seorang wanita. Kecuali ada banyak ‘Hikmat,’ Dia adalah pakar
penyamaran.”
“Dapatkah engkau
membawa saya padaNya?” Tanya saya.
“Saya mau, tapi
saya tidak melihatNya lagi dalam waktu yang lama. Saya takut bahwa Dia akan
meninggalkan kami atau mungkin meninggal. Saya sangat berkecil hati saat Dia
pergi. Penglihatan saya mulai bertambah parah sampai saya melihatmu. Secepat
saya melihatmu, saya tahu bahwa segala sesuatu yang Dia katakan adalah benar.
Dia berkata bahwa engkau mengenal Dia juga, jadi mengapa engkau menanyakan
kepada saya tentang Dia?”
“Saya mengenal
Dia! Jangan berkecil hati, Temanmu tidak mati. Aku akan katakan nama sebenarNya
kepadamu tetapi pertama-tama saya harus menanyakan beberapa pertanyaan padamu.”
“Saya tahu bahwa
engkau dapat dipercaya, dan saya tahu bahwa engkau dan yang lainnya yang sepertimu
yang akan akan datang ingin menjumpai setiap orang yang bisa melihat. Saya dapat
membawamu kepada mereka. Saya juga tahu bahwa engkau dan yang lainnya akan
membantu para tawanan lain untuk dapat melihat. Saya terkejut oleh satu hal.”
“Apa itu?”
“Engkau berkulit
putih. Saya tidak pernah berpikir bahwa orang yang akan menolong kami melihat
dan membebaskan kami adalah orang berkulit putih.”
“Sayajuga yakin
bahwa ada banyak orang lain yang datang yang berkulit tidak putih,” saya
meresponi. “Saya dapat mengatakan bahwa engkau sudah mendapat penglihatan
sehingga saya tahu bahwa engkau mengerti apa yang akan saya katakan.”
Nilai sebuah
penglihatan
Saat saya
melihat Stefen, meyakinkan bahwa dia mendengarkan, saya tergerak oleh bagaimana
dia begitu terbuka untuk pengajaran, berlawanan dengan guru yang berumur sama
dengannya. Orang ini benar-benar seorang guru sejati, pikir saya.
“Ketika kami
tiba pada penglihatan puncak, kami tidak akan menghakimi orang dengan warna
kulit, gender atau umurnya. Kami tidak akan menghakimi orang dengan
penampilannya tetapi rohnya.”
“Terdengar
seperti apa yang diajarkan guru-guru kami,” Stefen meresponi sedikit terkejut.
“Ada
perbedaannya,” saya meneruskan. “Mereka mencoba membuatmu berpikir bahwa kita
semua sama tetapi kita diciptakan berbeda dengan suatu alasan. Kedamaian sejati
hanya datang ketika kita menghargai perbedaan yang ada. Saat kita benar-benar tahu siapa kita, kita
tidak akan pernah diancam oleh orang-orang yang berbeda. Ketika kita bebas,
kita bebas untuk menunjukkan kepada orang-orang yang berbeda dari kita dengan
menghargai dan menghormati, selalu berjar dari yang lain sama seperti yang kau
lakukan dengan saya.”
“Saya mengerti,”
jawab Stefen. “Saya berharap bahwa saya tidak mengganggumu dengan mengatakan
bahwa saya terkejut engkau berkulit putih.”
“Tidak. Saya
tidak terganggu. Saya mengerti. Saya berbesar hati bahwa engkau mampu mengenali
saya dengan mengesampingkan warna kulit. Tetapi ingatlah, setiap waktu kita
membuka hati kita untuk belajar dari orang-orang yang berbeda, maka penglihatan
kita akan semakin meningkat. Matamu sudah lebih bersinar dari pertama kali kita
bertemu.”
“Saya hanya
berpikir betapa cepatnya penglihatan saya dipulihkan,” kata Stefen.
“Sekarang saya
tahu mengapa saya berada disini.” Saya menambahkan, “Engkau harus menjaga
pikiranmu. Penglihatanmu adalah milikmu yang paling berharga. Setiap hari
engkau harus melakukannya untuk membantu meningkatkan penglihatanmu. Jauhilah
orang-orang dan segala sesuatu yang membuatmu kehilangan penglihatan.”
“Ya, seperti
kecil hati.”
“Tepat! Kecil
hati biasanya awal dari kehilangan penglihatan,” kata saya. “untuk
menyelesaikan tujuan-tujuan kita, kita harus bertahan dari kecil hati dalam
bentuk apapun. Kecil hati membutakan.”
“Ketika saya
mulai melihat, saya mulai merasa bahwa saya mempunyai sebuah tujuan, mungkin
tujuan yang penting,” kata Stefen melanjutkan. “Dapatkah engkau menolong saya
untuk mengetahui tujuan saya?”
“Ya. Untuk
mengetahui tujuan kita adalah jalan yang paling besar untuk membuat penglihatan
kita bertambah. Ini juga salah satu dari pertahanan kita melawan kekecilan hati
yang menghancurkan penglihatan. Saya pikir bahwa tujuan utama saya disini
adalah untuk menolongmu dan yang lain yang penglihatannya sedang dipulihkan untuk
mengetahui tujuan-tujuan mereka. Tetapi pertama-tama kita perlu berbicara tentang
sesuatu yang lebih penting.”
Harta Terpendam
Saat Stefen berbicara,
saya dapat mendengar suara Hikmat, jadi saya tahu bahwa orang muda ini sudah
diajar oleh Tuhan. Saya juga tahu bahwa dia tidak tahu nama Tuhan dan akan
sulit percaya bahwa nama Hikmat adalah Yesus. Saya tahu bahwa saya memerlukan
Hikmat untuk membagikan nama Hikmat. Saya berpikir tentang para rasul, para
nabi, para penginjil, para gembala dan para guru yang dikatakan Hikmat akan saya
jumpai ketika saya melewati pintu. Saya tidak pernah bermimpi bahwa saya akan
bertemu mereka ditempat seperti ini. Saat saya melihat kearah kumpulan besar
orang, saya merasakan HadiratNya. Dia ada bersama saya dan bahkan dalam penjara
mengerikan yang suram ini, perasaan gembira saya mulai bangkit. Ini yang saya
sudah siapkan, pikir saya sendiri.
“Stefen, apa
yang kau lihat ketika engkau melihat kumpulan besar orang-orang itu?” Tanya
saya.
“Saya melihat
kebingungan, putus asa, kepahitan, kebencian dan kegelapan,” jawabnya.
“Benar,tetapi
lihatlah lagi dengan mata hatimu. Gunakan penglihatanmu,”kata saya.
Dia melihat
cukup lama dan kemudian berkata,“Sekarang saya melihat ladang sangat besar
dengan harta karun terpendam didalamnya. Harta karun itu ada dimana-mana dan
hampir dalam setiap bentuk.”
“Betul,” saya
meresponi. “Ini juga sebuah pewahyuan dari tujuanmu. Engkau adalah pemburu
harta karun. Beberapa jiwa paling besar pernah hidup terjebak disini dan engkau
harus menemukan dan membebaskan mereka.”
“Tetapi bagaimana
saya menemukan mereka dan bagaimana saya membebaskan mereka jika saya saja
tidak bebas?”
“Engkau sudah
tahu bagaimana menemukan mereka, tetapi benar bahwa engkau tidak dapat
membebaskan mereka sampai engkau sendiri bebas. Ini pelajaran selanjutnya.
Engkau harus ingat bahwa engkau akan selalu tahu tujuanmu dalam situasi apapun
dengan melihat melalui mata hatimu. Apa yang kau lihat dari dalam hatimu akan
selalu menyingkapkan tujuanmu.”
“Dengan inikah
engkau tahu bahwa saya seorang pemburu harta karun?”
“Ya. Tetapi
engkau harus bebas sebelum engkau dapat menjadi seperti apa kau diciptakan
sejak semula. Mengapa engkau tidak melarikan diri melalui lobang-lobang dipagar
itu?” Tanya saya.
“Ketika saya
mulai melihat, saya melihat pagar-pagar dan tembok-tembok. Saya juga melihat
lobang-lobang dipagar dan sudah melewatinya. Saat saya sampai di tembok, saya
mencoba beberapa kali untuk menaikinya tetapi ketakutan akan ketinggian
mengalahkan saya. Saya juga berpikir bahwa jika saya bisa mencapai tembok, saya
akan ditembak.”
“Para penjaga
juga tidak dapat melihat dengan jelas seperti yang kau kira,” jawab saya.
“Mereka hampir sebuta orang-orang disini.”
Hal ini
tampaknya mengejutkan Stefen, tetapi saya dapat menceritakan bahwa hal itu
membuka matanya lebih lagi. “Dapatkah engkau melihat puncak dari tembok itu?”
Tanya saya.
“Ya, saya dapat
melihatnya dari sini.”
“Saya ingin
engkau mengingat ini,” saya meneruskan. “Saya sekarang sudah dari banyak
tempat. Sebut saja dunia yang berbeda, tempat yang berbeda, jika engkau ingin.
Ada satu hal dasar yang benar yang saya temukan di setiap tempat dan engkau
harus ingat ini di sepanjang hidupmu.”
“Apakah itu?”
“Engkau dapat
selalu pergi sejauh mata melihat. Jika engkau dapat melihat dari puncak
dinding, engkau dapat mencapainya. Ketika engkau mencapai puncak dinding,
engkau akan mampu melihat lebih jauh dari yang engkau pernah lihat sebelumnya.
Engkau harus tetap pergi sejauh yang kau dapat lihat. Jangan pernah berhenti
sampai engkau dapat melihat yang jauh.”
“Saya mengerti,”
jawab saya dengan cepat. “Tetapi saya masih takut untuk memanjat tembok, Itu
sangat tinggi!Apakah aman?”
“Saya tidak akan
berdusta padamu dan kukatakan bahwa itu aman tetapi saya tahu bahwa sangat
lebih berbahaya jika tidak menaikinya. Jika engkau tidak menggunakan
penglihatanmu dengan berjalan dengan apa yang kau lihat, maka engkau akan
kehilangannya. Kemudian engkau akan binasa.”
“Bagaimana saya
akan mencari harta karun diluar sana jika saya pergi?”
“Itu pertanyaan
yang bagus, tapi juga seseorang yang menjaga banyak orang untuk memenuhi tujuan
mereka. Saya hanya dapat mengatakan kepadamu sekarang bahwa engkau mempunyai
perjalanan yang besar yang harus engkau selesaikan terlebih dulu. Pada akhir
perjalananmu, engkau akan menemukan sebuah pintu yang membawamu kembali ke
penjara ini, seperti yang saya temukan. Ketika engkau kembali, penglihatanmu
akan sangat besar sehingga mereka tidak akan pernah dapat menjebak engkau
disini lagi. Penglihatanmu akan cukup besar untuk melihat harta karun disini.”
BAB 8 Terang
Stefen berbalik
dan melihat lagi kearah dinding. “Saya masih merasakan ketakutan yang besar,” dia
meratap. “Saya tidak tahu apakah saya dapat melakukanya.”
“Engkau
mempunyai penglihatan, tetapi kurang iman. Penglihatan dan iman harus bekerja
bersama-sama,” katanya. “ada alasan mengapa imanmu lemah.”
“Tolong katakan
pada saya apa itu!Apakah ada sesuatu yang akan membantu iman saya bertumbuh
seperti bertambahnya penglihatan saya?”
“Ya. Iman datang
dari pengenalan akan siapa Hikmat sebenarnya. Engkau harus tahu namaNya
sebenarnya. Hanya dengan mengetahui namaNya akan memberikanmu iman yang cukup untuk
mendaki tembok kebebasan. Lebih baik engkau mengetahui namaNya, maka semakin
besar halangan dan tembok yang akan kau kalahkan dalam perjalananmu. Suatu hari
engkau akan mengetahui NamaNya, cukup untuk memindahkan gunung apapun.”
“Siapakah
NamaNya?” Stefen hampir memohon.
“NamaNya adalah
Yesus.”
Stefen menunduk
dan kemudian memandang keatas dengan rasa tidak percaya. Saya melihat saat dia
berjuang antara hati dan pikirannya. Akhirnya dia melihat kearah saya lagi dan
saya sangat lega melihat masih ada harapan di matanya. Saya tahu bahwa dia
mendengarkannya dengan hati.
“Sudah saya duga,”
katanya. “Kenyataannya, sepanjang waktu engkau berbicara, bgaimanapun saya tahu
bahwa engkau akan mengatakan hal itu. Saya juga tahu bahwa engkau mengatakan
kebenaran. Tetapi saya mempunyai beberapa pertanyaan. Dapatkah saya
menanyakannya?”
“Tentu saja.”
“Saya tahu
banyak orang menggunakan nama Yesus, tetapi mereka tidak bebas. Kenyataannya
mereka adalah orang-orang yang paling terbelenggu disini yang saya tahu.
Mengapa?”
“Pertanyaan yang
bagus dan saya hanya dapat mengatakan apa yang sudah aku pelajari dalam
perjalananku sndiri. Sayap pikir bahwa setiap kasus adalah berbeda tetapi ada
banyak orang yang tahu namaNya tetapi tidak mengenalNya. Disamping mendekat
padaNya dan diubahkan hanya dengan melihatNya seperti adanya Dia, mereka
mencoba membuat Dia kedalam gambaran mereka. Mengetahui nama Yesus lebih dari
hanya mengetahui bagaimana mengeja atau mengatakannya saja. Mengenal siapa Dia
sebenarnya. Disinilah iman yang benar berasal.”
Saya masih dapat
merasakan keraguan di mata Stefen, tetapi ini pertanda bagus- jenis keraguan
yang ingin percaya lebih dari tidak percaya. Saya meneruskan.
“Ada banyak
orang lain yang benar-benar mengasihi Yesus dan mulai mengenali Dia tetapi
mereka tetap menjadi tawanan. Ada orang-orang yang membiarkan luka atau
kesalahan dalam perjalananya membuat mereka mundur. Orang-orang ini sudah
merasakan kebebasan, tetapi kembali ke penjara karena kekecewaan atau
kegagalan. Engkau dapat dengan mudah mengenali mereka sebab mereka selalu
berbicara masa yang lalu disamping masa yang akan datang. Jika mereka masih
berjalan dalam penglihatan mereka, mereka tidak akan selalu menoleh kebelakang.”
“Saya sudah
bertemu orang-orang seperti itu,” kata Stefen.
“Engkau harus
mengerti sesuatu jika engkau ingin pertanyaan ini dijawab. Jika engkau memenuhi
tujuan hidupmu, engkau tidak akan kecil hati atau mendorong orang lain yang
menggunakan nama Yesus. Kita tidak dipanggil untuk menempatkan iman kita pada
UmatNya, tetapi hanya kepada Dia. Bahkan jiwa-jiwa paling besarpun akan
mengecewakan kita karena mereka masih manusia.
“Banyak orang yang
seperti yang saya gambarkan juga dapat menjadi jiwa yang besar. Penglihatan dan
iman dapat dipulihkan bahkan dalam orang-orang yang paling kecil hati dan
kecewa. Sebagai pemburu harta karun, ini tugasmu. Kita tidak dapat menyia-nyiakan
setiap manusia-mereka semua harta karun bagi Dia. Untuk benar-benar mengenal
Dia dan berjalan dalam iman yang benar, engkau jangan menghakimi Dia melalui
UmatNya, baik yang paling baik atau yang paling buruk.” Saya membagikan. “Saya
berpikir bahwa Yesus adalah orang yang berkulit putih-Dia bahkan tidak
memutihkan DiriSendiri! Tetapi Dia juga bukan Tuhan yang berkulit hitam. Dia
menciptakan semua dan Dia adalah Tuhan atas segala sesuatu. Ketika engkau mulai
melihat Dia sebagai Tuhan salah satu semua kelompok, maka engkau mengurangi
siapa Dia dan engkau mengurangi penglihatanmu dengan besar.”
Iman dan
Ketaatan
Saya melihat
dengan diam saat Stefen berjuang dengan banyak hal dalam hatinya. Saya
merasakan kehadiran Hikmat dan saya tahu bahwa Dia akan dapat menjelaskan
segala sesuatu lebih baik dari saya. Akhirnya Stefen memandang saya, dengan
sinar mata yang lebih cemerlang dari sebelumnya yang saya lihat.
“Saya tahu bahwa
semua pertanyaan yang saya pergumulkan tidak berkaitan dengan siapa sebenarnya
Yesus, tetapi siapa sebenarnya yang dikatakan orang-orang. Saya tahu bahwa apa
yang kau katakan itu benar. Saya tahu bahwa Yesus adalah Satu-Satunya yang
memberikan saya penglihatan dan Dia adalah Hikmat, saya harus menemukan siapa
Dia sebenarnya untuk diri saya sendiri, saya harus mencari Dia, saya harus
melayani Dia. Saya juga tahu bahwa dia mengirim engkau kesini untuk membantu
saya memulai apa yang dilakukan.
“Hikmat ada
disini sekarang” saya mulai. “Engkau mendengar Dia saat saya berbicara sama
seperti saya mendengar Dia berbicara melalui engkau. Engkau sudah mengenal
suaraNya. Dia adalah GuruMu. Dia akan berbicara padamu melalui banyak orang
yang berbeda, seringkali melalui orang-orang yang tidak mengenal Dia. Cepatlah
untuk mendengar dan taati apa yang Dia katakan. Iman dan ketaatan adalah sama. Engkau
tidak mempunyai iman yang benar jika engkau tidak taat, dan jika engkau
mempunyai iman yang benar maka engkau akan selalu taat.
“Engkau berkata
bahwa engkau akan melayani Dia. Itu berarti bahwa engkau tidak lagi hidup untuk
dirimu sendiri tapi untuk Dia. Dengan kehadiran Hikmat, engkau akan tahu
perbedaan antara benar dan salah. Ketika engkau datang mengenali Dia, engkau
juga akan mengerti apa itu kejahatan. Engkau harus menolak kejahatan yang sudah
engkau perbuat dimasa lalu dan yang akan mencoba mengganggumu di masa yang akan
datang.
“Engkau tidak
dapat hidup seperti orang lain. Engkau dipanggil untuk menjadi prajurit salib.
Ketika engkau memegang NamaNya dan Kebenaran akan Siapa Dia sebenarnya; ketika
sinar besar datang kedalam matamu; ketika damai sejahtera dan kepuasan mulai membanjiri
jiwamu seperti beberapa waktu yang lalu, memimpin dan mengajarmu, tetapi
sekarang Dia hidup didalammu. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu lagi. Tetapi
Dia bukanlah hambamu melainkan engkaulah HambaNya.”
“Saya merasakan
Dia,” Stefen mengakui. “Tetapi bagaimana saya sangat ingin melihat Dia lagi!”
“Engkau dapat
melihatNya melalui mata hatimu setiap saat. Ini juga adalah panggilanmu-untuk
melihat Dia dengan jelas dan mengikuti Dia dari dekat. Untuk itulah perjalanan
diperlukan. Pada perjalananmu, engkau akan belajar tentang NamaNya dan kuasa
dari salib. Ketika engkau dilatih, engkau akan kembali kesini dengan kuasa itu
dan engkau akan membantu membebaskan banyak tawanan disini.”
“Maukah engkau
tetap disini?”
“saya tidak tahu.
Seringkali saya mempunyai pekerjaan disini dan yang lain membantu orang lain
dalam perjalanan mereka. Mungkin saya dapat bertemu denganmu lagi disana dimana
engkau akan pergi. Saya juga masih berada dalam perjalanan saya. Ini adalah
bagian dari perjalanan saya. Pada perjalananmu, akan ada banyak pintu yang
harus kau lalui. Engkau tidak akan pernah tahu dimana pintu itu menuju.
Beberapa pintu itu mungkin akan membawamu kembali kesini. Beberapa pintu
mungkin akan membawamu ke hutan belantara yang harus kau lalui. Beberapa pintu
menuju ke pengalaman surga yang mulia, dan sangat menggoda untuk selalu melihat
ke pintu-pintu itu, tetapi mereka tidak selalu menjadi yang kita perlukan untuk
memenuhi tujuan kita. Jangan memilih pintu hanya karena penampilan tetapi
selalu bertanyalah pada Hikmat untuk membantumu.”
Stefen melemparkan
pandangannya ke tembok. Saya melihat sebuah senyum tersungging.
“Saya dapat
memanjat tembok itu sekarang,” katanya. “Bahkan saya mencari tantangan yang
akan datang. Harus saya akui bahwa saya masih merasa takut tetapi itu bukan
masalah. Saya tahu bahwa saya dapat memanjatnya dan saya tidak dapat menunggu
untuk melihat apa yang ada dibelakangnya. Saya tahu bahwa saya bebas. Saya
tidak lagi seorang tawanan!” Saya berjalan dengan Stefen ke pagar pertama. Dia
sangat terkejut menemukan bahwa tidak hanya ada lobang disana tetapi dimanapun
disentuh, pagar itu akan terpisah dan membuat lobang lain.
“Dari apa pagar
ini dibuat?” tanyanya.
Saya menjelaskan
“Setiap waktu seseorang melarikan diri, sebuah lobang dibuat untuk yang lain
agar bisa dilewati. Engkau dapat melewati lobang itu baik yang sudah ada maupun
engkau buat sendiri.”
Stefen memilih
tempat yang tebal dengan kabel listrik, merentangkan tangannya dan berjalan
melewatinya, membuka lobang besar saat dia masuk. Saya tahu bahwa suatu hari
dia akan kembali kesini dan membawa banyak orang keluar lewat lobang yang
sekarang dia buat. Melihatnya saya merasakan sukacita. Saya merasakan kehadiran
Hikmat lebih kuat dari yang saya tahu saya lihat Dia berbalik arah. Saya
melakukannya dan saya benar. Sukacita besar saya alami tampak di WajahNya juga.
Kebebasan:
Saat saya
berdiri disamping Hikmat melihat Stefen melalui pagar, dia memanggil, “Dari apa
pagar ini dibuat?”
“Ketakutan.”
Saya melihat Stefen
berhenti dan melihat tembok. Itu sangat besar. Banyak orang tidak pernah
melalui pagar dan saya tahu ini tes yang penting untuk Stefen.
Tanpa menoleh
kembali, dia berteriak, “Maukah engkau membantuku memanjatnya?”
“Saya tidak
dapat membantumu,” kata saya. “Jika saya mencoba membantumu, itu hanya akan
membuatmu dua kali lebih lama dan lebih berat. Untuk mengalahkan ketakutanmu,
engkau harus menghadapinya sendiri.”
“Semakin saya
melihat keatas tampaknya semakin parah,”saya dengar Stefen berbicara sendiri.
“Stefen, engkau
membuat kesalahan pertama.”
“Apa yans saya
lakukan?” jeritanya dengan penuh ketakutan.
“Engkau berhenti.”
“Apa yang saya
lakukan sekarang?Saya merasa seperti kaki-kaki saya sangat berat untuk bergerak.”
“Lihatlah pada
lobang yang kau buat di pagar,” kata saya. “Sekarang lihatlah puncak tembok dan
mulailah berjalan. Ketika engkau mencapai tembok itu, tetaplah berjalan. Jangan
berhenti untuk istirahat. Tidak ada tempat istirahat yang dapat ditemukan dengan bergantung di
sisi tembok, jadi teruslah naik sampai engkau mencapai puncak.”
Saya merasa
lega, dia mulai maju kembali. Dia bergerak lambat, tetpai dia bergerak. Ketika
dia sampai pada tembok, dia mulai naik, lambat tapi pasti. Ketika saya tahu
bahwa dia akan berhasil, saya pergi ke tembok dan dengan cepat memanjatnya sehingga
saya dapat menjumpai dia di sisi yang lainnya.
Saya tahu Stefen
akan haus, jadi saya menunggu dia disamping sebuah aliran air. Ketika dia
sampai disana, dia sedikit terkejut melihat saya tetapi sangat senang. Saya
sangat terkejut melihat perubahan pada dia. Tidak hanya matanya bersinar lebih
cemerlang dan lebih jelas dari sebelumnya, tetapi dia juga berjalan dengan
keyakinan dan keanggunan yang mengagumkan. Saya melihat dia sebagai seorang
prajurit salib tetapi saya tidak melihat dia sebagai seorang pangeran besar
seperti siapa panggilannya.
“Ceritakan pada
saya,” kata saya.
“Sangat sulit
untuk mulai berjalan lagi dan kemudian terus berjalan. Saya tahu jika saya
berhenti, maka akan sulit untuk mulai berjalan kembali. Saya memikirkan
seseorang yang engkau ceritakan padaku, seseorang yang tahu nama Tuhan tetapi
tidak pernah menaiki tembok ini berjalan dalam iman dalam NamaNya. Saya tahu
bahwa saya dapat menjadi salah satu dari mereka. Saya memutuskan bahwa jika
saya jatuh, saya lebih baik mati daripada tinggal dalam penjara. Lebih baik
daripada tidak melihat apa yang ada disebelah lain dan tidak memulai perjalanan
panggilan saya. Sangat sulit, bahkan
lebih sulit dari yang saya pikirkan tetapi sangat berharga.”
“Sini, minumlah
dari aliran ini. Engkau akan menemukan bahwa semua air dan makanan yang kau
perlukan dalam perjalananmu. Dimanapun engkau memerlukan makanan dan minuman,
engkau akan menemukannya. Biarkan lapar dan haus tetap membuatmu bergerak.
Ketika engkau menemukan makanan dan minuman, istirahatlah selama makanan dan
minuman itu masih ada dan kemudian pergilah.”
Dia segera minum
dan berdiri, khawatir untuk bergerak.
“Saya tidak akan
melihat engkau lagi untuk beberapa saat, jadi ada banyak hal yang harus saya
katakan sekarang yang akan membantumu dalam perjalanan.”
Stefen melihat
pada saya dan matanya yang cemerlang sangat indah. Orang-orang yang mengenal
belenggu paling kuat akan sangat mengasihi kebebasan, pikir saya. Saya
mengarahkan pandangnya ke gunung tertinggi yang dapat kami lihat.
“sekarang engkau
harus mendaki gunung itu. Saat engkau berada di puncak, lihatlah sejauh mata
memandang. Tandai dengan baik apa yang kau lihat dan carilah jalan yang akan
membimbingmu ketempatmu pergi. Buatlah peta dalam pikiranmu. Itulah tempat dimana
engkau dipanggil untuk pergi.” “Saya mengerti,” dia menjawab. “Tetapi apakah
dapat terlihat dari salah satu gunung yang paling rendah itu? Saya tidak lagi
takut unutk mendaki tetapi saya cemas dengan perjalanan ini.”
“Engkau dapat
melihat banyak tempat dari gunung-gunung yang rendah itu dan mencapai
tempat-tempat lain dengan lebih cepat. Engkau dapat memilih untuk melakukannya.
Membutuhkan waktu yang cukup lama dan lebih sulit untuk mendaki gunung tinggi
itu tetapi dari sana engkau dapat melihat lebih jauh dan melihat sesuatu lebih
besar. Perjalanan dari gunung tinggi juga akan lebih sulit dan membutuhkan
waktu lama. Engkau bebas dan engkau dapat memilih perjalanan ini.”
“Engkau selalu
memilih gunung paling tinggi, bukan?” Tanya Stefen.
“Saya tahu
sekarang bahwa itu adalah yang terbaik tetapi saya tidak dapat mengatakan bahwa
saya selalu memilih gunung yang tertinggi. Seringkali saya memilih yang paling
mudah, jalan paling cepat dan saya selalu menyesal telah melakukannya. Sekarag
saya percaya bahwa itu adalah hikmat untuk selalu memilih gunung paling tinggi
untuk didaki. Saya tahu bahwa harta karun terbesar adalah mengatasi ketakutan
yang amat sangat. Sekaranglah waktunya engkau berjalan dalam iman besar.”
“Saya tahu bahwa
apa yang engkau katakan itu benar dan saya tahu dalam hati bahwa saya harus
mendaki gunung paling tinggi itu sekarang atau saya akan selalu memilih yang kecil
dari yang saya punya. Saya hanya cemas untuk pergi dan tiba pada tujuan saya.”
“Iman dan kesabaran berjalan bersama-sama,” saya meresponi. “Ketidaksabaran
merupakan wujud dari iman yang kurang. Ketidaksabaran tidak akan pernah
membimbingmu tujuan paling tinggi Tuhan. Baik dapat menjadi musuh paling besar
dari paling baik. Sekarag waktunya utnuk menentukan bentuk kehidupanmu dengan
selalu memilih yang paling tinggi dan yang paling baik. Inilah jalan untuk
tetap dekat dengan Hikmat.”
“Apa lagi yang
harus kau katakan sebelum saya pergi?” Stefen bertanya sambil duduk diatas
sebuah batu, dengan bijaksana memilih untuk sabar dan menerima semua yang dia butuhkan
sebelum dia pergi. Saya pikir bahwa dia sudah mengenal Hikmat lebih baik dari
saya.
Sebuah
Peringatan
“Ada hikmat lain
yang bukan Hikmat Tuhan dan ada yang lain yang memanggil dirinya sendiri
“Hikmat”. Dia bukanlah Hikmat, dia adalah musuh kita. Dia dapat sulit mengenali
karena dia mencoba tampil sama seperti Hikmat dan dia sangat bagus menirunya. Dia
muncul sebagai malaikat terang dan biasanya membawa kebenaran. Dia akan
berwujud kebenaran dan dia memiliki hikmat dan membutuhkan waktu yang cukup lama
bagi saya untuk membedakan Kebenaran dan Hikmat. Saya sudah belajar apa saya
masih dapat dibodohi olehnya jika dalam sesaat saja saya mulai berpikir saya
tidak dapat melakukan. Hikmat sudah mengatakan bahwa Dia tidak akan pernah
dapat mengakali musuh kita ini- pertahanan kita adalah pertama mengenalinya
kemudian melawannya.”
Mata Stefen
terbuka lebar sama seperti saat dia “mengetahui” pandangan mencari dia. “Saya
tahu siapa yang kau katakan!”katanya.
“saya bertemu
banyak orang dipenjara yang mengikuti orang itu. Mereka selalu membicarakan
tentang hikmat yang lebih, pengetahuan yang lebih tinggi. Mereka selalu tampak
anggun, adil tetapi mereka curang. Kapanpun saya mengatakan mereka tentang
Hikmat, mereka berkata bahwa mereka juga tahu “Hikmat”, dan dia adalah
“pembimbing pribadi’ mereka. Bagaimanapun, ketika saya mendengarkan mereka,
saya tidak merasakan kalau saya dituntun kearah kebebasan yang mereka katakan, tetapi
saya merasa bahwa belenggu di penjara semakin kuat. Saya hanya merasakan
kegelapan melingkupi mereka tidak seperti terang yang saya rasakan jika saya
berbicara dengan Hikmat. Saya tahu bahwa mereka tidaklah sama.”
“Hikmat yang
sejati adalah Yesus. Engkau tahu itu sekarang. Hikmat sejati adalah mencari
Dia. Hikmat apapun yang tidak membimbingmu kepada Yesus adalah hikmat yang
palsu. Yesus akan selalu membebaskanmu. “Hikmat” yang palsu akan membimbingmu
pada belenggu. Bagaimanapun, kebenaran sejati sering terlihat seperti belenggu
awalnya dan belenggu tampak seperti kebebasan awalnya.”
“Ini tidak akan
mudah bukan?” Stefen meratap.
“Tidak. Ini
tidak akan mudah dan tidak seharusnya seperti itu. Kecurigaan tidak sama dengan
ketajaman yang sejati, tetapi jika engkau mencurigai sesuatu, curigailah yang
tampaknya mudah. Saya belum menemukan “yang muda” melalui setiap pintu atau
setiap jalan yang tampaknya benar. Mengambil jalan yang mudah pasti menuju
jalan yang salah. Engkau dipanggil sebagai seorang prajurit dan engkau akan
berperang. Saat ini seluruh dunia berada dalam kuasa “hikmat” yang palsu dan
engkau harus mengalahkan dunia untuk memenuhi tujuan hidupmu.”
“Saya sudah
melakukan banyak hal yang sulit dari yang pernah saya lakukan,” kata Stefen merefleksikan.
“Tetapi engkau benar- sangat sulit tetapi sangat berharga. Saya tidak pernah
mengenal sukacita, kepuasan, pengharapan. Kebebasan sangat sulit. Sangat sulit
bagi saya memilih gunung mana yang harus saya daki. Kembali kesana, saya tahu
bahwa saya dapat memilih untuk tidak menaiki tembok-tembok itu. Saya merasakan
seperti ketakutanlah yang membuat tembok didalam saya. Tetapi setelah saya
mengambil pilihan itu, saya tahu saya akan mencapai puncak. Tapi apakah itu
menjadi lebih mudah?”
“Tidak, tetapi
bagaimanapun “sulit” harus lebih dipenuhi. Tidak akan ada kemenangan tanpa
peperangan dan peperangan lebih besar akan ada kemenangan yang lebih besar.
Semakin besar kemenangan yang kau alami, engkau semakin melihat kesempatan
untuk perang dan engkau akan bangkit semakin tinggi untuk menghadapi yang lebih
besar. Yang membuatnya mudah adalah Tuhan selalau membimbing kita kepada
kemenangan. Jika engkau tinggal dekat denganNya, engkau tidak akan pernah
gagal. Setelah setiap peperangan, setiap pencobaan, engkau akan semakin dekat
denganNya dan engkau mengenalNya dengan lebih baik.”
“Apakah saya
akan selalu merasakan kegelapan jika “hikmat” palsu mencoba menyesatkan saya?”
“Saya tidak
tahu. Saya tahu bahwa kegelapan datang jika kita tertipu untuk mencari diri
sendiri. Saat dia menipu manusia pertama dengan makan buah dari Pohon
Pengetahuan Baik dan Jahat, hal pertama yang mereka lihat adalah diri mereka
sendiri. Sekali “Hikmat” palsu dapat membuat kita memusatkan diri sendiri dan
pasti jatuh dalam belenggu. Penipu itu selalu mencoba untuk membuatmu mencari
diri sendiri. Panggilan untuk memenuhi tujuan hidup kita bukan demi kita tetapi
demi Tuhan dan demi UmatNya.”
“apakah setiap
orang pernah memenuhi tujuan hidupnya tanpa ditipu?”
“Tidak, saya
rasa. Sekalipun Rasul Paulus yang besarpun mengakui pernah dibodohi setan.
Petrus dijebak beberapa kali yang tercatat di Alkitab dan kita tidak tahu
berapa banyak lagi yang tidak ditulis. Tetapi jangan terlalu memikirkan tentang
ditipu. Sebenarnya itu adalah jebakan paling besar. Dia membelokkan banyak
orang dengan ketakutan dalam kuasa untuk menipu daripada untuk beriman kepada
kuasa Roh Kudus yang membimbing mereka ke semua kebenaran. Orang-orang yang
jatuh kedalam jebakan ini tidak hanya jatuh dalam belenggu ketakutan yang
semkain besar, tetapi mereka akan menyerang setiap orang yang berjalan dalam
kebebasan yang berasal dari iman. Saya yakin bahwa engkau tidak akan mencapai
puncak gunung sebelum mereka menghadangmu.”
“Dan apakah
mereka tahu nama Yesus?” Tanya Stefen sedikit bingung. “Mereka harus tahu
NamaNya untuk dapat mencapai tembok dan pergi lebih jauh. Saya maksud, apakah
mereka benar-benar tidak tahu NamaNya sekali saja?”
“Saya yakin
mereka tahu. Tetapi berdirilah dan lihatlah keseluruh lembah yang didepan dan
mengitari setiap gunung. Apa yang kau lihat?”
“Tampaknya
seperti penjara-penjara kecil. Tampaknya ada banyak orang berasal dari tempat
saya keluar!”
“Itulah mengapa
saya tekejut ketika engkau mengatakan bahwa Hikmat mengatakan bahwa ini adalah
satu-satunya penjara, tetapi setelah saya berada disana untuk beberapa saya,
saya mengerti apa yang Dia maksudkan. Lihatlah pada tembok–tembok yang tinggi.
Lihatlah pagar-pagarnya. Mereka semuanya sama. Jika engkau tertangkap dalam
perjalanan, engkau tidak akan dibawa kembali kemari. Mereka tahu bahwa engkau
akan memilih kematian daripada kembali kesana, tetapi mereka akan membawamu ke
penjara-penjara yang lain. Ketika engkau mendekati mereka, sangatlah sulit
melihat bahwa itu adalah penjara-penjara dari luar, tetapi didalam semuanya
sama dengan orang-orang yang terbagi dan terpenjara karena ketakutan mereka.”
“Saya senang engkau
menunjukkannya pada saya,” Stefen menawarkan. “Saya bahkan tidak melihat
penjara-penjara ketika saya melihat dari puncak tembok atau ketika saya melihat
kearah gunung yang akan saya daki. Dan apakah kau pikir saya akan sering
disergap oleh orang-orang yang mencoba menawan saya dan memasukkan ke salah
satu penjara itu? Dan apakah orang-orang ini menggunakan nama Yesus?”
“Tuhan, Dia
sendirilah yang memperingatkan dalam Kitab Suci bahwa di hari-hari akhir akan ada
banyak orang datang dalam NamaNya, menyatakan bahwa Dia adalah Kristus dan
mereka akan menipu banyak orang. Percayalah pada saya, ada banyak orang seperti
itu dan saya tidak percaya bahwa sebagian besar mereka tahu kalau mereka adalah
penyesat-penyesat. Saya dapat mengatakan kepadamu sifat yang saya lihat dari
mereka yang saya temui-mereka berhenti selagi dalam perjalanan, berhenti sesaat
dalam tujuan hidup mereka. Membutuhkan iman untuk terus pergi dan mereka
memilih mengikuti ketakutan lebih dari iman. Mereka mulai berpikir bahwa ketakutan
adalah iman dan sebenarnya melihat dinding-dinding ketakutan melingkupi
penjara-penjara sebagai benteng kebenaran. Ketakutan akan melalukan hal itu
pada visimu dan engkau dapat mulai melihat benteng dengan cara lain. Hanya
sedikit dari orang-orang ini yang tidak jujur. Mereka tulus hati tetapi mereka
ditipu oleh tipuan paling kuat yaitu ketakutan akan sesat.”
“Apakah saya harus
berperang melawannya?”
“Saya mengerti
pertanyaanmu dan seringkali bertanya soal itu pada diri saya sendiri. Mereka
itu menghancurkan iman banyak orang dan membuat kerusakan kepada tempat tinggal
lebih dari semua pemujaan dan sekte yang dikombinasikan. Ada suatu waktu jika
semua batu sandungan ini akan dihancurkan tetapi sekarang, semuanya itu ada
dengan tujuan membuat perjalanan semakin sulit.”
“Hikmat menginginkan
ini lebih sulit? Ini saja sudah sangat sulit untuk memerangi ketakutan sendiri.
Mengapa Dia ingin membuatnya lebih sulit dengan membuat kita memerangi
orang-orang yang takut itu?”
“Tepatnya kerjakan
ini sama mudah atau sama sulit yang Dia inginkan. Ini adalah perjalanan
sementara yang digunakan untuk mmpersiapkan orang-orang yang akan memerintah
bersama dengan Dia di masa mendatang sebagai anak laki-laki dan anak perempuan
dari Yang Paling Tinggi untuk selamanya. Setiap pencobaan bertujuan untuk
mengubah kita menjadi Segambaran dengan Dia. Satu hal yang pertama harus kita
pelajari dalam perjalanan ini adalah jangan menyia-nyiakan setiap pencobaan
tetapi raihlah itu sebagai kesempatan. Jika jalanmu lebih sulit ini karena
tingginya panggilanmu.”
Perlunya Disiplin
“Banyak orang
dipanggil, tetapi hanya sedikit yang dipilih. Banyak orang akan datang dalam
perjamuan kawin, tetapi hanya sedikit yang menjadi mempelainya.”
Kami berbalik
melihat Hikmat berdiri dibelakang kami. Dia muncul sebagai atlit muda yang
dikenal Stefen.
“Larilah pada
pertandingan didepanmu dan hadiahnya akan lebih besar dari yang dapat kamu
mengerti saat ini. Engkau tahu disiplin yang dibutuhkan untuk mempersiapkan
pertandingan. Sekarang disiplinkanlah dirimu sendiri untuk kebenaran. Aku sudah
memanggil semua yang bertanding, tetapi hanya sedikit yang berlari untuk
menang. Disiplinkah dirimu sendiri untuk menang.”
Kemudian Dia
pergi.
“Mengapa Dia
pergi?” Tanya Stephen.
“Dia mengatakan
semua yang dibutuhkan saat ini. Dia berbicara kepadamu tentang disiplin. Saya ambil
itu sebagai kata-kata yang penting untukmu saat ini.”
“Disiplin. Saya
benci kata-kata itu!”
“Dia berbicara
kepadamu tentang pertandingan.Apakah engkau pelari?”
“Ya, saya
berlari sangat cepat. Saya selalu menjadi yang tercepat disekolah saya dan
bahkan ditawari beasiswa untuk universitas yang besar.”
“Saya tahu
engkau tidak menerimanya.”
“Tidak, saya
menerimanya.”
“Apakah ini
karena kurangnya kedisiplinanmu sehingga tidak kuliah?”
“Bukan!Itu
karena...” Ada kediaman yang lama saat Stefen menunduk. “Ya, mungkin itu.”
“Jangan khawatir
sekarang. Engkau harus mengerti sesuatu. Paling banyak orang berpotensi paling
baik dalam setiap ladang atau pekerjaan tetapi tidak pernah mencapai yang
tinggi karena kurangnya satu hal – kedisplinan. Apa yang kau lakukan sekarang
lebih penting dari berlari atau kuliah. Cukup jelas bahwa disiplin merupakan
kelemahanmu dan itu sudah kau bayar tetapi Kristus dalam semuanya menjadikan
baru. Dalam Dia segala sesuatu yang menjadi kelemahanmu yang paling besar dapat
menjadi kekuatanmu yang paling besar. Sekarang engkau adalah muridNya. Yang
berarti engkau menjadi “seorang yang disiplin”
“Saya tahu bahwa
engkau mengatakan yang sebenarnya dan saya tahu bahwa ini adalah pertandingan
yang saya ingin menang.”
“Apakah kau
lihat jalan yang menuju puncak gunung?”
“Ya.”
“Jalan itu
disebut Disiplin. Tetaplah disana jika engkau ingin mencapai puncak.”
Bab 10 Pasukan
Tiba-tiba, saya
berdiri di sebuah gunung tinggi melihat dataran luas. Dibelakang saya, ada
sebuah pasukan berbaris lebar menyamping. Ada 12 divisi dalam barisan depan
yang berdiri jelas dari kumpulan para prajurit besar ini mengikuti dibelakang
mereka. Divisi-divisi ini kemudian dibagi menjadi resimen, batalyon, rombongan
dan regu. Divisi-divisi ini dikenal dari panji-panji mereka dan resimen dikenal
dari seragam yang berwarna-warni.
Batalyon,
rombongan dan regu dikenal dari selempang dan tanda pangkat yang dikenakan
setiap kelompok berbeda. Semua mengenakan baju zirah yang berwarna perak,
perisai yang tampak seperti emas murni dan senjata-senjata mereka dari perak
dan emas. Panji-panji itu sangat besar, 30- 40 kaki panjangnya. Saat para prajurit
berbaris, baju zirah dan senjata mereka bersinar terkena sinar matahari dan
kibaran panji dan suara langkah kaki mereka seperti guruh yang berputar. Saya
tidak berpikir bahwa bumi akan menyaksikan hal seperti ini sebelumnya.
Kemudian saya
menjadi sangat dekat untuk melihat wajah mereka-laki-laki dan perempuan, tua
dan muda dari setiap ras. Ada ketetapan hati yang dahsyat terpancar dari
wajah-wajah mereka, tetapi mereka tampak tidak tegang. Perang sudah ada di
udara tetapi dalam ketinggian saya dapat merasakan suatu damai sejahtera yang
saya tahu bahwa tidak ada satupun yang menakutkan dari medan perang tempat
mereka berbaris menuju. Atmosfer rohani yang saya rasakan ketika mendekati
mereka sangat luar biasa sama seperti penampilan mereka.
Saya melihat
seragam mereka. Warna-warnanya sangat indah. Setiap prajurit mengenakan lencana
pangkat dan medali. Para jendral dan prajurit berpangkat tinggi lainnya
berbaris bersama yang lain. Sekalipun jelas bahwa orang-orang yang berpangkat
tinggi ada bersama mereka, tidak ada seorangpun yang berlebihan akan
pangkatnya. Dari prajurit dengan pangkat tertinggi ke yang paling rendah,
semuanya seperti teman dekat. Itu adalah pasukan yang tampaknya belum pernah ada
disiplin, mereka tampak sebagai satu keluarga besar.
Saat saya
mempelajari mereka, mereka tampak tidak mementingkan diri sendiri-bukan karena
kehilangan identitas tetapi karena mereka sangat yakin akan siapa mereka dan
apa yang akan mereka lakukan. Mereka tidak ditelan oleh diri mereka sendiri
atau mencari pengenalan. Saya tidak dapat mendeteksi ambisi atau kebanggaan
disetiap tempat di setiap pangkat. Sangat menggoncangkan melihat begitu banyak
orang yang unik dalam satu harmonisasi dan berbaris menuju tangga yang
sempurna. Saya yakin bahwa tidak akan pernah ada pasukan seperti ini dibumi.
Kemudian saya
berada dibelakang divisi depan yang tampaknya kelompok lebih besar terdiri dari
ratusan divisi. Setiap divisi berbeda ukuran dengan sekitar 2 ribu dan yang
paling besar ratusan ribu. Sekalipun kelompok ini tidak sejelas dan
sewarna-warni yang pertama, ini juga pasukan yang luarbiasa hanya karena
ukurannya. Kelompok ini juga memiliki panji-panji tetapi tidak sebesar dan
seimpresif kelompok yang pertama. Mereka semua memakai seragam dan memiliki
pangkat tetapi saya terkejut bahwa banyak dari mereka yang bahwa tidak memiliki
baju zirah yang lengkap dan banyak orang tidak mempunyai senjata. Baju zirah
dan senjata mereka tidak berkilap dan bersinar seperti kelompok yang pertama.
Saat saya
melihat lebih jelas pada pangkat-pangkat ini, saya dapat melihat bahwa mereka
semua diputuskan dan mempunyai tujuan, tetapi mereka tidak mempunyai fokus
seperti kelompok yang pertama. Kelompok ini tampaknya lebih sadar akan pangkat
mereka sendiri dan pangkat-pangkat disekitar mereka. Saya merasakan ada
gangguan yang merintangi fokus mereka. Saya juga dapat merasakan ambisi dan
kecemburuan dalam pangkat, yang akan menuju pada gangguan berikutnya. Meski
demikian, saya merasakan bahwa divisi kedua ini masih pada tahap lebih tinggi
ketaatan dan tujuannya dari pasukan apapun di bumi. Ini juga adalah pasukan
yang sangat kuat. Dibelakang pasukan kedua, ada pasukan ketiga yang berbaris
sangat jauh dibelakang kedua pasukan sehingga saya tidak yakin mereka dapat melihat
kelompok-kelompok yang ada didepan mereka. Kelompok ini lebih besar
berkali-kali lipat dari yang gabungan pasukan yang pertama dan kedua, tampaknya
terdiri dari jutaan dan jutaan orang. Saat saya melihat dari kejauhan, pasukan
ini bergerak dalam arah yang berbeda seperti kawanan besar burung-burung,
menyapu satu halaman dan kemudian selanjutnya, tidak pernah bergerak dalam arah
yang lurus untuk waktu yang lama. Karena gerakan yang aneh ini, membuat mereka
semakin jauh dan semakin jauh dari kedua pasukan didepan.
Saat saya
mendekat, saya melihat para prajurit ini compang camping, seragam abu-abu pudar
yang tidak dibersihkan atau disetrika. Hampir setiap orang berdarah dan
terluka. Sedikit orang yang berbaris tetapi paling banyak mereka berjalan dalam
arah yang umum menurut yang lainnya. Perjuangan secara konstan mematahkan
pangkat-pangkat mereka dan menyebabkan banyak orang terluka. Beberapa prajurit
mencoba untuk tetap dekat dengan jumbai panji yang berkibar diantara
pangkat-pangkat. Meski demikian, tidak satupun yang dekat dengan panji-panji
itu mempunyai identitas yang jelas karena mereka lari dari satu panji ke panji
yang lainnya.
Dalam pasukan
ketiga ini, saya terkejut hanya ada 2 pangkat-jendral dan pribadi. Hanya sedikit
yang mengenakan baju zirah dan saya tidak melihat senjata apapun kecuali
senjata tiruan yang dibawa jendral-jendral. Jendral-jendral ini memamerkan
senjata-senjata tiruan ini seakan-akan itu membuat para pejabat spesial, tetapi
bahkan setiap orang dalam pangkat itu dapat mengatakan bahwa senjata itu
imitasi. Hal ini menyedihkan karena sangat jelas orang-orang yang dipangkat itu
ingin menemukan seseorang yang nyata yang ingin mereka ikuti.
Tampaknya tidak
ada ambisi diantara para jendral.Ini bukan karena tidak mementingkan diri
sendiri seperti dalam pasukan pertama atau karena tidak perhatian. Saya pikir
paling tidak ambisi yang tampak di pasukan kedua lebih baik daripada
kebingungan yang ada di kelompok ini. Jendral-jendral disini tampaknya lebih
sungguh-sungguh berbicara tentang diri mereka sendiri dan memerangi satu dan
yang lainnya, yang sedang dilakukan kelompok-kelompok kecil sekitar panji-panji.
Kemudian saya dapat melihat bahwa perang didalam pangkat itu sendiri karena
penyapuan besar-besaran, perubah arah tak menentu dari waktu ke waktu.
Saat saya
melihat kepada jutaan orang di kelompok terakhir, saya merasakan bahwa dengan
jumlah mereka yang sangat besar, mereka sebenarnya tidak benar-benar memperkuat
pasukan tetapi malah melemahkannya. Dalam perang yang sebenarnya, mereka akan
lebih menjadi penyakit daripada menjadi asset. Hanya dengan menopang mereka
dengan makanan dan perlindungan akan membayar harga yang mahal lebih dari nilai
yang memampukan mereka untuk berperang. Saya pikir sebuah kelompok dalam
kelompok pertama atau kedua akan sangat berarti daripada banyak jendral dari
kelompok ketiga. Saya tidak dapat mengerti mengapa kelompok pertama membiarkan
kelompok ini mengekor dibelakang mereka. Jelas mereka bukan prajurit sejati.
Hikmat dari
Zippora
Tiba-tiba saya
berada di sebuah gunung dimana saya dapat melihat seluruh pasukan. Saat saya
mengawasi, saya melihat dataran yang kering dan berdebu didepan pasukan, tetapi
secepat mungkin setelah 12 divisi pertama lewat, bumi menjadi gelap kehijauan,
dengan bayangan pohon-pohon yang berbuah dan aliran air murni mengalir
disepanjang daratan. Pasukan ini memulihkan bumi. Saya pikir betapa berbedanya ini,
apa yang akan terjadi kalau pasukan dari dunia yang akan melewati dataran ini.
Mereka akan menjarah ternak dan buah yang ada di dataran sepanjang yang mereka
lalui sampai gundul.
Saya melihat
saat divisi kedua melewati dataran ini. Mereka meninggalkan jembatan-jembatan
dan banyak bangungan, tetapi tanahnya tidak terbentuk dengan baik seperti yang
mereka lewati sebelumnya. Rumput-rumputnya tidak menghijau, aliran-aliran air
itu berlumpur dan banyak buah yang diambil.
Kemudian saya
melihat saat kelompok ketiga lewat. Rumputnya hilang atau diinjak-injak ke bumi
sehingga tidak terlihat. Sedikit pohon yang tersisa digunduli. Aliran-aliran
air sungai dipolusi. Jembatan-jembatan patah dan tidak bisa dilewati.
Bangunan-bangunan ditinggalkan berantakan. Tampaknya kelompok ini sudah
menghabiskan semua kebaikan yang dilakukan kelompok satu dan dua. Saat saya
melihat mereka. Kemarahan saya muncul.
Saya merasakan
Hikmat berdiri disamping saya. Dia tidak mengatakan apapun untuk waktu yang
lama, tetapi saya juga merasakan KemarahanNya.
“Mementingkan
diri sendiri, menghancurkan,” kata Dia akhirnya. “Aku datang untuk memberikan
hidup dan hidup secara berkelimpahan. Bahkan ketika PasukanKu sudah dewasa, ada
banyak orang yang memanggil namaKu dan mengikuti orang-orang yang mengikuti
Aku, tetapi mereka tidak mengenalKu atau berjalan dalam JalanKu. Mereka menghancurkan buah-buah yang
dihasilkan mereka yang mengikuti Aku. Karena ini, dunia tidak tahu apakah akan
menganggap UmatKu berkat atau kutuk.”
Saat Hikmat
mengatakan ini, saya merasakan panas yang naik dariNya, intentisitasnya sampai
terasa menyakitkan sehingga sulit bagi saya mengkonsentrasikan apa yang Dia
katakan. Meski demikian, saya tahu bahwa saya merasakan apa yang Dia rasakan
dan itu adalah bagian yang penting dari pesan yang harus Dia sampaikan pada
saya. Rasa sakit itu adalah gabungan
dari kasih akan bumi dan kemarahan atas mementingkan diri sendiri dalam pasukan
ini. Kedua perasaan ini sangat kuat sehingga saya merasakannya seolah-olah
perasaan itu dicapkan kepada saya.
Saat kemarahan
Tuhan semakin meningkat, saya merasakan bahwa Dia mungkin akan menghancurkan
seluruh pasukan. Kemudian saya teringat bagaimana Tuhan bertemu dengan Musa
dalam perjalanannya ke Mesir dalam ketaatanNya dengan Tuhan. Tuhan akan
membuatnya mati sampai istri Musa, Zippora menyunat anak mereka. Saya tidak
pernah mengerti hal itu sampai sekarang. Sebab penyunatan berbicara tentang
penghilangan kedagingan atau sifat jasmani, insiden dengan Musa seperti sebuah
nubuatan yang membayangi dosa Elia, seorang imam, yang mengutuk dirinya sendiri
dan menyerah pada Israel karena dia gagal mendisiplinkan anak-anaknya.
“Tuhan, bangkitkan
mereka dengan hikmat Zippora!” saya menangis menjerit.
Pembakaran itu terus
dan sebuah keyakinan dalam pada saya untuk datang kepada para pemimpin dari
pasukan-pasukan besar itu dan menceritakan kepada mereka cerita tentang Zippora
dan setiap orang dalam pasukan Tuhan harus menyunatkan hati mereka. Sifat
jasmani harus dibuang. Saya tahu jika saya berjalan lebih jauh sebelum ini
berakhir, seluruh pasukan berada dalam bahaya kehancuran oleh Tuhan Sendiri,
sama seperti Dia hampir membunuh Musa ketika dia kembali ke Mesir.
Kemudian saya
berdiri di Ruang Pengadilan didepan Kursi Pengadilan Tuhan. Tuhan masih muncul
sebagai Hikmat, tetapi saya tidak pernah melihat Dia lebih dahsyat, galak,
ataupun Kata-KataNya yang semakin berat.
“Engkau sudah
melihat pasukan ini didalam hatimu setiap waktu. Para pemimpin yang Aku tunjuk
sekarang harus memimpin pasukan ini. Aku mengirimkanmu kepada banyak para pemimpin
ini. Apa yang akan engkau katakan pada mereka?”
“Tuhan, ini
adalah pasukan yang besar, tetapi saya masih bersedih dengan kondisi kelompok
ketiga. Saya tidak mengerti mengapa mereka diijinkan untuk berpura-pura menjadi
bagian dari PasukanMu. Saya ingin mengatakan bahwa sebelum mereka lebih jauh,
pasukan pertama dan kedua harus berbalik dan mengusir kelompok ketiga ini.
Mereka benar-benar sangat sedikit dari kelompok yang besar.”
“Apa yang engkau
lihat hari ini masih berada di masa depan. Pelayanan-pelayanan yang akan Aku
lepaskan untuk mengumpulkan pasukan dan memperlengkapi mereka dengan semua yang
kau katakan. Pada waktu ini, hampir semua PasukanKu berada dalam kondisi ketiga.
Bagaimana Aku dapat membiarkan mereka diusir pergi?”
Saya tergoncang,
sekalipun saya tahu bahwa saya tidak akan pernah melihat salah seorang Umat
Tuhan yang berada dalam keadaan baik bahkan seperti kelompok kedua.
“Tuhan, saya
tahu Engkau marah terhadap kelompok ini. Jika sekarang hampir seluruh PasukanMu
seperti ini, saya bersyukur Engkau tidak menghancurkan kami semua. Ketika saya
melihat dalam kelompok ketiga, saya merasa bahwa mereka dalam kondisi yang
menyedihkan. Kurang latihan, perlengkapan peran dan visi, juga kegagalan
memikul salib yang menyunatkan hati. Saya percaya saya harus pergi kepada
mereka dengan pesan tentang Zippora tetapi jika mereka juga membutuhkan pelatih
sersan dan perwira yang akan melatih mereka.”
Hikmat
melanjutkan kata-kataNya, “Ingatlah pasukan pertama yang kau lihat sebelum
gunung. Mereka juga tidak siap berperang dan ketika peperangan dimulai,
orang-orang yang tidak siap melarikan diri. Bagaimanapun, banyak orang kembali
dengan baju zirah mereka dan khayalan yang digantikan dengan kebenaran. Dua
kelompok yang pertama dalam pasukan juga diubahkan oleh peperangan ini dan
menyadarkan mereka akan kondisi mereka yang sebenarnya. Kemudian mereka berseru
pada Ku dan Aku mengirimkan gembala-gembala yang mempunyai HatiKu. “Semua
gembala-gembalaKu seperti Raja Daud. Mereka tidak menyewa orang-orang yang
mencari tempat atau posisi sendiri tetapi mereka meletakkan hidupnya untuk
UmatKu. Mereka juga tidak takut perang melawan MusuhKu dan murni menyembahKu. Aku
akan mengirimkan gembala-gembala ini kedepan. Engkau harus kembali dengan pesan
Zippora. Waktunya sudah dekat, jika Aku tidak tinggal dalam orang-orang yang
mencari untuk dihitung UmatKu yang tidak menyunatkan hati mereka. Engkau harus
memperingatkan mereka akan MurkaKu.
“Aku juga
mengirimkanmu kembali untuk berjalan bersama para nabiKu yang Aku kirimkan sama
seperti Samuel untuk menuangkan minyak urapan kepada para gembalaku yang sejati.
Banyak orang ini yang dianggap paling kecil oleh saudara-saudara seiman mereka,
tetapi engkau akan menemukan mereka melayani seperti para gembala setia
melayani rombongan kecilnya, pekerja yang setia pada apa yang Aku berikan.
Mereka ini orang-orang yang setia yang Kupanggil untuk menjadi raja-raja.
Kepada mereka Aku mempercayakan otoritasKu. Mereka akan menyiapkan UmatKu pada
perang besar terakhir mendatang.”
Kemudian saya heran
dalam hati, jika kami sekarang dalam kondisi kelompok yang ketiga, apa yang
harus dilakukan pada para jendral yang tampaknya bukan jendral yang sejati?
“Engkau benar,
mereka bukan jendral yang sejati,” Tuhan menjawab. “Aku tidak menunjuk mereka
tetapi mereka menunjuk diri mereka sendiri. Orang-orang lain akan menjadi
perwira yang berguna. Bagaimanapun, banyak orang akan lari pada peperangan
pertama dan engkau tidak akan melihatnya lagi.
“Ingatlah ini: Sekali
waktu, setiap orang dalam kelompok satu dan dua pertama merupakan bagian dari
yang terakhir. Saat engkau pergi dengan pesan Zippora mendeklarasikan bahwa Aku
tidak akan lagi mentolerir kedagingan UmatKu, orang-orang yang benar-benar
Kupanggil dan memutuskan untuk mentaati Aku tidak lari dari PenyunatanKu tetapi
akan berdiri melawan kedagingan dalam kemah sehingga Aku tidak akan menghakimi
mereka. Gembala-GembalaKu juga bertanggung jawab atas kondisi Domba-dombaKu.
Jendral-jendralKu bertanggung jawab atas kondisi dari para prajuritKu.
Orang-orang yang sudah Aku panggil akan bertanggungjawab karena mereka
mengasihi Aku, mereka mengasihi UmatKu dan mereka mengasihi kebenaran.”
Panglima Bala
Tentara
Kemudian saya
tidak lagi berdiri di depan Kursi Pengadilan tetapi berada di atas gunung
melihat pasukan itu lagi. Hikmat berdiri disamping saya. Dia tegas tetapi saya
tidak lagi merasakan kesedihan dan kemarahan seperti sebelumnya.
“Aku ijinkan
engkau melihat sedikit dari masa yang akan datang,” Hikmat memulai. “Aku
mengirimmu kepada orang-orang yang dipanggil untuk mempersiapkan UmatKu dan
memimpinnya. Mereka adalah orang-orang yang akan berjuang dimedan perang di
gunung. Mereka adalah orang-orang yang sudah bertemu pasukan penuduh dan tetap
setia. Mereka adalah orang-orang yang mengawasi UmatKu dan melindungi mereka
sekalipun berresiko atas hidup mereka. Mereka dipanggil para pemimpin UmatKu
yang akan berjuang di peperangan besar di jaman akhir dan akan tetap bertahan
tanpa takut melawan semua kuasa kegelapan.
“Sama seperti
yang kau lihat, pasukan ini sedang berbaris, tetapi seringkali mereka akan
mendirikan kemah. Perkemahan itu sama penting dengan berjalan berbaris. Ini
adalah waktu untuk merencanakan, melatih dan mempertajam keahlian dan
senjata-senjata. Ini juga waktu untuk orang-orang yang berada di kelompok
pertama berjalan menuju kelompok kedua dan untuk para pemimpin kelompok kedua
untuk berjalan menuju kelompok ketiga, menemukan mereka yang bisa dipanggil
untuk masuk dalam tingkat selanjutnya. Lakukan ini selagi kau bisa, karena
waktunya sudah dekat, jika Wahyu 11:1-2 digenapi dan orang-orang yang ingin
dipanggil olehKu tetapi tidak berjalan dalam JalanKu akan menjadi penghalang.
Sebelum peperangan akhir ini, PasukanKu akan kudus sama seperti AKU Kudus. Aku
akan memusnahkan orang-orang yang tidak menyunatkan hati mereka dan para
pemimpin yang tidak memegang KebenaranKu. Ketika terjadi peperangan terakhir,
tidak akan ada kelompok ketiga seperti yang kau lihat disini.
“Sampai sekarang
ketika PasukanKu sedang berkemah, banyak waktu mereka terbuang percuma. Hanya
saat Aku memimpin UmatKu menuju obyektifitas yang jelas sehingga saat Aku
memanggil UmatKu untuk berkemah maka akan ada tujuannya. Kekuatan pasukan yang
berbaris akan ditentukan dengan kualitas kemah mereka. Ketika waktu mereka
untuk berhenti dan berkemah dalam satu musim, itu adalah untuk mengajar UmatKu
tentang jalan-jalanKu. Sebuah pasukan adalah sebuah pasukan baik di peperangan
maupun di masa damai. Engkau harus belajar bagaimana berkemah, bagaimana
berbaris dan bagaimana berperang. Engkau tidak akan melakukan semuanya ini
sampai engkau dapat melakukannya dengan baik.
“PasukanKu harus
siap untuk melakukan semuanya itu baik musimnya atau tidak. Engkau mungkin
berpikir bahwa ini adalah waktunya berjalan berbaris. Tetapi Aku menuntunmu ke
perkemahan karena Aku melihat hal-hal yang tidak pernah kau lihat sekalipun
dari tempat visi ini. Jika engkau mengikuti Aku, engkau akan selalu melakukan
hal-hal dengan tepat pada waktu yang tepat sekalipun itu tampaknya tidak tepat
bagimu. Ingatlah, Akulah Panglima Bala Tentaranya.
“Sebuah
keputusan pasukan ditentukan dengan kehormatan misi mereka, bagaimana mereka
dipersiapkan untuk misi mereka dan bagaimana mereka dibimbing. Pasukan ini akan
berbaris dengan misi kehormatan yang pernah diberikan kepada manusia. Bagaimanapun,
sedikit dari UmatKu yang diperlengkapi untuk misi mereka dan orang-orang yang
sekarang memimpin UmatKu mengikuti keinginan mereka sendiri. Sekarang Aku akan
membangkitkan pemimpin-pemimpin yang akan melatih dan memperlengkapi UmatKu.
Orang-orang ini akan selalu mengikuti Aku karena Akulah Panglima Bala
Tentaranya.
“Banyak pasukan
yang mengalami baik kemenangan maupun kekalahan. PasukanKu sudah berbaris
selama berabad-abad. PasukanKu juga banyak mengalami kemenangan dan kekalahan.
PasukanKu kalah dalam perang karena mereka memerangi musuh saat Aku tidak
memberikan perintah. Yang lain dikalahkan karena mereka menyerang musuh dengan
orang-orang yang tidak ahli. Banyak dari pemimpin ini melakukan hal ini karena
mereka mencari kemuliaan mereka sendiri. Sama seperti yang ditulis Paulus dalam
waktunya,’Mereka mencari kepentingannya sendiri.’
“Para pemimpin
yang lain mempunyai KepentinganKu dalam hati dan mencari kemuliaan diatas
kejahatan demi NamaKu, tetapi mereka tidak melatih orang-orang mereka dengan
baik; mereka tidak berjalan denganKu sebagai Hikmat mereka. Sekarang mereka
akan berubah. Aku akan menjadi Panglima Bala Tentaranya. Jangan berkecil hati
dengan cara UmatKu terlihat sekarang, tetapi ingatlah akan menjadi apa mereka
selanjutnya. Sekarang Aku akan membangkitkan para pemimpin yang hanya berbaris
saat Aku memberikan perintah. Saat PasukanKu mengikuti Aku, itu akan
memenangkan setiap peperangan. Ketika mereka berkemah, mereka akan mengenal
HadiratKu dan mereka akan bertumbuh kuat dalam JalanKu.
“Engkau akan
tiba pada saatnya ketika engkau melihat PasukanKu sama seperti sekarang. Pada
waktu itu, engkau rasakan kemarahan yang membakar Aku. Ketahuilah bahwa Aku
tidak lama lagi tidak akan tinggal diam dalam orang-orang dalam kelompok
ketiga. Kemudian Aku akan menghentikan seluruh pasukan sampai orang-orang dalam
kelompok ini didisiplinkan menjadi prajurit atau dibubarkan. Aku akan
mendisiplinkan orang-orang dalam kelompok kedua membuang ambisi jahat mereka
dan mereka akan hidup untuk Aku dan KebenaranKu. Kemudian PasukanKu akan
berbaris maju, tidak menghancurkan tetapi memberikan hidup. Aku akan berada
ditengah-tengah mereka untuk membuat para MusuhKu berada dibawah kaki
pasukanKu. Aku datang untuk menjadi Panglima Bala Tentara!”
Kota
Kemudian saya
berdiri di gunung yang lain melihat ke sebuah kota. Kemuliaan kota itu di luar
segala sesuatu yang saya lihat atau saya bayangkan sebelumnya. Setiap bangunan
dan rumah unik dan indah, membuat saya menahan nafas, simetris satu dengan yang
lain dan dikelilingi ladang-ladang, gunung-gunung dalam aliran air. Hampir sama
seperti sebuah kota yang bertumbuh seperti tanaman. Saya merasakan bahwa saya
melihat kepada sesuatu yang dibangun oleh suatu ras yang tidak akan jatuh dan
berjalan dalam kebenaran dan kemurnian Adam dan Hawa pada mulanya.
Satu sosok yang
berdiri adalah sejumlah besar jendela kaca yang besar disetiap bangunan dan
rumah tinggal. Kaca ini begitu jernih dan bersih dan jendela-jendela dan
pintu-pintu sangatlah tepat ditempatkan sehingga saya rasakan bahwa saya tidak
hanya disambut oleh setiap yang tinggal tetapi juga diundang. Seakan-akan tidak
ada yang tersembunyi dan tidak ada bahaya pencurian. Kemudian saya melihat
orang-orang dalam kota itu. Mereka tampaknya familiar tetapi pada waktu yang
sama saya tahu bahwa saya tidak pernah berjumpa seorangpun seperti mereka. Mereka
sama seperti bayangan saya tentang Adam sebelum jatuh. Mata orang-orang itu
bersinar dengan apa yang hampir merupakan pemahaman total, kedalaman
intelektual jauh melihat orang paling pandai yang saya pernah tahu. Saya tahu
ini adalah hasil dari perintah dan damai sejahtera yang benar-benar membebaskan
kebingungan atau keraguan, atau mungkin kebingungan atas keraguan-raguan. Tidak
ada ambisi karena setiap orang percaya diri dan sangat bersukacita dengan siapa
mereka dan apa yang mereka lakukan. Karena setiap orang disini bebas, mereka
juga terbuka. Kemiskinan atau sakit penyakit tampaknya tidak dikenal.
Saya melihat
jalan-jalan di kota ini. Ada banyak jalan raya besar di pusat kota yang menuju
ke segala arah dan banyak jalan yang lebih kecil bersambungan dengan jalan raya
yang besar ini. Saat saya melihat salah satu jalan raya terbesar, pengetahuan
diimpartasikan kepada saya tentang kekudusan yang benar. Saya melihat jalan
raya yang lain dan saya tahu kebenaran akan penyembuhan. Saat saya melihat yang
lain, saya mulai mengerti hal-hal tentang penghakiman. Melihat ke masing-masing
jalan, saya mengerti kebenaran yang berbeda-beda. Kemudian saya sadar bahwa
setiap jalan raya adalah jalan kepada kebenaran. Orang-orang berjalan dan
tinggal disalah sautnya mereflesikan kebenaran dari jalan raya itu.
Perhatian saya
beralih ke banyak jalan yang berhubungan dengan jalan raya-jalan raya. Saat
saya melihatnya, saya merasakan impartasi akan buah-buah Roh, seperti kasih,
sukacita, damai sejahtera atau kesabaran. Perasaan ini muncul disamping
pengertian-pengertian yang muncul saat saya melihat ke jalan-jalan raya itu.
Saya mengamati
bahwa selagi beberapa jalan ini terhubung dengan setiap jalan raya, beberapa
jalan raya hanya mempunyai satu atau dua yang berhubungan dengannya. Sebagai
contoh, saya hanya dapat mencari Jalan Raya Kekudusan dengan berjalan diatas
jalan Kasih. Saya hanya dapat mencari Jalan Penghakiman dengan berjalan diatas
jalan Kasih atau Sukacita. Bagaimanapun, Jalan Raya Kasih Karunia dihubungkan
dengan semua jalan. Untuk mencapai salah satu Jalan Raya Kebenaran, saya harus
berjalan dalam sebuah jalan yang dimanakan buah-buah Roh.
Orang-orang
berjalan diatas jalan raya dan jalan-jalan kecil selagi beberapa orang hanya
duduk-duduk di sebelahnya. Beberapa orang tinggal di rumah-rumah di jalan atau
jalan raya sedangkan yanglain membangun rumah diatasnya. Mereka yang tinggal
dirumah-rumah secara konstan melayani makanan dan minuman untuk orang-orang
yang berjalan atau yang duduk. Kemduian saya mengatamati bahwa tidak ada
restoran, hotel atau rumah sakit didalam kota. Segera saya menyadari bahwa
tidak satupun itu diperlukan sebab setiap rumah adalah pusat dari keramahan dan
penyembuhan.
Hampir setiap
rumah terbuka untuk para pelancong. Rumah-rumah yang tidak terbuka digunakan
untuk tujuan-tujuan tertentu seperti belajar atau penyembuhan jangka panjang.
Saya heran mengapa setiap orang memerlukan penyembuhan disini tetapi kemudian
saya akan ditunjukkan alasannya. Meski demikian, saya tidak dapat membayangkan
suatu tempat yang luar biasa dalam pelayanan dan keramahan yang luar biasa,
membantu atau menyembuhkan, bahkan dibangun diatas Jalan Raya Penghakiman yang
tampaknya menjadi tempat yang paling ramai. Karena itu, sekalipun Jalan Raya
Penghakiman tampak menarik hati. Sangat jelas bahwa setiap jalan tidak hanya
aman tetapi sangat diinginkan dari jalan atau jalan raya lain yang pernah saya
lihat walau di taman-taman. Kota ini jauh lebih mulia daripada setiap utopia
yang disampaikan para filosof.
Perhatian saya tertarik
pada Jalan Raya Penghakiman. Tampaknya merupakan jalan raya yang sedikit
dilalui, tetapi sekarang menjadi lebih ramai. Kemudian saya melihatnya karena
jalan dan jalan raya semuanya terhubung kepada Jalan Raya Penghakiman ini.
Sekalipun Jalan Raya Penghakiman menjadi pusat kegiatan, orang-orang
tampak ragu-ragu untuk masuk.
Saat saya
melihat ujung dari jalan raya, saya dapat melihat sebuah jalan berada dalam
lereng yang terus menerus dan ada sebuah gunung tinggi diujungnya yang
dibungkus dengan sesuatu yang halus tetapi mulia. Saya merasa bahwa jika
orang-orang dapat melihat jalan ini karena mereka mempunyai perasaan yang sama
akan Ruang Besar Pengadilan. Saya tahu bahwa ini adalah jalan untuk mengenal
Tuhan sebagai Hakim yang Adil.
Ikatan Damai
Sejahtera
Saya heran
apakah kota ini surga atau Yerusalem yang baru. Kemudian saya melihat sekalipun
orang-orang tingginya jauh melebihi orang-orang yang saya lihat dibumi, mereka
tidak mempunyai kemuliaan atau ketinggian dari orang-orang itu meski dalam
poisisi yang paling rendah di Ruang Pengadilan. Saya heran tentang hal ini saat
saya merasakan Hikmat berdiri disamping saya lagi.
“Mereka ini
adalah orang-orang yang sama yang kau lihat di PasukanKu,” Dia mulai berbicara.
“Kota dan Pasukan adalah sama. Pemimpin-pemimpin masa datang mempunyai visi
akan PasukanKu dan KotaKu. Aku membangun keduanya dan Aku akan menggunakan para
pemimpin yang sekarang Aku persiapkan untuk menyelesaikan apa yang sudah Aku mulai
beberapa generasi yang lalu. Jendral-jendralKu akan menjadi tukang bangunan ahli
untuk KotaKu dan Para tukang Bangunan Ahli Ku juga akan menjadi
jendral-jendral. Mereka semuanya sama.
“Suatu hari,
pasukan tidak lagi diperlukan tetapi kota ini akan ada selamanya. Engkau harus
menyiapkan pasukan dalam peperangan ini tetapi bangunlah semuanya yang akan kau
bangun untuk masa yang akan datang.
“Ada masa depan
untuk bumi. Setelah PenghakimanKu datang, masa depan yang mulia datang juga.
Aku akan menunjukkan UmatKu masa depan sehingga masa depan itu ada dalam hati
mereka. Seperti yang ditulis Salomo,”, ‘Segala sesuatu yang dibuat Tuhan akan
tetap tinggal selamanya.’Saat UmatKu menjadi sepertiKu, mereka akan membangun
sesuatu yang bertahan selamanya. Mereka akan melakukan semua yang mereka
lakukan dengan damai sejahtera dalam waktu sekarang dan visi untuk masa depan.
Kota yang sedang Kubangun bertahan untuk selamanya karena dibangun diatas
kebenaran hati manusia. KebenaranKu akan bertahan dan orang-orang yang berjalan
dalam kebenaran akan meninggalkan buah-buah yang akan tinggal tetap.
“Aku datang ke
bumi kepada UmatKu sebagai Hikmat untuk membangun KotaKu. Pengenalan akan
kebenaran akan memenuhi KotaKu, tetapi hikmatlah yang akan membangunnya. Hikmat
akan turun atas para tukang bangunan yang akan menyebabkan dunia kagum kepada
Kotaku lebih dari pada kekaguman akan kota yang dibangun Salomo. Manusia
menyembah hikmat mereka sejak mereka makan buah dari Pohon Pengetahuan. Hikmat
dunia akan pudar dan HikmatKu akan terbuka disepanjang KotaKu. Kemudian
orang-orang yang menyembah hikmat lain akan dipermalukan. Semua yang dikerjakan
Salomo sebagai nubuatan akan Aku bangun.
“Semua yang kau
lihat di kota itu yang AKU bangun, Aku hanya memberikan kepadamu bayangan yang
dangkal. Dari waktu ke waktu, engkau akan ditunjukkan yang lebih lagi tetapi
sekarang engkau harus melihat satu hal. Apa yang paling kau amati dari kota
ini?”
“Satu hal yang
berdiri dalam satu harmonisasi. Segala sesuatu di kota cocok satu sama lain dan
seluruh kota cocok sempurna dengan lingkungannya,” saya meresponi.
“Ikatan damai
sejahtera yang sempurna adalah kasih,” Tuhan meneruskan. “Dalam KotaKu, ada
kesatuan. Dalam semua yang Aku ciptakan, ada harmonisasi. Segala sesuatu cocok
bersama-sama didalam Aku. Segala sesuatu yang AKU kerjakan di bumi adalah untuk
memulihkan harmonisasi yang asli antara BapaKu dan CiptaanNya dan diantara
semua ciptaan. Saat semua umat manusia hidup dalam harmonisasi dengan Aku. Bumi
akan harmonis dengan Tuhan dan tidak ada lagi gempa bumi, banjir atau badai.
Aku datang untuk membawa damai sejahtera bagi bumi.”
Saat Dia
berbicara, saya tahu bahwa saya melihat kemasa depan sama seperti saat saya
melihat pasukan. Saya juga tahu bahwa apa yang Dia katakan tentang membangun
damai sejahtera di masa sekarang dan sebuah visi untuk masa depan juga hal yang
mendasar dalam harmonisasi yang saya lihat. Waktu juga merupakan bagian dari
CiptaanNya yang didalamnya kita harus cocok. Hikmat menoleh pada saya sehingga
saya melihat langsung kedalam MataNya dan berkata, “Aku mengasihi CiptaanKu.
Aku mengasihi binatang-binatang diladang dan ikan-ikan di laut. Aku akan
memulihkan segala sesuatu seperti tujuan semula dijadikannya, tetapi aku lebih
dulu harus memulihkan manusia. Aku datang tidak hanya untuk membebaskan tetapi
juga memulihkan. Merupakan bagian dalam PelayananKu akan pemulihan engkau tidak
harus melihat seperti apa mereka tetapi menjadi apa mereka nantinya. Seperti
Yehezkiel, engkau harus melihat sekalipun dalam tulang-tulang kering terdapat
pasukan yang begitu besar. Engkau harus menubuatkan hidup dalam tulang-tulang
sampai mereka menjadi pasukan yang Aku panggil dari semula. Kemudian PasukanKu
akan berbaris. Ketika PasukanKu berbaris, itu akan memulihkan – bukan
menghancurkan. Itu akan memerangi kejahatan tetapi juga akan membangun kota
kebenaran.
“Semua harta
karun di bumi tidak dapat memberatkan keseimbangan nilai seorang jiwa. Aku
membangun Kota Ku dalam hati manusia dengan hati manusia. Orang-orang yang
tetap berpegang pada hikmat besar-pengetahuan akan harta karun abadi-akan
digunakan untuk membangun KotaKu. Engkau akan mengenal para Tukang Bangunan
KotaKu dari hikmat ini—mereka tidak memusatkan pikiran mereka pada hal-hal
duniawi tetapi pada harta karun di sorga. Karena hal ini, dunia akan membawa
harta kekayaannya ke KotaKu sama seperti yang mereka lakukan pada jaman Salomo.
“AKU akan
melepaskan Para Tukang BangunanKu yang ahli dan bijaksana. Engkau harus
berjalan bersama mereka dan mereka harus berjalan bersama-sama. Setiap jalan
raya dan jalan yang kau lihat di kota akan mulai menjadi benteng kebenaran di
bumi. Setiap benteng akan bertahan melawan kuasa kegelapan, dan kuasa-kuasa itu
tidak akan bertahan. Setiap benteng itu akan menjadi seperti sebuah gunung
dengan sungai-sungai yang mengalirkan airnya ke bumi. Tiap-tiap aliran itu akan
menjadi kota pertahanan dan sebuah tempat perlindungan bagi semua yang mencari
AKU. Tidak ada senjata yang melawan mereka dan tidak ada senjatapun yang Aku
berikan akan kalah.”
Para Tukang
Bangunan Tuhan
Saat Hikmat
berbicara, mata saya terbuka melihat lembah paling indah yang pernah saya
lihat. Gunung-gunung terbentuk dari lembah dan lembah itu sendiri sangat hijau
dari hijau apapun yang pernah saya lihat. Batu-batunya seperti benteng yang
terbuat dari perak, pohon-pohon sempurna dan lebat. Ada sebuah sungai di
tengah-tengahnya yang mengaliri dari aliran setiap gunung yang melingkarinya.
Airnya bersinar kebiruan, warna paling biru yang pernah saya lihat dan sangat
indah cocok dengan langit. Setiap bilah rumput sempurna. Lembah itu dipenuhi
banyak jenis binatang yang tampaknya jenis paling baik tanpa penyakit atau
cacat. Mereka cocok sempurna dengan lembahnya dan dengan satu dengan yang
lainnya. Saya tidak pernah melihat tempat yang sangat diingiknan ini di bumi.
Saya terheran-heran
apakah saya melihat Taman Eden dan kemudian saya melihat sedikit prajurit
berbaju zirah yang sedang mengawasi lembah. Prajurit lain mengikuti setiap
aliran sungai dan kemudian mengikuti sungai menuju ke tempat dimana para
prajurit pertama mengawasi. Awalnya saya tidak berpikir bahwa para prajurit itu
cocok dengan tempat itu tetapi untuk beberapa alasan saya segera merasakan
santai karena saya tahu mereka memang sudah seharusnya disitu.
Saya melihat kepada para prajurit itu. Mereka
kasar dan perang membuat mereka keras, tetapi baik dan mudah didekati. Mereka
itu keras dan pasti tetapi kelihatan dalam damai sejahtera yang sempurna.
Mereka itu serius dan suram, tetapi
penuh suikacita dan cepat tertawa. Saya pikir bahwa sekalipun perang selalu
mengerikan, jika saya harus pergi ke medan perang, tidak akan ada kelompok
prajurit lain disamping orang-orang yang saya pilih untuk berperang.
Saya mengamati
baju zirah mereka yang tampaknya memang dibuat untuk mereka, sangat cocok
sehingga saat mereka bergerak dengan keanggunan seakan-akan mereka tidak
mengenakan baju zirah sama sekali. Saya dapat mengatakan bahwa keduanya tampak
ringan, tapi kuat lebih dari yang saya pernah lihat. Baju zirah itu juga
merupakan kombinasi sempurna dari warna-warni air, gunung dan langit yang biru,
yang kemudian segera saya sadari bahwa itu adalah refleksi dari warna-warni
yang murni yang tidak pernah saya lihat. Baju zirah itu sendiri terbuat dari
perak “luar dunia”, lebih dalam dan lebih murni dari perak apaun yang ada di
bumi. Saat saya terheran-heran tentang siapa para prajurit ini, Tuhan mulai
berbicara.
“di rumah BapaKu
ada banyak tempat tinggal,” Dia menjawab, “Mereka adalah para Tukang BangunanKu.
Masing-masing RumahKu akan menjadi benteng yang darinya Aku kirimkan PasukanKu
keluar. Beberapa orang akan maju sebagai ksatria untuk berperang melawan orang
yang lemah dan tertekan dan yang lain akan maju dalam kelompok-kelompok kecil
yang akan menyerang pertahanan musuh dan membawa kembali orang-orang yang
manja. Beberapa orang akan maju sebagai panglima untuk menakhlukkan kota-kota
yang dimana KebenaranKu akan memerintah dan yang lain akan masuk dalam pasukan
dari benteng-benteng lain untuk membebaskan seluruh bangsa-bangsa dengan
Kebenaran, Kasih dan KuasaKu.
“Benteng-benteng
ini bukan saja perlindungan untuk UmatKu, tetapi juga untuk memobilisasi,
melatih dan mengirim PasukanKu ke seluruh penjuru bumi. Waktu kegelapan akan
segera datang, tetapi UmatKu tidak akan kedapatan bersembunyi. Mereka akan maju
untuk mengalahkan kejahatan dengan kebaikan. Mereka akan mengalahkannya dengan
tidak mengasihi hidup mereka dari maut dan dengan mengasihi yang lain lebih
dari hidupnya sendiri. Orang-orang ini tidak mempunyai rasa takut, mereka akan
Aku kirim sebelum Aku kembali.“Nubuatan-nubuatan mereka akan menyerang menteror
hati musuhKu. Mereka tidak akan takut. Mereka akan mengasihi. Kasih lebih kuat
dari takut dan kasih mereka akan mematahkan kuasa dari ketakutan yang
membelenggu manusia sejak awalnya. Karena mereka memilih untuk mati setiap
harinya, takut akan kematian tidak menguasai mereka. Ini akan memberikan kepada
mereka kuasa atas setiap musuh yang kekuatannya adalah takut. Aku sudah mati
satu kali tetapi sekarang Aku hidup untuk selamanya dan orang-orang yang mengenalKu tidak takut untuk mati. Karenanya,
orang-orang yang mengenalKu akan mengikutiKu kemanapun Aku pergi. “Setiap
tempat tinggalKu akan menjadi lembah seperti ini. Ini hidup dengan kehidupan
yang ada di bumi sebelum kejatuhan karena disini kuasa dari PenebusanKu
memunculkan hidup yang benar kembali. Tempat tinggalKu hanya akan ditemukan
dimana semua Aliran AirKu mengalir bersama-sama menjadi satu. Para Tukang
BangunanKu akan datang dari setiap aliran tetapi mereka akan bekerja menjadi
satu. Sama seperti rumah-rumah besar yang membutuhkan para pekerja yang berbeda,
demikian juga RumahKu. Hanya ketika mereka bekerja bersama-sama, mereka dapat
membangun RumahKu.
“Sama seperti
yang kau lihat dalam mereka, para Tukang BangunanKu akan mempunyai hikmat untuk
menyelesaikan penelitian sebelum itu dibangun. Masing-masing RumahKu cocok
sempurna dengan tanah tempatnya berada, tidak berdasarkan ukuran manusia tetapi
menurut Aku. Keahlian pertama para Tukang BangunanKu yang dikembangkan adalah
keahlian dalam meneliti. Mereka harus mengetahui tanahnya sebab Aku
merancangkan tanah untuk UmatKu. Ketika engkau membangunnya dengan HikmatKu,
apa yang kau bangun akan sesuai sempurna dengan tanahnya.”
Kemudian saya
berdiri di samping salah satu aliran air di lembah. Saya mulai mengikutinya
sampai ke puncak gunung. Saat saya mendekati puncaknya, saya mulai mendengar
suara yang keras, suara-suara yang menakutkan. Ketika saya melihat keatas
lembah, saya dapat melihat perang-perang dan gempa bumi besar membelah bumi dan
badai-badai serta kebakaran yang menutupi lembah. Itu terjadi seakan-akan saya
berdiri di perbatasan antara surga dan neraka, melihat ke neraka itu sendiri.
Bagaimanapun saya tahu bahwa neraka tidak mempunyai kuasa untuk melanggar batas
lembah tetapi pemandangan itu sangat menakutkan, saya kembali berlari ke
lembah. Kemudian saya merasakan Hikmat berdiri disamping saya.
“Disinilah
engkau harus tinggal, diantara kematian dan kehidupan. Jangan takut, tapi
percayalah. Engkau sudah pernah lemah tetapi sekarang Aku bersamamu, jadi berbesar
hatilah dan jadilah kuat. Takut jangan menguasaimu-jangan lakukan apapun karena
takut. Lakukanlah apa yang kau lakukan karena kasih dan engkau akan selalu
jaya. Kasih adalah sumber dari keberanian. Kasih akan menang di akhirnya.
Doronglah para tukang BangunanKu dengan kata-kata ini.”
Kata-kata
Kehidupan
Kemudian saya
kembali ke Ruang Besar Pengadilan, berdiri didepan pintu yang sama kembali.
Saya masih sedikit terkejut dengan apa yang saya lihat di tepi lembah, tetapi
Kata-KataNya masih terdengar di telinga saya. “Kasih, kasih,” saya
mengulanginya lagi dan lagi. “Saya jangan sampai lupa kuasa kasih. Ada damai
sejahtera yang sempurna dalam kasih. Ada keberanian dalam kasih. Ada kuasa
dalam kasih.”
Saya melihat
kearah pintu. Saya tahu bahwa itu adalah pintu dari GerejaNya. Saya tahu bahwa
benteng-benteng yang dikatakan Hikmat adalah tentang gereja-gereja dan
pergerakan-pergerakan. Saya mulai berpikir beberapa jemaat dan pergerakan yang
saya tahu sudah siap untuk apa yang saya lihat. Saya mulai berpikir dengan
peneliti-peneliti rohani yang saya tahu tapi tidak pernah terpikirkan. Kemudian
lagi, tampaknya paling banyak dari mereka berjuang memerangi keletihan, dan
mereka mencoba untuk bertahan hidup, sekalipun dengan memerangi satu dengan yang
lain dalam keputusasaan mereka. Saya memikirkan medan perang yang ada di
gunung. Musuh menggunakan orang Kristen untuk menyerang orang Kristen lain yang
mencoba mendaki gunung. Sekalipun medan perang itu terkadang menang dan
membebaskan orang-orang Kristen dari kuasa para penuduhnya, saya tahu bahwa
akan memakan waktu yang lami untuk menyembuhkan luka akibat perang itu. Banyak
orang berada dibawah pengaruh penuduh untuk waktu yang lama dan masih menjadi
bagian dari sifat menuduh dan itu hanya sementara sebelum pikiran mereka
diperbaharui. Saya tahu bahwa gereja masih cukup jauh dari kesatuan.
Dimana kami
mulai?Saya memikirkan sendiri. Apa yang dapat saya lakukan jika saya melewati
pintu itu?
“Engkau tidak
harus mulai. Ini sudah berakhir,” jawab Hikmat. “Aku menyelesaikan kesatuan
UmatKu di salib. Sekalipun itu tampak seperti musuh yang menang atas salib, dia
sebenarnya hanya menjalankan rencana Bapa dan Aku sejak dari mulanya. Ketika
engkau mengkhotbahkan salib dan hidup oleh kuasanya, engkau harus melakukan
KehendakKu. Orang-orang yang melayani Aku dan bukan ambisi diri sendiri akan
segera mengenali satu sama lain dan akan bersatu. Orang-orang yang mempunyai
takut akan Tuhan tidak takut pada apapun di bumi. Orang-orang yang takut akan
Aku tidak akan mempunyai rasa takut satu dengan yang lain, tetapi akan
mengasihi satu sama lain dan akan duduk bersama dalam MejaKu.
“Aku memanggilmu
untuk melihat dan engkau akan melihat bagaimana KerajaanKu datang. Iblis akan
dilempar ke bumi dan akan menimpa bumi dengan kemarahan yang besar. Tetapi
jangan takut pada kemarahannya, karena Aku juga akan menunjukkan MurkaKu
melawan semua ketidakadilan. Iblis dan orang-orang yang mengikutinya akan
segera tahu MurkaKu. Engkau harus melihat hal-hal ini, tetapi jangan takut pada
mereka karena Aku tinggal diam di tengah-tengah UmatKu dan Aku lebih besar dari
semuanya. Saat engkau memandangKu, engkau tidak akan takut. Jika engkau takut,
itu karena engkau tidak memandang Aku.
“Ketika
kejahatan umat manusia menjadi satu dengan iblis itu sendiri, masa kekacauan
besar melanda bumi, Kemudian semua umat manusia dan seluruh ciptaan akan
mengerti kegagalan dan pemberontakan yang tragis. Pada waktu yang sama, UmatKu
akan menjadi satu penuh dengan Aku dan TerangKu yang besar akan berdiri melawan
kegelapan besar. Orang-orang yang berjalan dalam pelanggaran hukum akan jatuh
dalam kegelapan yang pekat. Orang-orang yang berjalan dalam ketaatan akan bersinar
terang seperti bintang-bintang di surga.
“Kerendahan hati
dan ketaatan akan selalu menuntun padaKu. Saat engkau mendekatiKu, engkau akan
memandang dan memanifestasikan KemuliaanKu. Surga dan bumi akan memandang
perbedaan antara terang dan gelap. Engkau dipanggil untuk hidup antara
kegelapan dan terang, untuk memanggil orang-orang yang tinggal dalam kegelapan
menuju terang. Sekarangpun Aku tidak berhasrat untuk seorangpun binasa.”
Dalam kemuliaan
yang melingkupi kami, sangatlah sulit untuk mengingat kegelapan dan
kejadian-kejadian menakutkan yang baru saya saksikan. Saya memikirkan perbedaan
antara KemuliaanNya dan kebesaran serta kemegahan manusia. “Betapa kecilnya
mereka!” kata saya. “Jika semua manusia mempunyai bayangan akan Kursi
PengadilanMu, mereka akan segera bertobat. Tuhan, mengapa Engkau tidak
menunjukkan DiriMu sendiri pada dunia sehingga tidak perlu bertahan dalam
kejahatan ini? Tidak akan ada seorangpun yang memilih iblis jika mereka dapat
melihat Engkau sebagai Engkau.”
“Aku akan
membuka DiriKu sendiri jika iblisnya sudah menyelesaikan pekerjaannya, kemudian
Aku akan menunjukkan DiriKu sendiri pada dunia. Saat pekerjaan iblis dibuka
melalui orang yang jatuh, Aku akan dibuka kepada orang-orang yang dipulihkan.
Kemudian dunia akan melihat Aku-bukan hanya kemuliaan yang Aku miliki di surga
tetapi Kemuliaan yang menang melawan kegelapan. KemuliaanKu lebih dari yang kau
lihat disini, ini adalah SifatKu. Setelah Aku membuka SifatKu kepada UmatKu,
Aku akan kembali kepada Kemuliaan yang Aku miliki disini. Sampai kemudian, AKU
mencari orang-orang yang mengikuti Aku karena mereka mengasihi Aku dan
mengasihi kebenaran, bukan hanya karena mereka mengasihi kemuliaan dan kuasa.
“Orang-orang
yang memilih untuk mentaatiKu ketika seluruh dunia tidak taat, sangatlah
berharga menjadi ahli waris bersamaKu. Orang-orang ini akan berharga memerintah
bersamaKu, melihat KemuliaanKu dan membaginya. Mereka adalah orang-orang yang
hidup tidak untuk diri mereka sendiri tetapi untuk Aku. Beberapa orang-orang
paling besar saudara-saudara seiman milikKu akan dibukakan. Mereka akan
mempertahankan kebenaran melawan kegelapan yang paling gelap. Mereka akan tetap
berdiri teguh melalui pencobaan-pencobaan paling besar. Aku membawamu kesini
dan Aku mengirimkan engkau kembali untuk mendorong mereka berdiri dan tidak
jatuh pingsan pada waktu penyelamatan mereka sudah mendekat.
“Aku juga
mengirimkan engkau kembali untuk memperingatkan orang-orang besar ini. Setan
melihat kemuliaan BapaKu dan memandang banyak sekali orang-orang yang melayani
Dia, tetapi dia masih juga jatuh. Dia jatuh karena dia mulai percaya akan
kemuliaan dan kuasa Bapa yang dibagikan kepadanya selain percaya pada Bapa
sendiri. Orang-orang yang dipercayakan dengan kuasa dan kemuliaan yang Aku
bagikan pada waktu-waktu ini jangan meletakkan kepercayaan pada kuasa kemuliaan
itu, tetapi harus kepadaKu sendiri. Iman yang benar tidak pernah pada dirimu
sendiri, hikmatmu atau apapun yang Aku berikan padamu. Iman yang benar ada
padaKu.
“Saat engkau
bertumbuh pada iman yang benar didalam Aku, engkau akan bertumbuh dalam
ketergantungan denganKu dan engkau akan sedikit percaya pada dirimu sendiri.
Orang-orang yang mulai percaya pada dirinya sendiri tidak akan dapat membawa
beban dari Kuasa atau KemuliaanKu, mereka akan jatuh sama seperti iblis.
KekuatanKu bekerja sempurna dalam kelemahan, tetapi engkau jangan lupakan bahwa
dalam dirimu sendiri engkau lemah dan engkau bodoh.
“Orang-orang
yang berharga memerintah denganKu di masa akan datang akan membuktikan ini
dengan hidup dalam kegelapan dan kelemahan daging manusia, tetpai mereka akan
melayani dan percaya padaKu. Bahkan malaikat-malaikat paling besarpun akan
tunduk didepan orang-orang yang membuktikan dengan cara ini. Para malaikat
kagum ketika manusia, laki-laki dan perempuan yang memandang sedikit kemuliaan
disini akan bertahan berdiri untuk Aku dan KebenaranKu dalam waktu kegelapan.
Mereka berharga disebut Saudara-SaudaraKu dan dipanggil anakKu laki-laki dan
anakKu perempuan oleh BapaKu.
“Di bumi,
kebenaran seringkali tampak lemah dan mudah dikalahkan. Orang-orang yang
melihat dari sini tahu bahwa KebenaranKu akan menang. Waktu Aku berdiri dan
membawa PenghakimanKu kepada bumi hanya ditunda sehingga Saudara-SaudaraKu
dapat membuktikan kasih mereka untuk Aku dengan berdiri dalam kebenaran untuk
harga apapun yang mereka bayar. KebenaranKu dan KebaikanKu akan bertahan
selamanya dan semua yang datang padaKu karena mereka mengasihi kebenaran.
Mereka akan bersinar seperti bintang-bintang dibuat untuk menghormati mereka.”
Saat Hikmat
terus berbicara, itu seperti membersihkan saya dengan pancuran air kehidupan.
Sekali waktu saya merasa malu karena didepan Hadirat KemuliaanNya, saya tampak
pudar dan bingung sama seperti saya di bumi. Tetapi sekarang saat Dia berbicara
pada saya, Kata-KataNya memberikan saya seperti ketajaman yang datang kepada
pikiran saya diluar kegembiraan mental. Semakin saya dibersihkan, semkain
Kata-KataNya meledak dengan pembersihan yang brilian. Saya tidak hanya melihat
KemuliaanNya, tetapi juga merasakan Kemuliaan didalam saya. Dalam HadiratNya,
saya tidak hanya mendengar kebenaran, tetapi saya menerima kebenaran itu.
Mempelai yang
dikasihiNya.
Sensasi karena
pembersihan oleh Kata-KataNya sangat luar biasa diterangkan tetapi sangat
dikenal. Saya tahu bahwa saya merasakan ini ketika mendengar pengkhotbah yang
diurapi dari seseorang yang berada didepan Hadirat Tuhan. Itu tidak memabukkan
tetapi kebalikannya. Disamping perasaan ini, juga mempercepatnya. Dalam
HadiratNya, saya merasakan ribuan potongan informasi yang sudah saya
akumulasikan selama tahunan dijadikan satu bersama-sama untuk memberikan arti
pemahaman yang dalam akan segala sesuatu yang Dia katakan. Dengan ini, setiap
konsep menjadi sebuah pilar pengetahuan yang kuat dalam pikiran saya. Kemudian
ini menjadi suatu perasaan yang saya rasakan seperti kasih yang mendalam untuk
tiap-tiap kebenaran.
Ketika Dia
berbicara, ada sebuah energi yang dilepaskan yang memampukan saya untuk melihat
setiap kebenaran dengan kedalaman yang besar dari sebelumnya. Kata-KataNya
tidak hanya mengimpartasi informasi tetapi juga hidup. Iluminasi besar ini sama
dengan apa yang saya alami setetlah saya memutuskan untuk tidak mencoba dan
menyembunyikan apapun ketika saya berdiri di depan Kursi Pengadilan. Semakin
saya membuka hati saya untuk Kata-KataNya untuk menyingkapkan setiap kegelapan
dalam diri saya dan mengubah saya, semakin besar Kuasa Kata-KataNya atas saya.
Tuhan tidak
hanya memberikan informasi saja ketika Dia berbicara, tetpai juga mengatur
kembali pikiran dan hati saya sehingga kebenaran-kebenaran ini akan menjadi
dasar dari pengertian dan pengertian melepaskan kasih untuk kebenaran. Sebagai
contoh, saya sudah memikirkan apa yang saya pikirkan sebgai suatu pengertian
gereja sebegai mempelai Kristus. Saat Dia berbicara tetantang
pelayanan-pelayanan yang dikirimkan maju untuk menyiapkan mempelaiNya, saya
melihat dari hati apa yang tampaknya diketahui setiap gereja. Secepat itu
mereka tampaknya lebih dari hanya sebuah kelompok orang, gereja-gereja itu
menjadi Milik yang DikasihiNya. Saya merasakan perasaan yang terbakar untuk
membantu mereka menyiapkan diri untuk Dia. Kejijikan akan dosa dan sundal dunia
hampir mengikat kedua lutut saya saat saya melihat apa yang dia lakukan atas
UmatNya. Saya tahu bahwa saya merasakan apa yang Dia rasakan.
KebenaranNya
yang membersihkan mengucur atas saya. Kebersihan yang saya rasakan sangat
luarbiasa lebih dari yang mungkin saya percayai. Hampir seakan-akan saya hidup
dalam pembuangan kotoran dan sekarang diberikan pancuran air panas. Kuasa dari
pembersihan kebenaran ini mencengkeram saya sangat kuasa sehingga saya putus
asa ingin membawanya untuk membagikannya pada UmatNya.
“Aku akan
melepaskan kuasa dari urapan kebenaran untuk membersihkan UmatKu,” Hikmat
melanjutkan. “MempelaiKu akan dibersihkan dari semua kotorannya. Aku sedang
mengirimkan para Pembawa PesanKu yang akan penuh dengan api, membakar
pemberontakan akan KekudusanKu dan kekudusan UmatKu.”
Saat Dia
berbicara, saya merasakan kedalaman dan kuasa dari pesan kekudusan. Kemudian
saya tahu tanpa bertanya bahwa kuasa kebenaranlah yang menyelesaikannya. Sebuah
visi dari mempelai yang mulia yang Dia pantas dapatkan membakar hati saya. Saya
ingin sekali membagi hal ini pada UmatNya sehingga mereka akan fokus pada
kesiapannya untuk Tuhan. Saya hanya tidak dapat memahami melakukan segala
sesuatu lagi tanpa menjadi tujuan saya.
Dia mulai
berbicara tentang benteng-benteng kebenaran dan kebenaran. Selagi Dia
berkata-kata, saya melihat jemaat yang cukup saya kenal dan bagaimana mereka
berjuang. Saya menjadi terbeban seperti belum pernah sebelumnya untuk mereka
untuk diberikan kuasa KebenaranNya. Saya tahu bahwa mereka lemah karena mereka
tidak berjalan dalam kebenaran. Kesedihan yang saya rasakan untuk mereka hampir
tidak bisa saya tahan.
“Mengapa mereka
tidak berjalan dalam kebenaran?” saya membuka suara.
“Engkau mulai
merasakan beban yang Nehemiah rasakan ketika dia mendengar bahwa Yerusalem
sedang tertekan karena tembok-temboknya dihancurkan,” Hikmat menjelaskan. “Aku
impartasikan kepada para Pembawa PesanKu api untuk melihat kebersihan
MempelaiKu dan Aku juga mengimpartasikan kepada mereka beban dari Nehemiah untuk
melihat tembok-tembok keselamatan dipulihkan. Kemudian UmatKu tidak akan lagi
tertekan. “Engkau sudah melihat UmatKu sebagai PasukanKu, sebagai KotaKu dan
sebagai MempelaiKu. Sekarang engkau tidak hanya melihatnya, tetapi juga ikut
merasakannya. Hanya ketika KebenaranKu datang dari hati itu akan berkuasa
mengubah manusia. Aliran air hiudp harus datang dari dalam –hati. Sama seperti
yang kau rasakan ketika KebenaranKu membersihkanmu, Aku membuat para Pembawa
PesanKu penuh dengan nyala api yang akan berbicara tentang kebenaran, tidak hanya
memberikan pengertian tetapi dengan kuasa untuk mengubah hati manusia. Kebenaran
yang akan Aku kirimkan tidak hanya akan membebaskan UmatKu dari dosa, tetapi
juga membersihkan mereka dari dosa.”
Meskipun saat
Dia berbicara, sebuah semangat besar muncul dalam saya untuk melakukan sesuatu.
Strategi-strategi pembagian mulai muncul dalam saya untuk membantu UmatNya.
Saya tidak dapat menunggu untuk memulainya. Sekarang saya percaya bahwa
tulang-tulang keringpun akan menjadi suatu pasukan yang besar! Dalam Hadirat
Hikmat, tidak ada yang mustahil. Saya tidak ragu untuk percaya bahwa GerejaNya
akan menjadi mempelai tanpa noda dan cela, atau bahwa GerejaNya akan menjadi
sebuah kota yang besar, berdiri tegah sebagai benteng kebenaran untuk dipandang
seluruh dunia. Saya tidak ragu akan UmatNya, sekalipun tampaknya sekarang
mereka lemah dan kalah, tetapi akan menjadi sebuah pasukan kebenaran tanpa
kuasa kegelapan satupun yang dapat tahan. Merasakan kuasa kebenaran seperti
sebelumnya, saya tahu bahwa KuasaNya lebih besar dari kegelapan.
Kata-Kata yang
Hidup
Dalam HadiratNya,
saya rasakan seakan-akan saya dapat berbicara tentang visi yang saya terima tentang
MempelaiNya dan siapapun yang mendengarnya akan berubah. Tampaknya saya dapat
berbicara kepada jemaat-jemaat kecil yang paling kalah dengan kuasa yang akan
dengan cepat mengubahnya menjadi benteng kebenaran yang teguh. Saya juga tahu
di bumi, kata-kata saya tidak akan berkuasa.
“Kata-kataMu
akan mempunyai kuasa jika engkau tinggal diam dalam Aku,” Hikmat menerangkan. “Aku
tidak akan memanggilmu untuk berkotbah tentang Aku; Aku memanggilmu sebagai
suara Aku dapat berbicara. Saat engkau tinggal diam dalam Aku dan Kata-KataKu
ada dalammu, engkau akan berbuah-buah dan buah-buah itu tetap. Oleh FirmanKu,
ciptaan dijadikan dan oleh FirmanKu ciptaan baru akan datang padamu dan UmatKu.
FirmanKu adalah Roh dan Hidup. FirmanKu memberikan Hidup. Engkau dipanggil
tidak hanya untuk mengajarkan tentang Aku, tetapi untuk mengijinkan Aku
mengajar lewat kamu. Saat engkau tinggal dalam HadiratKu, kata-katamu akan
menjadi FirmanKu dan itu akan berkuasa.”
Saya memikirkan
sesuatu tentang Margaret Browning, dia pernah mengatakan: “Setiap semak belukar
terbakar oleh api Tuhan, tetapi hanya mereka yang melihat yang mencopot
sepatunya. Yang lainnya hanya memetik buah-buah berri.”
“Tuhan, saya
ingin melihatMu dalam segala sesuatu,” kata saya.
“Aku akan
memberikan para Pembawa PesanKu visi untuk melihat TujuanKu dalam segala hal,” Dia
memberikan respon. “Aku akan membuat para Pembawa PesanKu terbakar oleh api
seperti yang tampak dalam semak yang terbakar. ApiKu akan menghinggapi mereka
tetapi mereka tidak akan dihanguskan. Umat manusia akan kagum melihat
pemandangan luar biasa ini dan berbalik utnuk melihatnya. Aku akan berbicara
dari tengah-tengah para Pembawa PesanKu, memanggil UmatKu kepada tujuan hidup
mereka membangkitkan para pengantar yang Aku panggil untuk tujuan semula.”
Kemudian saya
merasakan tertarik melihat ke pintu. Saya melangkah mendekat dan dapat melihat
tulisan. Saya tidak pernah melihat tulisan seperti ini sebelumnya. Itu adalah
tulisan dari emas murni dan hidup. Saya mulai membaca.
karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada
di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun
kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia
dan untuk Dia. Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu
ada di dalam Dia.
Ialah
kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara
orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh
kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia, dan oleh Dialah Ia memperdamaikan
segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di
sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus. Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran
seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di
dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan
tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya. Sebab itu kamu harus bertekun
dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari
pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh
alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.
Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan
menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk
tubuh-Nya, yaitu jemaat.
Aku
telah menjadi pelayan jemaat itu sesuai dengan tugas yang dipercayakan Allah
kepadaku untuk meneruskan firman-Nya dengan sepenuhnya kepada kamu, yaitu
rahasia yang tersembunyi dari abad ke abad dan dari turunan ke turunan, tetapi
yang sekarang dinyatakan kepada orang-orang kudus-Nya. Kepada mereka Allah mau
memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa
lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan
akan kemuliaan!
Dialah yang kami beritakan, apabila tiap-tiap orang
kami nasihati dan tiap-tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk
memimpin tiap-tiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus.
Itulah yang kuusahakan dan kupergumulkan dengan
segala tenaga sesuai dengan kuasa-Nya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku. (Kolosse
1:16-29).
Saat saya
membaca Firman ini, seperti sebuah transfuse darah yang hidup. Sebuah kata dari
Firman Tuhan lebih berharga dari semua harta karun di bumi! Saya berpikir, bagaimana
bisa saya dapat membiarkan diri saya sendiri terbawa oleh perhatian dunia
ketika saya mempunyai FirmanNya? Saya mulai berpikir tentang bagaimana
berharganya untuk menyeberangi bumi untuk mendengarkan satu saja pengkhotbah
yang diurapi, tetapi terkadang saya malas dan saya tidak ingin berkendara
keluar kota. Saya terkejut dengan kecerobohan saya akan FirmanNya saat saya
berdiri di depan pintu. “Tuhan, ampuni saya,” saya menangis.
Saat saya
mengatakan ini, pintu itu terbuka. Saat terbuka, saya kagum bagaimana pintu itu
tampak pudar dan tidak menarik dari kejauhan tetapi setelah dekat pintu itu
lebih rumit dan indah melebihi pintu apapun yang pernah saya lihat. Itulah
bagaimana orang menghakimi gereja dan bagaimana saya sering menghakiminya juga.
Saya sudah mengasihi Tuhan untuk waktu yang lama, tetapi saya gagal mengasihi
UmatNya dalam cara yang seharusnya.
“Sebuah
pertobatan akan membuka pintu ini untukmu untuk maju kedalam tujuan dimana Aku
memanggilmu. Engkau tidak dapat memenuhi tujuanmu jika terpisah dari UmatKu.
Aku memanggil UmatKu untuk menjadi satu dan sekarang akan berlalu. Terpusah
dari mereka, engkau tidak dapat hidup dalam apa yang sudah kau lihat dalam
visimu. Sekarang engkau harus pergi dari melihat cara dan mengentahui kebenaran
untuk menjadi sarana bagi HidupKu. Ini
tidak dapat engkau lakukan terpisah dari UmatKu. Bapa memberikanmu KasihNya
untuk Aku, dan KasihNya ada didalammu, sama seperti yang baru Aku minta.
Sekarang Aku akan memberikan KasihKu untuk UmatKu. Para Pembawa PesanKu harus melihat
mereka sama seperti Aku melihat mereka dan mengasihi mereka seperti Aku. Sama
engkau benar-benar mengasihi FirmanKu, pintu dari tujuan hidupnya bersama
UmatKu akan terbuka untukmu.”
FirmanNya tidak
hanya menyentuh pikiran saya, tetapi juga hati saya. Saya merasakan itu. Hanya
dengan mendengarkan kasih yang Dia bicarakan untuk UmatNya, mengimpartasi kasih
itu untuk saya. Itu adalah kasih yang lebih besar dari yang pernah saya
rasakan, tetapi juga sangat akrab dan saya mengalaminya dalam tingkatan ketika
saya mendengar khotbah yang penuh urapan. Saya memikirkan kebodohan saya. Saya
sering mengatakan bahwa tidak akan ada khotbah di surga, tetapi sekarang saya
merasakan bahwa bukanlah surga tanpa khotbah. Saya mulai mengukir khotbah dari
FirmanNya.
“Ya, akan ada
khotbah dan pengajaran di surga. Untuk selamanya, CeritaKu akan diceritakan.
Itulah mengapa disebut dengan Injil Abadi. Akulah Firman dan Akulah Kebenaran,
dan Firman Kebenaran akan selamanya mengisi CiptaanKu. Semua ciptaan akan
bersukacita karena Firman KebenaranKu sama seperti engkau sekarang. Meski para
malaikat senang mendengarkan kesaksian-kesaksianmu dan mereka akan mendengarkan
juga. Orang yang Kutebus akan selalu senang untuk menceritakan dan mendengarkan
cerita tentang PenebusanKu. Tetapi sekarang engkau harus menceritakan kepada
mereka yang tinggal dalam kegelapan. Kata-kata kesaksianmu akan membebaskan
banyak orang. Orang-orang yang mengasihi Aku, mengasihi juga FirmanKu. Mereka
senang membaca dan mendengarnya. Engkau sudah diberikan kebenaran yang akan
membebaskan manusia, yaitu FirmanKu dalam hatimu. Majulah dengan FirmanKu,
majulah dan engkau akan melihat Kuasa dari FirmanKu.”
Manna
Saya melangkah
melalui pintu itu. Ketika saya melangkah, saya terkejut melihat bahwa semua
kemuliaan yang sebelumnya saya berdiri semua hilang. Yang ada gelap dan kabut,
seperti sebuah gudang tua. Itu membingungkan tetapi saya masih merasakan kuasa
FirmanNya yang sudah Tuhan bicarakan dan itu membuat langkah saya mantap.
“Apa yang kau
rasakan adalah urapan Roh Kudus,”terdengar sebuah suara dari kegelapan.
“Siapakah
engkau?” Tanya saya.
“Haruskah engkau
bertanya?” Itu seperti bukan suara Hikmat tetapi sbuah suara yang akrab
ditelinga. Bagaimanapun, saya tahu bahwa itu adalah Dia. Secara
berangsur-angsur mata saya terbiasa dalam kegelapan dan saya terkejut melihat
teman lama saya, rajawali putih.
“Dia hidup
didalam kami sehingga engkau dapat tinggal dalam semua yang kau alami disini
sama seperti yang kau lakukan dalam HadiratNya disana. Saya tahu bahwa engkau menjadi
pecandu akan HadiratNya dan itu benar, tetapi engkau harus belajar mengenali
Dia dalam berbagai bentuk. Pertama, engkau harus mengenali SuaraNya dalam
hatimu dan kemudian saat Dia berbicara melalui orang lain.
“Engkau sudah tahu
hal ini sebelumnya dan sudah mengalaminya dari waktu ke waktu, tetapi engkau
tidak harus tahu sekarang. Dia tidak akan pernah jauh darimu dan dapat selalu
dengan mudah ditemukan. Dia akan selalu menuntunmu kepada kebenaran. Hanya oleh
Roh Kudus engkau dapat melihat dan mengetahui apapun atau tiap orang menurut
cara mereka. Dalam waktu-waktu yang akan datang, kita akan binasa jika tidak
mengikuti Dia dari dekat.”
“Saya tahu ini
benar karena saya mendengar Hikmat berbicara melaluimu. Apakah engkau disini
untuk menunjukkan saya jalan? Saya hampir tidak bisa melihat disini.”
“aku akan datang
padamu dari waktu ke waktu untuk menceritakan padamu tentang tanda-tanda yang
akan membuatmu tahu engkau berada di jalan yang benar tetapi Roh Kudus akan
menuntunmu. Aku juga akan membantumu mengerti bagaimana Dia menuntunmu ke
tempat-tempat yang berbeda, tetapi pertama-tama aku harus menceritakan padamu
tentang manna sehingga engkau dapat hidup.”
“Manna! Apakah
maksudmu seperti manna yang dimakan orang Israel waktu di padang gurun? Apakah
itu yang kau makan disini?”
“Itu adalah apa
yang dipunyai semua orang yang berjalan bersama Tuhan sejak dari semula. Manna
yang dimakan orang Israel di padang gurun adalah nubuatan dari ini. Tuhan
memberikanmu manna yang segar setiap haru. Hanya dengan menutupi seluruh bumi
dengan manna setiap hari untuk orang Israel selagi mereka di padang gurun, Dia
akan menutupi bumi tiap hari dengan kebenaran untuk UmatNya. Setiap jalan yang
tempuh, engkau akan melihatnya. Sekalipun ditengah-tengah kegelapan dan
kesuraman, FirmanNya akan melingkupimu dan engkau dapat mengambilnya. Mereka
yang dibuang dari penjara dirinya sendiri akan terbangun untuk menemukan manna
itu setiap hari. Tetapi mannaNya adalah lembut dan ringan seperti embun dan
dengan mudah diinjak-injak. Hatimu harus lembut dan ringan sehingga engkau
dapat melihatnya.”
Surat yang hidup
“Tuhan berbicara
setiap hari kepada UmatNya. Mereka tidak dapat hidup dari roti saja, tetapi dari
Firman yang Keluar dari MulutNya. Ini bukan Firman yang Dia ucapkan di masa
yang lalu, tetapi FirmanNya yang Dia ucapkan setiap hari untuk mereka,” rajawali
itu meneruskan.
“Banyak orang
lemah karena mereka tidak tahu bagaimana mengumpulkan manna yang diberikan
Tuhan setiap hari. Mereka tersesat karena mereka tidak mengenal SuaraNya. Domba-dombaNya
mengenal SuaraNya dan mereka mengikutiNya karena mereka mengenalinya. Manna
adalah roti kehidupan yang diberikan pada UmatNya setiap hari. Engkau harus
belajar untuk mengenalinya dan membantu UmatNya untuk mengenali manna itu.
Ketika mereka merasakannya sama seperti engkau merasakannya sekarang, mereka
akan rajin untuk mencarinya setiap hari. Jangan menimbun makanan atau minuman
tetapi belajarlah untuk melihat dan makan manna yang Dia berikan setiap hari.
Ini akan membuatmu bertahan ketika semua orang lain jatuh. “Kitab Suci adalah
daging yang diberikan Tuhan kepada kita, tetapi MannaNya ditemukan dalam
surat-surat yang hidup yaitu UmatNya. Dia akan berbicara padamu setiap hari
melalui UmatNya. Engkau harus membuka hatimu kepada jalan yang Dia temukan
dalam UmatNya jika engkau makan manna surgawi. Sama saat Dia mengatakan ke
Yerusalem, “Engkau tidak akan melihatKu lagi sampai kau katakan,’
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” PerkataanNya ini dikatakan waktu Dia berjalan ke bumi dan ini berbicara tentang jalan sekarang Dia berjalan bersama UmatNya. Saat kasih kita akan manna bertumbuh, manna yang Dia siapkan tidak pernah berasa basi untukmu, tetapi akan baru setiap pagi.
Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan!” PerkataanNya ini dikatakan waktu Dia berjalan ke bumi dan ini berbicara tentang jalan sekarang Dia berjalan bersama UmatNya. Saat kasih kita akan manna bertumbuh, manna yang Dia siapkan tidak pernah berasa basi untukmu, tetapi akan baru setiap pagi.
“MannaNya
mungkin datang padamu melalui kata-kata teman dekatmu atau salah satu dari
UmatNya yang hidup lama sebelum engkau tertarik pada tulisan-tulisan mereka.
Dia akan berbicara melalui orang-orang yang tidak mengenalNya, tetpai engkau
akan tahu bahwa Dia mengirimkan mereka untukmu. Engkau membedakan mannaNya
ketika engkau pergi mencoba mendengar FirmanNya dan mencari untuk mendengar
Firman itu Sendiri. Ini bukan saja mendengarkan FirmanNya tetapi juga
mendengarkan SuaraNya akan menuntunmu ke jalan yang kau tuju. Banyak orang akan
mengulangi kata-kata yang Dia ucapkan, tetapi mannaNya adalah kata-kata yang
Dia ucapkan sekarang.
“Kita
membutuhkan daging yang kuat dari Kitab Suci untuk membangun diri kita sendiri
dan memberikan tempat untuk mengumpulkan mannaNya. Bertumbuhlah kuat dalam
daging dari FirmanNya yang tertulis, tetapi juga bangunlah rasanya untuk
mannaNya. Daging dari Firman Yang Tertulis akan membangun kita dan
mempersiapkan kita untuk apa yang akan terjadi, tetapi manna akan membuat kita
bertahan akan apa yang ada didepan kita.
“Kata-kata yang
diucapkan orang-orang kudus di Ruang Pengadilan adalah manna dariNya. UmatNya
juga merupakan mannaNya bagi dunia. Manna adalah roti hidup-kata-kata hidup
yang Dia ucapkan kepada UmatNya setiap hari dan diucapkan melalui UmatNya.
Kitab Suci sudah ditentukan dan tidak dapat diubah. Itu adalah sauh bagi jiwa
kita. Bagaimanapun, Buku Kehidupan masih terus ditulis. Dia menulis sebuah bab
baru dalam Buku Kehidupan dengan setiap jiwa yang datang PadaNya.”
Kemenangan atau
Kekalahan
“Kitab Suci
merupakan cetak biru dari Tempat tinggalNya yang dibangun diantara manusia.
Mereka adalah kesaksian akan jalan yang Dia kerjakan melalui manusia, laki-laki
dan pertempuan untuk membawa pembebasan. UmatNya adalah sarana bagi FirmanNya
yang hidup dan saksi pada dunia bahwa FirmanNya bukan hanya sebuah sejarah,
tetapi juga masih hidup dan memberikan kehidupan. Jika engkau ingin mengetahui
firmanNya, engkau harus tahu baik Kitab Suci maupun MannaNya. Kitab Suci adalah
Rancangan AbadiNya yang tidak akan dibuah yang harus kita tahu untuk berjalan
dalam JalanNya. MannaNya memberikan kekuatan untuk berjalan setiap hari. Itulah
mengapa kita bersekutu. ‘Jika kita berjalan dalam terang dan Dia Sendirilah
terang itu, kita akan mempunyai persekutuan satu sama lain,” kata rajawali. “Banyak
dari Pembawa PesanNya bahwa tidak tahu mengapa mereka digunakan dalam jalan
ini. Seringkali mereka tidak tahu saat Dia berbicara melalui mereka.
Orang-orang yang kepadanya Tuhan berbicara jaranga mengenali SuaraNya. Ini
harus berubah. umatNya dipanggil utnuk menjadi satu dengan Dia dalam segala
sesuatu yang Dia kerjakakan, tetapi hanya seidkit yang mengenal SuaraNya. Karena
itulah mereka jarang mengikuti Dia dalam jalan yang Dia ingin kita dituntunNya.
Sekarang Dia ingin semua UmatNya tahu jika Dia sedang berbicara melalui mereka
atau kepada mereka. Sama seperti komunikasi antara seorang jendral dan para
prajuritnya dapat menentukan hasil dari peperangan, kekuatan dari KomunikasiNya
dengan UmatNya akan menentukan kemenangan atau kekalahan mereka dalam hari-hari
yang akan datang.
“Sekarang Dia
sedang mempersiapkan banyak para pembawa pesan yang akan pergi maju dengan
PesanNya. Mereka juga akan mengajarkan UmatNya untuk mengenal Suaranya dan
mengenal Jalan-JalanNya. Engkau harus menerima Para Pembawa PesanNya sama
seperti engkau menerima Tuhan Sendiri. Engkau harus membantu mereka dalam
perjalanan. Keberhasilan pelayanan kakan ditentukan dengan bangkit dan jatuhnya
banyak orang.”
Untuk sesaat,
saya berpikir bahwa jika Tuhan mengirim mereka, mereka pasti tidak membutuhkan
bantuan. Pikiran ini membangkitkan kemarahan rajawali yang mengetahui
pikiran-pikiran saya.
“Jangan berpikir
seperti itu! Banyak dari UmatNya akan jatuh karena khayalan ini! Dia dapat
melakukan segala sesuatu tanpa kita, tetapi Dia haurs memilih melakukannya melalui
kita. Kita adalah KetetapanNya satu dengan yan lain. Dia mengirimkan
PenolongNya untuk membantu UmatNya; karena itu, Dia bertujuan untuk UmatNya
agar menerima pertolongan melalui satu dengan yang lain. Jangan pernah lupakan
ini. Itulah mengapa Dia memberikan mannaNya melalui satu sama lain. Dia sudah
merancangkan segala sesuatu sehingga kita harus mengaishi Dia diatas segalanya,
tetapi kita harus juga mengasihi satu sama lain. Kita membutuhkan Dia diatas
segalanya tetapi kita juga membutuhkan satu sama lain. Melalui jalan ini, kita
akan menjaga tetap rendah hati sehingga Dia akan mempercayakan kepada kita
Kasih Karunia dan KuasaNya.”
“Maafkan saya,” saya
menjawab. “Saya tahu semuanya sangat baik tetapi saya cenderung melakukannya
itu sekali waktu.”
“Waktu engkau
melupakannya akan lebih berharga daripada yang ingin kau ketahui saat ini,
tetapi melupakan ini di masa depan akan lebih berharga daripada yang dapat
engkau tahan. Kita membutuhkan Tuhan diatas segalanya, tetapi kita juga
membutuhkan semua UmatNya. Didalam UmatNya, kita menemukan Penlong, Seseorang
yang menuntun kita kepada semua kebenaran dan Seseorang yang menuntun kita
kepada Anak.
“Sekarang Dia
sedang mengirimkan para Pembawa PesanNya. Beberapa sudah tua dan bijaksana.
Yang lainnya orang-orang muda dan tidakberpengalaman tetapi mereka akan
mengenal SuaraNya. Musuh juga akan mengirimkan para pembawa pesannya untuk
menabur kebingungan. Ini juga adalah sebagian dari latihan kita. Beberapa orang
akan ditipu oleh para pembawa pesan musuh untuk sementara waktu dan yang
lainnya akan menderita kehilangan karena mereka tetapi orang-orang yang
mengasihi Tuhan dan KebenaranNya tidak akan ditipu lebih lama. Orang-orang yang
mengasihi Dia dan KebenaranNya akan mengenal kebenaran. Orang-orang yang sudah
ditipu untuk beberapa waktu akan belajar dari ini dan mereka akan digunakan
untk membuka para penipu di hari-hari akhir.
“Beberapa orang
yang paling banyak ditipu di masa lalu akan menjadi yang paling kuat dalam
kebenaran karena Hikmat. Hikmat adalah mengenal SuaraNya dan mengikuti Dia. Ini
tidak akan mudah dibingungkan dari Dia lagi. Jangan menghakimi orang lain
karena masa lalu mereka, tetapi oleh siapa dia akan menjadi. Orang-orang yang
mengikuti Hikmat akan diubah kelemahannya menjadi kekuatannya. Tidak ada
seorangpun yang lebih kuat atau dapat dipercaya daripada orang-orang yang
mengenal SuaraNya dan mengikuti Dia.
“Kita jangan
berhenti mendorong UmatNya untuk mengenal SuaraNya. Kita harus mendukung para
Nabi-nabiNya untuk mengkonfrontasi dan membuka para nabi-nabi palsu. Pesan ini
harus dibawa sampai akhir. Kita dikirim untuk membangun Barisan KomunikasiNya
dengan orang-orang yang akan menjadi Prajuritnya dalam medan perang yang akan
datang. Semua UmatNya harus mengenal SuaraNya. Waktu itu akan segera daatang
kepad akita ketika semua orang yang tidak mengenal SuaraNya ditipu oleh
kegelapan. Orang-orang yang mengenal SuaraNya karena mereka mengenal Dia tidak
akan tertipu.”
Saat rajawali
itu berbicara, kata-katanya terus membersihkan saya seakan-akan berada didalam
Hadirat Hikmat. Saya tidak dapat melihat dia, tetpai saya tahu bahwa Dia ada
dan Dia adalah Orang yang berbicara kepada saya. Walaupun saya tidak dapat
melihat sebanyak yang aku lihat di tempatku, aku mendapat pikiran ang jelas
yang memampukan saya untuk mengerti. Saya selalu merasa bahwa ingatan saya
lemah tetapi walau Dia sekarang mengatakan lebih banyak dari yang Dia pernah
katakana, tampakanya saya dapat mengingat setiap kata yang dia ucapkan, saat
dia melalui orang lain. Kemudian saya tahu bahwa kuasa Roh Kudus yang membawa
segala sesuatu kepada pengingatan kita. PadaNya, melihat kebelakang dan kedepan
tidak berbeda dari melihat saat ini. Saat saya memikirkan hal ini, rajawali
meneruskan.
“Tempat ini
tampak pengap dan usang karena sangat sedikit udara segar masuk untuk beberapa
waktu yang lama. Engkau sudah menemukan pintu itu dan masuk. Pintu yang sama
akan menuntunmu ke tempat ini juaga sekarang akan menuntunmu kembali ke Ruang
Pengadilan. Apa yang kau terima dari Ruang Pengadilan?”
“Hikmat dan Pengertian,”
saya menjawab.
“dengan satu
kata, engkau menerima kasih karunia,” rajawali memberikan respon. “Tahta
Pengadilan juga Tahta Kasih Karunia. Engkau dapat terus terang pergi kesana
setiap waktu.”
Ketika dia
mengatakan ini, saya kembali melihat pintu dibelakang saya. Sekarang saya dapat
melihat keindahan yang lebih besar dari ketika saya masuk ke Ruang Pengadilan.
Saya membukanya dan melangkah kembali.
Panggilan
Saya melihat
kepada Hikmat yang membalikkan saya berputar sehingga saya tidak dapat lagi
memandang Ruang Besar. Saya terkejut melihat orang-orang yang sebelumnya saya
jumpai disana sebelumnya berdiri disamping saya. Bahkan saya lebih terkejut
oleh bagaimana mulianya mereka tampak.
“Mereka tidak
berubah,” kata Hikmat. “Engkau sudah berubah. Matamu terbuka untuk melihat
lebih banyak dari sebelumnya. Semakin jelas engkau melihat Aku, engkau semakin
mampu untuk melihatKu dalam orang lainnya.”
Saya melihat
langsung kepada Rasul Paulus. Dia anggun tidak bisa digambarkan. Dia mempunyai
otoritas dan martabat tetapi pada waktu yang sama sangat dikarunia kerendahan
hati yang saya yakin dimiliki para petani terendah atau para pendosa yang akan
merasakan sepenuhnya nyaman mendekati dia. Hasrat seperti itu membanjiri saya. Kemudian
saya melihat kepada yang lain dan saya merasakan seakan-akan mereka adalah
keluarga terdekat dan teman-teman yang saya tahu. Sangat tidak mungkin untuk
menggambarkan bagaimana saya mengasihi mereka dan bagaimana saya tahu bahwa
mereka megnasihi saya. Tidak ada persekutuan di bumi yang dapat dibandingkan
tetapi yang paling baik di bumi adalah mendahului ini. Tidak ada kepura-puraan,
gaya atau penempatan. Setiap orang mengenal setiap orang lain secara komplit
dan kasih yang menjadi sumber dari pemikiran. Keabadian dengan keluara ini akan
berjalan lebih baik dari yang saya bayangkan. Saya sangat ingin membawa mereka
semua bersama saya tetapi saya tahu bahwa mereka tidak meninggalkan tempat
tinggalnya sekarang.
Kembali Hikmat
menjawab pikiran-pikiran saya, “Mereka akan bersama denganmu sama seperti Aku
bersama denganmu. Ingatlah, mereka adalah awan besar saksi-saksi. Bahkan saat
engkau tidak melihat mereka, mereka akan sedekat ini kepadamu, sama seperti
sekarang. Semua orang yang sudah melayani Aku dari semula adalah satu tubuh dan
mereka juga akan bersama denganmu dalam waktu yang akan datang tetpai Aku
bersama denganmu.”
Saya heran
bagaimana segala sesuatu yang kami alami selamanya dapat lebih baik daripada
yang ditemukan benar disini di Ruang Pengadilan. Penghakiman datang dari setiap
pemikiran yang dimanifestasikan. Itu bukan penghakiman yang menghukum tetapi
kebebasan, jika tidak ada percobaan untuk menyembunyikan segala sesuatu.
Kebebasan datang dengan segala sesuatu yang terang sehingga ada hasrat dari
setiap noda di hati akan dibuka. Kasih itu begitu besar sehingga saya tahu
segala sesuatu akan dibungkus dan dibuat benar.
“Segala sesuatu
yang kau rasakan dalam HadiratKu adalah benar,” Hikmat meneruskan. “Kasih dan
kedekatan yang kau alami disini adalah saudara-saudaramu yang nyata. Engkau
satu dengan Aku dan engkan akan bertumbuh dalam kash sama seperti engkau tumbuh
didalam Aku. Seperti yang kamu lakukan, kasih yang sama akan membantu orang
lain untuk masuk dalam kebebasan yang kau alami disini. Ketika UmatKu yang
sekarang berjalan di bumi memedang PenghakimanKu yang benar, mereka akan
berjalan dalam kebebasan yang memampukan Aku untuk menyentuh dunia dengan
KasihKu.
“Bukanlah
HasratKu untuk setiap orang binasa atasu tersesat ketika mereka datang kesini.
Aku menginginkan semuanya untu menghakimi mereka sendiri sehingga Aku tidak
akan menghakimi mereka. Itulah mengapa PenghakimanKu akan menimpa bumi. Mareka
datang dalam gelombang yang semakin meningkat sehingga dunia percaya dan
bertobat. Setiap bunyi terompet akan semakin keras dari sebelumnya. Ini adalah
tugas dari Para Pembawa PesanKu untuk membantu dunia memahami dunia untuk
mengenal bunyi nafiri-nafiri.
“Ingatlah
orang-orang yang dengannya Aku harus berjalan di bumi juga anggota dari
TubuhKu. Mereka belum dimuliakan, tetapi engkau harus tahu untuk apa mereka
dipanggil bukan seperti yang tampak saat ini. Engkau harus mengaishi mereka dan
melihat otoritas dan kasih karunia dalam mereka yang sekarang kau lihat dalam
hal-hal ini. Ingatlah bahwa orang-orang yang dengannya engkau berjalan di bumi
sekarang melihat engkau sama seperti engkau melihat mereka. Engkau harus
belajar untuk tidak melihat sesuai dengan penampilannya sekarang, tetapi
melihat akan menjadi apa mereka. “Hanya orang-orang yang hidup oleh
PenghakimanKu dan tinggal diam dalam Aku sebagai hikmat mereka dapat melihat
OtoritasKu dalam yang lain. Meski demikian, jangan berusaha membuat manusia
melihat OtoritasKu didalammu. Jangan cemas oleh orang lain yang melihat engkau
seperti apa adanya; hanya perhatikanlah tentang mengenali orang lain seperti
apa adanya mereka dan melihat Aku didalamnya. Ketika engkau memperhatikan
bagaimana orang lain melihatmu, engkau akan kehilangan otoritasmu. Ketika
otoritas menjadi tujuanmu, engkau akan mulai kehilangan otoritas yang benar.
Engkau tahu pelayanan dan otoritas yang Aku sudah berikan kepadamu, jangan
bertanya pada orang yang memanggilmu karena posisimu, tetapi karena namamu.
Kemudian Aku akan membuat namamu besar lebih dari posisimu.
“dalam
KerajaanKu, otoritas datang dari siapa engkau bukan gelarmu. Pelayananmu adalah
fungsimu tetapi bukan pangkatmu. Disini pangkat didapat karena rendah hati,
pelayanan dan kasih. Diaken yang banyak mengasihi lebih tinggi dari para rasul
yang sedikit mengasihi. Di bumi, para nabi akan digunakan untuk menggoncang
bangsa-bangsa, tetapi disini mereka akan dikenal karena kasih mereka. Ini juga
adalah panggilanmu-untuk mengasihi dengan KasihKu dan melayani dengan HatiKu.
Kemudian kita akan menjadi satu.”
BAB 15 Menyembah
dalam Roh
Saat saya
mendengarkan Hikmat, sangat sulit untuk memahami setiap orang , sekalipun awan
besar saksi ini, menginginkan otoritas atau posisi dalam HadiratNya. Tampaknya
dalam setiap waktu yang saya habiskan disini, Kemuliaan dan Otoritas Dia
semkain besar dan saya tahu bahwa visi saya akan Dia masih terbatas. Sama
seperti alam semesta yang tampak jelas mengembangkan langkah yang besar dan
luas sudah tidak bisa dipahami, pewahyuan akan Dia akan mengembang selamanya. “Bagaimana
manusia biasa dapat mereprentasikan Engkau?” Tanya saya.
“Ketika BapaKu
menggerakkan Jari KecilNya, seluruh dunia akan bergetar. Untuk menggoncangkan
bangsa-bangsa dengan kata-kata tidak akan mengesankan siapapun yang tinggal
diam disini. Tetapi ketika sedikit saja Saudara-saudaraKu di bumi menunjukkan
kasihnya, itu akan membawa sukacita bagi Hati Bapaku. Bahkan gereja yang paling
sederahanapun bernyanyi pada BapaKu dengan kasih yang sejati dari hati merka,
Dia membuat diam seluruh surga untuk mendengarkan mereka. Dia tahu bahwa
seseoarang tidak dapat membantu tetapi untuk menyembah ketika mereka memandang
Kemuliaan disini, tetapi ketika orang-orang yang hidup dalam kegelapan dan
kesulitan yang dinyanyikan dengan hati yang sungguh kepadaNya, ini menyentuh
Dia lebih dari semua yang ada di surga.
“Seringkali,
catatan-catatan yang patah hati dari bumi menyebabkan seisi surga bersukacita
saat mereka melihat BapaKu tersentuh. Sedikit orang kudus yang menyatakan
kekaguman mereka akan Dia yang seringkali menyebabkan Dia menangis. Setiap
waktu saya melihat Saudara-saudaraKu menyentuh Dia dengan penyembahan yang
benar, itu membuat luka dan kesedihan yang Aku tahu adalah di salib tampaknya
sedikit harga untuk dibayar. Tidak ada satupun yang membuatKu lebih bersukacita
lebih dari ketika engkau menyembah BapaKu. Aku pergi kepada salib sehingga
engkau dapat menyembah Dia melalui aku. Didalam penyembahan itulah, Bapa dan
Aku menjadi satu.”
Dari semua yang
saya alami, emosi dari Tuhan sama seperti yang Dia katakan pada saya lebih
besar dari yang saya pernah alami. Dia tidak menangis ataupun tertawa. SuaraNya
tetap tetapi apa yang Dia katakan tentang penyembahan datang dari kedalaman
didalam Dia yang hampir lebih besar dari yang dapat saya ambil. Saya tahu bahwa
saya mendengar kasih yang dalam akan Anak Tuhan-untuk melihat sukacita BapaNya.
Penyembahan yang benar dari perang, perjuangan, orang-orang percaya dibumi
dapat melakukan seperti ini.
Untuk
pertamakalinya, saya sangat ingin meninggalkan tempat ini, dengan semua
kemuliaan hanya untuk kembali ke pelayanan kecil penyembahan di bumi yang
paling suram. Saya diliputi kenyataan bahwa kita bisa benar-benar menyentuh
Bapa. Satu orangpun yang menyembah dia dari bumi selama waktu-waktu kegelapan
akan sangat berarti kepada Bapa lebih dari jutaan dan jutaan yang menyembah Dia
di surga. Dari bumi kita dapat menyentuh HatiNya seperti waktu mungkin kita
tidak mampu melakukannya lagi! Saya sungguh merasa dekat karena ini sehingga
saya tidak sadar bahwa saya sudah jatuh tak berdaya. Kemudian saya jatuh
kedalam sesuatu seperti tidur yang sangat pulas.
Saya melihat
Bapa. Jutaan dan jutaan mengikuti Dia. KemuliaanNya sangat besar dan berkuasa
sehingga mengagumkan sehingga saya merasakan bahwa seluruh bumi tidak lagi akan
diukur sebagai sebuah butiran pasir dihadapanNya. Ketika saya mendengar
SuaraNya jelas sekali, saya merasakan seperti sebuah atom disamping matahari, tetapi
ketika saya melihat Dia, saya tahu bahwa matahari seperti sebuah atom bagi Dia.
Galaksi-galaksi menjadi tirai mengelilingi Dia. Jubahnya terbuat dari jutaan
dan jutaan bintang hidup. Segala sesuatu dalam HadiratNya adalah
hidup-TahtaNya, MahkotaNya dan TongkatNya. Saya tahu itu saya dapat tinggal
dalam Dia selamanya dan tidak pernah berhenti untuk kagum, tidak ada tujuan
dari alam semesrta yang lebih tinggi
dari menyembah Dia.
Kemudian Bapa
menjadi sangat sungguh-sungguh akan satu hal. Semua isi surga berhenti dan
melihat. Dia memandang salib. Kasih Anak pada BapaNya yang terus saya
ekspresikan lewat duka dan kegelapan kemudian sangat menyentuh Bapa sehingga
Dia mulai gemetar. Saat Dia lakukan itu, surga dan bumi gemetar. Ketika Bapa
menutup MataNya, surga dan bumi menjadi lebih gelap. Emosi Bapa sangatlah besar
sehingga saya tidak dapat.
Kemudian saya
berada di tempat yang berbeda, memandang pelayanan penyembahan dari bangunan
sebuah gereja kecil. Saat sesuatu terjadi dalam pengalaman profetik, sama tahu
segala sesuatu tentang setiap orang dalam ruangan kecil itu. Mereka tidak
berdoa tentang kebutuhan mereka. Mereka semua mencoba untuk menyusun nyanyian
syukur kepada Tuhan. Mereka bahagia dan sukacita mereka murni.
Saay melihat
surga dan semua isi surga menangis. Kemudian saya melihat kembali kepada Bapa
dan tahu mengapa surga menangis. Mereka semua menangis karena airmata di mata
Bapa, Kelompok kecil ini tampaknya meruntuhkannya, orang-orang yang berjuang
menggerakkan hati Tuhan sehingga Dia menangis. Itu bukan air mata kesedihan
tapi air mata sukacita. Ketika saya melihat kasih yang Dia rasakan untuk
sedikit penyembah-penyembah ini, saya tidak dapat menahan air mata saya sendiri.
Tidak ada
satupun yang saya alami mencengkeram saya lebih dari ini. Menyembah Tuhan di
bumi sekarang menjadi sesuatu yang lebih diinginkan daripada tinggal dalam
seluruh kemuliaan surga. Saya tahu bahwa saya diberikan pesan yang dapat
membantu mempersiapkan orang-orang kudus untuk medan perang yang tinggal di
bumi, tetai sekarang tidak berarti bagi saya lebih dari mencoba menyampaikan
bagaimana kita dapat menyentuh Bapa. Kekaguman yang murni dieskpresikan oleh
orang-orang percaya yang sederhana di bumi dapat menyebabkan semua isi surga
bersukacita, tetapi lebih dari itu, itu menyentuh Bapa. Karena itulah para
malaikat lebih suka dibebani satu orang percaya di bumi daripada diberikan
otoritas atas galaksi bintang-bintang.
Saya melihat
Yesus berdiri disamping Bapa. Memandang sukacita Bapa saat Dia melihat
pertemuan kelompok doa, Dia berbalik kepada saya dan berkata,”Inilah mengapa
Aku pergi kepada salib. Memberikan sukacita kepada BapaKu untuk beberapa saat
akan sangat berarti. Penyembahanmu akan menyebabkan Dia bersukacita setiap
hari. Penyembahanmu ketika engkau berada di tengah-tengah kesulitan menyentuh
Dia lebih dari penyembahan di surga. Disini
dimana KemuliaanNya terlihat, para malaikat menyembah. Ketika engkau menyemah
tanpa melihat KemuliaanNya ditengah-tengah pencobaanmu, itulah menyembah dalam
Roh dan Kebenaran. Bapa mencari para PenyembahNya. Jangan sia-siakan
pencobaan-pencobaanmu. Sembahlah Bapa, bukan untuk apa yang kau terima tetapi
untuk membawakan Dia sukacita. Engkau tidak akan pernah kuat tanpa membawaNya
kesukacitaan karena sukacita Tuhan adalah kekuatanmu.”
Dosa
Kemudian saya
berdiri lagi disamping Hikmat. Dia tidak berbicara dalam waktu yang lama tetapi
saya tidak memerlukan kata-kata. Saya perlu membiarkan apa yang sudah tampak
memenuhi jiwa saya. Saya berjuang untuk mengukur bisnis besar yang diberikan
untuk menjadi Penyembah-penyembah Bapa. Bagi Dia, matahari seperti sebuah atom
dan galaksi-galaksi seperti butiran pasir. Tetapi Dia mendengarkan doa-doa
kita, menikmati kita terus menerus saat Dia memandang kita dan saya yakin Dia
sering berduka atas kita. Dia lebih besar dari pikiran manusia dapat
menerimanya, tetapi saya tahu bahwa Dia juga menjadi Yang Paling Emosional di
seluruh alam semesta. Kita dapat menyentuh Tuhan! Setiap manusia mempunyai
kuasa untuk membuat Dia bersukacita atau bersedih hati. Saya tahu itu secara
teologis tetapi sekarang saya tahu bahwa dalam suatu cara yang terpencar-pecnar
tampaknya tidak lebih penting dari apapun juga.
Tidak ada jalan
lain yang pernah saya katakan tetapi saya tahu bahwa saya harus menghabiskan
waktu–waktu yang diberikan kepada saya untuk menyembah Dia di bumi. Itu seperti
sebuah pewahyuan baru; saya benar-benar dapat membawa sukacita bagi Dia! Saya
dapat membawa sukacita untuk Yesus! Saya mengerti apa yang Tuhan maksudkan
ketika Dia berkata bahwa inilah mengapa Dia pergi kepada salib. Pengorbanan
apapun akan berarti hanya dengan menyentuh HatiNya untuk beberapa saat. Saya
tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang lain ketika saya tahu bahwa itu dapat
dihabiskan dengan menyembah Dia. Juga tampak nyata bahwa pencobaan-pencobaan
yang lebih besar atau kegelapan yang muncul karena penyembahan, itu akan
semakin menyentuh Dia. Itu membuat saya ingin menerima pencobaan-pencobaan
sehingga saya dapat menyembah Dia melalui pencobaan-pencobaan itu.
Pada waktu yang
sama, saya merasa seperti Ayub ketika dia mengatakan bahwa sekalipun dia pernah
mengenal dia melalui pendengaran, ketika dia melihat Dia, dia seperti debu dan
abu. Saya seperti Filipus yang bersama Yesus untuk waktu yang lama dan tidak
tahu bahwa dia melihat Bapa melalui dia. Begitu mengherankannya ketumpulan kami
bagi para malaikat! Kemudian Hikmat kembali berbicara.
“Ingatlah
potensialisme paling tidak Anak-anakKu yang masih kecil untuk menyentuh hati
Bapa. Itu sendiri dapat lebih berharga dari apapun. Aku akan pergi kepada salib
lagi untuk salah satu dari ini. Aku juga merasakan dukamu. Aku tahu
pencobaan-pencobaanmu karena kami membaginya. Aku rasakan duka dan sukacita
setiap jiwa. Itulah mengapa aku masih terus menerus menengahi kamu semua. Ada
suatu waktu ketika semua air mata dihapus dari setiap mata. Da suatu waktu
ketika hanya ada sukacita yang dikenal kembali, smapai kemudian, duka dapat
digunakan. Jangan sia-siakan pencobaan-pencobaanmu. Penyembahanmu terbesar dan
ekspresi terbesar dari imanmu yang menyenangkan Kami akan muncul
ditengah-tengah pencobaan-pencobaanmu. “Engkau harus melihat Aku dalam hatimu
dan engkau harus melihatKu di dalam orang lain. Engkau harus melihat Ku dalam
besar dan kecil. Sama seperti Aku muncul secara berbeda dalam setiap orang yang
sekarang berdiri didepanKu, Aku akan datang kepadamu dalam orang yang berbeda.
Aku akan datang kepadamu melalui suasana yang berbeda. Tujuanmu yang paling
tinggi adalah mengenal Aku, mendengarkan SuaraKu dan mengikuti Aku.”
Saat saya
melihat kepada Hikmat, Dia tidak berada disana. Saya melihat sekeliling. Saya
dapat merasakan Dia dimana-mana tetapi saya tidak dapat melihat Dia. Kemudian
saya melihat kembali kepada saksi-saksi yang berdiri didepan saya. Dia ada
disana. Saya tidak dapat melihat dia tetapi dengan cara yang luar biasa dari
yang saya ketahui sebelumnya, Dia ada dalam setiap orang. Saat Tokoh Reformasi
mulai berbicara, itu adalah suaranya tetapi saya dapat mendengarkan suara
Hikmat dalam dia sama seperti ketika Dia berbicara langsung kepada saya.
“Dia selalu ada
bersama kita. Dia ada didalammu. Dia berada dalam orang-orang yang kepadanya
engkau harus kembali. Dari waktu ke waktu, Dia akan muncul kepadamu lagi,
tetapi engkau harus tahu bahwa jika engkau tidak melihat Dia sama seperti Dia
tampak, engkau dapat mengenali lebih baik dimana Dia tinggal-dalam UmatNya. Dia
adalah Hikmat. Dia tahu bagaimana, kapan dan melalui siapa orang-orang yang
berbicara padamu. Orang-orang yang melalui siapa Dia berbicara kepadamu adalah
bagian dari pesan. Ingat apa yang Dia katakan ketika Dia menangisi Yerusalem ‘Mulai
sekarang engkau tidak akan melihatKu lagi sampai engkau berkata,”Diberkatilah
orang yang datang dalam nama Tuhan.” Engkau tidak akan melihat Dia sampai engkau
dapat melihat Dia dalam orang-orang yang kepadanya engkau Dia kirim.” “Mudah
bagi saya untuk melihat dan mendengar Dia dalammu,” saya menjawab, “tetapi
hampir tidak mudah bagi orang-orang di bumi yang belum dimuliakan.”
“Tidak berarti
disini mudah,” jawab Angelo. “Untuk menyelidiki Dia adalah panggilan dari
raja-raja yang akan memerintah bersama Dia. Orang-orang yang mengasihi Dia dan
mengasihi kebenaran akan mencari untuk Dia lebih dari mereka akan lakukan untuk
harta karun atau penaklukkan paling besar.”
Ditaklukan oleh
Dia
“Panggilan
paling besar adalah benar-benar ditaklukkan oleh Dia,” suara seorang laki-laki
yang tidak saya kenal terdengar, dia melangkah maju. “Saya seharusnya tahu,” dia
tambahkan, dan kemudian dia mengatakan namanya. Saya terkejut melihat bahwa
laki-laki ini akan ditemukan dalam persekutuan orang-orang kudus. Dia menjadi
Penakluk yang besar tetapi saya harus selalu percaya bahwa dia sudah melakukan
kerusakan lebih besar dengan nama Kristus lebih dari orang lain.
“Saya juga
menemukan kasih karunia salib sebelum akhir hidup saya,” kata dia. “Engkau
tidak hanya kembali untuk menakhlukkan bagi Dia tetapi untuk ditaklukkan bagi
Dia. Jika engkau tekun untuk berserah pda Dia, Dia akan menggunakanmu untuk
menaklukkan dalam NamaNya. Penaklukkan yang benar adalah menangkap setiap hati
manusia dengan kebenaran yang membuat mereka bebas. Orang-orang yang mengikuti
Dia lebih dekat akan digunakan untuk menaklukkan yang paling besar dan akan
menjadi raja yang paling besar. Di bumi, orang-orang ini jarang sadar bahwa
mereka menaklukkan apapun. Mereka tidak akan melihat apa yang benar-benar
mereka selesaikan sampai mereka tiba disana. Orang-orang yang meletakkan harta
karun besar di bumi-sekalipun harta karun yang dianggap rohani-akan mempunyai
sedikit disini.”
“Di bumi engkau
tidak dapat mengukur harta karun abadi,” kata Rasul Paulus. “Ketika aku mati,
itu tampaknya segala sesuatu yang sudah aku berikan hidupku untuk membangun di
bumi sudah binasa. Gereja-gereja yang kuberikan hidupku untuk membangkitkan
ketekunan mereka yang jatuh dan bahkan kepada teman-teman terdekatku berbalik
melawan aku. Selama hari-hariku terakhir, saya merasakan sebagai sebuah
kegagalan.”
“Ya, saya
menganggap Paulus adalah bapak rohani,” penakluk besar itu meneruskan, “sama
seperti yang dilakukan orang-orang yang disini. Banyak orang yang melalui
perang besar di akhir jaman akan menang karena dia setia untuk mempertahankan
kebenaran. Engkau jangan mengukur buah-buah rohani yang benar selagi engkau
berada di bumi. Engkau hanya dapat
mengukur keberhasilanmu dengan seberapa banyak dan jelas engkau memandang
Tuhan, dengan berapa banyak engkau lebih baik mengenal suaraNya dan dengan
berapa banyak kasihmu kepada saudara-saudaramu.”
Kemudian Paulus
berbicara lagi.
“Selama berbulan-bulan
sebelum eksekusiku, aku merasakan kegagalan. Bagaimanapun, dihari eksekusiku
aku diingatkan Stefanus yang melihat kematianku tahun-tahun sebelumnya. Ingatan
akan terang yang ada diwajahnya dihari aku membawanya melalui banyak pencobaan.
Aku selalu merasa bagaimanapun dia mati untukku sehingga akau dapat melihat
terang yang benar. Aku tahu itu, bahwa jika aku mati seperti Stefanus,
sekalipun segala sesuatu yang sudah aku lakukan tampak sia-saia, dan itu akan
menjadi jaminan bahw hidupku tidak akan sia-sia. Aku sungguh bersyukur bahwa
aku mati karena injil dan jika tampaknya banyak pelayananku belum selesai.
“Saat pewahyuan
ini datang padaku, juga kasih karunia dan haru-hari akhirku di bumi tampak
semuanya indah. Kemudian saya sadar bahwa aku hidup dan mencoba untuk mematikan
keinginanku setiap hari demi untuk melayani injil, setiap waktu aku menolak
diriku sendiri, ada benih-benih abadi yang ditanamkan meskipun aku tidak dapat
melihatnya dalam alam sementara. Berada disini, aku sekarang dapat melihat
sebagai sesuatu yang benar. Engkau jangan mencoba menghakimi melalui buah yang
kau lihat dibumi, tetapi lakukanlah apa yang harus kau lakukan karena itu benar.
“Meski demikian,
semakin berbuat, panggilanmu harus lebih mengenal Tuhan. Jika engkau mencari
Dia, engkau akan selalu menemukan Dia. Dia akan selalu dekat kepada orang-orang
yang mendekat. Banyak orang dalam HadiratNya tetapi mereka tidak mendekat.
Engkau harus melakukan sesuatu yang lebih daripada menginginkan Dia; Engkau
harus mencari Dia. Ini aldah bagian dari panggilanmu. Tidak ada tujuan yang
lebih tinggi. Kemenanganmu akan diukur oleh pencarianmu. Engkau akan selalu
dekat kepada Nya seperti yang kau inginkan. Kemenanganmu dalam hidup sesuai
dengan keinginanmu padaNya.”
Kemudian Paulus
mengangkat tangannya dan menunjukkan pada saya. “Engkau sudah diberikan banyak
dan banyak yang akan dituntut darimu. Bahkan jika engkau memendam banyak
talenta yang dipercayakan kepadamu, engkau dapat menyelesaikannya jauh lebih
dari yang lain, tetapi engkau akan gagal dalam perbuatanmu. Engkau jangan
pernah mengukur dirimu sendiri dengan orang lain, tetapi tetaplah maju, mencari
lebih banyak akan Dia. Dan dengan semua kemuliaan yang akan disingkapkan
padamu, jangan pernah melepaskan mantelmu.
Menabur dan
menuai
Saya melihat
pada mantel rendah hati yang dia tunjuk. Dalam semua kemuliaan yang sekarang
saya lihat, mantel itu tampaknya semakin membosankan. Saya terkejut bahwa saya
tampak buruk berdiri disamping mereka. Saya mundur untuk melihat baju zirah
dibaahnya yang sekarang tampak lebih bersinar daripada sebelumnya. Sangat cemerlang
sehingga lebih banyak yang tidak tertutup, maka akan lebih banyak kelompok
didepan saya yang tampak pudar karena kecemerlangannya. Bagaimanapun, saya
merasakan jauh sedikit malu dengan kecemerlangan yang bersinar dari baju zirah
saya. Kemudian saya memutuskan untuk melepaskan mantel itu dalam perjalanan
selagi saya disana sehingga saya tidak akan merasa menjadi yang paling
menjijikkan dari semua kemuliaan yang ada.
Ada keheningan sesaat
dan saya berdiri pelan-pelan untuk beberapa saat. Saya tidak mampu untuk
melihat apapun karena kecemerlangan baju zirah saya. Saya tidak mengerti
mengapa saya juga tidak dapat mendengar apapun. Kemudian saya berseru pada
Hikmat.
“Kenakanlah
kembali mantelmu,” saya mendengar Tuhan menjawab. Saya mengenakan kembali
mantel seperti yang Dia katakan dan mulai melihat gambaran dari Ruang Besar
lagi. “Tuhan apa yang terjadi pada setiap orang? Mengapa segala sesuatu tampak
pudar kembali?”
“Engkau tidak
dapat melihat apapun disini tanpa mengenakan mantel itu.”
“Tetapi saya
sudah memakainya sekarang dan masih tidak dapat melihat dengan baik,” saya
memprotes merasakan keputusasan yang hebat.
“Setiap saat
engkau melepaskan rendah hatimu, engkau akan dibutakan oleh terang yang sejati
dan itu akan membutuhkanmu waktu untuk mampu melihatnya lagi.”
Sekalipun saya
mulia melihat kemuliaan kembali, tidak ada yang seperti ini sebelumnya. Visi
saya kembali tetapi sangat sangat perlahan. Saya sangat sedih, tidak bisa
dikatakan.
“Dimana Paulus?”Tanya
saya. “Saya tahu bahwa dia akan mengatakan sesuatu yang penting.”
“Ketika engkau
melepaskan mantelmu, mereka semua pergi.”
“Mengapa? Mengapa
mereka pergi hanya karena saya melepaskan mantel? Saya merasa malu dengan
penampilan saya. Apakah saya mengganggu mereka?”
“Tidak, mereka
tidak terganggu. Mereka tahu bahwa engkau tidak akan dapat melihat atau
mendengar Aku melalui mereka tanpa mantel rendah hati sehingga mereka kembali
ke tempat mereka masing-masing.”
Saya menjadi
lebih sedih mendengar kata-kata itu. “Tuhan, saya tahu bahwa apa yang mereka
katakan kepada saya sangat penting. Apakah mereka akan kembali?” “Benar, engkau
kehilangan pewahyuan yang penting karena melepaskan mantelmu. Itu akan
membantumu, tetapi jika engkau mempelajari pelajaran bahwa jangan pernah engkau
melepaskan mantelmu kembali, khususnya untuk alasan-alasanmu yang seperti tadi,
engkau akan belajar pelajaran penting yang lain.”
“Tuhan, saya
pikir saya sudah mempelajari pelajaran. Saya tidak ingat pernah merasakan perasaan
yang begini buruk. Dapatkah mereka kembali sekarang dan membagi apa yang mereka
punya untuk saya?”pinta saya.
“Semua Kebenaran
dan semua Hikmat berasal dari Aku. Aku berbicara kepada semua orang karena
melalui mereka adalah bagian dari pesanku. Selagi engkau tetap cukup sederhana
untuk menjaga mantelmu, Aku dapat mengatakan kepadamu dalam kemuliaan. Kapanpun
engkau melepaskan mantel itu, engkau akan menjadi buta dan tuli rohani. Aku
selalu mengatakan kepadamu bahwa jika engkau memanggil Aku, tetapi Aku harus
mengubah jalan dimana Aku berbicara padamu.
“Aku tidak
melakukan ini untuk menghukummu, tetapi untuk membantumu menerima visimu
kembali dengan cepat. Aku akan memberikanmu pesan yang akan Aku berikan melalui
saksi-saksiKu, tetapi sekarang diberikan melalui musuh-musuhmu. Itu akan datang
melalui pencobaan-pencobaan dan engkau harus tunduk sangat rendah untuk
menerimanya. Ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan visimu kembali
secepat yang kau inginkan. Untuk apa yang akan datang engkau harus mampu untuk melihat.”
Kerusakan
Kesedihan yang
saya rasakan hampir tidak bisa tertahankan. Saya tahu bahwa apa yang saya dapat
terima dalam cara yang mulia sekarang sedang melewati pencobaan-pencobaan besar
tetapi semakin butuh fakta bahwa kemuliaan yang besar yang saya pandang untuk
beberapa waktu menjadi pudar.
“Tuhan ampuni
saya. Saya tahu betapa salahnya saya. Rasa sakit karena kesalahan ini sangat
besar untuk ditahan. Apakah tidak ada cara lain yang dapt diberikan dan saya
menerima visi saya kembali? Tampaknya itu tidak benar untuk beberapa saat
kebanggaan sangat menjijikkan,” saya meratap.
“Engkau diampuni.
Tidak ada satupun yang dilakukan untuk menghukummu. Aku membayar harga untuk
dosamu dan yang lainnya. Engkau hidup oleh Kasih KaruniaKu. Ini bukan karena
Hukum Kebenaran. Ini karena Kasih KaruniaKu, bahwa ada konsekuensi untuk dosa.
Engkau harus menuai apa yang kau tabur atau aku tidak mempercayakan OtoritasKu
kepadamu. Ketika Setan mengambil langkah pertama untuk masuk dapat pencarian
diri sendiri dan kebanggaan, banyak Malaikat-malaikatKu yang Aku percayakan
otoritas untuk mengikuti dia. Ketika Adam jatuh, banyak orang akan menderita. Untuk
orang-orang yang kepadanya Aku berikan otoritas ini, ada tanggungjawab yang
sama. Tidak akan ada otoritas yang benar tanpa tanggungjawab. Tanggungjawab
berarti orang lain akan menderita jika engkau menjadi abu. Kesalahan-kesalahan
membawa konsekuensi.
“Semakin banyak
otoritas yang diberikan kepadamu, semakain banyak engkau dapat membantu atau
melukai orang-orang karena tindakanmu. Untuk menghilangkan konsekuensi atas
tindakanmu adalah menghilangkan otoritas yang sejati. Engkau adalah bagian dari
ciptaan yang baru yang lebih tinggi dari ciptaan yang pertama. Orang-orang yang
dipanggil untuk memerintah dengan Aku diberikan tanggung jawab yang paling
besar dari segalanya. Mereka dipanggil untuk posisi yang lebih tinggi dari
Setan. Dia adalah malaikat yang besar tetapi dia bukanlah Anak. Engkau
dipanggil untuk menjadi satu ahli waris dengan Aku. Keseluruhan hidupmu baik
pencobaan-pencobaan dan pewahyuan-pewahyuan untuk semua tujuan pengajaran akan
tanggungjawab otoritas.
“untuk setiap
pelajaran yang kau harus pelajari, ada jalan mudah atau jalan yang lebih sulit.
Engkau dapat membiasakan dirimu untuk jatuh di batu-batu dan hancur atau batu
yang akan jatuh dan menimpamu menjadi debu.
Kedua-duanya, hasil akhirnya adalah kerusakan yaitu kerendahan hati.
Kebanggaan menyebabkan pertama kali jatuh dari kasih karunia dan seterusnya
menyebabkan jatuh. Kebanggaan selalu menghasilkan tragedi, kegelapan dan
penderitaan. Ini untuk kepentinganmu dan orang–orang yang dipanggil untuk
melayani dengan mempunyai otoritas atasnya yang Aku tidak akan mengkompromikan
kedisiplinan yang harus kau pelajari dengan menuai apa yang kau tabur.
“Adonia
menyombongkan ayahnya, Raja Daud, tidak mendisiplinkan dia. Salomo mengeluh
bahwa dia tidak dapat mendapat sesuatu tanpa disiplin ayahnya. Walaupun Salomo
berpikir bahwa dia tidak diperlakukan dengan adil,
Daud bukanlah orang yang tidak adil. Dia tahu bahwa Salomo dipanggil untuk menjadi raja. Orang-orang yang menerima disiplin paling banyak adalah orang-orang yng dipanggil untuk berjalan dalam otoritas yang lebih besar.
Daud bukanlah orang yang tidak adil. Dia tahu bahwa Salomo dipanggil untuk menjadi raja. Orang-orang yang menerima disiplin paling banyak adalah orang-orang yng dipanggil untuk berjalan dalam otoritas yang lebih besar.
“Engkau
dibutakan karena engkau melangkah keluar dari kerendahan hati dan mulai berjalan
dalam kebanggaan. Orang-orang yang sederhana tidak dapat dipermalukan. Ketika
engkau mulai merasa malu, itu karena engkau mulai berjalan dalam kebanggaan.
Biarkan malumu itu menjadi sebuah peringatan yang kau miliki saat engkau pergi
dari Hikmat. Jangan biarkan malu mengontrol tindakanmu. Jika itu terjadi,
engkau akan semakin jatuh. Belajarlah untuk memegang setiap kesempatan untuk
menjadi sederhana, mengetahui bahwa Aku akan mampu mempercayakan engkau lebih
otoritas yang lebih.
“Jangan
menyombongkan kekuatanmu tetapi kelemahan-kelemahanmu. Jika engkau berbicara
secara terbuka tentang kegagalan-kegagalanmu untuk membantu orang lain, aku
akan lebih menunjukkan kemenangan-kemenanganmu lebih terbuka, “Karena setiap
orang yang meninggikan dirinya sendiri
harus direndahkan dan dia yang merendahkan dirinya sendiri akan ditinggikan.’”
Saya tahu bahwa
apa saja yang Dia katakan adalah benar. Saya sudah mengkhotbahkan ini
berulangkali. Saya berpikir bagaimana Paulus memperingatkan Timotius untuk
memperhatikan pengajarannya sendiri dan sadar bahwa saya merasakan bahwa saya
membutuhkan pesan-pesan saya lebih dari orang-orang lain yang saya khotbahi.
Sekarang saya merasa lebih malu karena baju zirah saya yang bersinar daripada
mantel sederhana saya. Saya menarik mantel itu lebih ketat. Ketika saya
melakukan ini, mata saya akan bersinar dan visi saya menjadi lebih baik
sekalipun itu sangat jauh dari semula.
Saya kembali
melihat pintu. Saya takut untuk kembali melewatinya sampai saya menerima lebih
banyak visi yang kembali.
“Engkau harus
pergi sekarang,” kata Hikmat. “Apa yang ada di sisi lainnya?” Tanya saya.
“Tujuan hidupmu,”
jawabNya.
Saya tahu saya
harus pergi. Saya masih merasa menyesal bahwa saya tidak dapat memasuki pintu
itu lagi dengan visi yang saya miliki sebelumnya
karena saya tahu bagaimana kegelapan yang ada di bagian lainnya. Saya menjadi
lebih tergantung pada orang lain sekali waktu, saya berpikir dan menetapkan
diri saya sendiri untuk percaya pada Tuhan dan bukan visi saya sendiri. Dengan
cepat mata saya kembali bersinar. Saya mulai melihat sekali lagi kearah Ruang
Besar untuk melihat jika mereka tampak secemerlang sebelumnya, tetapi kemudian
saya putuskan tidak melihatnya. Saya hanya menentukan bahwa lebih baik sekarang
untuk tidak melihat kebelakang. Kemudian Hikmat muncul disamping saya, hampir
sebrilian sebelumnya. Mata saya terbiasa dengan sinar dengan cepat sehingga
saya dapat melihat Dia sekarang. Dia tidak mengatakan apapun, tetapi hanya
dengan memandang Dia memberikan keberanian besar buat saya. Meski demikian,
saya masih merasa menyesal saya tidak mendengarkan semua pesan yang seharusnya
saya terima dari awan besar saksi itu.
“Jika penyesalan
itu berubah menjadi ketetapan hati, maka pencobaan itu akan semakin mudah.
Kemudian ketika musuh-musuhmu muncul untuk meninggikan diri mereka atasmu,
engkau akan bertumbuh lebih besar dalam otoritas untuk mengalahkan
Musuh-musuhKu..”
Ketika saya
melihat kembali kearah pintu, saya terheran-heran. Saya melihatnya lebih banyak
sekarang daripada yang saya lihat sebelumnya yang sesaat saya pikir itu adalah
pintu yang lain. Tampaknya masih tetap bertumbuh dan semakin indah tidak
seperti pintu yang pernah saya lihat di alam ini. Ada banyak judul-judul
pengagungan yang tertulis dengan tulisan yang paling indah, sem uanya dalam emas
dan perak. Ada banyak perhiasan indah yang tidak saya kenali tetapi sangat
menarik hati karenanya cukup sulit mengalihakan perhatian saya. Mereka itu
hidup. Kemudian saya sadar bahwa semua pintu itu hidup.
Saat saya
memandang kearah pintu, Hikmat meletakkan tanganNya di bahu saya. “Ini adalah
pintu rumahKu”. Saat Dia mengatakan ini, segera saya mengerti ketertarikan atas
pintu ini sama seperti yang saya rasakan saat saya memandang Dia. Bagimanapun,
pintu itu adalah Dia sendiri. Bagaimana mungkin sesuatu yang seindah ini Nampak
begitu sederhana dan tidak menarik. Tuhan menjawab pertanyaan saya tak
terkatakan
“Engkau tidak dapat melihat rumahKu sampai
engkau melihatKu ada didalam orang-orangKu. Saat engkau mulai mendengarKu
melalui orang-orangKu sebelum engkau melepaskan jubahmu, matamu akan terbuka
dan melihat rumahKu seperti apa adanya. Ada banyak kemuliaan yang dapat kau
lihat daripada yang sekarang ini. Inilah pintu itu tetapi masih banyak yang
lain. Ketika engkau kembali kealammu, inilah yang harus kau cari. Ke pintu ini
engkau harus membawa umatKu. Ini yang harus kau perjuangkan dan inilah yang
harus kau bangun-rumahKu.
Dengan tangan Hikmat yang masih ada dibahu
saya, saya berjalan kearah pintu itu. Pintu itu tidak terbuka, tetapi saya dapat
melewatinya. Saya tidak percaya bahwa ada bahasa manusia yang dapat
menggambarkan apa yang baru saya lewati. Saya melihat kemuliaan segala umur
hanya dalam waktu yang singkat. Saya melihat bumi dan surga sebagai satu
bagian. Saya melihat banyak sekali malaikat dan saya melihat orang-orang yang
lebih mulia dari para malaikat yang saya lihat. Segala sesuatu dilayani di
rumahNya. Sekarang saya tahu panggilan saya. Sekalipun saya sudah banyak
melaluinya, saya tahu bahwa pencarian saya baru saja dimulai.
The
End.
(Translate by
Arik)
Sumber: http://warriorsofprayer.blogspot.co.id/2010/10/final-quest-sebuah-akhir-pencarian.html
No comments:
Post a Comment