Terjemahan kuno paling penting dari Torah adalah “Terjemahan dari Tujuh Puluh” (juga dikenal sebagai Septuaginta atau LXX), yang aslinya diproduksi oleh 70 penterjemah Yahudi bagi orang-orang Yahudi berbahasa Yunani di Mesir pada abad ke-3 sampai 2 SM.
Targum Hashiv’im – “Terjemahan dari Tujuh Puluh” (Septuaginta atau LXX). Judul “Tujuh Puluh” merujuk kepada tradisi bahwa terjemahan ini merupakan karya dari 70 penterjemah Yahudi yang terpisah.
Meskipun Septuaginta berguna untuk melakukan beberapa jenis penyelidikian Alkitab tertentu, itu merupakan terjemahan dari teks Ibrani klasik dan oleh karena itu tidak seharusnya diberikan prioritas linguistik di atas teks bahasa Ibrani asli. Meskipun demikian, Septuaginta memberikan wawasan tentang penggunaan konsep Ibrani seperti yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani bagi orang-orang Yahudi pada zaman itu.
Sebagai contoh, perhatikan kata “Kristus”. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “christos” (χριστός) yang setara dengan istilah Ibrani “Mashiach” (המשיה). Kedua kata ini secara literal artinya “Yang Diurapi”.
Jika Anda melakukan pencarian kata dalam Septuaginta untuk kata-kata “christos” (χριστός) dan “kriston (kristen)” (χριστὸν) – bentuk tunggal nominatif dan akusatif dari christos (Kristus), Anda akan menemukan ayat-ayat referensi sebagai berikut:
  • Imamat 4:5, 6:15, 21:12
  • 1 Samuel 24:7, 24:11; 26:9, 11, 16, 23
  • 2 Samuel 1:14, 16; 2:5; 19:22; 23:1
  • Ratapan 4:20
  • Amos 4:13
  • Mazmur 19:7; 20:6; 88:39
  • 2 Tawarikh 22:7
Sebagai contoh:
Lam 4:20 (LXX) Πνεῦμα προσώπου ἡμῶν χριστὸς κυρίου συνελήμφθη ἐν ταῖς διαφθοραῖς αὐτῶν, οὗ εἴπαμεν Ἐν τῇ σκιᾷ αὐτοῦ ζησόμεθα ἐν τοῖς ἔθνεσιν.
Pneuma prasopou emon christos kuriou sunelemphthe en tais diaphtharais auton, ou eipamen en te skia autou zesometha en tois ethnesin.
Lam 4:20 (Masoretic) רוח אפינו משׁיח יהוה נלכד בשׁחיתותם אשׁר אמרנו בצלו נחיה בגוים׃
Ruach apeinu meshiach YHVH nilkad bishchitotam asher amarnu betzilo nichyeh vagoyim.
Rat 4:20 Napas hidung kami, yaitu orang yang diurapi (Meshiach) YAHWEH, telah tertangkap dalam lubang perangkap mereka, kepada mereka kami katakan, “Di dalam bayangannya kami akan hidup di antara bangsa-bangsa.”
Dengan demikian, kita memiliki bukti-bukti tekstual, bahwa orang-orang Yahudi berbahasa Yunani sebelum kelahiran Yesus, menyebut Mesias sebagai christos – yaitu, “Kristus”. Dan belakangan, pada waktu Helenisasi Yunani selama zaman Yesus, ketika sebagian orang-orang Yahudi sampai kepada keyakinan bahwa mereka telah menemukan Mesias, mereka secara alami menyebut Dia sebagai ho christos (ὁ Χριστός) – “sang Kristus.”
Jadi apa artinya? “Kristus” adalah sebutan Yahudi yang baik untuk istilah “Mesias.”
Hal ini untuk menunjukkan kepada orang-orang yang terjebak dalam sekte “Sacred Name Movement” atau kepada orang-orang yang merasa perlu untuk menggunakan kata “Mesias” dengan meremehkan orang-orang yang menggunakan kata “Kristus”, bahwa mereka tidak perlu untuk menonjolkan diri dalam hal ini: “Kristus” artinya “Yang Diurapi”, persis sama dengan kata “mashiach” (משיה).

Bagaimana Dengan Nama “Yesus”?

Lalu bagaimana dengan nama “Yesus”? Apakah ada kesalahan transliterasi di sini? Apakah ada beberapa informasi linguistik penting yang hilang? Meributkan hal ini dan bersikeras untuk menyebut Tuhan sebagai “Yeshua” (atau beberapa varian lain) dan menolak nama “Yesus”?
Nama Ibrani Yeshua (ישוע) berasal dari nama Ibrani Yosua, Yehoshua (יהושע) yang kadang-kadang muncul dalam bentuk singkatnya, Yeshua (contoh 1 Taw. 24:11; Neh. 8:17).
Lalu nama Yeshua, jika ditransliterasi ke dalam bahasa Yunani, muncul sebagai ᾽Ιησοῦς (diucapkan yay-soos), dengan sigma akhir (ς) yang dibutuhkan dalam kasus nominatif untuk menunjukkan sebuah nama tepat. Dalam bahasa Latin nama tersebut dituliskan IESUS, meskipun dalam bahasa Inggris kuno, suara “y” diterjemahkan sebagai “j”, dan dari situlah kita mendapatkan nama “JESUS”, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “YESUS”.
Dalam bahasa asli Aramik, nama Yesus diucapkan ܝܫܘܥ “yeshuus”, sedangkan dalam bahasa Syria kuno diucapkan ܝܫܘܥ “ishos”. Kitab Suci Aramik dan Peshitta Syria mempertahankan pengejaan ini.
Gerakan dari sekte “Sacred Name Movement” yang menyatakan bahwa “nama sebenarnya” dari Mesias adalah “YAHushua” atau “YAHoshua” (atau beberapa varian lainnya) didirikan di atas  dasar linguistik yang keliru dan doktrin esoterik. Orang-orang ini berpikir bahwa Nama kudus (YHVH) paling benar dilafalkan YAHWEH, dan menganggap bahwa karena Yesus berkata Dia datang dalam Nama Bapa-Nya (Yohanes 5:43), tambahan nama YAH (יה) entah dengan cara bagaimana harus muncul dalam mengeja nama Yeshua. Dari situlah muncul nama-nama YAHshua, atau YAHoshua, atau beberapa ejaan lain yang tidak berdasar dan menyimpang.
Dalam hal fakta gramatikal, interpolasi fonem YAH diperoleh dengan mengorbankan teks Masoretik asli dan melanggar kaidah-kaidah penggunaan bahasa Ibrani standar. Beberapa kelompok dalam “Sacred Name Movement” ini, melangkah lebih jauh dengan meyakini bahwa Anda hanya bisa diselamatkan jikaAnda mengucapkan Nama YHVH dengan benar!
Ajaran ini pada dasarnya Anti-Semitik (anti Yahudi), karena supaya doktrin ini benar, orang-orang ini telah mengubah teks asli Ibrani dan menipu orang banyak. Selain itu, doktrin ini juga menyiratkan bahwa teks Perjanjian Baru Yunani telah rusak, karena tidak secara langsung mencantumkan nama sakral.
Menurut Dr. David Flusser, Profesor Kekristenan Awal dan Yudaisme Periode Bait Suci Kedua di Universitas Ibrani Yerusalem, “Yeshua” adalah nama laki-laki yang paling populer ketiga pada periode Bait Suci Kedua.
Nama YAH tentu saja adalah Nama Alkitabiah yang valid, mengacu kepada YHVH (יהוה). Dan karena itu, dapat dipahami dalam terang kuasa penebusan dan tindakan penyelamatan Elohim, bahwa nama Yeshua – singkatan dari Yehoshua – memiliki arti “YHVH menyelamatkan.” Nama Yehoshua – seperti nama Yehuda (יהודה) sebelumnya – secara eksplisit menggunakan YHVH sebagai tambahan morfem.

Sekte “Sacred Name Movement” (Pergerakan Nama Sakral)

Sacred Name Movement” terdiri dari orang-orang dan kelompok-kelompok, yang menggunakan nama Ibrani untuk Elohim (yaitu YAHWEH, YAHVAH) dan untuk Yesus (yaitu Yahshua) dalam ibadah dan penyembahan, dan mengklaim diri mereka sebagai “Penyembah Sejati” dan menjauhkan diri dari ‘Kristen’ yang dianggap berasal dari agama pagan Helenisme Yunani.
Sekte “Sacred Name Movement” merupakan kelompok yang sebagian besar mengaku sebagai orang-orang non-Yahudi penganut Torah, yang percaya bahwa satu-satunya sumber kekuatan dan kebenaran adalah menggunakan Nama Sakral yang diberikan oleh Pencipta kepada Musa di Gunung Sinai. Kelompok ini secara rutin “menghakimi” siapa pun yang tidak menggunakan istilah dan pengucapan mereka yang “benar” dari nama Elohim, sebagai orang-orang Pagan, penyembah Iblis, kafir, sesat.
Sejarah dari sekte “Sacred Name Movement” menunjukkan bahwa asal-usul mereka berasal dari sekte Millerite, Gereja Advent dan Gereja Tuhan (Hari Ketujuh), dan dengan demikian berasal dari nabi palsu William Miller yang menubuatkan kembalinya Yesus pada tahun 1843 dan membuat nubuat palsu berikutnya tentang tahun 1845. Kelompoknya sendiri kemudian pecah pada pertengahan abad ke-19, para pengikutnya menjadi penganut Advent dan kemudian sekte Gereja Tuhan (Hari Ketujuh).
“Sacred Name Movement” mulai berkembang di Gereja Tuhan (Hari Ketujuh) pada tahun 1930-an.
Sekte “Sacred Name Movement” merupakan gerakan di dalam Kekristenan yang berusaha untuk mengubah Kekristenan dengan mengadopsi akar praktek-praktek ajaran, kepercayaan dan penyembahan Yudaisme, dan sekaligus menjauhkan orang-orang percaya dari iman terhadap Injil kasih karunia (Ef. 2:8; Gal. 3:6,7), dan secara khusus gerakan ini berusaha menghancurkan dan menghapuskan nama Yesus …
Kelompok-kelompok ini didasarkan pada interpretasi pribadi terhadap kitab suci yang tidak teruji dengan penelitian cermat oleh Firman Elohim. Meskipun mengaku sebagai penganut Torah Mesianik, sama halnya seperti orang-orang Farisi, mereka menggunakan interpretasi pribadi mereka terhadap kitab suci sebagai senjata untuk mengutuk dan menyalahkan orang-orang yang percaya kepada nama Yesus… secara khusus: orang-orang Kristen.
Doktrin “Sacred Name Movement” memiliki unsur-unsur Antikristus yang sangat kuat yang melekat di dalam kepercayaan dan praktek-prakteknya. Mereka begitu membenci nama Yesus (yang oleh beberapa golongan dari mereka diklaim artinya = Hail Zeus/Satan) dan menganjurkan orang-orang percaya untuk meninggalkan Nama itu, dan menimbulkan perpecahan di dalam tubuh Kristus.
Penganut sekte “Sacred Name Movement” ingin menempelkan nama YAHWEH ke dalam setiap hal yang mereka tulis dan semua yang mereka baca. Mereka mempublikasikan versi Alkitab mereka sendiri dengan menambahkan nama suci yang diucapkan ke dalam setiap nama. Tanpa pemahaman menyeluruh tentang akar budaya atau idiom Ibrani, orang-orang non-Yahudi ini ingin mengubah nama Mesias dari Y’shua (YAHWEH adalah Keselamatan) menjadi Yahshua, hanya supaya dapat menempelkan nama suci YAH ke dalam nama sang Mesias. Y’shua adalah nama Ibrani, Yehoshua adalah nama Ibrani, Yoshua adalah nama Ibrani yang sama, tetapi nama “YAHshua” adalah istilah baru yang dibuat oleh sekte ini, yang setidaknya baru muncul sekitar tahun 1930-an.
Dari halaman Wikipedia:
Nama Yahshua secara etimologi tidak pernah didapati di dalam ejaan mana pun di dalam sejarah atau dalam tulisan-tulisan Ibrani sebelum tahun 1900-an. Transkripsi alfabet Ibrani יהושע (Yehoshua) menjadi alfabet Latin “Yahshua” pertama kali didokumentasikan pada awal perkembangan “Sacred Name Movement” pada tahun 1930-an, oleh para pemimpinnya seperti Angelo B. Traina and Clarence Orvil Dodd.
Sebagian besar orang-orang lebih suka menggunakan istilah Yeshua ketimbang Yahshua, menggunakan “Ye”  ketimbang “Yah”, namun sekte “Sacred Name Movement” percaya bahwa ini adalah usaha untuk mencegah nama YAHWEH (atau YAH) muncul di dalam nama Mesias.
Para pengikut sekte ini percaya bahwa hal ini memberikan keselamatan dengan menggunakan pengucapan yang benar.
Penyebutan varian Yeshu, ditemukan dalam hubungan Yesus di dalam Talmud dan pengejaan Israel modern untuk Yesus. Alkitab Ibrani menggunakan Yehoshua (יְהוֹשֻׁעַ) untuk Yoshua, yang artinya “YAH adalah Keselamatan.” Orang-orang Kristen, sejarawan, dan ahli bahasa Ibrani di luar golongan “Sacred Name Movement”, menolak penggunakan istilah Yahshua (יהשע) sebagai pengganti Yeshua (ישוע) sebagai pengucapan yang asli. Dalam Ilan’s Lexicon of Jewish Names in Late Antiquity (2002), mencantumkan Yehoshua (יהושע), dan Aramik akhir dari bentuk Yeshua di antara banyak nama yang mengandung nama YAH yang diturunkan dari YHWH.
Dalam usaha “Sacred Name Movement” memaksakan pengejaan “Yahshua” dari יהושע (Yehoshua) dengan mengabaikan kaidah-kaidah linguistik Ibrani yang tidak mengijinkan waw untuk dimatikan, sehingga pengejaan “Yahshua” adalah transliterasi yang dipertanyakan.
Di dalam keseluruhan teks Alkitab Ibrani, nama “Yahshua” (יהשע – yod he shin ayin) tidak ditemukan di bagian ayat mana pun. Demikian juga pencarian terhadap nama “Yahshuah” (יהשוה – yod he shin vav he), sama sekali tidak ditemukan di dalam Tanakh.
Sebaliknya, pencarian terhadap nama “Yeshua” (ישוע – yod shin vav ayin) di dalam seluruh teks Masoretik dari Alkitab Ibrani, dapat ditemukan di dalam 112 ayat sebagai berikut:
(Gen 49:18), (Exod 14:13), (Exod 15:2), (1Sam 2:1), (1Sam 14:45), (2Sam 5:15), (2Sam 10:11), (2Sam 22:51), (1Chr 5:26), (1Chr 6:35), (1Chr 8:4), (1Chr 14:5), (1Chr 16:23), (1Chr 24:11), (2Chr 20:17), (2Chr 31:15), (Ezra 2:2), (Ezra 2:6), (Ezra 2:36), (Ezra 2:40), (Ezra 3:2), (Ezra 3:8), (Ezra 3:9), (Ezra 4:3), (Ezra 5:2), (Ezra 7:5), (Ezra 8:33), (Ezra 10:18), (Neh 3:19), (Neh 7:7), (Neh 7:11), (Neh 7:39), (Neh 7:43), (Neh 8:7), (Neh 8:17), (Neh 9:4), (Neh 9:5), (Neh 10:10), (Neh 11:26), (Neh 12:1), (Neh 12:7), (Neh 12:8), (Neh 12:10), (Neh 12:24), (Neh 12:26), (Job 13:16), (Job 35:9), (Job 36:13), (Job 38:41), (Ps 3:3), (Ps 3:8), (Ps 9:15), (Ps 13:6), (Ps 14:7), (Ps 18:42), (Ps 18:50), (Ps 20:6), (Ps 21:2), (Ps 21:6), (Ps 22:2), (Ps 28:8), (Ps 35:9), (Ps 42:6), (Ps 42:11), (Ps 43:5), (Ps 44:5), (Ps 62:2), (Ps 62:3), (Ps 62:7), (Ps 67:3), (Ps 68:20), (Ps 69:30), (Ps 70:5), (Ps 74:12), (Ps 78:22), (Ps 88:2), (Ps 89:27), (Ps 91:16), (Ps 96:2), (Ps 98:2), (Ps 98:3), (Ps 106:4), (Ps 116:13), (Ps 118:14), (Ps 118:15), (Ps 118:21), (Ps 119:123), (Ps 119:155), (Ps 119:166), (Ps 119:174), (Ps 140:8), (Ps 149:4), (Isa 12:2), (Isa 12:3), (Isa 25:9), (Isa 26:1), (Isa 26:18), (Isa 33:2), (Isa 33:6), (Isa 49:6), (Isa 49:8), (Isa 51:6), (Isa 51:8), (Isa 52:7), (Isa 52:10), (Isa 56:1), (Isa 59:11), (Isa 59:17), (Isa 60:18), (Isa 62:1), (Jonah 2:10), (Hab 3:8)
Nama Ibrani Yeshua (ישוע) berasal dari nama Ibrani Yosua, Yehoshua (יהושע – yod he vav shin ayin) yang artinya “YAH adalah Keselamatan”, yang kadang-kadang muncul dalam bentuk singkatnya, Yeshua.
Pencarian terhadap nama Ibrani “Yehoshua” (יהושע) di dalam teks Alkitab Ibrani, dapat kita temukan dalam 198 ayat sebagai berikut:
(Exod 17:9), (Exod 17:10), (Exod 17:13), (Exod 17:14), (Exod 24:13), (Exod 32:17), (Exod 33:11), (Num 11:28), (Num 13:16), (Num 14:6), (Num 14:30), (Num 14:38), (Num 26:65), (Num 27:18), (Num 27:22), (Num 32:12), (Num 32:28), (Num 34:17), (Deut 1:38), (Deut 3:28), (Deut 31:3), (Deut 31:7), (Deut 31:14), (Deut 31:23), (Deut 34:9), (Josh 1:1), (Josh 1:10), (Josh 1:12), (Josh 1:16), (Josh 2:1), (Josh 2:23), (Josh 2:24), (Josh 3:1), (Josh 3:5), (Josh 3:6), (Josh 3:7), (Josh 3:9), (Josh 3:10), (Josh 4:1), (Josh 4:4), (Josh 4:5), (Josh 4:8), (Josh 4:9), (Josh 4:10), (Josh 4:14), (Josh 4:15), (Josh 4:17), (Josh 4:20), (Josh 5:2), (Josh 5:3), (Josh 5:4), (Josh 5:7), (Josh 5:9), (Josh 5:13), (Josh 5:14), (Josh 5:15), (Josh 6:2), (Josh 6:6), (Josh 6:8), (Josh 6:10), (Josh 6:12), (Josh 6:16), (Josh 6:22), (Josh 6:25), (Josh 6:26), (Josh 6:27), (Josh 7:2), (Josh 7:3), (Josh 7:6), (Josh 7:7), (Josh 7:10), (Josh 7:16), (Josh 7:19), (Josh 7:20), (Josh 7:22), (Josh 7:23), (Josh 7:24), (Josh 7:25), (Josh 8:1), (Josh 8:3), (Josh 8:9), (Josh 8:10), (Josh 8:13), (Josh 8:15), (Josh 8:16), (Josh 8:18), (Josh 8:21), (Josh 8:23), (Josh 8:26), (Josh 8:27), (Josh 8:28), (Josh 8:29), (Josh 8:30), (Josh 8:35), (Josh 9:2), (Josh 9:3), (Josh 9:6), (Josh 9:8), (Josh 9:15), (Josh 9:22), (Josh 9:24), (Josh 9:27), (Josh 10:1), (Josh 10:4), (Josh 10:6), (Josh 10:7), (Josh 10:8), (Josh 10:9), (Josh 10:12), (Josh 10:15), (Josh 10:17), (Josh 10:18), (Josh 10:20), (Josh 10:21), (Josh 10:22), (Josh 10:24), (Josh 10:25), (Josh 10:26), (Josh 10:27), (Josh 10:28), (Josh 10:29), (Josh 10:31), (Josh 10:33), (Josh 10:34), (Josh 10:36), (Josh 10:38), (Josh 10:40), (Josh 10:41), (Josh 10:42), (Josh 10:43), (Josh 11:6), (Josh 11:7), (Josh 11:9), (Josh 11:10), (Josh 11:12), (Josh 11:13), (Josh 11:15), (Josh 11:16), (Josh 11:18), (Josh 11:21), (Josh 11:23), (Josh 12:7), (Josh 13:1), (Josh 14:1), (Josh 14:6), (Josh 14:13), (Josh 15:13), (Josh 17:4), (Josh 17:14), (Josh 17:15), (Josh 17:17), (Josh 18:3), (Josh 18:8), (Josh 18:9), (Josh 18:10), (Josh 19:49), (Josh 19:51), (Josh 20:1), (Josh 21:1), (Josh 22:1), (Josh 22:6), (Josh 22:7), (Josh 23:1), (Josh 23:2), (Josh 24:1), (Josh 24:2), (Josh 24:19), (Josh 24:21), (Josh 24:22), (Josh 24:24), (Josh 24:25), (Josh 24:26), (Josh 24:27), (Josh 24:28), (Josh 24:29), (Josh 24:31), (Judg 1:1), (Judg 2:6), (Judg 2:7), (Judg 2:8), (Judg 2:21), (Judg 2:23), (1Sam 6:14), (1Sam 6:18), (1Kgs 16:34), (2Kgs 23:8), (1Chr 7:27), (Hag 1:1), (Hag 1:12), (Hag 1:14), (Hag 2:2), (Hag 2:4), (Zech 3:1), (Zech 3:3), (Zech 3:6), (Zech 3:8), (Zech 3:9), (Zech 6:11)
Dalam teks Masoretik dari Alkitab Ibrani, nama “Yeshua” juga muncul dalam bentuk varian lain yakni “Yehoshua” (יהושוע – yod he vav shin vav ayin), dapat ditemukan dalam 2 ayat: (Deut 3:21), (Judg 2:7).
Namun pencarian terhadap nama “Yahshua” (יהשע) ataupun “Yahshuah” (יהשוה) di dalam seluruh teks Masoretik dari Alkitab Ibrani asli, hasilnya nihil.
Dari sini kita bisa melihat secara bukti tekstual Kitab Suci, bahwa penyebutan nama sakral “Yahshua” oleh sekte “Sacred Name Movement” itu tidak berdasar. Itu hanyalah rekaan manusia yang ingin menuruti seleranya sendiri dengan menempelkan nama suci YAH kepada nama Yesus (Yeshua), menjadi “YAHshua”, dan mengklaim bahwa itu adalah satu-satunya Nama yang olehnya kita dapat diselamatkan, sekaligus mengajak ataupun membingungkan orang-orang yang percaya kepada nama Yesus, untuk menolak, menyangkali dan menghujat Nama Yesus, dengan menyebutnya sebagai nama elohim lain (Zeus/Satan).
Implikasi dan konsekuensi serius dari rencana Satan melalui sekte “Sacred Name Movement” adalah untuk menghancurkan baik Nama maupun Firman Yesus Kristus di dalam kehidupan orang-orang percaya, dengan membalikkan anak-anak Elohim untuk melepaskan “senjata terkuat” yang dimiliki Orang-orang Percaya untuk berperang melawan kuasa-kuasa kegelapan. Ada terlalu banyak ayat di dalam Alkitab yang mencantumkan tentang kuasa berdiri di atas dasar Firman Elohim dalam doa, di dalam Nama Yesus (atau Yeshua).
Yang paling ditolak dan dibenci oleh mereka adalah janji Markus 16:15-20:
Lalu Dia berkata kepada mereka, “Pergilah kamu ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Dan tanda-tanda ini akan menyertai mereka yang percaya: mereka akan mengusir roh-roh jahat dalam NAMA-Ku, mereka akan berbicara dengan bahasa-bahasa yang baru, mereka akan memegang ular, dan jika mereka minum sesuatu yang mematikan hal itu sekali-kali tidak akan mencelakakan mereka, mereka akan menumpangkan tangan atas orang sakit dan orang itu akan sembuh.” Setelah berbicara dengan mereka, lalu Tuhan terangkat ke surga dan duduk di sebelah kanan Elohim. Maka pergilah mereka memberitakan Injil ke mana-mana dan Tuhan turut bekerja bersama mereka dan meneguhkan pemberitaan firman itu melalui tanda-tanda yang menyertainya. Amin.
Keselamatan tidak ditentukan oleh kemampuan seseorang mengucapkan dengan benar nama Elohim di dalam bahasa Ibrani, namun ditentukan sepenuhnya oleh relasi kita dengan Yeshua haMashiach (Yesus Kristus). Dalam Perjanjian Baru, keselamatan diperoleh hanya oleh pertobatan (“mengubah pola pikiran”) dan mempercayai secara pribadi Yeshua/YHVH yang dikorbankan sebagai kapparah(penebusan) bagi dosa-dosa kita, bahwa Dia telah mati dan dikuburkan, dan bahwa Dia dibangkitkan dari antara orang mati di dalam pembenaran dalam kemuliaan-Nya dan mengambil kedudukan sebagai Kohen Gadol (Imam Besar) kita di surga (1 Korintus 15:3-4). Tidak ada Mediator lain di hadapan Bapa dan tidak ada Nama lain yang diberikan kepada umat manusia untuk keselamatan (Kisah 4:12).
Nama Yeshua, ditransliterasi ke dalam bahasa Yunani sebagai ᾽Ιησοῦς (diucapkan yay-soos), dengan sigma akhir (ς) yang dibutuhkan dalam kasus nominatif untuk menunjukkan sebuah nama tepat. Dalam bahasa Latin nama tersebut dituliskan IESUS, meskipun dalam bahasa Inggris kuno, suara “y” diterjemahkan sebagai “j”, dan dari situlah kita mendapatkan nama “JESUS”, yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa Indonesia menjadi “YESUS”, Iesu (Jepang), Ihu (Maori), Yesou (Kanton), Yesaw (Taiwan), Yasu (Hakka), Isa (Turkmenistan), Isus (Romania), Isa (Kurdi), Iosa (Irlandia), Jezi (Haiti), Jisu (Fiji), Jezusi (Albania), dan seterusnya.
Dalam bahasa Aramik, nama Yesus diucapkan ܝܫܘܥ “Yeshuus” atau “Eashoa”, sedangkan dalam bahasa Syria kuno diucapkan ܝܫܘܥ “Isho” atau “Eesho”. Orang-orang Kristen Syria Timur yang memakai Kitab Suci Aramik dan Peshitta Syria mempertahankan nama “Eesho” untuk menyebut nama Yesus.
Jadi apakah hanya orang-orang dari sekte “Sacred Name Movement” saja yang diselamatkan karena mereka “tahu” nama kudus juruselamat umat manusia? Sedangkan orang-orang percaya lain yang tidak menyebut “nama kudus” itu dengan benar maka secara otomatis artinya memanggil Satan/Lucifer sebaga Tuhan mereka?
Pada waktu pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, banyak orang Yahudi dari seluruh penjuru dunia dari berbagai bahasa berkumpul di Yerusalem, dan mereka mendengar murid-murid Yesus berbicara dalam bahasa mereka masing-masing tentang perkara-perkara ajaib yang dikerjakan Elohim. Mereka akhirnya bertobat dan memberi dibaptis di dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa.
Kisah 2:9 Yaitu orang-orang Partia, dan Media, dan Elam, dan yang tinggal di Mesopotamia, dan Yudea, dan Kapadokia, Pontus, dan Asia, Frigia, dan Pamfilia, Mesir, dan wilayah-wilayah Libya yang berdekatan dengan Kirene, dan para pendatang dari Roma, baik orang-orang Yahudi maupun orang-orang lain penganut agama Yahudi, orang-orang Kreta, dan orang-orang Arab. Kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita masing-masing tentang perkara-perkara ajaib yang dilakukan Elohim.”
Kisah 2:38,41 Petrus menjawab, “Bertobatlah, dan hendaklah kamu masing-masing dibaptiskan dalam Nama YESUS Kristus untuk penghapusan dosamu, dan kamu akan menerima karunia Roh Kudus.” Mereka yang menerima perkataan itu memberi diri dibaptis, dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Jadi apakah orang-orang Yahudi dari berbagai negara dengan berbagai bahasa ini menerima pengampunan dosa dan karunia Roh Kudus karena menyebut nama Ibrani “Yahshua” dengan baik dan benar?
Apakah Paulus menggunakan “nama kudus Yahshua (versi Sacred Name Movement)” untuk memberitakan Injil kepada orang-orang non Yahudi di Asia Kecil yang berbahasa Yunani? Jadi apakah seluruh jemaat gereja di Asia Kecil itu semuanya binasa dan masuk neraka karena memanggil nama Iesous Christossebagai Tuhan dan Juruselamat mereka, ketimbang memanggil-Nya “Yahshua”? Lalu jika jemaat Kristen di Asia Kecil ini memang binasa, kenapa Tuhan Yesus menurunkan wahyu kepada Rasul Yohanes untuk mengirimkan surat kepada ke-7 jemaat di Asia Kecil – jemaat non Yahudi yang adalah buah dari hasil pemberitaan Injil Rasul Paulus dengan menggunakan nama Yunani Iesous Christos?
Mengenai “sekte” Sacred Name Movement, yang menimbulkan perpecahan di dalam tubuh Kristus dan merusak iman sebagian orang, rasul Paulus dalam suratnya kepada jemaat Galatia – jemaat yang meninggalkan Injil kasih karunia dan menerima “Injil” lain – memperingatkan:
Galatia 5:19-21 Perbuatan kedagingan itu telah nyata, yaitu: perzinaan, persundalan, kenajisan, nafsu liar, penyembahan berhala, sihir, permusuhan, perbantahan, iri hati, amarah, persaingan, perselisihan, PENGAJARAN SESAT (Yunani: hairesis; heresy, SEKTE-SEKTE, ajaran sesat), kedengkian, pembunuhan, kemabukan, pesta pora, dan sebagainya. Tentang hal-hal itu, aku katakan kepadamu, sebagaimana pernah kukatakan sebelumnya, bahwa mereka yang melakukan hal-hal seperti itu tidak akan mewarisi kerajaan Elohim.
Rasul Paulus memberi peringatan kepada orang-orang yang memberitakan “Injil” lain:
Galatia 1:8,9 Namun, jika kami atau malaikat dari surga memberitakan injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, biarlah ia terkutuk! Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, dan sekarang kukatakan lagi, jika seseorang memberitakan kepadamu injil yang berbeda dari yang telah kamu terima, biarlah ia terkutuk!

Kesimpulan

Jangan terpaku pada pengucapan istilah Ibrani sehingga kita menjadi sok linguistik – atau lebih buruk – gnostik! Bagi orang-orang yang dibesarkan menggunakan alfabet berbasis bahasa Latin, nama “Jesus Christ”, “Yesus Kristus” adalah gelar yang memadai untuk merujuk kepada Juruselamat dan Tuhan, meskipun juga harus dipahami untuk merujuk kepada status dan peranan-Nya sebagai Raja Israel yang diurapi dan dunia …
Alkitab berbicara tentang “Nama di atas segala Nama” dan menerapkannya langsung kepada Yeshua Juruselamat kita: “… dalam nama Yesus, setiap lutut harus bersujud, di surga dan di bumi dan di bawah bumi, dan setiap lidah mengakui bahwa Yesus Kristus adalah TUHAN (yaitu, Yeshua adalah YHVH) untuk kemuliaan Elohim Bapa (Flp. 2:9-11).

Referensi: