Korupsi
Tuan Embu mulai merasa gelisah.
Beberapa hari ini ia mulai merasa tangannya mulai bertumbuh dan bertambah
panjang.
Sebenarnya wajar saja jika anggota
tubuh kita ada yang bertumbuh dan berkembang. Seperti bayi yang tumbuh dan
berkembang setiap harinya sampai ia menjadi dewasa. Ataupun rambut atau kuku
yang bertambah panjang setiap harinya.
Tetapi akan tidak wajar kalau pada
usianya yang ke-50 ini, tangannya mulai tumbuh dan bertambah panjang. Ia mulai
merasakan adanya kelainan di dalam dirinya, tepat sehari setelah ulang tahunnya
yang ke-50 yang dirayakan secara besar-besaran di satu hotel berbintang lima. Dan
dihadiri oleh ribuan undangan, serta menghabiskan anggaran yang cukup untuk
membangun se ertan kompleks ruko atau rukan berlantai empat.
Para pejabat dan konglomerat hadir
dalam pesta ulang tahun Tuan Embu. Bahkan Presiden, Wakil Presiden dan para Menteri
juga ikut hadir di sana.
Telah puluhan dokter dan orang pintar
yang dihubungi, tetapi tidak ada satupun yang dapat menyembuhkan penyakitnya
itu. Bahkan Embu juga telah berobat ke luar negeri yang terkenal dengan
kecanggihan ilmu pengobatannya, tetapi usahanya itu sia-sia belaka. Stiap hari
tangannya tetap bertambah panjang.
Semua dokter yang mencoba mengobatinya angkat tangan, baik dokter dari dalam maupun dari luar negeri. Semuanya
sudah angkat tangan dan hanya mengatakan, penyakitnya itu penyakit langka dan
tidak pernah ada di literatur ilmu kedokteran, karena penyakit itu baru kali
ini ditemukan. Dan mereka beramai-ramai
ingin menjadikan Tuan Embu sebagai subyek percobaan mereka. Tentu saja ia berkeberatan.
Dukun, paranormal, dan orang pintar
lainnya baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri, juga telah angkat
tangan. Berbagai jawaban yang diberikan mereka, kena santet, teluh, guna-guna
dari orang yang tidak suka akan keberhasilan Tuan Embu. Namun tidak ditemukan
tanda-tanda santet, teluh ataupun guna-guna dari dalam tubuh Tuan Embu.
Sudah satu bulan lebih ia tidak masuk
kerja sehingga pekerjaannya menumpuk dari hari ke hari. Untung saja jabatannya
sangat tinggi sehingga tidak ada anak buahnya atau siapapun di departemen
tempat ia bekerja yang berani protes kepadanya. Bahkan para atasan pun agak
segan urusan dengan dia. Sebab Tuan Embu kenal baik dengan orang-orang penting
yang memegang tampuk kekuasaan di jajaran elit pemerintahan.
Berada di rumah setiap hari tanpa
melakukan pekerjaan apapun membuatnya menjadi stres. Ia ingin kembali bekerja.
Tubuh dan jiwanya sehat tidak berkekurangan sesuatu apa pun hanya tangannya
yang tidak mau diajak kompromi.
Dngan hanya mengangkat telpon maka
pekerjaan Tuan Embu dibawa ke rumah oleh seorang bawahannya. Keesokkan harinya bawahannya
itu membawa hasil pekerjaan ke kantor dan membawa tumpukkan pekerjaan yang baru
untuk diserahkan kepada Tuan Embu. Demikianlah seterusnya.
Oleh karena itu Tuan Embu hanya
mengurung dirinya di dalam rumah. Dan semakin lama jiwa dan emosinya semakin
tertekan. Sebab, tangannya sekarang sudah mencapai lutut. Ditambah lagi dengan
hidungnya yang pesek dan melebar, bibirnya yang tebal, badannya yang tinggi
besar, dadanya yang bidang dan berbulu serta kulitnya yang hitam, maka ia
sekarang lebih mirip seekor gorila dari pada seorang manusia.
Karena telah putus asa,lalu ia
memanggil dokter bedah plastik yang mau melakukan malpraktek. Untuk itu Tuan
Embu membujuk para dokter dengan bayaran yang menggiurkan. Uang tidak masalah
asalkan tangannya bisa disembuhkan. Dengan bantuan para dokter itu, maka Tuan
Embu menjalani operasi.
Setelah tiga jam dioperasi maka tangan
Tuan Embu dipotong menjadi beberapa bagian untuk disambungkan kembali. Bagian
yang berlebihan dibuang sehingga tangannya kelihatan seperti normal kembali.
Tentu saja Tuan Embu merasa senang dan menghadiahkan uang yang banyak agar para
dokter tutup mulut atas operasi itu.
Sayangnya, kesenangan itu tidak
berlangsung lama, sebab keesokkan harinya tangan Tuan Embu panjang lagi, yaitu
mencapai lutut kaki. Bahkan sekarang kecepatan pertumbuhan tangannya itu dua
kali lipat dibandingkan sebelum dioperasi. Anehnya, tangannya yang panjang itu bisa
elastis seperti karet sehingga dapat diputar-putar atau ditaruh di mana saja.
Ia semakin malu dan menjadi minder. Bahkan
sekarang ia tidak mau lagi bertemu dengan keluarganya. Semua kebutuhannya harus
diletakkan di depan pintu kamarnya. Ia tak pernah keluar kamar lagi sejak
tangannya menyentuh lantai meski sedang berdiri tegak. Tangannya tidak mau
kompromi dan terus bertambah panjang setiap harinya.
Dalam kesendirian, Tuan Embu semakin
banyak merenung dan mengingat masa lalunya yang jaya. Semua orang merasa hormat
dan segan kepadanya. Ia telah berhasil mengumpulkan uang yang berlimpah-limpah
dari hasil kerja kerasnya selama ini.
Ia mempunyai dua orang isteri. Dari
isteri pertama, ia mendapatkan empat orang anak yang telah menjadi orang semuanya.
Dari isteri keduanya, ia mendapatkan seorang anak yang masih sekolah dasar.
Pekerjaannya sekarang hanyalah
memeriksa dan menandatangani perizinan saja. Lalu ia teringat ketika ia masih
muda dan melakukan sumpah jabatan. Ia bersumpah akan melakukan tugas yang
sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat.
Sumpah itu sekarang telah
dilanggarnya. Sebab di dalam menjalankan tugasnya, ia lebih banyak mementingkan
kepentingan dirinya sendiri dan mengorbankan kepentingan rakyat.
Ketika masih muda dan berdedikasi
tinggi, ia tidak pernah menerima suap. Tetapi setelah naik pangkat dan jabatan
serta menduduki posisi penting maka ia melihat, banyak atasan atau orang-orang
di sekelilingnya yang melakukan demikian. Jika semula ia merasa muak dengan
melihat tingkah mereka, maka lama-lama ia terbiasa dan ikut-ikutan seperti
mereka.
Ketika pertama kali menerima uang
suap, hatinya berdebar-debar dan malam harinya ia tidak bisa tidur nyenyak.
Jika semula hanya menganggap uang itu
diterimanya sebagai rasa terima kasih dari orang yang dibantunya mempercepat
proses perizinan maka lama-lama menjadi satu keharusan. Sebab jika tidak ada
hadiah atau upeti maka ia tidak akan mengurus peizinan yang diminta.
Dengan semakin naiknya jabatan maka
upeti yang diperolehpun makin besar dan
banyak. Sampai akhirnya ia berhasil menduduki posisi sebagai orang yang
berwenang mengeluarkan izin. Jadi, tanpa upeti maka izin tidak akan pernah
ditandatanganinya.
Makin lama ia menjadi semakin rakus.
Jika semula hanya bersikap suka rela dalam memungut upeti, lama-lama menjadi
tetap, yaitu 5 % dari nilai proyek. Kemudian meningkat lagi menjadi 10 %, lalu
20 %. Dan terakhir ia menaikkan lagi menjadi 35 % dari nilai proyek karena
ingin membiayai pesta mewahnya pada HUT ke-50 tanpa harus memakai uang
tabungannya yang sebenarnya tidak akan habis dimakan tujuh turunan.
Mau tidak mau, orang-orang yang minta
perizinan harus membayar jumlah sebesar itu. Sebab kalau tidak maka perizinan
tidak akan keluar dan mereka tidak dapat berusaha kecuali secara ilegal.
Tentu saja sebagai pengusaha, mereka
tidak mau rugi. Jadi mereka membebankan biaya upeti itu pada harga produk atau
langsung kepada konsumen produknya. Jadi yang paling dirugikan adalah
masyarakat luas karena harus membayar lebih mahal akibat perbuatan Tuan Embu.
Secara teoritis itulah yang
menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan menyulut inflasi. Inflasi yang tinggi akan
mingkatkan harga barang. Karena masyarakat takut akan devaluasi yang dilakukan
oleh pemerintah untuk mencegah inflasi maka mereka lebih merasa aman jika
menyimpan tabungan dalam bentuk barang dari pada uang. Maka meski harga barang
telah selangit namun tetap diserbu oleh masyarakat dan menyebabkan harga makin
melambung semakin tinggi.
Sesuai dengan hukum ekonomi, jika
permintaan tinggi dan persediaan barang tetap atau berkurang maka harga akan
naik. Harga yang naik akan menyebabkan inflasi menjadi semakin tinggi.
Kenaikkan harga yang tidak terkendali
menyebabkan banyak spekulan beraksi. Akibatnya adalah inflasi naik semakin
tinggi didorong oleh permintaan semu dari para spekulan. Itulah yang dinamakan
sebagai hiperinflasi.
Hiperinflasi, dalam ilmu ekonomi, adalah inflasi yang
tidak terkendali, kondisi ketika harga-harga naik begitu cepat dan nilai uang
menurun drastis. Secara formal, hiperinflasi terjadi
jika tingkat inflasi lebih dari 50% dalam satu bulan.
Dalam keadaan hiperinflasi maka
masyarakat akan semakin panik dan membabi buta dalam membeli barang. Hal itu
dapat membuat ambruknya perekonomian suatu negara. Dengan kata lain, negara
tersebut menjadi bangkrut.
Ketika laju inflasi meninggi dan
terjadi ekonomi biaya tinggi maka banyak pengusaha yang berteriak-teriak adanya
biaya siluman sebagai penyebabnya.
Biaya siluman adalah pungli oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Mereka menyalahgunakan wewenang dan
jabatannya untuk memperkaya diri sendiri alias korupsi.
Tentu yang dimaksud dengan siluman ini
adalah orang seperti dirinya yang
sering melakukan pungutan liar dengan cara menyalahgunakan wewenang dan
jabatannya sebagai pemberi izin.
Lalu apakah benar cerita dongeng yang
mengatakan, siluman bertangan lebih panjang dari manusia? Apakah benar aku
telah menyerupai siluman? Kata hati Tuan Embu.
Ia merasa, karena sering disebut-sebut
dan dimaki-maki sebagai siluman oleh orang-orang yang telah diperasnya itulah
maka sekarang ia benar-benar telah menjadi siluman.
Sewaktu ia sedang termenung, ia
mendengar suara anaknya yang masih SD menghafalkan tugas dari gurunya.
Hafalannya: “Pencuri dinamakan panjang
tangan.”
Sejenak ia tersentak kaget mendengarnya.
Teringat ketika masih bersekolah, ia juga diharuskan menghafal kata-kata itu.
Lalu ia bertanya-tanya apakah ada
hubungan antara istilah “tangan panjang” dan tangannya yang makin lama makin
panjang.
Kembali ia termenung.
Tuan Embu kemudian melihat tangannya yang
makin panjang dan mulai melihat adanya hubungan erat antara tangannya dengan
tangannya yang panjang dan pencurian harta rakyat.
Tapi mengapa hanya ia yang mendapatkan
penyakit tangan panjang? Padahal ratusan, bahkan ribuan atau puluhan ribu atau
lebih banyak lagi orang yang melakukan korupsi, tidak kena penyakit seperti
dirinya.
Apakah mungkin karena korupsi mereka
tidak sebanyak dirinya?
Karena berpikiran demikian maka Tuan
Embu nekat memotong tangannya sendiri sampai sebatas pergelangan tangannya.
Tetapi hal yang ajaib kembali terjadi.
Keesokkan harinya, tangan Tuan Embu tumbuh kembali. Bahkan tangannya menjadi
lebih panjang dari pada tangannya sebelum dipotong.
Akhirnya ia menyerah kalah. Ia memohon
ampun kepada Tuhan Yesus. Sambil menangis sedih, dengan penuh penyesalan, ia meminta
pertolongan kepada Tuhan Yesus.
Kamarnya sekarang telah penuh dengan
tangannya yang panjang. Terpaksa ia pindah ke kamar yang lebih besar.
Tetapi tangannya terus bertumbuh dan
semakin panjang.
Tangan Tuan Embu ada di mana-mana
sekarang. Ada di kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu, ruang makan,
bahkan ada di mana-mana
sangking panjangnya.
Sehingga semua kamar yang ada terpaksa
dibongkar. Sekarang rumah Tuan Embu tidak ada kamar lagi.
Tuan Embu hanya bisa pasrah saja
terhadap penyakit yang menyebabkan tangannya menjadi semakin panjang setiap
harinya.
Sampai suatu hari ia mendapatkan
petunjuk dalam mimpinya.Petunjuknya adalah hanya ada satu jalan bagi dirinya
agar sembuh dari penyakit yang dideritanya selama ini.
Cara tersebut adalah sebagai berikut. Uang
yang ia korupsi selama ini dari akyat, haruslah ia kembalikan.
Tuan Embu menarik kembali simpanan
uangnya dari bank di Swiss serta beberapa bank luar negeri lainnya, termasuk
bank di dalam negeri, baik bank swasta maupun bank pemerintah.
Setelah Tuan Embu mengembalikan uang
rakyat yang dipungli kepada negara maka penyakitnya mendadak sembuh. Dan
tangannya menjadi normal kembali seperti semula.
Tapi korupsi sudah menjadi budaya di negara
ini. Oleh karena itu uang yang dikembalikan oleh Tuan Embu kepada negara bocor
di sana-sini.
Tuhan Maha Adil.
Barang siapa yang turut mengambil,
baik besar maupun kecil dari harta yang dikembalikan oleh Tuan Embu kepada
negara, ternyata mengalami penyakit yang sama.
Penyakit Tuan Embu menjadi penyakit
yang menular. Yaitu penyakit karena korupsi untuk memperkaya diri sendiri.
Mendadak tangan dari para pejabat
negara menjadi bertambah panjang. Tangan mereka setiap hari bertambah panjang,
sama seperti yang dialami oleh Tuan Embu.
Mereka mencoba mengatasi masalah
bertambah panjangnya tangan mereka dengan metode yang sama seperti yang pernah
dilakukan oleh Tuan Embu.
Oleh karena itu hasil yang didapatkan
tentu saja sama, yaitu semakin hari tangan mereka semakin bertambah panjang.
Ha...7x
Masyarakat menjadi gempar. Karena
kantor pemerintahan kosong. Banyak pejabat yang tidak masuk kerja karena malu.
Masyarakat menjadi bertambah gempar.
Karena muncul isu kalau para pejabat tidak masuk kerja karena setiap hari
tangan mereka semakin bertambah panjang.
Mereka beruntung. Sebab Tuan Embu
sudah berhasil sembuh dari sakit tangan panjangnya.
Jadi berbondong-bondong mereka meminta
petunjuk dan nasehat dari Tuan Embu.
Tuan Embu lalu menceritakan tentang
semua hal yang pernah dilakukannya, sampai akhirnya ia menjadi sembuh.
Para pejabat pemerintah yang tangannya
setiap hari bertambah panjang akhirnya bertobat. Mereka beramai-ramai
mengembalikan harta Tuan Embu yang mereka korupsi. Mereka juga mengembalikan
harta negara yang pernah mereka korupsi. Mereka juga mengembalikan harta yang
mereka dapatkan dari hasil memeras rakyat dan pengusaha.
Uang pengembalian harta dari hasil
korupsi makin lama makin banyak. Hal ini membuat pejabat lainnya ikut korupsi
harta pengembalian tersebut.
Sejarah terulang. Ada kebocoran di
sana-sini. Tapi apa yang terjadi. Semua koruptor lagi-lagi tangannya menjadi
bertambah panjang setiap harinya.
Koruptor baru ini juga terpaksa
menemui Tuan Embu untuk meminta nasehat agar bisa sembuh dari sakitnya.
Kemudian mereka mengembalikan uang
hasil korupsi ke kas negara.
Tetapi sejarah terus berulang. Ada
pelaku baru yang tetap nekad mengkorupsi uang negara hasil pengembalian para
koruptor. Akibatnya tangan mereka bertambah panjang setiap harinya.
Kejadian ini terus berulang sampai
bertahun-tahun.
Sampai akhirnya, tidak ada lagi
pejabat pemerintah yang berani melakukan korupsi.
Tahukah anda, berapa banyak harta yang
dikembalikan oleh para koruptor?
Jumlahnya sangat besar karena bisa
dipakai untuk mengembalikan hutang luar negeri, baik hutang dari pemerintah
maupun swasta.
Sisanya masih banyak. Sehingga dapat
dipakai untuk membangun negara untuk kepentingan rakyat.
Akhirnya, Indonesia menjadi negara
maju dan kaya. Rakyatnya makmur dan sejahtera. Karena cadangan devisa Indonesia
melebihi cadangan devisa China.
No comments:
Post a Comment