A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Thursday, June 21, 2018

Ngakak Abis! Coba Search Google “Gubernur Jakarta Terbaik” dan “Gubernur Jakarta Terbodoh”

Ngakak Abis! Coba Search Google “Gubernur Jakarta Terbaik” dan “Gubernur Jakarta Terbodoh”

Manuel Mawengkang 

Ngakak Abis! Coba Search Google “Gubernur Jakarta Terbaik” dan “Gubernur Jakarta Terbodoh”

Setelah Google Image mengaitkan antara kata “setan” dan gambar Amien Rais, penulis dengan sengaja mencoba untuk mencari kata-kata lain. Penulis mencoba mencari gambar “Gubernur Jakarta Terbaik” dan “Gubernur Jakarta Terbodoh”. Dan apa yang menjadi hasil gambar yang keluar? Ternyata Google sangat bikin ngakak!

Hahahaha.

Serius, penulis sengaja mencoba-coba menggunakan search engine Google, dan menemukan hiburan baru. Memang Google ini sangat jujur. Saking jujurnya, ia bisa menyuarakan segala sesuatu dengan tepat. Memang kita melihat bagaimana Jakarta mundur di era Anies Sandi.
Sebelumnya, Ahok benar-benar memajukan kota, dengan setiap grand design yang ia kerjakan. Kita melihat bagaimana Ahok membangun kota, dari hulu sampai ke hilir.
Dari hulu, ia mengorek dan membedah setiap anggaran. Pagi, siang, dan sampai malam, orang ini ada di Balai Kota, untuk mengecek potensi-potensi kerusakan anggaran. Ia menggunakan sistem e-Budgeting untuk membangun kepercayaan publik.
BTP adalah semboyannya. Bersih, transparan dan profesional.
Sistem yang bersih, tentu membuat publik memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah provinsi DKI Jakarta. Bersih, adalah sebagian dari iman. Ahok adalah orang yang bersih. Ahok itu beriman. Ahok bersih dan beriman. Iman dan kebersihan adalah sebuah bentuk yang ia jalankan di kota Jakarta.
Bersih, sampah dibuang pada tempatnya. Ia tidak membuang sampah di kolong tol Tanjung Priok. Ia juga tidak membuang sampah di Teluk Jakarta. Ia membuang sampah, bukan dengan korekan tangannya. Ia menggunakan alat berat. Semua alat digunakan Ahok.
Transparan. Anggaran yang transparan juga menjadi sebuah kelebihan dari sosok Basuki Tjahaja Purnama. E-budgeting. Itulah sistem yang ia kembangkan dan ia gunakan, banyak makan korban. Sebenarnya Ahok tidak menciptakan sistem tersebut.
Ahok mengambil sistem itu, untuk memperlihatkan anggaran belanja kepada publik. Sistem ini begitu dinikmati oleh publik. Publik bisa melihat anggaran-anggaran, uang mereka yang digunakan. Ahok begitu melayani rakyat Jakarta.
Transparansi anggaran dan kerjaan, menghasilkan sebuah bangunan besar. Simpang Susun Semanggi, bentuk transparansi anggaran. Nol APBD. Bayangkan saja.
Simpang Susun Semanggi akan menjadi mimpi buruk bagi para pembenci Ahok. Karena jika macet, mereka harus menelan ludah, menjilat ludah dari aspal, untuk menghindari macet, dengan lewat ke Simpang Susun Semanggi. Jangan sampai nyasar ya.
Pemugaran puluhan jembatan senilai miliaran, pun dilakukan secara profesional. And it’s worth it. Tidak seperti miliaran uang di era saat ini, yang digunakan hanya untuk tidak lebih dari 10 jembatan. Kan konyol.
Profesional. Ahok memiliki ciri khas pekerja profesional. Ia dengan mahir menggunakan keuangan rakyat. Ia tahu ia dipercayakan uang pajak begitu besar oleh rakyat. Ia dengan profesional mengatur bawahannya, anak buahnya untuk menjadi pelayan publik yang andal.
Sampai di sini, kita bisa mengerti mengapa Ahok dinobatkan menjadi Gubernur Jakarta Terbaik.
Sebenarnya, masih banyak kalimat yang bisa penulis gunakan untuk memuja dan mengagung-agungkan Ahok. Akan tetapi, penulis cukupkan sampai di sini. Masih ada bagian kecil untuk membicarakan gubernur terbodoh versi Google.
Gubernur Jakarta Terbodoh, muncul gambar Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Google dengan jujur mengatakan hal itu. Sebenarnya sudah dari dulu penulis ingin mengatakan mereka adalah gubenur terbodoh, tapi masih malu-malu karena belum ada data kuat.
Akan tetapi saat ini, Google menunjukkan hal itu, melalui gambarnya. Ini menjadi sebuah penguatan dan konfirmasi bagi penulis, untuk dengan yakin dan haqul yaqin mengatakan bahwa Anies dan Sandi adalah pemimpin Jakarta terbodoh.

Hahaha.

Lucu sekali bukan, ketika gubernur terbodoh ini, bisa menjadi gubernur yang memimpin kota Jakarta. Mereka bisa dipilih oleh mayoritas warga Jakarta. Bayangkan, 58 persen warga Jakarta memilih Anies dan Sandi sebagai pemimpinnya.
Jadi lebih bodoh mana? Gubernurnya atau warganya? Untung saja penulis bukan warga Jakarta. Jadi penulis lebih bebas untuk menilai segala sesuatu. Penulis melihat dari ujung timur saja, menertawakan kebodohan warga Jakarta yang memilih Anies dan Sandi, yang dicap Google sebagai gubernur terbodoh.
Beginilah warga Jakarta. Selamat datang di era gubernur Jakarta terbodoh, versi Google, Anies dan Sandi.
Begitulah bodoh-bodoh.
Manuel Mawengkang
Pria Tampan dari Timur

 

1 comment:

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...