Kemenangan Donald Trump yang tidak diduga-duga terhadap Hillary Clinton dalam pemilihan presiden AS, yang sangat diunggulkan dalam seluruh polling sebelum pemilu, kelihatannya tidak masuk akal dan berlawanan dengan hukum alam dan pola pikir logis. Namun beberapa rabbi Yahudi mempunyai penjelasan yang sangat sederhana: Itu kehendak Elohim.
Rabbi Yosef Berger, rabbi pengawas tempat peristirahatan terakhir Raja Daud di Gunung Zion, sangat mengenal faktor spiritual kepemimpinan. Baginya sangat jelas apa yang membalikkan keadaan sehingga situasi berubah menjadi menguntungkan bagi calon Partai Republik yang tidak diunggulkan ini.
yosef-berger
Rabbi Yosef Berger (paling kiri) menyaksikan seorang pemimpin rabbi menuliskan huruf terakhir pada gulungan kitab Torahnya. Gulungan kitab Torah ini ditulis Rabbi Yosef Berger untuk dipersembahkan kepada “Messias” pada waktu kedatangannya.
“Aku sudah tahu berbulan-bulan lamanya bahwa Donald Trump akan memenangkan pemilu,” kata Rabbi Berger. “Gematria (numerologi) nama Donald Trump adalah “Moshiach” (Messias). Dia berhubungan dengan proses Messianis yang sekarang ini sedang terjadi. Pada waktu dia berjanji untuk memindahkan Kedutaan Besar Amerika ke Yerusalem, dia menghubungkan dirinya dengan “kuasa” Moshiach, yang memberikan kepadanya dorongan yang dia butuhkan. Jika Anda berpisah dari Yerusalem, malapetaka akan mengikuti.”
Ketika membicarakan gematria (numerologi) Ibrani, nampak jelas bahwa Trump memiliki sisi spiritual. Rabbi Berger menunjukkan gematria untuk Donald Trump dalam Ibrani (דונלד טראמפ) adalah 424, yang sama dengan gematria “Messias untuk Keluarga Daud” (משיח בן דוד). Ben Ish Chai, seorang ahli hukum Yahudi yang menguasai kabbalistik yang hidup di Baghdad 150 tahun lalu, menafsirkan angka 212 sebagai waktu kesusahan bagi Israel sebelum Pembebasan Terakhir. Gematria Trump dua kali lipatnya, menunjukkan proses Messianis yang sedang berlangsung.
Rabbi Berger sangat jelas bagaimana pemilu AS ini sesuai dalam proses Messias, “Sebagai keturunan spiritual bangsa Edom yang ada di Alkitab, Amerika punya peranan sangat penting dalam proses Messias. Tapi supaya “sesuai untuk peranan” tersebut, Amerika harus rendah hati,” kata Rabbi Berger.
“Dalam rangka mendirikan Kerajaan-Nya, Elohim harus menciptakan kebingungan, situasi dimana rencana-rencana terbaik yang dijalankan orang-orang paling berkuasa di bumi, menjadi sia-sia.”
Rabbi mengutip amsal yang sangat terkenal,
Amsal 16:9 (ILT) Hati manusia merancangkan jalannya, tetapi YAHWEH menetapkan langkahnya.
“Orang luar ini, yang bahkan ditolak partainya sendiri, dicemooh media, bisa menang meskipun bertentangan dengan prediksi-prediksi para ahli,” kata Rabbi Berger.
Rabbi Hillel Weiss, juru bicara Sanhedrin, juga melihat kepentingan Elohim atas Israel sebagai bagian dari pemilu. Dia mengatakan bahwa bagian kemenangan Trump, adalah sebagai reaksi terhadap kebijakan-kebijakan Presiden Barack Obama terhadap Israel.
Hillel-weiss-8
Rabbi Hillel Weis, juru bicara Sanhedrin
“Presiden Obama menjadikan dirinya sangat jelas berpihak kepada Hillary. Jelas bahwa Hashem (Elohim) ambil bagian dalam proses politik ini, memakainya untuk mengganjar Presiden Obama dan mereka-mereka yang berusaha mencelakai Israel,” kata Rabbi Weiss.
“Dengan mengijinkan Iran menjalankan program nuklir yang jelas-jelas bukan untuk tujuan damai, dengan berdiri berseberangan dengan Israel dan mengijinkan PBB membuat resolusi-resolusi untuk mencelakai Israel, Obama menjadikan dirinya  musuh Israel.”
“Seluruh pakar dan media, yang menciptakan dunia mereka sendiri dengan kata-kata yang busuk, mereka berusaha menentang Trump,” tambah Rabbi Weiss. “Mereka berusaha menciptakan situasi dan kondisi yang membuat Trump tidak bisa menang. Pada akhirnya, itu gagal. Hashem membawa kita kepada Yerusalem yang lebih besar, dan siapa pun yang menentangnya, ditakdirkan untuk gagal.”
Kemenangan tipis Donald Trump ditambah fakta bahwa di sepanjang kampanye yang berlangsung panas, Hillary Clinton secara konsisten selalu unggul dalam polling-polling sebelum pemilu, menjadikan kemenangan Trump semakin mencengangkan.
Pada satu titik, Hillary Clinton unggul memimpin dengan dua digit mencapai 17 poin. Polling CNN bulan Juni memprediksi Hillary akan menang banyak mencapai 24 persen. Bahkan, hingga sehari sebelum pemilu, polling-polling utama memberikan kandidat Demokrat ini selisih 5 persen. Meskipun Trump menang dalam badan pemilu presiden dengan margin lebar (279 dibanding Hillary 218), voting populer menunjukkan cerita berbeda, dimana Hillary sebenarnya menang satu persen.
Dalam pemilu sepenting ini, marginnya sangat tipis. Dengan masa depan dunia superpower dalam keseimbangan, sangat jelas bahwa kemenangan yang sudah di depan mata itu melayang di hadapan para elite politik konvensional, prediksi-perdiksi media, dan harapan dari para pemimpin dunia internasional, tidak termasuk banyak orang Amerika sendiri, dan ini sepenuhnya karena faktor “luar.”
Kekalahan Hillary Clinton yang sangat menyakitkan ini tergambar dari apa yang dilaporkan wartawan R. Emmet Tyrrell Jr. untuk kantor berita The American Spectator:
Sumber-sumber mengatakan kepada The American Spectator bahwa pada Selasa malam, sesudah Hillary menyadari bahwa dia telah kalah, dia mengamuk. Perwira-perwira Secret Service mengatakan kepada setidaknya satu sumber bahwa dia mulai berteriak-teriak, mengumpat kata-kata kotor dan menghancurkan perabot. Dia mengambil barang-barang dan melemparkannya kepada para pelayan dan staff. Dia mengamuk tanpa terkendali. Para pembantunya tidak mengijinkan dia muncul ke hadapan publik. Perlu waktu berjam-jam untuk menenangkan dia.
Menurut pembawa acara talkshow radio Todd Kincannon, seorang reporter CNN menyaksikan insiden ini, tapi dilarang untuk melaporkannya. Dia membagikan sebagian detail-detailnya ke media sosial:
Reporter CNN mengatakan kepadaku bahwa Hillary menjadi bengis secara fisik kepada Robby Mook dan John Podesta kira-kira tengah malam; dan perlu segera dikendalikan…
Dia berada dalam kondisi “mengamuk seperti orang psikotik (gila)” menurut rekan reporterku. Dokter menambahkan obat penenang kepadanya…
Ini menjawab kebingungan publik tentang mengapa mantan Sekretaris Negara Hillary Clinton meninggalkan seluruh pendukungnya menyusul kekalahannya pada pemilu presiden minggu lalu.

Gematria Presiden Barack Hussein Obama

Gematria adalah suatu metode untuk menempatkan suatu nilai numerik terhadap setiap huruf-huruf Ibrani. Para rabbi mengajarkan bahwa menghitung Gematria dari nama-nama Ibrani dan kata-kata Ibrani, dapat mengungkap lapisan-lapisan arti yang tersembunyi dengan cara menghubungkan kata-kata dan frase-frase kata yang punya jumlah angka yang sama.
Sekilas tentang apa yang dikatakan para numerolog Yahudi mengenai Presiden Barack Obama mengungkapkan kebenaran-kebenaran yang tidak menyenangkan, yang mengkonfirmasi apa yang sudah diperbuatnya selama ini.
Ahli Torah Joel Gallis dan Dr. Robert Wolf, yang mengajar Alkitab selama hampir dua dekade, adalah dua orang ahli dalam membuat hubungan-hubungan melalui numerologi Gematria.
Gallis dan Wolf menyatakan bahwa Obama ditakdirkan untuk memimpin, karena Gematria dari nama lengkapnya, Barack Hussein Obama (בּרק חוסיין אובּאמה), adalah 501, sama dengan Gematria dari kata ראש (kepala, atau pemimpin). Menjadi seperti apa sifat kepemimpinannya terungkap melalui perhitungan lainnya: periode jabatan pertama Obama adalah sebagai presiden ke-44 dari Amerika Serikat, dan kata ke-44 di dalam Torah adalah ולחשׁך (dan kepada kegelapan).
Kejadian 1:5 Dan kepada terang Elohim menyebutnya siang, dan kepada kegelapanDia menyebutnya malam… (ILT)
Meskipun Obama menyebut dirinya sebagai orang Kristen, seperti agama ibunya, numerologi nama Obama justru menunjukkan hubungan Obama dengan Islam, agama yang dipeluk oleh ayah adopsinya, Soetoro, waktu hidup di Jakarta Indonesia dan agama ayah biologisnya, orang Kenya. Gematria dari nama lengkap Barack Hussein Obama sama dengan Gematria dari kata  יִּשְׁמְעֵאלִּים (orang Ishmael), yang dianggap oleh kebanyakan ahli Alkitab sebagai mewakili bangsa-bangsa Arab dan dunia Islam. Gematria dari Barack Obama, tanpa nama tengahnya (בּרק אובּאמה), adalah 357, sama nilainya dengan קוראן (Quran), kitab suci orang Ishmael.
Gallis dan Wolf juga menemukan petunjuk mengenai posisi Obama di dalam proses Messianik. Di Gunung Sinai, Musa menubuatkan tentang apa yang akan terjadi kepada bangsa Israel pada Hari-hari Terakhir.
Ulangan 31:29 (ILT) Sebab aku tahu bahwa sesudah aku mati, kamu akan benar-benar merusak dirimu dan menyimpang dari jalan yang telah aku perintahkan kepadamu. Dan malapetaka akan menimpa kamu di kemudian hari karena kamu telah berbuat jahat di mata YAHWEH, sehingga membuat Dia murka dengan perbuatan tanganmu.”
Musa menubuatkan bahwa malapetaka akan menimpa Israel sebagai akibat perbuatan-perbuatan mereka sendiri (במעֲשֵה יְַדֵיכֶם). Gematria dari במעֲשֵה יְַדֵיכֶם adalah 501, sama dengan Barack Hussein Obama, yang terpilih selama dua periode oleh lebih dari 70% orang Yahudi di Amerika, meskipun keputusan-keputusan politiknya yang anti-Israel dan anti-Kristus.
Dalam ayat tersebut Musa menggunakan kata וְקָרָאת (dan itu akan terjadi). Satu-satunya tempat lain dimana bentuk kata ini digunakan di seluruh Torah adalah ketika seorang malaikat memberitahu Hagar bahwa dia sedang mengandung, dan bahwa dia harus menyebut nama anaknya Ishmael (Kejadian 16:11). Malaikat itu menubuatkan masa depan Ishmael:
Kejadian 16:12 Dan dia akan menjadi manusia keledai liar, tangannya melawan setiap orang dan tangan setiap orang melawan dia; dan dia akan tinggal berhadap-hadapan dengan semua saudaranya.” (ILT)
Meskipun Obama selalu menyerukan perdamaian, dan dia memenangkan hadiah Nobel Perdamaian tahun 2009, Obama menggenapi nubuatan mengenai pengaruh Ishmael di dunia ini melalui peranan penghancurannya, seperti yang dikatakan oleh Musa mengenai Akhir Zaman. Bulan April 2016 kemarin, Obama mengklaim dalam sebuah pidato di Jerman bahwa kita sekarang ini hidup dalam “era yang paling damai” di dalam sejarah. Namun, sebuah studi terakhir oleh Mida, majalah online Israel liberal mengenai politik dan opini, menunjukkan bahwa jumlah orang yang mati terbunuh dalam perang di seluruh dunia di bawah pemerintahan Obama ini 80% lebih banyak dibandingkan pada masa George W. Bush. Termasuk bangkitnya kekuatan fundamental Negara Islam, ISIS, yang melakukan genosida terhadap kaum minoritas dan orang-orang Kristen di Timur Tengah dalam masa pemerintahan Obama. Dalam setiap pernyataannya, Obama selalu menolak penggunakan kata ISIS (Islamic State of Iraq and Syria), dan selalu menggunakan kata ISIL (Islamic State of Iraq and the Levant), yang menunjukkan intensi tersembunyinya untuk menguasai wilayah Tanah Israel. Levant adalah wilayah yang meliputi Israel, Yordania, Lebanon, Palestina, Syria.
Gematria nama lengkap Obama juga sama dengan Gematria dari frase kata מי  במים ומי באשׁ (siapa dengan air dan siapa dengan api). Ini merupakan metode pertama dari pembalasan Ilahi yang tercantum dalam liturgi doa yang diucapkan orang Yahudi pada hari raya Rosh Hashanah dan Yom Kippur.
“Gematria dari Barack Obama בּרק אובּאמה adalah 357, hanya kurang SATU dari 358 dari Mashiach (Messias Ibrani). Tetapi SATU yang kurang itu adalah Hashem, Penguasa Alam Semesta yang adalah SATU. Tanpa Elohim di sisinya, dia tidak lain dari seorang messias palsu.”
Sepanjang sejarah Yahudi ada dua sumber penindasan, yaitu keturunan Ishmael dan keturunan Esau. Keturunan Esau termasuk Amalek, Haman dan Hitler. Jejak berdarah tangan Esau ada pada mereka semuanya. Esau selalu menjadi pemrakarsa kekerasan terhadap orang Yahudi dan itu dimulai sejak 3600 tahun lalu menurut Midrash HaGadol, Bereishis 28:9. Esau mendekati pamannya Yishmael dan mengatakan kepadanya bahwa ada kebiasaan untuk membunuh saudara, seperti Kain membunuh Habel. Dia menyarankan Yishmael untuk membunuh saudaranya Ishak, dan dia sendiri akan membunuh saudaranya Yakub, supaya mereka dapat mewarisi dunia.
Sesudah itu, Esau sendiri berencana akan membunuh Yishmael dan menguasai dunia bagi dirinya sendiri. Esau mengetahui bahwa satu-satunya cara Yakub dan orang Yahudi dapat dikalahkan adalah menggabungkan kekuatan dengan Ishmael. Esau dan Ishmael bergabung menjadi satu pada saat Esau mengawini Mahalath, anak perempuan Ishmael (Kejadian 28:9). Mahalath kemudian menjadi penghubung kekuatan antara Esau dengan Ishmael. Dan ancaman yang timbul dari penyatuan ini akan mencapai klimaksnya di dalam perang Gog dan Magog di Akhir Zaman.

Apakah Trump Pemimpin yang Diramalkan Akan Menyatukan Kekristenan Menghadapi Radikalisme Islam?

Rabbi Zamir Cohen, sarjana ternama pemimpin Yeshiva Beitar Illit, mengatakan dalam salah satu ceramahnya bahwa Donald Trump mungkin adalah pemimpin yang diramalkan literatur Yahudi, yang akan mengumpulkan orang-orang Kristen menghadapi anak-anak Ishmael pada masa sebelum Messias. Dalam ramalan yang sama, dia menunjukkan hal-hal lain yang sudah terjadi dalam dunia Arab.
rav-zamir-cohen
Rabbi Zamir Cohen
“Malbim menulis bahwa sebelum kedatangan Messias, dunia akan terbagi menjadi dua kelompok: Bnei Yishmael (Muslim) dan Bnei Edom (Kristen),” kata Rabbi Zamir Cohen, “Menurut ramalan, Bnei Yishmael akan bergabung menjadi satu, namun orang-orang Kristen akan tetap tenang, bahkan apatis, meskipun menghadapi ancaman bahaya.”
Rabbi Cohen berbicara tentang Rabbi Meir Leibush ben Yehiel Michel Wisser, yang dikenal dengan nama Malbim, seorang pengajar Alkitab terkenal abad ke-19. Ramalannya menggambarkan dunia Barat yang apatis menghadapi ancaman mengerikan dari dunia Muslim, menyerupai peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi sekarang ini. Dalam tahun-tahun terakhir, Islam radikal dibiarkan bertumbuh subur di Timur Tengah dan yang sekarang ini sedang menyebar ke seluruh dunia.
Rabbi menambahkan, “Ramalan ini berlanjut dengan mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan mengumpulkan orang-orang Kristen dan berkata, ‘Cukup! Kami muak dengan Islam!’,” jelas Rabbi Cohen, “Ini tidak ada bandingannya, sesuatu yang akan kita lihat terjadi di dunia, seorang pemimpin yang berdiri dan berkata bahwa dia akan menyudahi aksi-aksi Islam, dan bahwa dia tidak takut, dan adalah waktunya untuk menghukum orang-orang fanatik ini atas apa yang mereka perbuat.”
Namun Rabbi Cohen memperingatkan, “Adalah mustahil untuk memastikan bahwa Trump adalah pemimpin yang diramalkan tersebut. Tapi gaya bicaranya, bahwa dia tidak perduli dengan apa yang dia katakan atau bagaimana reaksi orang-orang, mungkin memang dialah orang yang dimaksud.”
Rabbi menunjukkan Kitab Amsal sebagai petunjuk apakah “perkembangan yang belum pernah terjadi” ini baik atau tidak bagi Israel.
Amsal 21:1 (AYT)  Hati raja seperti aliran air sungai dalam tangan TUHAN, Ia mengalirkannya ke mana saja Ia inginkan.
“Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa tindakan-tindakan para pemimpin diarahkan oleh Hashem (Elohim) sendiri,” jelas Rabbi Cohen.
“Trump punya pilihan bebas sebelum dia terpilih. Sekarang [bahwa dia sudah menjadi pemimpin] dia tidak punya lagi pilihan bebas, khususnya mengenai memerintah negara, atau bagaimana berhubungan dengan Israel,” kata Rabbi Cohen. “Seluruh janji-janji yang diucapkan Trump sampai sekarang, aku percaya dia bersungguh-sungguh. Tapi apakah dia benar-benar akan melakukannya atau tidak, bukan dalam kekuasaannya.”
“Sebagai pemimpin Amerika, apa yang dia putuskan pada akhirnya ada dalam tangan Hashem, dan itu diputuskan sesuai perbuatan-perbuatan kita,” kata Rabbi Cohen, mengutip ayat dari Kitab Mazmur.
Mazmur 68:35 (ILT) Akuilah kekuatan Elohim, keagungan-Nya ada atas Israel, dan kekuatan-Nya di awan-awan.
Rabbi Cohen menggambarkan bagaimana pada saat bersamaan, peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia Arab dan Muslim sesuai dengan ramalan Malbim.
“Hari ini, kita melihat dunia Islam bergerak semakin hari semakin ekstrim,” kata Rabbi Cohen, “Mereka mengembalikan hari-hari zaman Nabi mereka, memenggal kepala orang-orang, hal-hal yang benar-benar tidak masuk akal. Tidak dapat dipercayai bahwa mereka mengembalikan hal-hal seperti ini dalam generasi kita. Mereka mendirikan negara yang bercita-cita menaklukkan seluruh dunia Muslim, yang disebut Negara Islam.”
“Namun Hashem, dalam belas kasihan-Nya, telah membuat mereka saling berperang di antara mereka sendiri sekarang ini. Ini jelas-jelas merupakan penggenapan nubuat Yesaya,” tambah Rabbi Cohen.
Yesaya 19:2 (ILT)  Dan Aku akan menggerakkan orang Mesir melawan orang Mesir lainnya, dan mereka akan berperang, masing-masing melawan saudaranya sendiri, dan masing-masing akan melawan tetangganya; kota melawan kota, kerajaan melawan kerajaan.
Kondisi-kondisi yang digambarkan rabbi ini benar-benar sedang digenapi di depan mata. Walaupun terjadi beberapa serangan mengerikan terhadap Barat, peperangan paling sengit oleh para ekstrimis Islam terjadi dalam konflik-konflik internal mereka sendiri. Serangan teroris Islam di Eropa dan Amerika sangat “kecil” dibandingkan perang sipil di Syria dimana lebih dari 300.000 orang telah tewas di negara itu. Sekarang ini, dalam pertempuran sengit yang sedang berlangsung, pasukan Iraq berjuang merebut Mosul dari Negara Islam.
Rabbi Yosef Berger, rabbi dari Makam Raja Daud di Gunung Zion Yerusalem, mengatakan bahwa “Perkembangan-perkembangan politik yang tidak logis merupakan komponen yang diperlukan Messias.”
“Ketika perkembangan-perkembangan politik menggambarkan apa yang tertulis dalam Torah, itu adalah indikasi jelas bahwa kita sedang mendekat kepada geulah (Pembebasan),” jelas Rabbi Berger. “Perkembangan-perkembangan ini tidak mengikuti pola pikir logis. Bangsa-bangsa Arab berkata mereka ingin menghancurkan Israel, tapi apa yang sesungguhnya mereka perbuat adalah saling menghancurkan satu sama lain.”
“Ini karena Hashem mengambil alih, mengarahkan peristiwa-peristiwa.”
Rabbi Cohen menyimpulkan dengan kata-kata nasihat bagaimana seseorang dapat berdampak terhadap jalannya peristiwa-peristiwa dan bahkan mempengaruhi keputusan-keputusan para raja.
“Hashem mengarahkan tindakan-tindakan para pemimpin seturut tindakan-tindakan kita. Jika kita melakukan mitzvot (perintah-perintah Elohim) dan menuruti kehendak Hashem, Dia akan mengarahkan para pemimpin untuk bertindak demi kepentingan-kepentingan terbaik bagi kita.”
Yehuda Glick, anggota parlemen Knesset dan pemimpin pergerakan Bukit Bait Suci, mengatakan tentang terpilihnya Trump sebagai presiden AS, “Aku berharap [Trump] akan naik ke Bukit Bait Suci dan, dari sumber terang dan energi di dunia, memimpin kita dalam dialog perdamaian dan rekonsiliasi.”
Pergerakan Bukit Bait Suci berusaha mendirikan kembali Bait Suci Kedua, yang dibangun pada zaman Raja Herodes. Tembok Barat, salah satu situs paling suci Yahudi, adalah bagian dari pelataran besar Bait Suci Kedua. Tepat di atas Tembok Barat adalah area yang disebut Bukit Bait Suci oleh orang-orang Yahudi, yang di situ juga terletak Dome of The Rock (Kubah Batu Karang), salah satu situ paling suci Islam.
Yehuda Glick mengatakan dia mengirimkan kepada Trump “berkat Hashem (Elohim) dari Yerusalem.”
Trump memberikan signal bahwa dia mengakui Yerusalem, bukan Tel Aviv, sebagai ibukota Israel, dan mengecam voting UNESCO yang menyangkal ikatan historis Yahudi terhadap Bukit Bait Suci. Trump juga menunjukkan dirinya sebagai “anti-globalis”, yang oleh para aktivis Bukit Bait Suci dipandang, kebijakan-kebijakannya sebagai presiden tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Israel, dan bahwa pergerakan mereka dapat berjalan tanpa takut akan tekanan kekuatan global.
Para aktivis Bukit Bait Suci melihat makna “mistis” naiknya Trump ke kursi kepresidenan sebagai campur tangan surga.

Baca juga:

Referensi:

Iklan