A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Friday, March 22, 2019

Mujizat Purim: AS Mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan

Mujizat Purim: AS Mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan

Dalam cara yang mencerminkan sifat Alkitabiah dari hari raya Purim sebagai aspek penebusan bagi bangsa Yahudi, Presiden Donald Trump mengumumkan pada hari Kamis bahwa pemerintahannya akan mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan.
“Setelah 52 tahun, saatnya bagi Amerika Serikat untuk sepenuhnya mengakui Kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang sangat penting bagi keamanan strategis dan keamanan bagi Negara Israel dan Stabilitas Regional!”
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima pengumuman Trump dengan sangat antusias.
“Pada saat Iran berusaha menggunakan Suriah sebagai platform untuk menghancurkan Israel, Presiden Trump dengan berani mengakui kedaulatan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Terima kasih Presiden Trump! @realDonaldTrump”
Pengumuman Trump bertepatan dengan hari raya Yahudi Purim, memperingati ketika orang-orang Yahudi menanggulangi ancaman eksistensial yang ditimbulkan oleh kekuatan politik anti-Semitik (anti Yahudi) di Persia kuno.
Banyak orang yang mengklaim ini adalah hadiah pra-pemilu bagi teman Trump, Benyamin Netanyahu, tetapi yang lain-lainnya melihat signifikansi yang jauh lebih besar yang melampaui politik dan masuk ke ranah Alkitab. Salah satu keyakinan seperti itu diungkapkan oleh penerbit Breaking Israel News, Rabbi Tuly Weisz, yang menunjukkan bahwa pengumuman itu datang pada hari raya Yahudi, Purim.
“Ini memperkuat perbandingan yang telah dibuat antara Presiden Trump dan Koresh Agung,” kata Rabbi Weisz. “Dekrit Koresh pada tahun 538 SM menjadi penyebab langsung terjadinya kisah Purim beberapa dekade kemudian. Orang-orang Yahudi seharusnya kembali ke Israel, tetapi merasa terlalu nyaman di Persia. Hanya ancaman pemusnahan yang membangunkan orang-orang Yahudi dari rasa puas diri dan asimilasi. Mordekhai dan Ester mengingatkan orang-orang Yahudi untuk berpuasa, berdoa dan berbalik kepada Bapa kita di Surga. Sekali lagi penguasa non-Yahudi, Presiden Trump, telah mengeluarkan dekrit yang mengakui hubungan kekal antara umat Israel dengan Tanah Israel, dan tepat pada Purim! Saya hanya berdoa agar tidak seperti Dekrit Koresh Agung yang asli, lebih banyak orang Yahudi dari seluruh dunia mendengar keputusan besar ini dan menggunakannya sebagai motivasi untuk kembali ke tanah air abadi kita.”
Rabbi Hillel Weiss, juru bicara Sanhedrin, setuju bahwa tindakan Trump memiliki korelasi Alkitabiah tetapi koneksi Alkitab ini disertai dengan peringatan.
“Raja Daud dihukum karena dia menaklukkan Golan dan Suriah sebelum mendirikan situs Bait Suci,” kata Rabbi Weiss. Perlu dicatat bahwa Sanhedrin adalah sumber pertama yang membandingkan Presiden Trump dengan Raja Koresh, meluncurkan koin peringatan untuk melambangkan perbandingan itu. “Jika Trump bertindak sekarang untuk mendirikan hak-hak Israel atas Gunung Bait Suci, akan tiba waktunya untuk memungkinkan kurban Paskah.”
half-sheqel-coin
“Jika Raja Daud telah melakukan segala yang dia lakukan tetapi tidak mendirikan Bait Suci, kita tidak akan membaca tentang dia di dalam Alkitab hari ini,” kata Rabbi Weiss. “Hal yang sama berlaku untuk semua pemimpin dunia.”
Rabbi Weiss menjelaskan bahwa Sanhedrin baru-baru ini memutuskan bahwa berdasarkan sumber-sumber rabbinik tertentu, satu kurban Paskah akan cukup bagi seluruh Israel tahun ini.”
Biasanya, setiap orang Yahudi harus membawa anak domba Paskahnya sendiri atau bergabung dalam kelompok kecil.
“Semuanya dipersiapkan supaya hal ini dapat terjadi,” kata Rabbi Weiss.
“Memang benar bahwa Golan memiliki kepentingan strategis dan bahkan eksistensial bagi Israel, tetapi semuanya itu tidak akan ada artinya jika pada akhirnya tidak menghasilkan Israel menggenapi peranan mereka dengan mendirikan Kuil Bait Suci di Yerusalem,” kata Rabbi Weiss. Rabbi Weiss mengungkap bahwa laporan baru-baru ini mengindikasikan bahwa rencana perdamaian Timur Tengah Presiden Trump mungkin termasuk meninggalkan bagian-bagian dari Yerusalem, termasuk Gunung Bait Suci.
“Trump membawa seluruh dunia lebih dekat kepada geula (penebusan) ketika dia memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem, tetapi semua hal-hal yang baik ini dapat berubah menjadi buruk jika mereka mengorbankan Rumah Doa Tuhan bagi Segala Bangsa,” kata Rabbi Weiss. “Bait Tuhan tidak untuk dijual atau bagi seseorang untuk memperoleh keuntungan politik dari membuat kesepakatan-kesepakatan.”
“Ini adalah waktu yang tepat ketika dunia dibagi menjadi dua kubu yang berbeda; mereka yang mendukung Israel dan Bait Tuhan dan mereka yang menentangnya,” kata Rabbi Weiss. “Orang-orang Yahudi Amerika harus memilih. Jika mereka semua datang ke Israel, tidak akan ada pertanyaan tentang satu inchi pun dari tanah yang Tuhan berikan kepada keturunan Abraham. Kami akan segera mengambil tempat kami sebagai bangsa imam-imam untuk melayani dunia di Yerusalem. Seperti yang baru saja kita baca dalam Kitab Ester dan sebagaimana kita akan menceritakannya pada Paskah, sekarang adalah waktunya untuk menjawab panggilan Tuhan kepada orang-orang Yahudi. Mereka yang tidak menjawab akan lenyap dalam pasir waktu.”

Referensi:

Purim: Nubuat Akhir Zaman dalam Kitab Ester


Purim: Nubuat Akhir Zaman dalam Kitab Ester


Kitab Ester dapat dibaca pada tiga tingkatan. Yang pertama adalah kebenaran sejarah. Peristiwa itu nyata; itu terjadi sekitar 500 tahun sebelum zaman Yeshua (Yesus).
Ester adalah satu-satunya kitab dalam Alkitab yang nama Elohim tidak disebutkan secara langsung. Namun, kedaulatan Elohim didemonstrasikan dalam kitab ini, yang barangkali lebih dari yang lain.
Misalnya, pada malam yang sama ketika Haman berencana untuk membunuh Mordekhai, Raja Ahashweros tidak bisa tidur, dan kebetulan membaca bagaimana Mordekhai menyelamatkan hidupnya. Haman kebetulan ada di pelataran ketika Raja memutuskan untuk menghormati Mordekhai. Tuhan memegang kendali, bahkan ketika kita tidak melihat Dia bekerja dan ketika situasi nampak negatif.
Mordekai adalah anak Kish, yang berarti dia keturunan Raja Saul (Ester 2:5). Haman adalah orang Agag (Ester 3:1), yang berarti dia kemungkinan keturunan Raja Agag. Sekitar 500 tahun sebelum waktu itu, Elohim menghukum Saul karena tidak mengeksekusi Agag. Hukuman itu tampaknya terlalu keras. Hanya sesudah kita melihat rancangan Haman untuk pembunuhan massal terhadap orang-orang Yahudi, kita benar-benar memahami bahwa Elohim bertindak benar ketika menyuruh Saul untuk mengeksekusi Agag. Penghakiman Elohim nampaknya keras bagi kita karena kita tidak melihat semua yang Dia lihat. Penghakiman Elohim itu benar, meskipun ketika kita tidak mengerti mengapa.
Kedaulatan Elohim juga mengandung anugerah yang luar biasa. Sementara Saul gagal terhadap Agag, Mordekhai berhasil terhadap Haman. Elohim memberikan kesempatan kedua. Jika kita memiliki iman (dan kesabaran), Elohim akan melakukan semua hal untuk kebaikan kita, bahkan meskipun itu membutuhkan waktu yang jauh lebih panjang daripada yang kita pikirkan.

Bayangan Injil

Tingkatan kedua dari kitab Ester adalah bayangan dari Injil. Haman adalah gambaran Satan, dan Mordekai gambaran Yeshua (Yesus). Alkitab mengatakan bahwa penyaliban telah dirancangkan sebelum penciptaan dunia (Wahyu 13:8, I Petrus 1:20). Karena itu, semua peristiwa-peristiwa Torah dan Para Nabi disusun oleh Elohim dalam pengharapan terhadap penyaliban (Lukas 24:26-27, Kisah 2:30-31, I Petrus 1:10-11).
Tidak ada kata dalam Perjanjian Lama untuk “salib.” Itulah sebabnya para rasul kadang-kadang merujuk kepada salib dalam bahasa Ibrani sebagai “ets” (Kisah Para Rasul 5:30, 10:39, 13:29). “Ets” dapat berarti pohon, kayu, atau struktur kayu. Dalam kitab Ester kata “ets” muncul dalam 7 bagian sebagai tempat eksekusi (Ester 2:23, 5:14, 6:4, 7:9, 8:7, 9:13, 9:25), diterjemahkan sebagai “tiang gantungan.”
Para penjahat dieksekusi dengan cara digantung di struktur kayu ini. Pahlawan yang saleh hampir-hampir digantung di sana. Kemudian struktur kayu yang sama ini tiba-tiba mengubah segalanya dari kekalahan menjadi kemenangan. Seperti Ishak di Moriah, seperti Yusuf di dalam lubang sumur, dan seperti Yunus di dalam perut ikan, Mordekai hampir terbunuh dan kemudian secara ajaib diselamatkan. Mordekhai kemudian diangkat ke tempat kedua dalam kerajaan, dengan takhtanya di atas semua takhta para penguasa lainnya.

Nubuat Akhir Zaman

Pada tingkatan ketiga, kitab Ester menjadi perlambang nubuat-nubuat akhir zaman. Haman melambangkan Antikristus, Ester melambangkan Gereja yang bersyafaat, dan Mordekai melambangkan orang-orang Yahudi Mesianik.
Peristiwa-peristiwa bersejarah ini terjadi di Persia kuno, ekuivalen dengan Iran modern. Ada orang jahat yang menyerukan pemusnahan orang-orang Yahudi saat ini, seperti pemimpin Iran yang menyerukan pemusnahan Israel dari peta bumi hari-hari ini. Ada konfederasi 127 negara, mengingatkan akan bangsa-bangsa PBB yang menentang Israel.
Kata Ibrani alkitabiah terdekat untuk istilah “antikristus” adalah “tsorer.”. Haman disebut sebagai “tsorer” 4 kali (Ester 3:10, 8:1, 9:10, 9:24). Seperti Haman, Antikristus akan mendatangkan kesengsaraan dan berusaha membunuh orang-orang Yahudi (dan orang-orang Kristen), dan mempersatukan bangsa-bangsa seluruh dunia untuk menyerang Israel (Wahyu 13, Yehezkiel 38-39, Zakharia 12-14).
Akar anti-Semitisme dapat ditemukan dalam Ester 3:6, di mana figur satanik begitu tersinggung pada sosok Mesias sehingga dia tidak puas hanya dengan membunuh Mesias, tetapi dia juga ingin membalas dendam kepada semua saudara-saudara-Nya. Roh-roh anti-Semitisme, anti-Kristus, dan anti-Kristen berasal dari sumber satanik yang sama.

Pengantin Yang Bersyafaat

Ester adalah model yang indah dari “Mempelai Kristus” hari ini (Efesus 5:23-32, Wahyu 12). Dia menikmati keintiman penyembahan pengantin dengan sang raja. Dia memiliki akar Yahudi, tetapi tidak ada yang mengetahuinya. Meskipun dia berusaha menghindarinya, dia terjebak dalam kesengsaraan mengerikan mengenai orang-orang Yahudi. Dia ditantang secara profetik bahwa nasibnya sendiri dan hak istimewanya akan keintiman Pengantin secara khusus bertujuan untuk menjadi pendoa syafaat bagi keselamatan Israel (Ester 4:14, Roma 11:11-15).
Meskipun ia trauma dengan panggilan ini untuk mempertaruhkan nyawanya sebagai perantara bagi orang-orang Yahudi, ia memutuskan untuk menerima takdir profetiknya. Melalui kecantikan, kasih karunia, doa-doa, dan puasanya, bencana diubahkan menjadi kemenangan, dan kerajaan diserahkan kepada orang-orang kudus. (Banyak orang yang mengenal keintiman Pengantin dengan Kristus ini disebut sebagai Ester-Ester akhir zaman hari ini.)
Selama drama ini, “banyak orang-orang di bumi menjadi orang Yahudi” (Ester 8:17). Ini menandakan dua hal: 1.) penuaian jiwa-jiwa yang besar bagi Injil selama masa kesusahan besar, dan 2.) banyak orang-orang kudus yang terhubung kembali kepada perjanjian-perjanjian Israel dan akar iman Yahudi.
Tahun ini orang-orang Yahudi merayakan Purim pada Rabu petang, 20 Maret 2019 (14 Adar II 5779).

Referensi:

Sumber: https://harituhan.wordpress.com/2019/03/22/purim-nubuat-akhir-zaman-dalam-kitab-ester/

2700 Tahun Kemudian, Makam Ratu Ester dan Mordekhai Masih Berdiri di Iran

Hari Raya Purim, yang dirayakan orang-orang Yahudi pada tanggal 14-15 Adar II 5779 (mulai Rabu malam, 20-22 Maret 2019), adalah hari raya “nahafochu“, yang dalam bahasa Ibrani artinya “membalikkan segala sesuatu”, ketika hari yang telah dituliskan untuk pembinasaan orang-orang Yahudi di Persia dibalikkan menjadi hari ketika musuh-musuh Israel dihancurkan.
Ester 9:21-22 (ILT) untuk mewajibkan mereka merayakan hari yang keempat belas dan yang kelima belas bulan yang sama setiap tahun, sebagai hari yang di dalamnya orang Yahudi beristirahat dari musuhnya, dan pada bulan yang mengubah bagi mereka dukacita menjadi sukacita, dan perkabungan menjadi hari yang baik, dan menjadikannya sebagai hari perayaan dan sukacita, dan hari untuk saling mengantar makanan, serta memberi kepada orang-orang miskin.
Terselip di salah satu sudut Iran terletak bangunan tua berusia 500 tahun yang diakui sebagai situs pemakaman Mordekhai dan keponakannya, Ester yang menyelamatkan bangsa Israel dari rencana pembantaian Haman ben Hamedata, orang Agag, keturunan Amaleq ben Eliphaz ben Esau. Bangunan sebelumnya diyakini telah dihancurkan pada abad ke-14 oleh penjajah Mongol.
Makam-Ester-Mordekhai
Situs pemakaman pahlawan Purim, Mordekhai dan Ester masih berdiri dengan megah di pusat Iran, memproklamirkan kemenangan Alkitabiah orang-orang Yahudi terhadap musuh modern mereka yang paling utama, Persia. Semuanya ini terambil dari bagian khusus Kitab Suci, yang melambangkan realitas eksistensi komunitas Yahudi Timur Tengah terbesar dan paling kuno di luar Tanah Suci.
Makam-Mordekhai
Makam Mordekhai
Kisah Purim merupakan sebuah anomali di dalam Alkitab. Kisah ini tidak menyebut nama Elohim, dan itu satu-satunya kisah Alkitab selain Kitab Daniel, yang terjadi di luar perbatasan Tanah Israel. Kisah kemenangan bangsa Yahudi ini terjadi di Persia kuno, yang sekarang dikenal sebagai Iran, musuh terbesar Negara Israel modern. Negara Muslim Shiah ini mengungkapkan tanpa malu-malu keinginan mereka untuk memusnahkan orang-orang Yahudi dan menghapuskan Negara Israel dari peta dunia.
Kota Hamadan di Iran, 200 mil sebelah barat Tehran, diakui sebagai kota Shushan, ibukota Persia kuno dan lokasi terjadinya peristiwa Purim.
Ester 1:1-2,5 (ILT) Dan terjadilah pada zaman Ahashweros (Ibrani: Achashveros; Artaxerxes, Xerxes)-dialah Ahashweros yang memerintah dari India sampai ke Etiopia, lebih dari seratus dua puluh tujuh provinsi. Pada masa itu, ketika Raja Ahashweros bertakhta di atas takhta kerajaannya di dalam istana Susan. Dan setelah genap hari-hari itu, raja mengadakan pesta bagi seluruh rakyat yang terdapat di dalam istana Susan, baik para pembesar maupun rakyat kecil, selama tujuh hari di halaman taman istana raja.
Salah satu situs yang paling menonjol di kota itu adalah sebuah bangunan berusia 500 tahun yang dibangun di atas situs pemakaman dari Mordekhai dan Ester. Kebanyakan orang akan beranggapan bahwa situs yang mengenang pahlawan Yahudi di Persia ini akan tersembunyi atau dalam bahaya, tapi sebenarnya yang terjadi adalah kebalikannya. Situs ini ditampilkan dengan bangga, diketahui semua orang, dan orang-orang Yahudi Persia mengunjungi situs ini setiap tahun secara massal untuk membaca Kitab Ester.
Fenomena ini diungkapkan oleh Annika Hernroth-Rothstein, seorang penulis, aktivis, dan penasihat politik Swedia. Hernroth mengunjungi situs ini tahun lalu, sebelum perayaan Purim, saat ia menulis sebuah artikel tentang situasi politik di Iran. Dia berpikir situs Yahudi ini akan diabaikan atau dirusak, tetapi ia terkejut ketika mendapati bahwa hal itu tidak terjadi.
“Semua orang yang aku mintai petunjuk arah tahu tentang situs ini dan siapa yang dimakamkan di sana,” kata Hernroth. “Makam itu sangat mentereng, sangat mudah diakses, dan sangat terawat.”
Makam-Ester
Makam Ratu Ester dan Mordekhai di Hamadan, Iran
Orang-orang Yahudi Iran mengunjungi situs itu menumpang rombongan bus-bus, menurut Hernroth. “Orang-orang Yahudi sangat bangga dengan situs ini sebagai bagian dari sejarah 2700-tahun keberadaan mereka di Iran,” katanya. “Mereka tidak bebas, tetapi mereka juga tidak ditindas.” Makam ini menjadi saksi rumitnya status orang-orang Yahudi di Iran.
Meskipun Negara Israel menjadi musuh kuno rezim Iran ini, namun kenyataannya tidak selalu terjadi seperti demikian. Pada tahun 1970 ada lebih dari 100.000 orang Yahudi tinggal di negara ini. Namun karena terjadinya eksodus massal pada tahun 1979 ketika terjadi revolusi Iran dan berdirinya Republik Islam Iran, saat ini hanya tersisa kurang dari 30.000 orang Yahudi Iran. Namun, komunitas ini masih merupakan populasi terbesar orang-orang Yahudi Timur Tengah di luar Israel.
Politik telah mengancam baik komunitas Yahudi maupun situs makam ini. Pada tahun 2010, pemerintah Iran memasukkan situs ini ke daftar Warisan Nasional mereka, sehingga menempatkannya di bawah perlindungan pemerintah.
Satu tahun kemudian, muncullah usaha untuk menghapuskan hubungan orang-orang Yahudi terhadap situs tersebut, pengunjuk rasa anti-Israel mengepung makam dan mengancam untuk meruntuhkannya. Makam itu kemudian dihapus dari daftar Warisan Nasional.
Bahkan pemerintah Iran mengeluarkan pernyataan bahwa Purin, hari raya Yahudi yang merayakan kemenangan Ester bagi orang-orang Yahudi sebenarnya adalah hari raya pembantaian orang-orang Yahudi terhadap orang-orang Iran.
“Aku tidak melihat tanda-tanda kerusuhan,” kata Hernroth, memberikan penjelasan tentang mengapa dia berpikir Iran membiarkan situs tersebut untuk tetap berdiri. “Agama memegang kedudukan yang sangat khusus di Iran. Iran menjaga situs itu sebagai perlambang kepada seluruh dunia dalam rangka menunjukkan kepercayaan mereka kepada kebebasan beragama. Tidak ada kebebasan yang sesungguhnya, tetapi ada kebebasan beragama. Ironisnya, aku menemukan beberapa tempat yang menyediakan makanan kosher (halal Yahudi), yang tidak ada di tempat di mana aku tinggal di Swedia.”
Perayaan Purim tahun ini ditandai dengan panggilan doa dan puasa selama tiga hari, seperti yang dilakukan dalam Kitab Ester, dalam rangka dukungan terhadap orang-orang Yahudi menghadapi ancaman yang timbul dari Haman modern.
Ester 4:16 (ILT) “Pergilah, kumpulkanlah semua orang Yahudi yang terdapat di Susan, dan berpuasalah untuk aku (Ester), dan janganlah makan ataupun minum tiga hari lamanya, baik malam maupun siang. Aku dan dayang-dayangku akan berpuasa dengan cara yang sama. Maka aku akan menghadap raja, sekalipun berlawanan dengan hukum. Dan jika aku harus binasa, binasalah aku.”
Haman (musuh dalam Kitab Ester), sedang menjalankan ramalan dengan membuang undi, dan jelas-jelas menyelaraskan diri dengan kekuatan spiritual Satan untuk menghancurkan populasi seluruh orang-orang Yahudi di bumi. Ester tiga hari berpuasa untuk mematahkan kekuatan spiritual yang dilepaskan oleh ilmu sihir Haman. Ini secara efektif membalikkan kutukan dan menggeser kebijakan publik seluruh Kerajaan Persia terhadap orang-orang Yahudi.
Makam Ester dan Mordekhai tetap berdiri sampai hari ini sebagai pernyataan kesaksian bahwa bangsa Israel akan tetap ada meskipun dikelilingi oleh bangsa-bangsa yang membenci dan hendak memusnahkan mereka.
Makam Ester dan Mordekhai bisa dilihat dalam video berikut ini:

Referensi:

Friday, March 15, 2019

Menganut Islam Sambil Mempraktekkan Ilmu Hitam

Menganut Islam Sambil Mempraktekkan Ilmu Hitam

DukunDulu saya adalah seorang Muslim yang tekun. Saya juga memperdalam ilmu “magic” tani. Bersandar pada roh-roh yang menguasai sawah, ladang, sungai, pesanggrahan bahkan roh yang ada dalam diri saya.
Saya juga mempelajari ilmu hitam. Semua itu saya gunakan untuk memperoleh kekuatan. Tetapi semakin sering saya menggunakan mantra-mantra yang diberikan oleh guru saya, kehidupan saya sekeluarga semakin susah.  Kesehatan saya pun semakin merosot sampai akhirnya saya harus masuk rumah sakit di Surabaya.

Di Rumah Sakit Disembuhkan Oleh Isa Al-Masih

Ketika saya mengalami sakit keras selama satu bulan di rumah sakit di Surabaya, saya putus asa. Segala usaha saya lakukan agar cepat sembuh, baik melalui pengobatan medis maupun para dukun. Namun hasilnya sia-sia saja. Tubuh saya semakin hari semakin lemah.
Suatu hari seorang pendeta datang mengunjungi saya, dan menjelaskan Injil Isa Al-Masih. Dia menganjurkan agar saya percaya pada Isa Al-Masih. Katanya, hanya Isa Al-Masih saja yang dapat menyembuhkan saya.  Saya bersedia karena tidak mempunyai harapan lain.  Lalu pendeta itu mendoakan saya pada Isa.  Pada saat itu juga saya menjadi sembuh!

Kuasa Isa Al-Masih Melebihi Kuasa Gelap

Isa Mengusir IblisWalaupun saya sudah menyatakan menerima Isa Al-Masih sebagai Juruselamat, namun masih sering mengalami ketakutan akibat ilmu hitam yang saya pelajari dulu.  Ternyata sebagian hati saya masih terikat pada ilmu-ilmu yang pernah saya miliki. Memang saya sudah berserah pada Isa Al-Masih, tetapi belum sepenuhnya.
Pendeta itu menasihatkan agar semua ilmu hitam yang saya miliki dilepaskan.  Saya menyerahkan daftar semua ilmu tersebut.  Pendeta itu mendoakan saya lagi untuk dilepaskan dari semua  ilmu baik “ilmu putih” maupun “ilmu hitam”.  Setelah menyerahkan semuanya kepada Tuhan,  jiwa saya merasa damai dan tidak lagi mengalami ketakutan.
Roh Isa Al-Masih yang  sekarang ada di dalam saya lebih besar dari pada semua roh jahat yang di luar sana.

Isa Al-Masih Membaharui Hidup Saya

Setelah benar-benar bertobat dan sepenuhnya menerima Isa Al-Masih sebagai Tuhan, saya mengalami perubahan besar dalam hidup saya.  Antara lain saya tidak lagi mudah marah.  Isa Al-Masih memberikan kekuatan untuk menjadi sabar.
Sekarang saya senang menyanyikan lagu-lagu rohani.  Saya suka akan Firman Tuhan dari Alkitab.  Saya juga memberikan persembahan dan belajar menyampaikan renungan di  dalam ibadah hari Minggu.
Isa Al-Masih telah mengubah total hidup saya!

[Staff Isa dan Islam – Kami sediakan informasi mendalam tentang keselamatan bagi Saudara.]

(Purwanto, Kertosono, Jawa Timur)

Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silakan menghubungi kami dengan cara klik link ini.

Thursday, March 7, 2019

Kartu Pra Kerja Jokowi, Benarkah Orang Nganggur Nanti Digaji?

Kartu Pra Kerja Jokowi, Benarkah Orang Nganggur Nanti Digaji?


https://www.tagar.id/Asset/uploads/526625-denny-siregar.jpeg
Denny Siregar penulis buku "Tuhan dalam Secangkir Kopi"
Fokus Berita: Pilpres 2019
Oleh: Denny Siregar*
"Enak benar ya zaman Jokowi kalau dia menang lagi. Orang nganggur nanti digaji."
Begitu status sinis seseorang ketika membaca bahwa Jokowi akan keluarkan kartu PraKerja. Dan seperti biasa komen-komen bernada negatif bermunculan bagai keriuhan kampret keluar sarang. "Pencitraan menjelang Pilpres," begitu rata-rata narasi mereka.
Bahkan beberapa teman pendukung Jokowi juga menyatakan keberatan dengan ide ini. "Ini akan membuat orang malas tambah malas. Malah banyak yang nganggur nanti karena malas pun digaji."
Pertanyaannya, benarkah begitu?
Ada yang menarik dari komentar seseorang di UK tentang masalah kartu PraKerja ini. Saya ringkaskan dari komennya yang panjang itu.
"Di UK ada program seperti itu. Namanya JobSeekers Allowance atau JSA. Suami saya kena program pengurangan tenaga kerja. Dari yang biasanya kena pajak 40 % mendadak tidak punya penghasilan. Dari program JSA itu kami mendapat sekitar £72 (Rp 1,3 juta). Meski tidak cukup, bisalah membayar tagihan-tagihan dan sedikit untuk hidup.
Program itu hanya untuk 6 bulan. Setiap minggu suami harus lapor sudah melamar kerja di mana saja. Kalau gada usaha melamar kerja, program itu distop. Dari uang program itu juga bisa ikut pelatihan kerja. Bayar biaya pelatihan separuh, sisanya dibayar sesudah dapat kerja.
Program JSA itu sangat membantu terutama dalam situasi sulit. Untung dalam waktu 2 bulan suami sudah dapat kerja."
Dari penjelasan ini, barulah saya mendapat model bagaimana kartu PraKerja ini kelak akan berguna sebagai "jaring pengaman sementara".
Kartu ini bisa berfungsi banyak, selain membantu biaya hidup saat kena PHK, juga berfungsi membantu lulusan SMK atau Kuliah untuk menghidupi diri mereka sementara sambil mengurus kerja. Karena urusan perut tidak bisa menunggu sehari saja. Orang bisa gelap mata.
Jokowi berpikir jauh ke depan, dan mulai membangun pondasi dari sekarang
Tentu ada syarat-syaratnya, terutama syarat bahwa pemegang kartu harus ada usaha melamar kerja. Setiap minggu atau bulan harus melapor perkembangan usaha mereka. Kalau gada usaha sama sekali, ya distop.
Tentu kartu ini juga berfungsi supaya para pencari kerja bisa mengikuti pelatihan keterampilan kerja, termasuk membantu menyalurkan ke mana mereka bisa bekerja. Akhirnya dengan konsep ini bisa memisahkan mana yang minat kerja dan mana yang memang malas seumur hidupnya.
Tetapi dengan adanya kartu PraKerja ini minimal kita bisa melihat bahwa negara juga memperhatikan kebutuhan warganya. Jangan kemudian mereka dibiarkan begitu saja, sehingga pengangguran di mana-mana. Trus cuman dikasih nasihat, "Hidup ini keras, kawan." Harus ada solusi karena ini masalah periuk nasi.
Jokowi tetap berpikiran manusia harus berpikir dan beretos kerja. Negara akan memfasilitasi banyak hal untuk mereka. Semua orang punya kesempatan yang sama, tidak dibedakan dari mana dia asalnya. Pembedanya hanya niat dan kemauan saja. Kemampuan bisa dilatih sesuai bakatnya.
Jadi jangan dulu ribut sebelum kita tahu sistemnya, karena Jokowi ini berpikir jauh ke depan, dan mulai membangun pondasi dari sekarang.
Setidaknya, kelak ketika ada yang gagal nyapres untuk ketiga kalinya, sudah ada kartu Prakerja sebagai jaring pengaman sementara, supaya bisa latihan lagi untuk Nyapres ke empat kalinya. Gagal lagi, latihan lagi. Begitu terus sampe tua. Sekalinya kepilih, besoknya mati karena usia.
Kalau paham, mari seruput kopinya....
*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
Sumber: https://www.tagar.id/kartu-pra-kerja-jokowi-benarkah-orang-nganggur-nanti-digaji

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...