Hanya beberapa hari menjelang pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem (yang akan disusul Guatemala, Honduras, Paraguay, dan Republik Ceko), IDF (pasukan Israel) sekali lagi menargetkan pasukan Iran di Suriah dengan melakukan serangan udara presisi Minggu malam, 29 April 2018 terhadap Markas Brigade ke-47 dekat Hama. Saat ini lebih dari 40 orang tewas dengan puluhan lainnya terluka. Israel sudah bersiap menghadapi serangan balasan dari Iran karena penyerangan pangkalan udara T4 di Suriah pada 9 April, tetapi setelah serangan ini Iran akan lebih termotivasi untuk melakukan serangan balasan.
Serangan udara Minggu malam tersebut sangat kuat sehingga benar-benar tercatat 2,6 pada skala Richter oleh Pusat Seismologi Mediterania Eropa, menyebabkan beberapa orang menuduh bahwa Israel telah menggunakan senjata nuklir taktis untuk melenyapkan pangkalan rudal Iran, tetapi analis lain menunjukkan fakta bahwa 200 rudal telah dihancurkan — kemungkinan penyebab di balik besarnya ledakan itu.
Target dilaporkan merupakan fasilitas produksi rudal bawah tanah dan gudang penyimpanan rudal darat ke udara.
Video ledakan markas pasukan Iran di Suriah:
Situasi di Suriah meningkat seperti belum pernah terjadi sebelumnya, dan sumber eskalasi ini adalah penumpukan pasukan Iran di Suriah, yang ditakutkan Israel akan melancarkan serangan di wilayah utara dengan berkoordinasi dengan Hizbullah.
Kabinet Keamanan Israel baru saja mengadakan pertemuan darurat sesudah serangan ini sementara ancaman dari utara meningkat.
Tampaknya Israel dan Iran sekarang berada di jalur pertikaian sementara AS, kemungkinan akan meninggalkan kesepakatan nuklir Iran bulan depan, akan mundur dan membiarkannya terjadi.
Komentator konservatif yang dihormati, Hugh Hewitt, dilaporkan telah mengatakan, tentang Israel, “Perang terbesar sejak 1973 antara Israel dan Iran dalam 6 minggu ke depan.”
Perdana Menteri Israel, Netanyahu baru saja menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris di mana ia menyajikan serangkaian fakta-fakta besar yang membuktikan bahwa Iran tidak hanya mengkhianati kesepakatan nuklir, tetapi juga terus memajukan program senjata nuklirnya. Berita itu ada di halaman depan setiap situs web berita utama. Juga dilaporkan oleh sumber yang dekat dengan New York Times, yang mengatakan bahwa Iran merencanakan serangan terhadap Israel segera sesudah pemilu Libanon pada 6 Mei.
Bukti-bukti besar yang dipublikasikan ini adalah hasil operasi intelijen Mossad. Israel berhasil menyelundupkan 100.000 dokumen fisik tentang program nuklir Iran ke luar negeri. Ini adalah salah satu operasi intelijen terbesar sepanjang masa.
Dengan munculnya berita-berita bersejarah dari Israel, Suriah, Iran, dan Korea Utara, tentu saja sepertinya ada “peningkatan besar” yang akan terjadi menjelang beberapa bulan ke depan.
Menurut sebagian rabbi bijak, tulisan abad ke-9 Pirkei d’Rabbi Eliezer menubuatkan bahwa tepat sebelum kedatangan Mesias, “Ishmael” akan bangkit dalam kekuasaan untuk meneror dunia. Menurut Yalkut Shimoni, raja Persia (Iran) akan “memiliki senjata yang akan meneror dunia.” Kedatangan “Mesias jahat” (nama sandi Armilus) akan segera muncul di panggung dunia untuk menawarkan sebuah perjanjian damai untuk Israel dan Timur Tengah, tetapi ketika mereka berkata, “Damai dan aman!” (perjanjian diteguhkan), maka kebinasaan tiba-tiba datang atas mereka, sama seperti sakit bersalin pada perempuan yang sedang mengandung, dan mereka sama sekali tidak akan luput. 1 Tesalonika 5:3

Referensi: