Peperangan YAHWEH Melawan Dewa-dewa Mesir
Perang Tak Kasat Mata Melawan Penguasa-penguasa Kegelapan
Hanya ada sedikit peristiwa-peristiwa besar yang bisa menandingi perang kosmis yang terjadi antara YHWH melawan dewa-dewa Mesir, ketika Elohim memakai Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari cengkeraman perbudakan mereka.
Kita semua sudah tidak asing dengan tulah kematian anak sulung yang pada akhirnya menyebabkan Firaun melepaskan bangsa Israel. Namun, mungkin hanya sedikit dari kita yang menyadari makna penting yang ada di balik sembilan tulah-tulah lainnya: peperangan kosmis melawan Iblis-iblis kegelapan.
Keluaran 12:12 (IMB) Sebab Aku akan melintasi tanah Mesir pada malam ini. Aku akan memukul semua yang sulung itu di tanah Mesir, baik manusia dan ternak. Dan aku akan menjatuhkan penghakiman terhadap semua dewa-dewa (Ibrani: elohim) di Mesir. Akulah YAHWEH!
Bilangan 33:4 (ILT) Dan orang-orang Mesir sedang menguburkan setiap anak sulung yang telah YAHWEH pukul di antara mereka. Dan atas ilah-ilah(Ibrani: elohim) mereka YAHWEH telah menjatuhkan hukuman.
Air Berubah Menjadi Darah
Yang pertama dari penghakiman-penghakiman itu adalah atas sungai Mesir. Sungai Nil adalah jalan raya di negeri kuno ini, bahkan sampai sekarang ini.
Sungai Nil tidak hanya berubah menjadi darah, tapi juga air-air lainnya di negeri itu, bahkan air yang ditimba untuk dipakai di rumah-rumah tangga dalam bejana-bejana kayu dan batu. Selama tujuh hari seluruh negeri berada dalam kengerian, dengan ikan-ikan mati dan bau busuk dari sungai.
Keluaran 7:19 (TB) YAHWEH berfirman kepada Musa: “Katakanlah kepada Harun: Ambillah tongkatmu, ulurkanlah tanganmu ke atas segala air orang Mesir, ke atas sungai, selokan, kolam dan ke atas segala kumpulan air yang ada pada mereka, supaya semuanya menjadi darah, dan akan ada darah di seluruh tanah Mesir, bahkan dalam wadah kayu dan wadah batu.”
20 Dan Musa serta Harun berbuat demikian, seperti yang telah YAHWEH perintahkan. Dan dia mengangkat tongkat itu dan memukul air yang ada di sungai, di depan mata Firaun, dan di depan mata para hambanya. Dan seluruh air yang ada di sungai berubah menjadi darah.
21 Dan matilah ikan di sungai, lalu sungai itu berbau busuk, dan orang-orang Mesir tidak dapat meminum air dari Sungai Nil. Dan darah ada di seluruh Tanah Mesir.
22 Dan para ahli sihir Mesir pun melakukan hal yang sama dengan mantera-mantera rahasia mereka. Dan hati Firaun pun menguat. Dan dia tidak mau mendengarkan mereka, seperti YAHWEH telah berfirman.
23 Lalu Firaun berpaling dan pergi ke istananya, dan dia tidak mau memerhatikan hal itu juga.
24 Dan semua orang Mesir menggali di sekitar Sungai Nil untuk minum air, karena mereka tidak dapat meminum air dari Sungai Nil.
25 Dan tujuh hari telah berlalu setelah YAHWEH menulahi Sungai Nil.
Untuk lebih memahami apa yang sedang terjadi, kita harus mengetahui banyak dewa-dewa sungai: Osiris, salah satu dewa utama Mesir, adalah yang pertama dari semua dewa-dewa sungai Nil. Sungai Nil adalah aliran darahnya. Dia, bersama kawan-kawannya, dewi ibu, Isis, dan anak mereka, Horus, adalah dewa-dewa berkepala manusia (berbeda dengan banyak dewa-dewa Mesir lainnya yang berkepala burung, binatang, dan reptil).
Ada juga dewa-dewa lain Sungai Nil: Hapimon di utara, dan Tauret di Thebes, dan dewi-dewi kuda nil di sungai. Ada juga Nu, dewa kehidupan di sungai Nil dan Sepek, dewa yang mengambil wujud seekor buaya.
Penajisan supernatural terhadap sungai-sungai dan air di negeri itu merupakan penghinaan terhadap dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Mesir.
Katak
Tanda ajaib kedua lebih jauh membuktikan ketidakberdayaan dewa-dewa Mesir. Negeri itu diselimuti tulah katak dalam jumlah sangat banyak sehingga mereka memenuhi rumah-rumah dan ranjang-ranjang tidur orang Mesir.
Keluaran 8:2 (ILT) Dan jika engkau menolak untuk menyuruh mereka pergi, lihatlah, Aku akan menulahi seluruh wilayahmu dengan katak.
3 Dan sungai akan berkeriapan dengan katak-katak, dan katak-katak itu akan naik dan masuk ke dalam istanamu, dan ke dalam kamar tidurmu, dan di atas tempat tidurmu, dan ke dalam rumah hamba-hambamu, ke dalam rumah-rumah rakyatmu, ke dalam pembakaran rotimu serta ke dalam tempat adonan rotimu.
4 Dan katak-katak itu akan naik ke atasmu, dan ke atas rakyatmu, dan ke atas semua hambamu.”
5 Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Katakanlah kepada Harun: Ulurkanlah tanganmu dengan tongkatmu ke atas sungai-sungai, ke atas parit-parit, dan ke atas kolam-kolam. Dan buatlah katak-katak bermunculan di atas Tanah Mesir.”
6 Dan Harun mengulurkan tangannya ke atas segala air di Mesir; dan katak-katak pun bermunculan dan menutupi Tanah Mesir.
7 Dan para penyihir Mesir pun melakukan hal yang demikian juga dengan mantera-mantera rahasia mereka. Dan mereka pun membuat katak-katak bermunculan di Tanah Mesir.
8 Dan Firaun memanggil Musa serta Harun, lalu berkata, “Berdoalah kepada YAHWEH agar Dia menyingkirkan katak-katak itu dari aku dan rakyatku. Aku akan menyuruh umat itu pergi, agar mereka dapat berkurban bagi YAHWEH.”
9 Dan Musa berkata kepada Firaun, “Jadilah pujian atasku, maka kapankah aku harus mendoakan engkau dan hamba-hambamu dan rakyatmu untuk melenyapkan katak-katak itu dari padamu, dari rumah-rumahmu, agar katak-katak itu hanya tinggal di Sungai Nil saja?”
10 Dan dia berkata, “Esok hari!” Dan dia menjawab, “Sesuai dengan titahmu, dengan demikian engkau dapat mengetahui bahwa tidak ada satu pun yang seperti YAHWEH, Elohim kami.
11 Dan katak-katak itu akan menyingkir dari padamu, dan dari rumah-rumahmu, dan dari hamba-hambamu, dan dari rakyatmu; katak itu hanya akan tinggal di sungai saja.”
12 Lalu Musa dan Harun keluar dari tempat Firaun. Dan berserulah Musa kepada YAHWEH sehubungan dengan katak yang telah Dia datangkan kepada Firaun.
13 Dan YAHWEH melakukan sesuai dengan perkataan Musa. Dan katak-katak itu mati di rumah-rumah, di halaman, dan di ladang-ladang.
14 Dan orang-orang mengumpulkan bangkainya sampai bertumpuk-tumpuk, sehingga negeri itu berbau busuk.
Salah satu dewi utama negeri itu adalah Hekt, dewi kesuburan dan istri pencipta dunia, yang selalu ditampilkan dengan kepala dan tubuh katak. Dia adalah simbol kebangkitan dan lambang fertilitas dan mendampingi kelahiran bayi-bayi (sungguh ironis bahwa katak-katak memenuhi kamar tidur dan bahkan naik ke ranjang Firaun). Hekt adalah salah satu dari empat dewa purbakala yang merupakan personifikasi lautan purbakala, kekekalan, kegelapan, dan apa yang tersembunyi.
Katak-katak itu berkeriapan keluar dari sungai Nil yang sakral, dan pemujaan bangsa Mesir kepada dewi katak Hekt, mencegah mereka dari menyingkirkan katak-katak ini: orang-orang Mesir segera mendapati bangkai-bangkai katak di seluruh negeri, yang menyebarkan bau busuk yang menjijikkan. Sangat penting untuk diperhatikan dalam Kitab Wahyu, bahwa peristiwa perang final YAHWEH melawan “dewa-dewa” Akhir Zaman, digerakkan oleh tiga roh najis serupa katak.
Wahyu 16:13 (ILT) Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang buas dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis serupa katak,
14 untuk pergi kepada raja-raja di bumi dan seluruh penduduk bumi guna mengumpulkan mereka ke dalam peperangan pada Hari itu, Hari Besar Elohim Penguasa Semesta, karena mereka adalah roh-roh jahat yang mengadakan tanda-tanda.
Kutu
Penghakiman ketiga atas Mesir berasal dari debu tanah di Mesir. Kata Ibrani ken, diterjemahkan sebagai “kutu” dalam terjemahan Alkitab bahasa Indonesia, dengan catatan tambahan “lalat pasir” atau “kutu busuk” atau “agas”.
Keluaran 8:16 (ILT) Lalu berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Katakanlah kepada Harun: Acungkanlah tongkatmu dan pukullah debu tanah, maka debu itu akan menjadi kutu (ken) di seluruh Tanah Mesir.”
17 Dan mereka berbuat demikian, lalu Harun pun mengulurkan tongkatnya dengan tangannya dan memukul debu tanah, dan kutu-kutu (ken) itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Semua debu tanah menjadi kutu (ken) di seluruh Tanah Mesir.
18 Dan para penyihir di Mesir itu pun berbuat dengan mantera-manteranya untuk menciptakan kutu-kutu (ken), tetapi mereka tidak berhasil. Dan kutu-kutu (ken) itu hinggap pada manusia dan binatang.
19 Dan penyihir itu berkata kepada Firaun, “Itulah jari Elohim.” Namun hati Firaun menjadi keras, ia tidak mau mendengarkan mereka, seperti yang telah YAHWEH firmankan.
Kata Ibrani ken berasal dari akar kata kanan yang artinya menggali, menanami, berakar, bertunas; ada kemungkinan serangga ini menggali atau melubangi kulit manusia.
Ini sangat memalukan bagi dewa besar bumi, penguasa debu tanah, Geb, kepada siapa orang-orang Mesir mempersembahkan persembahan-persembahan untuk hasil tanah yang berlimpah. Juga, kehadiran kutu-kutu busuk atau kutu ini menjadi penghalang bagi pendeta-pendeta Mesir untuk menjalankan tugas keimaman mereka!
Kumbang
Penghakiman keempat adalah “kerumunan” (“lalat”, yang aslinya bukan demikian). Kata itu adalah ‘arob, suatu kerumunan atau gerombolan, yang mungkin merujuk kepada pergerakan yang terus-menerus.
Keluaran 8:21 (ILT) Dan jika engkau tidak menyuruh umat-Ku itu pergi, lihatlah, Aku akan mengirimkan lalat-lalat (‘arob; kerumunan) kepadamu, dan kepada hamba-hambamu, dan kepada rakyatmu, serta rumah-rumahmu. Dan rumah-rumah orang-orang Mesir akan dipenuhi lalat (‘arob; kerumunan), dan juga tanah tempat mereka itu berdiri di atasnya.
22 Dan pada hari itu Aku akan memisahkan Tanah Goshen tempat umat-Ku tinggal, bahwa di sana tidak ada kerumunan lalat (‘arob; kerumunan), sehingga engkau mengetahui bahwa Aku YAHWEH ada di tengah-tengah negeri ini.
23 Dan Aku akan menempatkan pemisah antara umat-Ku dan rakyatmu; tanda ini akan terjadi menjelang esok hari.”
24 Dan YAHWEH berbuat demikian. Dan kerumunan lalat (‘arob; kerumunan) itu memasuki istana Firaun dan rumah para hambanya, dan di seluruh Tanah Mesir negeri itu digerogoti oleh kerumunan lalat (‘arob; kerumunan) itu.
Pendewaan kumbang scarab masih sangat mencolok – bahkan sampai hari ini – dalam perhiasan dan artefak-artefak yang mengagungkan Mesir kuno. Sebagian dari kumbang-kumbang scarab raksasa bahkan dianugerahkan kehormatan untuk dimumifikasi dan dikuburkan bersama dengan para Firaun.
Raja para dewa, Khepri, memiliki kepala kumbang. Hal ini sangat aneh karena scarab sebenarnya adalah kumbang kotoran (baca: tahi). Serangga itu kira-kira berukuran sebesar uang logam dan memakan kotoran di ladang-ladang atau di pinggir-pinggir jalan.
Ketika hewan-hewan besar membuang kotoran, kerumunan serangga-serangga ini berkeriapan dari lubang-lubang mereka di tanah dan mengumpulkan makanan mereka untuk dikonsumsi di masa depan, dengan membentuknya menjadi bola-bola bundar seukuran bola golf, yang mereka gelindingkan di sepanjang tanah sampai ke tempat tinggal mereka di bawah tanah.
Karena mereka sepertinya “berasal entah dari mana,” dan karena kumbang-kumbang ini menggelindingkan bola-bola bundar sempurna melintasi tanah, perbuatan yang oleh orang-orang Mesir dipandang sebagai simbol kekuatan yang menggerakkan matahari melintasi langit, kumbang-kumbang ini diasosiasikan dengan penciptaan.
Khepri sekaligus juga adalah dewa matahari. Kumbang-kumbang kotoran kecil, ditanamkan sebagai telur di dalam bola-bola kotoran, keluar dari padanya pada waktu menetas. Karena itu, Khepri juga mewakili penciptaan dan kelahiran kembali, dan dia secara khusus berhubungan dengan terbitnya matahari dan penciptaan dunia.
Tulah kerumunan kumbang scarab, dengan rahang bawah yang bisa menggerogoti kayu, dan memiliki kemampuan penghancur lebih hebat daripada rayap, pasti akan menimbulkan kekhawatiran ekstrem, karena mereka begitu dipuja dan oleh karenanya, tidak boleh diganggu!
Firaun memanggil Musa, memohon penghentian, mengisyaratkan kemungkinan kompromi, dan bahkan meminta untuk didoakan.
Keluaran 8:28 (ILT) Dan Firaun berkata, “Aku akan menyuruh kamu pergi, dan kamu dapat berkurban bagi YAHWEH, Elohimmu di padang gurun. Hanya, janganlah kamu pergi terlalu jauh, berdoalah untukku.”
Tetapi Elohim tidak berkompromi; penghakiman terus berlanjut.
Binatang Ternak
Tulah kelima adalah terhadap binatang ternak di Mesir, dan sekaligus terhadap Apis, dewa banteng, dan Hathor yang berkepala sapi, dewi cinta, kecantikan dan sukacita. Hathor digambarkan sebagai sapi yang menyusui Firaun, memberikan dia makanan ilahi. Kepercayaan terhadap dewa ini begitu luas sehingga bahkan bani Israel pun tercemar oleh penyembahan terhadap mereka, yang membawa kepada kejatuhan penyembahan anak lembu emas dalam wujud Apis.
Keluaran 32:4 (ILT) Lalu ia mengambil dari tangan mereka, dan membentuknya dengan penatah, dan dia membuat seekor anak lembu tuangan. Maka berkatalah mereka, “Inilah ilahmu, hai Israel, yang telah membawa engkau keluar dari Tanah Mesir.”
Tulah itu adalah “sampar” (deber), penyakit menular di antara kawanan ternak, dan bahkan sapi-sapi suci di kuil Mesir pun juga mati.
Keluaran 9:3 (ILT) lihatlah, tangan YAHWEH akan ada pada ternakmu yang di padang, pada kuda, pada keledai, pada unta, pada lembu, dan pada kawanan domba, yaitu suatu sampar (deber) yang sangat dahsyat.
4 Dan YAHWEH akan membuat pemisahan antara ternak orang Israel dengan ternak orang Mesir. Dan dari semua milik bani Israel seekor pun tidak akan mati.”
5 Kemudian YAHWEH menetapkan pilihan waktu, dengan mengatakan, “Esok hari YAHWEH akan melakukan hal ini di negeri ini.”
6 Dan pada esok harinya, YAHWEH melakukan hal ini, dan seluruh ternak orang Mesir mati, tetapi dari ternak bani Israel tidak seekor pun mati.
Binatang-binatang peliharaan lainnya juga dianggap suci, dan ukiran-ukiran mereka menghiasi banyak berhala, seperti Bubastis, dewi kucing cinta, hal-hal kewanitaan dan pakaian. Tulah ini juga merupakan penghinaan langsung kepada Khnum, dewa kambing jantan, Mnevis, lembu suci yang juga disembah dan diasosiasikan dengan dewa Ra.
(Tradisi pemujaan terhadap sapi masih menjadi pemandangan sehari-hari di India, saat sapi-sapi muncul di jalanan dan bahkan di pertokoan.)
Namun tentu saja, ternak orang-orang Ibrani, tidak terjamah.
Abu
Tanda ajaib keenam dimanifestasikan terhadap tubuh manusia. Tulah shechiyn, yang diterjemahkan “bisul”, mungkin menyiratkan sesuatu yang lebih mengerikan.
Keluaran 9:8 (ILT) Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa dan Harun, “Ambillah bagimu jelaga (piyah; abu) dari tungku sepenuh kedua tanganmu, dan biarlah Musa menghamburkannya ke udara di depan mata Firaun.
9 Dan biarlah jelaga (piyah; abu) itu akan menjadi debu di seluruh Tanah Mesir, dan debu itu akan menjadi sebuah bisul (shechiyn) yang melepuh pecah menyebar, pada manusia dan pada ternak di seluruh Tanah Mesir.”
10 Lalu, mereka mengambil jelaga (piyah; abu) dari tungku, dan berdiri di depan Firaun; dan Musa menghamburkannya ke udara, dan jelaga itu menjadi sebuah bisul (shechiyn) yang melepuh pecah menyebar pada manusia dan pada ternak.
11 Dan para penyihir itu tidak mampu bertahan dari bisul (shechiyn) itu di hadapan Musa, karena bisul (shechiyn) itu ada pada mereka dan semua orang Mesir.
Akar kata shechiyn itu artinya “terbakar,” dan kata yang sama dapat diterjemahkan sebagai kusta, dan sebagai borok Mesir, yang dinyatakan tidak dapat disembuhkan.
Imamat 13:18 (ILT) Dan ketika tubuh, padanya ada bisul (shechiyn) di kulitnya, dan itu telah menjadi sembuh,
19 tetapi di tempat bisul (shechiyn) itu ada bengkak putih atau bercak terang putih kemerah-merahan, maka itu harus diperiksakan kepada imam,
20 dan imam harus memeriksa; bila tampak rupanya lebih rendah daripada kulit dan bulunya telah berubah menjadi putih, maka imam harus menyatakan itu najis, itu adalah tanda penyakit kusta, itu telah berkembang di dalam bisul (shechiyn).
Ulangan 28:27 (ILT) YAHWEH akan menghajar engkau dengan borok(shechiyn) dari Mesir, dengan sembelit, dengan kudis, dan gatal-gatal, yang tidak dapat engkau sembuhkan.
35 YAHWEH akan menghajar engkau dengan borok (shechiyn) jahat pada kedua lutut dan pada kedua kaki, dari telapak kakimu sampai ke punca kepalamu, yang tidak mungkin dapat engkau sembuhkan.
Di antara dewa-dewa yang menyembuhkan penyakit, bisa dianggap adalah Thoth, dewa kecerdasan dan pembelajaran medis yang berkepala burung ibis; Sekhmet dewi berkepala singa penguasa penyakit epidemik Mesir, dan Apis. Serapis, dewa kesembuhan, dan Imhotep, dewa obat-obatan dan penjaga ilmu penyembuhan.
Di sini bahkan para penyihir Mesir pun tidak terluput dan tidak dapat menjalankan tugas keimaman mereka. Adalah kebiasaan mereka untuk mengambil abu kurban-kurban manusia dan kemudian melemparkannya ke udara. Dihembuskan oleh angin di atas kerumunan orang banyak yang sedang bekerja, itu dipandang sebagai berkat.
(Disimpulkan oleh beberapa orang bahwa kebiasaan ini adalah asal-usul praktik meletakkan abu di dahi pada hari pertama Pra-Paskah.)
Musa melepaskan tulah ini dengan parodi dari praktik pagan ini, dan bahkan mungkin mengambil abu dari tungku-tungku yang dipakai di halaman-halaman kuil suci kerajaan.
Hujan Bara
Mesir adalah negeri yang terik dan hampir-hampir tanpa hujan. Keajaiban ketujuh adalah badai hujan batu es dan api. Kata Ibraninya adalah barad, yang artinya adalah hujan [batu-batu].
Keluaran 9:18 (ILT) “Lihatlah, esok hari pada waktu seperti ini Aku akan menurunkan hujan es (barad) yang sangat dahsyat, seperti yang belum pernah terjadi di Mesir sejak permulaannya sampai sekarang ini.
22 Dan berfirmanlah YAHWEH kepada Musa, “Arahkanlah tanganmu ke langit supaya terjadilah hujan es (barad)di seluruh Tanah Mesir, pada manusia dan pada ternak dan pada setiap tumbuhan di padang di Tanah Mesir.”
23 Lalu Musa mengacungkan tongkatnya ke langit, dan YAHWEH menurunkan guntur dan hujan es (barad), dan api pun menyambar ke bumi, dan YAHWEH menurunkan hujan es (barad) di Tanah Mesir.
24 Dan turunlah hujan es (barad) dan api yang berkilat-kilat di tengah-tengah hujan es, sangat dahsyat, yang seperti itu belum pernah terjadi di seluruh negeri orang Mesir sejak mereka menjadi suatu bangsa.
25 Dan hujan es (barad) membinasakan segala sesuatu yang ada di padang di seluruh Tanah Mesir, dari manusia bahkan sampai ternak. Dan hujan (barad) juga melanda setiap tanaman di padang dan memorak-porandakan setiap pohon di padang.
Di manakah Shu, dewa angin? Dan Nut, dewi langit? Di manakah Horus, dewa langit berkepala elang dari Mesir Atas? Di manakah Seth dan Isis, dewa-dewi pertanian bangsa Mesir?
Tulah ini juga merusakkan banyak monumen-monumen yang dibangun oleh obsesi orang-orang Mesir untuk menghormati kemuliaan dewa-dewa dan Firaun mereka. Sekarang, kemuliaan patung-patung pahatan yang mewakili dewa-dewa mereka telah hancur.
Ketika Firaun mengakui dosanya dan dosa bangsanya, dia bahkan menyebut nama Elohim Ibrani:
Keluaran 9:27 (ILT) Dan Firaun menyuruh memanggil Musa dan Harun, dan berkata kepada mereka, “Aku telah berdosa kali ini. YAHWEH-lah yang benar dan aku serta rakyatkulah yang jahat.
28 Buatlah permohonan kepada YAHWEH, karena cukuplah sudah gemuruh[qol; suara] Elohim dan hujan es (barad). Maka aku akan menyuruh kamu pergi, dan kamu tidak usah tinggal lebih lama lagi.”
Belalang
Beberapa malapetaka sebelumnya mungkin dipisahkan oleh jeda waktu yang panjang, namun tulah kedelapan segera menyusul di belakang tulah ketujuh: belalang datang ke atas negeri.
Setiap ranting dan daun yang selamat dari hujan batu es dan api sekarang diserbu oleh kawanan belalang.
Di manakah Nepri, dewa gandum? Di manakah Ermutet, dewi persalinan dan panenan? Di manakah Thermuthis, dewi fertilitas dan panenan? Di manakah Anubis, dewa berkepala anjing penjaga sawah ladang? Atau Seth, dewa panenan?
Dan di manakah Osiris, kepala trinitas senior mereka yang juga adalah dewa pertanian mereka? Setelah kehilangan kepercayaan kepada dewa-dewa mereka, suasana pemberontakan sekarang menyebar di udara.
Keluaran 10:7 (ILT) Dan berkatalah hamba-hamba Firaun kepadanya, “Berapa lama lagikah orang ini menjadi perangkap bagi kita? Suruhlah orang-orang itu pergi supaya mereka dapat melayani YAHWEH, Elohim mereka. Belumkah engkau menyadari bahwa Mesir sedang binasa?”
Kegelapan Pekat
Penghakiman kesembilan adalah kegelapan yang bahkan bisa dirasakan manusia! Flavius Josephus, sejarawan Yahudi Romawi abad ke-1, menulis,
Tetapi ketika Musa mengatakan bahwa apa yang dia [Firaun] inginkan tidaklah adil, karena mereka berkewajiban untuk mempersembahkan kurban-kurban kepada Tuhan dari ternak-ternak itu, dan waktu diulur-ulur karena hal ini, suatu kegelapan yang pekat, tanpa sedikit pun cahaya, menyebar sendiri ke atas orang-orang Mesir, di mana penglihatan mereka terhalang, dan nafas mereka tersumbat oleh kepekatan udara, mereka ada di bawah kengerian kalau-kalau mereka ditelan oleh oleh awan tebal. Kegelapan ini, sesudah tiga hari dan begitu banyak malam-malam, akhirnya memudar. (Josephus, Antiquities of the Jews, Book II, XIV, 5.)
Di manakah Ra, dewa matahari? Di sekolah On, atau Heliopolis, kota matahari, pemujaan terhadap Ra hampir-hampir bersifat monoteistik. Dia dan Aten, cakram matahari, disembah bersama ankh, simbol kehidupan dari matahari, seperti hampir-hampir semacam trinitas.
Di manakah Horus, dewa pemberi cahaya pada matahari terbit? Atau Atum, dewa matahari terbenam? Atau Shu, dewa cahaya matahari dan udara? Atau Ptah, dewa pencipta bulan, matahari dan bumi?
Tulah ini juga merupakan penghakiman langsung terhadap Firaun, yang dianggap perwakilan ilahi dari dewa matahari Ra.
Anak Sulung
Tulah ini adalah penghakiman terhadap “seluruh dewa-dewa (elohim) Mesir”, termasuk Firaun sendiri. Dan akan menunjukkan ketidakmampuan total para dewa-dewa Mesir untuk melindungi rakyat mereka dalam menghadapi tragedi yang tak tertandingi.
Keluaran 12:12 (ILT) Maka Aku akan melintas di Tanah Mesir pada malam itu. Dan Aku akan memukul setiap anak sulung di Tanah Mesir, mulai dari manusia bahkan sampai ternak. Dan ke atas semua ilah (elohiym) Mesir Aku akan menjatuhkan penghakiman. Akulah YAHWEH!
Tulah ini berpotensi lebih menghancurkan daripada semua tulah-tulah lainnya, karena anak sulung bukan sekedar pewaris dua bagian dari warisan ayahnya, namun mewakili kualitas kehidupan (lihat Kejadian 49:3). Hukum hak kesulungan menetapkan bahwa putera sulung akan mewarisi sebagian besar harta keluarga ketika sang ayah meninggal. Kematian anak sulung akan melumpuhkan sebuah keluarga secara hukum dan emosional.
Peristiwa ini akan memalukan Isis, dewi kesuburan bersayap; Meskhenet, dewi yang memimpin kelahiran anak-anak; Hathor, salah satu dari tujuh dewa yang menghadiri kelahiran anak-anak; Min, dewa prokreasi; Selket, penjaga kehidupan; dan Renenutet, dewi ular kobra dan pelindung Firaun.
Penghakiman ini tidak hanya terhadap para dewa tapi juga terhadap Firaun. Ini merendahkan imortalitasnya melalui ketidakmampuannya untuk melindungi puteranya sendiri, yang juga dianggap sebagai dewa, dan juga menghanurkan kemampuannya untuk mempersatukan dan melindungi seluruh tanah Mesir.
Kata Ibrani untuk tulah dalam Keluaran 11:1 menggambarkan sebuah “tanda” dan berasal dari akar kata Ibrani naga, yang berarti “menjamah, memukul, menyerang, menjangkau, menimpa.”
Keluaran 11:1 (ILT) Dan YAHWEH berfirman kepada Musa, “Aku akan mendatangkan satu tulah (naga) lagi atas Firaun dan atas Mesir, sesudah itu ia akan menyuruh kamu pergi dari sini. Ketika dia benar-benar menyuruhmu pergi, dia akan sungguh-sungguh mengusirmu dari sini.
Sebelumnya, YAHWEH tidak mengungkapkan berapa banyak tulah akan terjadi, dan sekarang YAHWEH mengungkapkan bahwa ini akan menjadi yang terakhir dan itu akan meninggalkan “bekas” di Mesir. Dalam Mazmur 135:8 dan Mazmur 136:10, kematian anak sulung adalah satu-satunya tulah yang disebutkan, mungkin karena tulah ini menimbulkan kesan yang begitu besar terhadasp generasi masa depan.
Mazmur 135:8 (ILT) Dia yang memukul anak sulung di Mesir, dari manusia sampai binatang;
Mazmur 136:10 (ILT) Kepada Dia yang memukul anak-anak sulung Mesir, bahwasanya untuk selamanya kasih setia-Nya.
Sementara semua malapetaka-malapetaka lainnya mempengaruhi segala sesuatu di sekeliling, yang satu ini dipilih hanya untuk menimpa anak sulung dari setiap keluarga. Menarik untuk dicatat bahwa bahkan keturunan hewan termasuk dalam pembedaan ini.
Dalam tulah-tulah sebelumnya, Israel dibiarkan tidak terjamah sebagai sebuah bangsa, namun sekarang YAHWEH menuntut tindakan iman dari pihak mereka supaya dapat meloloskan diri dari penghakiman.
Firaun sendiri sekarang ditinggalkan oleh pewaris takhta; ini akan menghancurkan bagi seorang raja, terutama yang merupakan representasi dari dewa matahari, Ra.
Tulah kematian anak sulung terjadi pada setiap rumah yang tiang-tiang pintu atau ambang-ambang pintunya tidak ditutupi oleh darah anak domba.
Kita semua tahu kisah Paskah di Mesir, yang diperingati oleh orang-orang Yahudi sampai hari ini. Dan tentu saja, Yeshua yang adalah Paskah kita: Yohanes Pembaptis memperkenalkan Dia dua kali sebagai “Anak Domba Elohim.”
Yohanes 1:29 (ILT) Pada keesokan harinya, Yohanes melihat YESHUA yang datang kepadanya, dan dia berkata, “Lihatlah, Anak Domba Elohim yang menghapus dosa dunia!
36 Dan sambil memandang kepada YESHUA yang sedang berjalan, dia berkata, “Lihatlah, Anak Domba Elohim!”
Pelajaran Untuk Hari Ini dan Masa Depan
Peperangan tak kasat mata ini terus berlanjut sampai kepada Akhir Zaman. Iblis-iblis yang sama masih disembah hari ini.
Ulangan 32:17 (IMB) Mereka mempersembahkan kurban kepada setan-setan, bukan kepada Elohim, kepada ilah-ilah yang tidak mereka kenal, ilah yang baru muncul, yang leluhurmu tidak gentar kepadanya.
1Korintus 10:20 (IMB) Bukan itu maksudku, melainkan apa yang dikurbankan bangsa-bangsa, mereka mengurbankannya kepada roh-roh jahat dan bukan kepada Elohim. Dan aku tidak ingin bahwa kamu bersekutu dengan roh-roh jahat.
Wahyu 9:20 (IMB) Namun sisa manusia yang tidak terbunuh oleh bencana-bencana itu tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan tangan mereka. Sesungguhnya mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala emas, dan perak, dan perunggu, dan batu, dan kayu, yang tidak dapat melihat, mendengar, maupun berjalan.
Kitab Suci mengatakan kepada kita bahwa kita akan menjadi seperti dewa-dewa atau Tuhan yang kita sembah.
Mazmur 135:18 (ILT) Seperti merekalah (dewa-dewa) orang-orang yang membuatnya; juga orang yang percaya kepada berhala-berhala itu.
Sampai hari ini, ketika keluar dari kota Kairo, akan kelihatan desa-desa yang tinggal di atas bukit-bukit kotoran. Dan ini bukan negara “dunia ketiga” yang umum: Mesir pernah menjadi kerajaan terkemuka yang menguasai dunia kuno yang dikenal!
Apakah berhala-berhala dari batu yang dingin, tidak responsif, dan tak bergerak? Jika manusia menyembah berhala-berhala batu, dia juga akan menjadi dingin, tidak responsif, dan tidak bergerak.
Apakah dunia materialistis? Keras? Tanpa pengampunan? Jika manusia menyembah dunia ini, dia pun akan menjadi materialistis, kasar, dan tidak kenal ampun.
Kita akan menjadi seperti elohim yang kita sembah.
Tetapi jika Anda menyembah Yesus Kristus (Yeshua haMashiach), Anda akan menjadi semakin serupa dengan Dia. 1 Korintus 13 menyatakan semuanya…
Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah, ada banyak kesamaan antara tulah-tulah penghakiman atas Mesir, dengan malapetaka-malapetaka yang akan terjadi dalam Masa Tribulasi. Korelasi ini memang disengaja dan merupakan indikasi adanya hubungan antara fakta-fakta yang tercatat dari sejarah masa lalu dengan fakta-fakta yang dinubuatkan mengenai Akhir Zaman…
No comments:
Post a Comment