Saul Kullook, seorang ilmuwan dengan banyak paten atas namanya, telah mengembangkan sebuah formula yang menghubungkan sumbu bumi dan garis-garis lintang perbatasan Israel Alkitab dengan Nubuat. Bukti-buktinya memberikan hasil yang meyakinkan, namun apa yang dia prediksikan tentang tahun depan cukup mengejutkan.
Kullook lahir di Buenos Aires, Argentina, dan berimigrasi ke Israel pada tahun 1974. Selain penelitian ilmiahnya, Kullook telah melakukan penelitian intensif ke dalam struktur fisik-matematika yang terkandung dalam Alkitab Ibrani dan tradisi kuno Israel. Menariknya, ia menemukan waktu-waktu yang telah ditetapkan sebelumnya untuk terjadinya peristiwa-peristiwa fisik besar yang melibatkan Bangsa Israel selama 3500 tahun terakhir, yang berhubungan dengan terjadinya peristiwa-peristiwa fisik sesungguhnya. Kullok sedang dalam proses menerbitkan penelitiannya.
Kullook menemukan bahwa peristiwa-peristiwa besar yang mempengaruhi kembalinya orang-orang Yahudi ke Tanah Israel dapat diperoleh secara numerik oleh hubungan matematis antara dua faktor fisik yang dapat diamati: inklinasi planet Bumi dan garis lintang perbatasan-perbatasan Israel di Alkitab.
“Bukti-bukti sudah tertulis, tetapi tidak ada yang mau memeriksanya. Ini terlalu mengintimidasi,” kata Kullook.
Penelitian ini rumit, tetapi bukan itu yang mengintimidasi para ilmuwan lainnya menurut Kullook.
“Mereka takut akan implikasinya,” kata Kullook. “Ini membuktikan bahwa Elohim telah menetapkan jadwal waktu di alam, bahwa inilah yang menentukan pergerakan bumi dan bukan hanya hukum-hukum alam yang telah dikenal.”
Dia mendeskripsikan penemuannya dalam istilah yang paling sederhana.
“Inklinasi (kemiringan) sumbu planet bumi pada tahun imigrasi ditambah nilai konstanta sudut sama dengan garis lintang dari suatu perbatasan Israel,” kata Kullook.
“Inklinasi rata-rata sumbu bumi telah menurun secara terus-menerus selama 3500 tahun yang diselidiki dalam penelitian ini; dari waktu Alkitab Israel menyeberangi Sungai Yordan setelah Eksodus mereka dari Mesir hingga saat ini,” kata Kullook menjelaskan. “Untuk setiap titik di dalam waktu, alkitab dan sejarah, sumbu bumi memiliki inklinasi rata-rata atau kemiringan sumbu yang berbeda. Sebaliknya, garis lintang perbatasan fisik dan alkitabiah (atau tempat-tempat), adalah nilai-nilai geografis tetap yang diperoleh sesuai dengan Kitab Yosua. Algoritmanya adalah ekspresi matematis yang melibatkan korelasi antara titik-titik di dalam waktu sejarah dan garis lintang dari suatu tempat atau perbatasan di dalam Tanah Israel Alkitabiah.”
“Rumusnya memiliki arti bahwa jika saya mengetahui garis lintang perbatasan, saya mengurangi nilai konstanta sudut untuk mendapatkan inklinasi rata-rata bumi, yang dari padanya waktu di mana inklinasi ini terjadi memberikan tanggal terjadinya peristiwa,” kata Kullook. “Sebaliknya, jika saya tahu tanggalnya, saya bisa menggunakan rumus, memasukkan nilai aksial dan mendapatkan garis lintang perbatasan. Ini adalah korelasi mutlak.”
“Sederhananya, penemuan itu menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi kembali ke Israel pada waktu-waktu tertentu yang diatur dalam kekuatan alam, dalam matahari, bintang-bintang, dan bumi,” kata Kullook.
Dia menekankan bahwa faktor-faktor dalam algoritma ini adalah kombinasi kuat antara langit (kemiringan rata-rata sumbu aksial Bumi) dan bumi (garis lintang geografis dari perbatasan-perbatasan teritorial dalam Tanah Israel Alkitab).
“Waktu-waktu yang diberikan oleh algoritma harus dianggap sebagai sesuatu yang sudah ditetapkan oleh faktor-faktor fisik astronomi dan geografis, yang tidak berada di bawah kendali manusia,” jelas Kullook. “Ini berarti bahwa waktu dari sejumlah besar peristiwa-peristiwa alkitabiah dan historis yang melibatkan pergerakan migrasi orang Israel ke dan dari Tanah Perjanjian Alkitab sudah ditentukan sebelumnya.”
Kullook memberikan beberapa contoh keakuratan algoritma, yang pertama adalah masuknya orang Yahudi ke Tanah Israel setelah Eksodus dari Mesir. Berdasarkan sumber-sumber dalam Alkitab dan Talmud, Kullook menempatkan Eksodus dari Mesir pada 1476 SM.
“Ini berarti bahwa Bani Israel datang ke Tanah Israel pada tahun 1436 SM, yang menurut rumus saya berkorelasi dengan garis lintang Yerikho, titik masuk mereka ke tanah itu,” kata Kullok.
Dia mencatat bahwa sama seperti semua rumus matematika, ini bekerja dalam kedua arah.
Contoh lain yang ia berikan berkaitan dengan Pembuangan Babel pada abad ke-6 SM. Formula Kullook mengkorelasikan tanggal pembuangan dan kembalinya bangsa Yahudi dengan perbatasan-perbatasan utara dan selatan kota Yerusalem sesuai Alkitab.
“Kita mengetahui garis lintang geografis dari perbatasan selatan Yerusalem kuno alkitab. Waktu historis yang sesuai yang diberikan oleh algoritma ini adalah tahun 539 SM, yang merupakan waktu terjadinya kejatuhan Kerajaan Babel,” kata Kullook. “Peristiwa sejarah besar ini segera diikuti oleh Dekrit Raja Koresh pada tahun 538 SM yang memungkinkan keduanya, permulaan kembalinya orang Yahudi dari Pembuangan Babel dan permulaan pembangunan Bait Suci Kedua.”
Kullook juga menjelaskan tentang definisi perbatasan Sungai Arnon, yang ada di bagian Israel di sisi timur Sungai Yordan. Sungai itu menandai perbatasan selatan Suku Reuven. Garis lintang untuk algoritma ini sedikit kurang tepat karena Sungai Arnon membentuk delta ketika bergabung dengan Laut Mati. Algoritma Kullook menghubungkan konvergensi Arnon dan Laut Mati pada tahun 1830-1840. Meskipun ini mungkin tampak tidak terkait dengan Negara Israel, Kullook menegaskan tahun-tahun ini sangat penting bagi pembentukan negara modern Israel.
“Inilah waktu tepatnya ketika Kerajaan Ottoman mulai hancur di wilayah-wilayah Timur Tengah,” kata Kullook. “Proses pemulihan Keluarga Yehuda di Tanah Alkitab dimulai di sana dengan partisipasi aktif Inggris, bangsa Kristen, dan baru-baru ini juga dengan Amerika Serikat, juga bangsa Kristen. Ada kebangkitan theologis pada waktu itu, perubahan dalam theologi yang membawa mereka kepada partisipasi fundamental mereka dalam proses pengembalian ini.”
Kullook mengatakan bahwa dimasukkannya Kekristenan dalam waktu-waktu yang telah ditetapkan sebelumnya ini menandakan pentingnya peranan mereka dalam nubuat kembalinya Israel.
“Upaya-upaya Yahudi dan Kristen untuk mengembalikan orang-orang Yahudi ke Israel tentu sangat berbeda,” katanya. “Namun demikian mereka tetap saling melengkapi sementara bekerja menuju tujuan yang sama. Mereka mewakili proses paralel dua sisi, masing-masing sesuai dengan nubuat-nubuat dari para nabi Israel.”
Garis lintang bagian timur-barat yang signifikan dari perbatasan yang digambarkan oleh Sungai Arnon mengandung dampak profetik tambahan, berhubungan dengan tahun 1947-1951. Lebih penting daripada Rencana Pembagian PBB yang mendirikan Negara Israel, 700.000 orang Yahudi berimigrasi ke Israel dalam tahun-tahun ini.
Tetapi formula Kullook tidak terbatas pada masa lampau. Lintang dari titik paling selatan Sungai Arnon berhubungan dengan tahun depan.
“Hasilnya menunjukkan tahun sebelum aliyah (imigrasi ke Israel, secara harafiah ‘naik’),” kata Kullok. “Ini berarti bahwa dalam dua tahun, akan ada aliyah yang, menurut perhitungan, akan menjadi yang terbesar. Karena ini adalah garis lintang paling selatan dari semua perbatasan-perbatasan Israel, ini adalah aliyah terakhir dan tidak akan ada lagi orang buangan.”
Kullook mengatakan satu komentar terakhir tentang sifat rumusnya.
“Karena formula ini menghasilkan hasil yang akurat berdasarkan batas-batas Israel Alkitab, apa yang dikenal sebagai Israel Raya, relevansi perbatasan-perbatasan ini bersifat profetik dan masih relevan saat ini.”

Terkait:

Referensi: