A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Sunday, March 3, 2019

BTP, Gubernur Tersinting yang Pernah Dimiliki Indonesia

BTP, Gubernur Tersinting yang Pernah Dimiliki Indonesia

 Argo . 3 hours ago . 8 min read .  0
BTP, Gubernur Tersinting yang Pernah Dimiliki Indonesia

Basuki Tjahaja Purnama adalah Gubernur tersinting yang pernah dimiliki Indonesia. Cerdas bukan kepalang, nyali baja, dan pekerja keras.
Maksud dari tersinting dalam konteks tulisan ini, yaitu gebrakan-gebrakan dan sepak terjangnya yang spektakuler, sehingga membuat ibukota negara naik kelas dan gradenya di mata dunia, dan maling-maling APBD terkaing-kaing meratap penuh kertak gigi.
Banyak orang tidak menyangka wakilnya Jokowi pada Pilkada DKI 2012 itu berubah menjadi sosok kontroversial bukan hanya dalam skala nasional saja, akan tetapi juga mendunia.
Dari benua Afrika sampai Australia, semua mengenal sosoknya yang kontroversial sebagai A Christian Governor in A Moslem Country.
Selama NKRI ini berdiri, Basuki Tjahaja Purnama adalah satu-satunya Gubernur yang rambang 4 (empat) penghargaan sekaligus dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) atas prestasi pencapaian kinerjanya.
Penghargaan-penghargaan tersebut diperolehya bukan karena dia teman dekatnya Presiden Jokowi, akan tetapi karena berbagai prestasi dan hasil kerja yang sukses menata kota Jakarta secara sistematis hingga maju pesat bukan kepalang.
Keempat penghargaan yang diterimanya, yaitu, pertama, DKI Jakarta sebagai provinsi dengan perencanaan terbaik, kedua, DKI Jakarta sebagai provinsi dengan perencanaan inovatif, ketiga, DKI Jakarta sebagai provinsi dengan perencanaan progresif, keempat, DKI Jakarta sebagai provinsi dengan Pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tertinggi.
Namanya pun semakin harum dan menyapu dunia persilatan perpolitikan dalam negeri. Banyak yang memujanya, tak sedikit pula yang menghujatnya.
Berangkat subuh pulang tengah malam adalah aktifitasnya saban hari. Memaki para maling kecoak berdasi adalah hobinya. Para maling di DPRD DKI pun terkaing-kaing melenting kesana kemari tak tentu arah dihajarnya tanpa ampun.
Di daerah lain belum ada satu kepala daerah pun yang berani gebrak meja dengan mata menyala dan melotot garang kepada para anggota Dewan yang bertengger di DPRD DKI Jakarta itu.
Para kecoak-kecoak penipu dan tukang curi uang APBD pun terkapar tak berdaya. Ribuan PNS korup dihajarnya tanpa ampun. Mereka tidak berkutik, saling kasak kusuk berbisik satu sama lain kayak tokek cari cara dan celah bagaimana menghancurkan si Cina Kafir itu yang bikin hidup mereka jadi susah merana.
Banyak gagasan dan ide-ide gilanya yang spektakuler yang bagi banyak orang dianggap mustahil nan mustajab, namun selama si Cina Kafir yang bernama Basuki Tjahaja Purnama itu masih duduk di kursi orang nomor satu di DKI Jakarta, tidak ada hal yang mustahil bagi dia.
Orang luar yang datang ke Jakarta berkeliling kota berdecak kagum tiada henti dan geleng-geleng kepala melihat begitu banyak perubahan drastis yang ditorehkan si Gubernur yang super cadas itu.
Kalijodo, Menteng Pulo, Waduk Pluit, dan seabrek-abrek lainnya lagi, adalah bukti prestasinya yang talalu mantap dan top banget. Dari Aceh sampai Papua, namanya pun semakin harum semerbak bagaikan pandan wangi di tengah kebun Mawar.
Banyak yang mencintainya, banyak pula yang memusuhinya. Banyak yang menyanjungnya, banyak pula yang menusuknya dari belakang. Namun si Cino Kafirun itu tak gentar.
Baginya semua gebrakan-gebrakannya adalah suntikan morphin psikologis untuk memecut anak buahnya agar berani eksekusi, sehingga hal-hal yang dianggap tidak mungkin dan mustahil, akhirnya menjadi kenyataan.
Berikut ini sebagian kecil kompilasi kesintingannya Basuki Tjahaja Purnama yang menghajar ibukota negara ini dengan plattform program-program yang bagi para sumbu pendek menganggapnya ngaco, sinting, ndablek, dan Mission Impossible.
Pertama, membentuk pasukan oranye. Basuki Tjahaja Purnama menggelontorkan anggaran Rp 3 miliar dari uang operasionalnya untuk merekrut merekrut 12.433 pasukan berseragam orange untuk membersihkan Jakarta.
Mereka digaji Rp 3 juta per bulan, diberi Kartu Jakarta Pintar dan Kartu Jakarta Sehat, fasilitas naik bus Transjakarta gratis, dan satu kilo daging sapi gratis setiap bulannya. Mereka hidup sejahtera, anak istri bahagia senantiasa.
Kedua, melakukan revitalisasi sungai-sungai yang kotor, item, dan bau e'ek. Sungai-sungai yang kotor dan penuh sampah yang menumpuk, serta bau busuk yang menyengat, dikeruk dan dibersihkan, sehingga airnya menjadi bersih dan mengalir lancar, bebas dari laler serta kotoran manusia yang mengambang.
Ketiga, menghapus Pajak Bumi dan Bangunan dibawah Rp 1 Miliar. Basuki Tjahaja Purnama menghapus Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang tagihannya dibawah Rp 1 miliar. Dengan demikian warga kurang mampu yang tiap tahunnya bayar PBB diatas Rp 200 ribu keatas akhirnya gratis.
Keempat, menerapkan sistem e-Budgeting. Uang rakyat dikuncinya dengan sustem ekektronik e-Budgeting, dimana passwordnya tembus ke KPK dan BPK sehingga membuat para maling APBD pun ngedumel maki ancor saking tak berkutik lagi.
Kelima, memecat ribuan PNS korup. Tanpa ampun Basuki Tjahaja Purnama memutilasi 2.620 PNS korup dan pemalas kerja di lingkungan Pemprov DKI. Sehingga para PNS pun ketakutan setengah mati dan mati-matian kerja keras dan jujur agar periuk nasi mereka tidak diberikan oleh BTP ke orang lain.
Keenam, bangun 57 Rusunawa di seantero Jakarta. Sebanyak 20,188 unit dibangunnya tanpa sepeserpun uang APBD. Pembangunan Rusunawa tersebut dibiayai dari kewajiban pengembang yang meminta penambahan Koefisien Luas Bangunan (KLB) sebagaimanan diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 175 Tahun 2015.
Ketujuh, bangun berbagai insfrastruktur untuk mengatasi kemacetan yang mengular, yaitu dengan bangun Underpass Matraman, Underpass Mampang, Flyover Pancoran, dan Simpang Susun Semanggi.
Yang sintingnya lagi, pembangunan insfrastruktur-insfrastruktur tersebut tanpa menggunakan sepeserpun uang APBD, melainkan dibiayai dari kewajiban pengembang yang meminta penambahan Koefisien Luas Bangunan.
*Kedelapan, mengganti semua unit Busway dengan Busway merek Scania yang modern dan canggih yang ramah lansia dan kaum difabel.
Kesembilan, bangun Masjid Fatahillah di lingkungan Balaikota DKI Jakarta yang megah dan mewah. Masjid Fatahillah dengan warna dominan putih tersebut mampu menampung seribu jamaah.
Kesepuluh, merubah kawasan-kawasan kumuh menjadi RPTRA di Seantero Jakarta, termasuk kawasan mesum dan premanisme Kalijodo menjadi kawasan ramah anak. Para preman Kalijodo yang coba-coba uji nyali dengan mengintimidasinya dilibasnya tanpa ampun.
Kesebelas, buka jalur Tranjakarta Layang Koridor 13 dan buka jalur LRT Kelapa Gading-Velodrome.
Namun sayang beribu sayang, madu manis dibalas arak bakar menyala, air susu dibalas air tuba. Dia ditolak hanya karena matanya sipit dan agamanya Kristen.
Padahal jika saja Basuki Tjahaja Purnama dipolitisasi dengan politik busuk sehingga membuatnya kalah dalam Pilkada DKI Jakarta dan masuk penjara lantaran dipolitisasi kasus keseleo lidah soal Al-Maidah itu, dia sudah punya planning di batok kepalanya untuk periodenya yang kedua, antara lain:
Pertama, bangun Trotoar ramah lansia dan kaum difabel dengan lebar 10-15 meter. Sepanjang 2.700 kilometer trotoar diseluruh Jakarta akan dirombaknya dan direnovasi dengan lebar 10 sampai 15 meter dengan tidak menggunakan sepeserpun APBD, melainkan dari subsisidi pihak swasta.
Kedua, menerapkan Electronic Road Pricing (ERP) disepanjang kawasan Sudirman-Thamrin. Untuk mengurai kemacetan yang mengular di jalan-jalan protokol di Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama akan menerapkan kebijakan jalan berbayar, yaitu Electronic Road Pricing (ERP,) disepanjang kawasan Sudirman-Thamrin.
Sepanjang jalur Sudirman-Thamrin hanya akan ada empat jalur, yaitu tiga jalur untuk kendaraan umum, satu jalur khusus untuk Busway. Mau lewat Sudirman-Thamrin, pengendara harus bayar, sehingga lalu lintas menjadi rapih, tertib, dan berwibawa.
Ketiga, menerapkan JakCard Cashless Society (Masyarakat Tanpa Uang Tunai). Basuki Tjahaja Purnama akan menerapkan sistem satu kartu dengan beragam kegunaan untuk semua transaksi pembayaran, seperti tiket Busway, MRT, LRT, ERP, Commuterline, bayar sewa Rumah Susun, serta bayar BPJS.
Selain itu, JakCard juga bisa digunakan sebagai biaya masuk ditempat-tempat rekreasi dan pariwisata di Jakarta, tiket masuk museum, fasilitas-fasilitas olahraga, serta digunakan untuk e-parking di kawasan Palatehan, Boulevard Kelapa Gading, serta Sabang Jakarta Pusat.
Keempat, seperti halnya aplikasi ojek online, Basuki Tjahaja Purnama akan menerapkan aplikasi bus sekolah berbasis Android. Fitur aplikasi ini akan menampilkan rute bus sekolah serta jam-jam penjemputan yang dilalui setiap harinya. Selain itu para pelajar juga dapat melihat berapa sisa jumlah bus sekolah yang tersedia.
Kelima, bekerjasama dengan PLN, Basuki Tjahaja Purnama akan bangun 58 unit GITET (Induk Tegangan Ekstra Tinggi) dan Transmisi Baru untuk memenuhi pasokan listrik di DKI Jakarta.
GITET dan Tansmisi Baru itu akan dihajarnya di Semanggi Barat, Grogol II, Penggilingan II, Plumpang II, Muara Karang III, Semanggi Barat II (Benhil), Cipinang II (Jatinegara), CSW III, Duri Kosambi III (Rawa Buaya), dan Manggarai II.
Keenam, menerapkan program Bank Sampah. Untuk mengurai sampah yang berton-ton jumlahnya di Jakarta saban hari, sampah warga DKI Jakarta akan dibayar sampahnya yang telah dipilah-pilah sesuai jenisnya dan berat timbangan.
Warga DKI setiap harinya bisa mengumpulkan dan memilah sampah sesuai jenisnya dimana harga item per sampah akan ditentukan besaran nominal rupiahnya.
Sampah-sampah yang telah dipilah itu akan ditimbang, lalu dicatat sesuai berat dan jenisnya. Hasil penimbangan lalu dikonversikan ke rupiah.
Ketujuh, membenahi 131 lokasi kumuh di Jakarta. Rp 5,8 triliun akan digelontorkan Basuki Tjahaja Purnama untuk membenahi 131 titik lokasi lahan negara milik pemprov DKI. Lahan-lahan kumuh tersebut akan dibuat hutan kota sebagai paru-parunya Jakarta, normalisasi sungai untuk mencegah banjir.
Kedelapan, Basuki Tjahaja Purnama akan bangun 50.000 unit Rumah Susun untuk memenuhi kebutuhan tempat tinggal warga Jakarta, khususnya yang masih ngontrak di tempat-tempat kumuh, tanpa menggunakan dana APBD, melainkan melalui kontribusi pengembang sesuai dengan kewajiban mereka melalui SIPPT (Surat Izin Penunjukkan Penggunaan Tanah).
Dalam SIPPT diatur bahwa bagi setiap pengembang yang bangun hunian diatas 5.000 meter, wajib bangun rumah susun seluas 20% dari total luasan yang dibangun pengembang tersebut. Cerdas, bukan?
Namun sayang berjuta sayang, semua hasil kerjanya dan rencana-rencana kerjanya yang cadas itu kini telah hilang lenyap dihembus angin malam yang mencekam dan tinggal kenangan manis saja yang tak terlupakan.
Demikianlah kura-kura.
#JokowiLagi
Argo

No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...