A story with tens of thousands of articles.

A story with tens of thousands of articles.
life and death, blessing and cursing, from the main character in the hands of readers.

Tuesday, March 6, 2018

Kumpulan Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari


Kumpulan Contoh Pitch Deck Startup yang Bisa Kamu Pelajari

8 Pitch Deck startup Pilihan | Featured

(Update 14 Juni 2017: Kami menambahkan Tinder dan Vettery ke dalam daftar)

Ketika kamu memiliki sebuah ide besar dan ingin mewujudkannya, apa yang pertama kali harus kamu lakukan? Pertama, kamu dapat membuat prototipe dan melakukan validasi awal kepada pengguna. Ketika prototipe tersebut mendapatkan traksi yang positif, maka kamu akan membutuhkan modal lebih dari investor. Di sini sebuah pitch deck dan presentasi yang bagus di depan investor dapat membuat banyak perbedaan.
Lalu, apa sih sebenarnya pitch deck itu? Pitch deck adalah sebuah presentasi singkat berbentuk slide yang memberikan audiens informasi umum tentang bisnis yang akan atau sedang kamu jalani. Pitch deck biasanya berbentuk rangkuman dari seluruh aspek bisnis kamu untuk mempermudah penyampaiannya — bahkan Steve Jobs dalam presentasinya hanya menggunakan gambar tanpa ada kalimat apa pun.
Salah satu bagian tersulitnya adalah kamu akan mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk menyampaikan gambaran ide kamu kepada investor. Di saat yang sama kamu juga tetap harus menjaga agar aspek bisnis yang penting tidak terlewat. Tapi pertanyaannya adalah, apakah kamu tahu apa yang investor cari di presentasi pitch deck kamu?
Pitch Deck|Image 1
Sumber: Alex Iskold
Industri startup telah memiliki standar tersendiri yang menjadi acuan para investor untuk melihat, manakah deck yang baik dan mana yang tidak. Tentu saja kamu dapat membuat pitch deck kamu sendiri dari ide yang bermunculan di kepala kamu, tapi seperti orang bijak katakan “Belajar dari kesalahan dan keberhasilan orang lain”.
Kali ini, Tech in Asia Indonesia telah mengumpulkan beberapa contoh pitch deck startup yang bisa kamu gunakan sebagai acuan. Kami menyusun daftar ini dengan mengambil contoh startup yang sudah menjadi salah satu perusahaan terbesar di dunia sampai kepada startup yang baru agar tetap relevan.
Kamu bisa melihat contoh pitch deck dalam format slide via SlideShare di bawah ini.

Tinder

Lokasi: West Hollywood California
Industri: Search Engine, Social Media, Dating, Mobile
Karyawan: 51-100
Siapa yang tak kenal Tinder? Jangan bohong kamu. Ya, kamu yang masih lajang.
Aplikasi kencan online yang cukup populer di kalangan anak muda ini dahulu bernama Match Box, yang dirintis oleh Sean Rad, Jonathan Badeen, Justin Mateen, Joe Munoz, Dinesh Moorjani, Chris Gylczynski, dan Whitney Wolfe. Aplikasi ini dibuat dalam sebuah program akselerasi milik IAC, dan kini telah memiliki miliaran page view serta jutaan match perbulannya. Dengan pitch deck di atas, Tinder/Match Box memulai debutnya — hingga sekarang startuptersebut memiliki valuasi mencapai US$500 juta (sekitar Rp6,6 triliun).
Konsep aplikasi Tinder lahir dari pemikiran Sean Rad, bahwa dirinya akan nyaman untuk mendekati seseorang apabila orang tersebut juga tertarik padanya. Dengan sistem Like atau Not di Tinder, kamu akan mengetahui bahwa seseorang menyukaimu atau tidak sebelum memulai sebuah percakapan.
Sorotan utama: Menjawab ketakutan seseorang akan sebuah kencan yang gagal, Tinder berhasil melihat peluang ini dan memanfaatkannya agar setiap orang yang menggunakan Tinder mendapatkan kencan yang cocok satu sama lainnya.
Tidak banyak yang disajikan Tinder dalam pitch deck mereka, hanya beberapa fitur penting dalam aplikasi serta beberapa cara mereka untuk melakukan monetisasi. Walau tidak banyak yang tersaji, namun Tinder berhasil menarik perhatian investor untuk mendanai mereka.

Vettery

Lokasi: New York
Industri: Internet, Recruiting, Software
Karyawan: 11-50
Mencari seorang kandidat yang cocok untuk mengisi sebuah posisi dalam perusahaan memang bukanlah perkara mudah. Perusahaan harus mengetahui betul siapa kandidat yang akan mereka rekrut. Sayangnya, proses penyaringan kandidat yang cocok sudah pasti akan memakan waktu dan biaya. Karenanya, solusi seperti Vettery ini terasa sangat menolong perusahaan untuk mendapatkan staff terbaik.
Bermarkas di New York, Vettery adalah sebuah marketplace tenaga kerja terpercaya yang ada untuk menolong penggunanya untuk menemukan pekerjaan impian mereka. Dengan sistem yang mereka buat, Vettery berhasil mengombinasikan aspek perekrutan dan teknologi secara apik, dengan menghubungkan antara pihak perekrut dengan tenaga kerja berkualitas yang telah dikurasi secara khusus.
Sorotan utama: Transparansi salah satu hal yang ingin disajikan oleh startup ini melalui solusi yang mereka buat, karenanya dalam pitch deck mereka juga tersaji berbagai data tentang perkembangan startup mereka dari waktu ke waktu. Pitch deck juga menjelaskan tentang cara kerja Vettery kepada calon pengguna serta apa saja yang akan didapat oleh mereka apabila menggunakan Vettery.

BrandBoards

Lokasi: Palo Alto, California
Industri: Web Development, Advertising, News
Karyawan: 1-10
Para pemilik merek besar dari seluruh dunia kini rela untuk membayar lebih banyak untuk ruang iklan virtual, tidak peduli apakah itu televisi atau internet. BrandBoards menyajikan kepada para pemasang iklan sebuah cara terpadu, yang tidak hanya memperlihatkan ketersediaan ruang iklan, namun juga menyuguhkan titik iklan mana yang memang benar-benar terbukti efektif untuk merek secara spesifik.
Ide ini muncul dari pemikiran sang founder Tim Schoen, seorang figur yang juga cukup terkenal di dunia olahraga. Sebelum bergabung dengan BrandBoards, ia adalah Executive VP dari Sports and Entertainment. Di perusahaan inilah ia mendapatkan ide untuk membuat BrandBoards.
BrandBoards kini telah ada dalam tahap pematangan kontrak dengan dua belas tim olahraga. Saat ini, BrandBoards masih membutuhkan sekitar US$750 ribu (sekitar Rp10 miliar) untuk mewujudkan produk mereka.
Sorotan utama: Dengan anggota tim yang memiliki pengalaman di dunia olahraga, BrandBoards menyajikan sebuah metode menarik tentang pemanfaatan iklan yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya. Dengan solusi yang mereka punya, BrandBoards berusaha untuk memanfaatkan celah ini dan memaksimalkannya agar tidak ada anggaran iklan yang terbuang percuma.

MapMe

Lokasi: Herzliya, Tel Aviv
Industri: Crowdsourcing, Internet
Karyawan: 1-10
Kamu masih menggunakan kertas untuk menggambar peta? Ayolah, ini tahun 2017. Dengan MapMe, kamu dapat menggambar peta di mana saja dan kapan saja, bahkan tanpa kemampuan coding sedikitpun. Peta yang telah kamu buat dapat diakses di smartphone, tablet, dan komputer.
Peta yang dibuat dapat diklasifikasikan agar dapat digunakan oleh pengguna lain. Apakah peta tersebut adalah rute hiking, rute balap offroad, atau rute downhill, MapMe memiliki fitur untuk dapat menyertakan kategori tertentu untuk membagi hasil pencitraan kamu kepada pengguna lain. MapMe juga dapat digunakan oleh para pilot dalam menentukan rute terbaik untuk penerbangan mereka.
Sorotan utama: Untuk menarik perhatian investor, MapMe menyertakan berbagai peluang model bisnis yang dapat diterapkan di dalam produk mereka. Ragam peta yang ditampilkan dalam pitch deck mereka juga menarik calon pengguna baru untuk menambah koleksi yang ada. Lebih banyak pengguna = peluang monetisasi yang lebih besar.

Pinmypet

Lokasi: Brazil, Rio de Janeiro
Industri: Hardware, Software, Mobile Apps
Karyawan: 11-50
Pinmypet adalah sebuah perangkat yang disematkan pada kalung hewan peliharaanmu. Perangkat ini akan mendeteksi lokasi binatang kesayanganmu dan melacak apa saja yang mereka lakukan di mana saja, kapan saja.
Aplikasi ini akan memudahkan kamu untuk mengetahui keberadaan hewan peliharaan kamu, terutama ketika mereka hilang. Selain itu, perangkat ini juga dirancang untuk mencatat data kesehatan hewan peliharaan kamu. Jadi seluruh informasi tentang binatang peliharaanmu akan mudah diakses melalui smartphone kamu.
Sorotan utama: PinMyPet tidak menggunakan banyak teks dan penjelasan yang tidak perlu. Sebaliknya, mereka menggunakan gambar dan statistik yang perlu diketahui serta relevan dengan produk yang mereka tawarkan.

Tealet

Lokasi: Las Vegas, Nevada, Amerika Serikat
Industri: Ecommerce dan Marketplace
Karyawan: 1-10
Tealet adalah sebuah marketplace tempat para petani teh menjual hasil panen mereka dan menukarnya dengan mata uang bitcoin. Melalui Tealet, para petani teh ini akan terhubung langsung dengan para peritel serta penjual besar. Tealet berperan sebagai platform dagang transparan yang memberikan layanan online marketing yang optimal, pengiriman internasional, serta pembayaran dengan mudah dan aman melalui cryptocurrency.
Tealet hadir untuk memberikan solusi yang lebih transparan bagi para petani untuk memilih pembeli dengan harga yang mereka kehendaki. Peritel dan penjual besar juga dapat memutuskan sendiri kualitas teh yang ingin dibeli dari petani.
Sorotan utama: Pitch deck yang dimiliki oleh Tealet adalah salah satu yang memiliki desain terbaik di antara pitch deck lainnya. Dengan nuansa daun teh yang menenangkan serta berbagai informasi lengkap tentang permasalahan yang terjadi di industri, Tealet secara langsung telah menyatakan solusi mereka: menghadirkan solusi terbaik demi kesejahteraan para petani teh.

Airbnb

Lokasi: Amerika Serikat
Industri: Marketplaces, Hotels & Accomodation
Karyawan: 1001–5000
Airbnb dirintis pada tahun 2008 oleh Joe Gebbia, Brian Chesky, dan Nathan Blecharcyk. Pitch deck yang satu ini menjadi referensi yang paling populer di kalangan entrepreneur dunia ketika Airbnb berhasil memenangkan pendanaan sebesar US$600 ribu (sekitar 7,8 miliar) dari Sequoia Capital dan Y Ventures.
Kini, perusahaan ini telah menjadi raksasa di industri travel, dengan nilai valuasi sebesar US$20 milyar (sekitar Rp260 triliun) pada awal 2015 lalu.
Sorotan utama: Yang menarik di sini adalah cara Airbnb untuk menjelaskan model bisnis mereka dalam satu kalimat. Terkadang model bisnis bisa sedikit sulit jika harus dijelaskan dalam satu kalimat, tetapi sebisa mungkin buatlah sebuah punchline yang akan terngiang-ngiang di benak investor dan pengguna kamu.
Apabila investor dan pengguna dapat mengerti mengerti apa yang kamu lakukan dengan cepat maka kamu sudah satu langkah lebih maju untuk mewujudkan bisnis kamu.

Facebook

Lokasi: Amerika Serikat
Industri: Communities, Social Networking
Karyawan: 10000+
Pada tahun 2004, pitch deck inilah yang digunakan oleh pemuda berumur 21 tahun bernama Eduardo Saverin untuk meyakinkan investor agar mereka mau menanamkan uang di thefacebook.com, yang dirintis Eduardo bersama temannya, Mark Zuckerberg.
Kini, siapa yang menyangka bahwa Facebook adalah salah satu perusahaan yang paling sukses abad ini. Format pitch deck seperti ini mungkin terbilang tua dan kurang relevan lagi, tetapi beberapa poin dapat menginspirasimu untuk membuat pitch deck yang baik.
Sorotan utama: Facebook belum dapat menampilkan revenue traction(pertumbuhan pendapatan yang sehat), karena Mark dan Eduardo memang belum mendapatkan uang dari The Facebook. Tetapi, mereka memiliki angka user engagementcustomer base, dan growth metrics yang luar biasa. Statistik inilah yang menjadi “senjata utama” mereka dalam menarik investor.

BuzzFeed

Lokasi: Amerika Serikat
Industri: News, Digital Media
Karyawan: 1300+
Delapan tahun lalu, BuzzFeed hanyalah sebuah startup kecil beranggotakan lima karyawan yang bekerja di salah satu kantor di Chinatown, New York. Kini perusahaan ini telah memiliki lebih dari 1300 karyawan dan dikunjungi oleh lebih dari 200 juta pengguna setiap bulannya. BuzzFeed berhasil menjadi salah satu pemain besar di industri media digital.
Pitch deck inilah yang membuat BuzzFeed sukses “mencuri” hati para investor. Apabila model bisnis startup yang kamu rintis memiliki kesamaan dengan BuzzFeed, mungkin kamu dapat terinspirasi dari pitch deck mereka.
Sorotan utama: BuzzFeed berani untuk menyajikan jumlah pageview dan impresi yang mereka dapatkan untuk menarik perhatian investor. Investor menyukai startup dengan visi yang ambisius, namun tentunya kamu juga harus bisa menjelaskan bagaimana strategi kamu untuk mencapainya.

Foursquare

Lokasi: Amerika Serikat
Industri: Communities, Social Networking
Karyawan: 180+
Foursquare adalah sebuah perusahaan teknologi yang memanfaatkan lokasi pengguna untuk membangun sebuah user experience yang unik. Dirintis pada tahun 2009 oleh Naveen Selvadurai dan Dennis Crowley, perusahaan ini berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$160 juta (sekitar Rp2 triliun) dari para investor kelas kakap seperti Andreessen Horowitz, DFJ Growth, Microsoft, dan Silver Lake Partners.
Sorotan utama: Foursquare telah memiliki traksi yang cukup baik sebelum mereka bertemu investor, ini mereka buktikan dengan menyertakan screenshot dari sederetan pengguna yang telah aktif berinteraksi di dalam aplikasi.
Pembuktian ide dalam skala yang lebih kecil sebagai validasi adalah hal yang baik untuk dilakukan sebelum bertemu dengan investor. Jangan segan juga untuk memasukkan testimoni atau pengalaman pengguna di dalam pitch deck kamu.

Podozi

Lokasi: Nigeria
Industri: E-Commerce
Karyawan: Data tidak ditemukan
Meluncur pada Januari 2015 silam, Podozi adalah salah satu startup e-commerce kecantikan terbesar di Nigeria. Perusahaan ini berusaha untuk menyajikan produk-produk kecantikan untuk para wanita di seantero Afrika dengan lebih dari 5000 varian produk yang mereka hadirkan.
Untuk dapat memuaskan penggunanya, Podozi menggandeng beberapa brand besar untuk bekerja sama dengan mereka, antara lain: Maybelline, Oriflame, Calvin Klein, dan banyak lagi.
Kini Podozi telah memiliki nilai valuasi sebesar US$4 juta (sekitar Rp51 miliar).
Sorotan utama: Podozi tidak perlu membuat sebuah pitch deck panjang lebar dengan jumlah slide lebih dari 10. Dengan pitch deck ini, Podozi berhasil mendapatkan pendanaan dari Savannah Fund. Nama-nama besar yang digandeng Podozi juga menjadi nilai tambah bagi startup ini untuk menarik perhatian para investor.
Salah satu kekuatan Podozi adalah mereka sudah bekerja sama dengan banyak brand besar. Investor akan tertarik ketika mengetahui bahwa para brand besar atau berpengaruh ingin bekerja sama dengan kamu.

Buffer

Lokasi: Amerika Serikat
Industri: Social Networking
Karyawan: 50
Dirintis pada Oktober 2010 oleh Joel Gascoigne, Leo Widrich, dan Tom Moor, Buffer membantu penggunanya untuk membagikan konten media sosial secara terjadwal sepanjang hari. Tool ini banyak digunakan oleh para pekerja media sosial untuk mengotomatisasi pekerjaan mereka. Pitch deck ini adalah yang mereka gunakan ketika Buffer berhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$500 ribu (sekitar Rp6,5 miliar).
Kini, Buffer terbilang cukup sukses dan berhasil memperoleh pendanaan hingga US$3 juta (sekitar Rp38 miliar) dalam tiga round pendanaan dari investor besar seperti Collaborative Fund, Angel Pad, dan banyak lagi.
Sorotan utama: Tidak seperti perusahaan lainnya yang menutup rapat pitch deck mereka kepada khalayak ramai, Buffer memublikasikan deck mereka secara online untuk menginspirasi startup lain. Ini sejalan dengan value yang mereka miliki yakni transparansi.

Ooomf (kini bernama Crew)

Lokasi: Kanada
Industri: Marketplace, Outsourcing
Karyawan: 30
Dirintis pada Februari 2012 di Montreal, Kanada, Ooomf (yang kini telah bernama Crew) memiliki misi untuk mengubah cara produk digital diciptakan. Ooomf membangun sebuah marketplace online untuk talenta-talenta kreatif, yang akan menjembatani antara kreator dan developer dengan pengguna yang membutuhkan jasa pembuatan aplikasi mobile, situs web, dan brand.
Dengan pitch deck mereka ini, mereka berhasil mendapatkan pendanaan sebanyak US$2 juta (sekitar Rp26 miliar).
Sorotan utama: Cara penyajiannya yang simpel dan tanpa terlalu banyak menyajikan tulisan pada presentasinya menjadikan contoh dari Ooomf ini menarik bagi para investor.
Ketika investor menyadari bahwa keahlian presentasi kamu masih kurang maka mereka akan cenderung melihat pitch deck (karena kamu membosankan). Namun pada saat deck kamu terasa kurang menarik, kamu tetap dapat menarik perhatian mereka dengan kemampuan presentasi kamu. Latihan, latihan, latihan.

Castle

Lokasi: Amerika Serikat
Industri: Properti
Karyawan: 5
Berbicara tentang penerapan teknologi, industri properti adalah salah satu industri yang terbilang lambat perkembangannya. Karenanya, Castle berusaha untuk menghadirkan inovasi dalam industri ini dengan merancang sebuah platform manajemen properti.
Solusi ini mempermudah proses jual beli properti, menyaring calon penyewa, penarikan uang sewa, dan fitur unggulan lain yang tak kalah menarik. Castleberhasil mendapatkan pendanaan sebesar US$270 ribu (sekitar Rp3,5 miliar) untuk menjalankan aktifitas bisnis mereka.
Sorotan utama: Berusaha menarik perhatian investor dengan desain yang bagus, Castle juga berhasil menyajikan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh investor untuk menanamkan uang mereka. Prototipe solusi mereka juga mendapatkan traksi yang cukup positif dari penggunanya, menjadikan investasi pada startup ini lebih menjanjikan.

Pitch deck adalah sebuah hal yang akan terus berkembang. Namun lewat beberapa contoh yang telah kami sajikan di atas, kamu dapat mengambil beberapa poin terpenting dari setiap slide. Jangan takut untuk menambahkan sesuatu yang kamu rasa penting (tapi pastikan itu benar-benar penting).
Sebagai penutup, setiap pitch deck seharusnya memiliki elemen berikut:
  1. Visi: Penjelasan singkat tentang apa bisnis kamu
  2. Traksi: Bagaimana produk kamu sudah dicintai oleh para pengguna awal
  3. Pasar & Kompetisi: Sebesar apa pasar yang kamu targetkan? Siapa saja yang akan menjadi kompetitor kamu dan seberapa besar mereka?
  4. Masalah & Solusi: Masuk lebih detail tentang masalah yang ada dan bagaimana kamu akan menyelesaikannya.
  5. Model bisnis & finansial: Bagaimana kamu akan mendapatkan uang? Berapa banyak?
  6. Tim: Siapa saja orang yang berada di tim kamu dan apa pengalaman mereka?
Apabila kamu memiliki pertanyaan seputar pitch deck atau bahkan contoh pitch deck yang kamu nilai bagus maka silahkan lontarkan di kolom komentar di bawah ini.
(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto dan Septa Mellina; Sumber gambar: IAmWire)

No comments:

Post a Comment

Related Posts

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...