A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Tuesday, June 5, 2018

Kecelakaan, Koma, Ke Sorga Dan Kembali - Julie Papievis | To Heaven And Back

Julie Papievis - To Heaven and Back
"Nenek saya (alm) mengatakan, 'Kamu tidak bisa bersama kami, kamu harus kembali.' Kemudian saya berkata 'Saya tidak bisa kembali, secara fisik saya tidak mampu.' " ..."Saya berpikir dan berkata, 'Tuhan, kenapa Engkau tidak membiarkan aku tinggal disana ?' Kenapa Engkau mengembalikan aku kedalam tubuh yang tidak berfungsi dan saya harus berjuang keras untuk bisa melakukan banyak hal ?"

Julie Papievis, To Heaven and Back, Go back and be happy. Kecelakaan, koma, ke Sorga dan kembali. Shalom, begini kisahnya :

Pada umur 29 tahun, Julia Papievis mengalami kecelakaan mobil yang menyebabkan dia dalam keadaan antara hidup dan mati. Pada saat dia mengendarai mobil dari sebuah mal, seorang pengemudi belasan tahun melanggar lampu merah, menabrak Julie pada kecepatan 50 mil perjam. Tabrakan itu mencederai kepala dan leher Julie, menyebabkan kerusakan parah pada batang otaknya (Brain Stem). Seketika itu juga dia mulai sekarat. Dalam hitungan menit, petugas pemadam kebakaran menarik Julie dari bangkai mobilnya. Mereka tidak dapat mendeteksi detak jantung dan tekanan darah Julie. Mereka membawa Julie ke rumah sakit pusat Universitas Loyola, tidak sadar dan tidak ada tanda-tanda kehidupan. Alat pendeteksi otak mengisyaratkan tidak ada fungsi otak.

Dr. Shea yang merawat Julie mengatakan : "Batang otak (Brain Stem) adalah organ sangat penting yang merupakan pusat dimana kita bisa bernafas. Batang otak mengendalikan jantung kita, merupakan pusat dari kehidupan kita. Setiap orang yang tidak dalam kondisi normal seperti dia, kemungkinan bertahan hidup sangat kecil. Dia menderita kerusakan batang otak yang mana saya pikir dia tidak akan siuman."

Julie tetap dalam keadaan tidak merespon karena koma. Setelah beberapa minggu perawatan di rumah sakit, petugas rumah sakit menyerah dan membujuk orang tua Julie agar merawat Julie di rumah.

"Jika seseorang mengalami suatu kerusakan batang otak, tidak bisa bernafas, tidak bisa berbicara, tidak bisa makan sendiri, tidak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan tubuhnya, hal itu adalah suatu keadaan yang menyedihkan," Lebih lanjut Dr. Shea menjelaskan. "Dengan tipe kerusakan yang dia miliki, saya tidak banyak berharap dirinya akan kembali normal."

Orang tua Julie menolak untuk menyerah. Orang tua Julie dan anggota gereja lainnya berdoa untuk suatu mujizat. Hal itu pasti akan membuat terkejut dokter Julie, seminggu setelah kecelakaan tersebut, Julie siuman.

"Saat itu saya terbangun / siuman. Seperti orang-orang lain yang bangun tidur, hanya siuman. Saya tidak dapat menelan waktu itu. Mata kiri saya tidak bisa dibuka. Telinga kiriku tidak bisa digunakan untuk mendengar. Saya tidak sanggup melakukan apa-apa. Saya diberi makan melalui sebuah tabung (G-Tube, semacam infus, red). Dimasukkan kedalam mulut saya. Tubuh saya lumpuh di bagian kiri. Saya tidak bisa melakukan apa-apa."

Meskipun mengalami keterbatasan fisik, Julie tidak mengenal kata menyerah. Julie menambahkan : "Saya tidak pernah merasa sendirian. Saya selalu merasakan kehadiran Tuhan selama saya menjalani pemulihan, semenjak saya siuman, Dia ada bersamaku. Saya merasakan hal itu dikarenakan pengalaman yang saya alami."

Selama koma, Julie mendapatkan pengalaman penglihatan Sorga.

"Hal itu terjadi begitu cepat, dan tidak ada awal dan akhir yang jelas. Rasanya begitu damai sekali. Saya tahu saya berada disana ditempat itu. Saya merasa seperti di rumah, dan saya ingin tinggal disana."

Julie mengingat bahwa dia melihat neneknya berdiri didepannya.

"Nenek saya mengatakan, 'Kamu tidak bisa bersama kami, kamu harus kembali.' Kemudian saya berkata 'Saya tidak bisa kembali, secara fisik saya tidak mampu.' Kemudian saya menunjukkan bagian tubuh sebelah kiri saya yang tidak berfungsi atau lumpuh. Kemudian nenek saya berkata 'Tubuhmu akan sembuh.' Seketika saat itu saya merasakan seseorang datang dan memberikan selimut hangat disekeliling tubuhku dan lengannya di sekelilingku, dan aku tahu bahwa itu adalah tanda keberadaan Tuhan kita. Saya bisa merasakan hal ini. Saya mengetahui hal ini. Dan kemudian nenek saya mengatakan, 'Kembalilah dan bersukacitalah [go back and be happy].' Kemudian ingatan berikutnya aku telah siuman di suatu rumah sakit rehabilitasi."

Julie hidup, akan tetapi perjalanan dia menuju pemulihan bukanlah hal yang mudah, baik secara mental maupun secara fisik.

"Saya berpikir dan berkata, 'Tuhan, kenapa Engkau tidak membiarkan aku tinggal disana ?' Kenapa Engkau mengembalikan aku kedalam tubuh yang tidak berfungsi dan saya harus berjuang keras untuk bisa melakukan banyak hal ? Untuk siuman didalam tubuh seperti itu, seperti yang saya katakan sebelumnya, tubuh yang tidak berfungsi. Saya tidak tahu bagaimana melalui hal itu jika saya tidak mengalami pengalaman pengharapan yang Dia berikan kepadaku melalui nenekku."

Setelah dua bulan terapi fisik, indera dan gerakan secara perlahan kembali dia rasakan pada tubuhnya bagian kiri. Kemajuan yang Julie dapatkan tidak lain dan tidak bukan dikarenakan mujizat.

Dr. Shea mengkonfirmasikan, "Dengan jenis luka yang didapatkan Julie, dia mempunyai empat persen (4 %) peluang untuk pemulihan, jika dapat bertahan hidup, hidup mereka tidak lebih lama dari 6 bulan, biasanya mereka akan tinggal di rumah panti perawatan orang-orang cacat. Pemulihan Julie bukan disebabkan oleh obat. Pemulihan Julie disebabkan oleh mujizat - Suatu mujizat yang telah terjadi dikarenakan secara teori dia seharusnya meninggal."

Kemajuan Julie begitu bagus sehingga tahun 2007, 10 tahun setelah kecelakaan, dia berlatih dan menyelesaikan olahraga triathlon.

Sumber: 
Julie Papievis: To Heaven and Back

"Ketika orang-orang mendengar saya menjalani olahraga triathlon, mereka mengatakan hal itu adalah mustahil," kata Julie, "akan tetapi saya percaya tidak ada yang mustahil, dikarenakan saya telah berada dihadapan Tuhan. Saya merasakan bahwa apapun mungkin."

Saat ini Julie membagikan pesan pengharapan dan tujuan hidup dengan orang lain yang mengalami kejadian yang sama yang pernah Julie alami. Julie berkata, "Saya ingin orang-orang tahu apa yang sebenarnya ada didalam diri mereka. Tidak ada sesuatu yang 'lebih kecil' mengenai mereka, dikarenakan mereka telah melalui keadaan-keadaan itu."

Dia juga menulis sebuah buku mengenai pengalaman-pengalamannya dan penyembuhan yang dialaminya dengan judul 'Go Back and Be Happy.'

"Saya mempunyai didalam hidup ini yang harus dipenuhi, dan saya menganggapnya serius. Tuhan besertaku, yang saya tahu, akan tetapi hal ini begitu jelas bahwa Dia selama ini besertaku melalui semua hal dan Dia mempunyai suatu niat, niat yang baik, untuk hidupku. Saya merasa mempunyai hubungan pribadi yang lebih dekat sekarang yang mana Dia memiliki tujuan yang jelas didalam hidupku, bagi cerita ini dan bagi hadiah pengharapan ini."
----- Demikian Julie mengakhiri kesaksiannya ... 
Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamupun berada. (Yohanes 14:3).
Salam kasih dan persahabatan. Tetap semangat dan mengasihi sesama manusia. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...