Lawrence Mykytiuk tidak dapat mendokumentasikan bahwa segala sesuatu yang tercatat dalam Alkitab itu terjadi. Namun yang bisa dilakukan oleh profesor Universitas Perpustakaan Purdue ini adalah menunjukkan kepada Anda bahwa banyak tokoh-tokoh yang tercatat di dalam Alkitab itu sesungguhnya benar-benar ada.
“Sementara sebagian orang meletakkan tangan mereka di atas Alkitab dan benar-benar meyakininya ketika mereka mengambil sumpah, beberapa pakar akademisi revisionis akan mengesampingkannya dan berkata, ‘Alkitab itu hanyalah tulisan dongeng.’ Saya mencari bukti-bukti nyata dan obyektif di luar Alkitab yang akan membantu mengokohkan kebenaran Alkitab, ” kata Lawrence Mykytiuk, seorang profesor ilmu perpustakaan.
Mykytiuk telah menambahkan tiga nama ke dalam daftar 50 individu Perjanjian Lama di dalam Alkitab yang diterbitkan sebelumnya, dimulai dengan Raja Daud, yang semuanya dia katakan telah diverifikasi keberadaaannya melalui penelitian yang dilakukannya. Tiga orang baru itu adalah Tattenai (juga diterjemahkan sebagai Tatnai), seorang gubernur Persia selama zaman Ezra (setelah pembuangan Babel); dan dua pejabat tinggi Babel dari Raja Nebukadnezar II: Nergal-sharezer, yang disebut pejabat “samgar“, dan Nebuzaradan, “kepala pasukan pengawal.”
Tattenai disebutkan di dalam pasal 5 kitab Ezra. Dia juga disebutkan di luar Alkitab dalam sebuah surat pada sebuah tablet tanah liat dari Raja Persia Darius Agung I, pada tahun 502 SM.
Menurut Alkitab, Nergal-sharezer dan Nebuzaradan adalah pejabat tinggi Raja Nebukadnezar II, yang pada tahun 586 SM, menghancurkan Bait Suci Pertama, serta Yerusalem, dan mengasingkan sebagian besar penduduk Yehuda yang tersisa. Mereka disebutkan pada kisah penghancuran dalam Yeremia 39:3 dan 39:9, dan Nebuzaradan juga disebutkan dalam 2Raja-raja 25. Raja mereka mencantumkan nama-nama mereka ke dalam daftar pejabat istana yang tertulis pada tablet-tablet tanah liat.
Mykytiuk telah menulis tentang penemuan terakhirnya dalam jurnal Biblical Archeology Review.
“Ketika Anda memverifikasi bahwa seseorang eksis, Anda biasanya tidak memverifikasi bahwa mereka melakukan apa yang Alkitab katakan, karena Anda biasanya tidak mendapatkan banyak informasi dari inskripsi atau Alkitab,” kata Mykytiuk. “Jika Anda mendapatkan nama orang itu, nama ayahnya, dan kedudukan atau jabatan orang itu, itu tidak memverifikasi bahwa mereka melakukan hal-hal ini dan itu. Tapi itu kadang-kadang bisa menunjukkan bahwa mereka berada dalam posisi untuk melakukan hal-hal yang dikatakan Kitab Suci. Seringkali ini adalah sejauh yang Anda bisa peroleh. Namun, ada beberapa inskripsi-inskripsi lagi yang berasal dari tetangga-tetangga Israel kuno yang menyebutkan orang-orang dan peristiwa-peristiwa dalam Perjanjian Lama, hanya saja digambarkan dari sudut pandang yang berbeda.”
Saat memverifikasi seseorang, Mykytiuk menjalankan proses tiga tahap secara seksama:
Data diperiksa untuk memastikan itu berasal dari inskripsi otentik dan tidak dipalsukan. Latar belakang dari dokumen-dokumen historis dicocokkan untuk mengkonfirmasi bahwa waktu dan tempat sosial-politik seseorang (misalnya kerajaan Yehuda) adalah sama. Mykytiuk mempertimbangkan jangka waktu sekitar 50 tahun antara orang dalam inskripsi dengan orang yang ada dalam Alkitab sebagai hal yang diijinkan, karena orang dewasa dapat aktif dalam jangka waktu tersebut.
Setidaknya tiga cara untuk mengidentifikasi individu dalam Alkitab (seperti nama orang, nama ayah, dan gelar orang tersebut) harus sesuai dengan tiga tanda pengenal individu yang sama dalam inskripsi tersebut. Tiga pencocokan identifikasi dianggap sebagai kunci kebenaran eksistensi individu tersebut, dua dianggap sebagai hipotesis yang masuk akal, atau bahkan kemungkinan hipotesis untuk suatu kecocokan, namun satu kecocokan dianggap tidak cukup.
“Kadang-kadang proses tiga tahap tidak diperlukan, karena ketika kita tahu bahwa individu yang ada dalam inskripsi dan individu dalam Alkitab sama-sama berhubungan dengan satu keadaan atau peristiwa yang sesuai dengan hanya satu orang,” kata Mykytiuk. “Misalnya, Ahab, raja Israel, memerintah selama periode pertempuran terkenal, Qarqar, yang terjadi di tahun 853 SM. Musuh Ashurnya menulis tentang “Ahab orang Israel,” salah satu raja yang dia perangi dalam pertempuran itu. Oleh karena itu, Ahab, raja Israel di dalam Alkitab, dan Ahab, raja Israel dalam pertempuran Qarqar di inskrispi Ashur kuno, pastilah orang yang sama.
Setelah menginterpretasikan inskripsi tersebut menurut data dari inskripsi-inskripsi lain di luar Alkitab, baru kemudian dia membandingkannya dengan Alkitab. “Untuk menggunakan data alkitabiah sebagai faktor penentu dalam menginterpretasikan sebuah inskripsi, dan kemudian mengklaim bahwa inskripsi tersebut mengkonfirmasi Alkitab, membuka pintu logika memutar,” katanya.
Sangat mudah untuk menjelajahi dunia online dan menemukan daftar-daftar panjang yang menyatakan bahwa itu dipenuhi dengan banyak tokoh-tokoh Alkitab lainnya yang terverifikasi, namun Mykytiuk mengatakan bahwa banyak dari daftar-daftar itu memasukkan inskripsi-inskripsi palsu dan tidak menjaga keakuratannya. Dia telah menerbitkan banyak artikel tentang masalah ini, yang dipresentasikan pada konferensi-konferensi akademis dan menerima pertanyaan-pertanyaan dari para peninjau ahli dalam studi biblika, sejarah kuno, dan arkeologi, menyesuaikan kriterianya dengan sewajarnya. Mykytiuk juga mampu membaca bahasa-bahasa yang digunakan dalam teks-teks kuno, seperti pada monumen-monumen, cincin-cincin meterai, dan cetakan-cetakan meterai pada gumpalan-gumpalan tanah liat, yang disebut bullae (tunggal: bulla), yang digunakan untuk menyegel dokumen-dokumen.
Bahasa yang dia gunakan untuk membaca inskripsi-inskripsi kuno dan Alkitab mencakup bahasa Ibrani kuno, bahasa Aramaik dan bahasa Yunani. Dia juga dapat membaca inskripsi-inskripsi dalam berbagai dialek Kanaan dan dalam bahasa-bahasa kuno lainnya, seperti Phoenicia. Dan untuk mengikuti perkembangan terkini keilmuan tentang inskripsi-inskripsi, dia membaca artikel-artikel dalam beberapa bahasa-bahasa Eropa modern.
Meskipun Alkitab Ibrani menyebutkan hampir 3000 orang, Mykytiuk menyatakan bahwa untuk jumlah yang sedemikian banyak, itu hanya mencantumkan nama orang-orang tersebut dan tidak memberikan cukup informasi spesifik tentang mereka untuk mengidentifikasi mereka dalam tulisan-tulisan kuno lainnya. Jumlah individu-individu yang kepadanya Alkitab memberikan cukup informasi untuk diidentifikasi secara spesifik, jauh lebih kecil, tidak lebih dari beberapa ratus orang saja, katanya memperkirakan. Dengan 53 orang yang disebutkan dalam Alkitab Ibrani yang sekarang telah berhasil diverifikasi selama bertahun-tahun penelitian, Mykytiuk akan beralih kepada Perjanjian Baru, pertama-tama dengan jurnal pada Biblical Archeology Review tentang 23 tokoh politik yang telah diverifikasi, kemudian pada artikel lain yang mencakup sekitar enam tokoh religius. Pada tahun 2015, dia menerbitkan sebuah jurnal di Biblical Archeology Review berjudul, “Apakah Yesus Eksis? Mencari Bukti di Luar Alkitab.”
Dia menyebut verifikasi-verifikasi semacam ini adalah gairahnya dan mengatakan bahwa hal ini sangat penting karena, “Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa tidak perlu memiliki keyakinan religius untuk memahami dan menerima sebagian besar dari apa yang dituliskan Alkitab. Ini menunjukkan bahwa bahkan berdasarkan tulisan-tulisan di luar Alkitab saja, Alkitab memang benar-benar memiliki kredibilitas historis yang besar.”

53 Tokoh: Bukti Alkitab dan Arkeologi

MESIR

  1. Shishak (= Sheshonq I), firaun, memerintah tahun 945-924 SM, 1 Raja-raja 11:40 dan 14:25, dalam inskripsi-inskripsinya, termasuk inskripsi catatan kampanye militernya di Palestina pada tahun 924 SM yang terdapat di dinding selatan eksterior Kuil Amun di Karnak di Thebes. Sheshonq juga disebut dalam fragmen stela (monumen) kemenangannya yang ditemukan di Megiddo yang berisi inskripsinya. Firaun-firaun Mesir memiliki beberapa nama, termasuk nama takhta. Diketahui bahwa nama takhta Sheshonq I, ketika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, artinya, “Terang adalah manifestasi Re, yang dipilih Amun/Re.” Inskripsi Sheshonq I di dinding Kuil Amun di Karnak di Thebes memperingati kemenangan kampanye militernya di Levant (Lebanon, Syria, Yordania, Israel, Palestina), sehingga menyajikan kemungkinan kehadirannya di wilayah tersebut. Sebuah scarab Mesir kecil yang berisi nama takhta, ditemukan di permukaan tanah di Khirbat Hamra Ifdan, yang sekarang mendokumentasikan kehadirannya di atau di dekat lokasi itu. Situs ini terletak di sepanjang Wadi Fidan, di wilayah Faynan di Yordania selatan. Sedangkan untuk periode waktu, terganggunya produksi tembaga di Khirbet en-Nahas, juga di Levant selatan, dapat dikaitkan akibat tentara Sheshonq, sebagaimana ditentukan oleh stratigrafi, penanggalan radiokarbon presisi tinggi, dan kumpulan azimat-azimat Mesir yang berasal dari penanggalan zaman Sheshonq. Pasukannya tampaknya telah secara sengaja mengganggu produksi tembaga, seperti yang terbukti baik di Khirbet en-Nahas dan juga di Khirbat Hamra Ifdan, tempat di mana scarab tersebut ditemukan. Adapun singularitas nama ini di lokasi terpencil, pasti ada yang menemukan scarab Mesir di sana, kurang lebih salah satunya berisi nama takhta Firaun yang menaklukkan ini; penemuan unik ini mengkonfirmasi tidak adanya kebingungan dengan firaun lain.
Tembok kuil Amun di Thebes
  1. So (= Osorkon IV), firaun, memerintah tahun 730-715 SM, 2 Raja-raja 17:4, hanya disebut “So, raja Mesir”.
  2. Tirhakah (= Taharqa), firaun, memerintah tahun 690-664 SM, 2 Raja-raja 19:9, dll. dalam banyak inskripsi-inskripsi hieroglif Mesir.
  3. Necho II (= Neco II), firaun, memerintah tahun 610-595 SM, 2 Tawarikh 35:20, dll., dalam inskripsi-inskripsi raja Ashur, Ashurbanipal dan Tawarikh Esarhaddon.
  4. Hophra (= Apries = Wahibre), firaun, memerintah tahun 589-570 SM, Yeremia 44:30, dalam inskripsi-inskripsi Mesir, seperti salah satu yang menggambarkan bahwa dia dikuburkan oleh penggantinya, Ahmose II (= Amasis II), dengan refleksi dalam inskripsi-inskripsi Babel mengenai Nebukadnezar mengalahkan Hophra pada tahun 572 SM dan menggantikannya di atas takhta Mesir dengan seorang jenderal, Ahmes (= Amasis), yang kemudian memberontak melawan Babilonia dan ditindas.

MOAB

  1. Mesha, raja, memerintah tahun awal sampai pertengahan abad ke-9, 2 Raja-raja 3:4-27, dalam Inskripsi Mesha, yang dia perintahkan untuk dituliskan.

ARAM-DAMASKUS

  1. Hadadezer, raja, memerintah tahun awal abad ke-9 sampai 844/842 SM, 1 Raja-raja 22:3, dll., dalam inskripsi-inskripsi Ashur dari Shalmaneser III dan juga, di stela Melqart. Alkitab Ibrani tidak menyebutkan namanya, merujuk kepadanya hanya sebagai “Raja Aram” dalam 1 Raja-raja 22:3, 31; 2 Raja-raja 5, 6:8-23. Nama lengkap raja ini ditemukan dalam beberapa inskripsi-inskripsi kontemporer Shalmaneser III, raja Ashur (memerintah tahun 858-824 SM), seperti Obelisk Hitam. Di Kurkh, sebuah monolith oleh Shalmaneser III menyatakan bahwa pada pertempuran Qarqar (853 SM), dia mengalahkan “Adad-idri [cara Ashur untuk mengucapkan Hadadezer] orang Damaskus,” bersamaan dengan “Ahab orang Israel” dan raja-raja lainnya. Hadadezer orang Damaskus “juga disebutkan dalam sebuah ukiran pada patung Shalmaneser III di Aššur. Patung ukiran yang sama kemudian menyebutkan Hadadezer dan Hazael bersama-sama sebagai musuh terburuk yang dikalahkan, yang tidak disebutkan secara kronologis. (Jangan dikacaukan dengan Hadadezer abad kesepuluh, putra Rehob dan Raja Zoba).
  2. Ben-hadad, putra Hadadezer, memerintah atau menjabat sebagai wakil raja tahun 844/842 SM, 2 Raja-raja 6:24, dll., dalam stela Melqart. Beberapa raja Damaskus mengenakan nama Bar-hadad (dalam bahasa Aramaik asli mereka, yang diterjemahkan sebagai Ben-hadad dalam Alkitab Ibrani), yang menunjukkan adopsi sebagai “putera” oleh dewa pelindung Hadad. Penandaan ini mungkin menunjukkan bahwa dia adalah putra mahkota dan/atau wakil raja bersama ayahnya Hadadezer. Nampaknya Bar-hadad / Ben-hadad adalah penerus langsung ayahnya sebagai raja, seperti tersirat oleh pembalikan kebijakan militer antara 2 Raja-Raja 6:3-23 dan 6:24. Adalah Ben-hadad, putra Hadadezer inilah, yang dibunuh Hazael dalam 2 Raja-raja 8:7-15.
  3. Hazael, raja, memerintah tahun 844/842 – sekitar 800 SM, 1 Raja-raja 19:15, 2 Raja-raja 8:8, dll., didokumentasikan dalam empat macam inskripsi: 1) Inskripsi-inskripsi Shalmaneser III menyebutnya “Hazael dari Damaskus”, contohnya inskripsi pada Patung Kurba’il. Dia juga disebut di 2) stela Zakkur di dekat Aleppo, di tempat yang sekarang bernama Syria, dan dalam 3) inskripsi-inskripsi kekang, yaitu dua inskripsi penutup mata kuda dan sebuah ornamen pada dahi kuda yang ditemukan di pulau-pulau di Yunani, dan di 4) inskripsi gading-gading jarahan perang Ashur.
  4. Ben-hadad, putra Hazael, raja, memerintah awal abad ke-8 SM, 2 Raja-raja 13:3, dll., di stela Zakkur di dekat Aleppo. Di baris 4-5, itu menyebutnya “Bar-hadad, putra Hazael, raja Aram.
  5. Rezin (= Rahianu), raja, memerintah pertengahan abad ke-8 sampai 732 SM, 2 Raja-raja 15:37, dll., dalam inskripsi-inskripsi Tiglath-pileser III, raja Ashur. Inskripsi Tiglath-pileser III merujuk pada “Rezin” beberapa kali, “Rezin dari Damaskus” dan “dinasti Rezin dari Damaskus”. Stela Tiglath-pileser III dari Iran berisi referensi eksplisit kepada Rezin sebagai raja Damaskus di kolom III, sisi kanan, A: “[baris 1] Raja-raja tanah Hatti (dan dari) orang-orang Aram di pantai barat. . . [baris 4] Rezin dari Damaskus”.

KERAJAAN UTARA ISRAEL

  1. Omri, raja, memerintah tahun 884-873 SM, 1 Raja-raja 16:16, dll, dalam inskripsi-inskripsi Ashur dan dalam Inskripsi Mesha. Karena dia mendirikan sebuah dinasti terkenal yang memerintah kerajaan utara Israel, orang-orang Ashur tidak hanya menyebut dia sebagai raja Israel, tetapi juga kepada para penguasa kemudian dari wilayah tersebut sebagai raja-raja dari “rumah Omri” dan wilayah itu sendiri secara literal disebut “rumah Omri”. Banyak raja Israel terkemudian yang bukan keturunannya, dimulai dari Yehu, disebut “anak Omri”. Inskripsi Mesha juga menyebut Omri sebagai “raja Israel” di baris 4-5, 7.
  2. Ahab, raja, memerintah tahun 873-852 SM, 1 Raja-raja 16:28, dll., di Monolith Kurkh oleh musuhnya, Shalmaneser III dari Ashur. Di sana, mengacu pada pertempuran Qarqar (853 SM), Shalmaneser menyebutnya “Ahab orang Israel”.
  3. Yehu, raja, memerintah tahun 842/841-815/814 SM, 1 Raja-raja 19:16, dll, dalam inskripsi-inskripsi Shalmaneser III. Di dalamnya, “putra” memiliki arti tidak lebih dari bahwa dia adalah penerus, dalam hal ini, Omri. Versi panjang catatan sejarah Shalmaneser III pada sebuah tablet batu di dinding luar kota Aššur mengacu kepada Yehu di kolom 4, baris 11, sebagai “Yehu, anak Omri”. Juga, pada Patung Kurba’il, baris 29-30 mengacu pada “Yehu, anak Omri”. Dalam Obelisk Hitam Shalmaneser III, para ilmuwan memperhatikan notasi di atas relief B, yang menggambarkan pembayaran upeti dari Israel, yang mengacu kepada “Yehu, anak Omri”.
  1. Yoahas (= Yehoachash), raja, memerintah tahun 805-790 SM, 2 Raja-raja 13:9, dll., dalam inskripsi-inskripsi Tell al-Rimah dari Adad-Nirari III, raja Ashur (memerintah 810-783 SM), yang menyebutkan “penghormatan Yoash [= Iu’asu] orang Samaria”.
  2. Yerobeam II, raja, memerintah tahun 790-750/749 SM, 2 Raja-raja 13:13, dll., di meterai hamba kerajaannya Shema, ditemukan di Megiddo.
  3. Menahem, raja, memerintah tahun 749-738 SM, 2 Raja-raja 15:14, dll., dalam Annal Calah dari Tiglath-pileser III. Annal 13, baris 10 mengacu pada “Menahem dari Samaria” dalam daftar raja-raja yang membayar upeti. Stela Tiglath-pileser III dari Iran, satu-satunya inskripsinya yang diketahui, secara eksplisit merujuk Menahem sebagai raja Samaria di kolom III, sisi kanan, A: “[baris 1] Raja-raja tanah Hatti (dan dari) orang-orang Aram dari Pantai barat. . . [baris 5] Menahem dari Samaria.”
  4. Pekah, raja, memerintah tahun 750 (?) – 732/731 SM, 2 Raja-raja 15:25, dll., dalam inskripsi-inskripsi Tiglath-pileser III. Di antara berbagai rujukan kepada “Pekah,” yang paling eksplisit menyangkut penggantian Pekah dalam Inskripsi Ringkasan 4, baris 15-17: “[baris 15]. . . Tanah Bit-Humria. . . . [baris 17] Peqah, raja mereka [aku/mereka bunuh] dan aku mengangkat Hoshea [baris 18] [sebagai raja] atas mereka”.
  5. Hoshea, raja, memerintah tahun 732/731-722 SM, 2 Raja-raja 15:30, dll., dalam Inskripsi Ringkasan 4 Tiglath-pileser, yang menjelaskan bagaimana Hoshea disebut-sebut sebagai penerus langsung dari Pekah.
  6. Sanballat “I”, gubernur Samaria di bawah pemerintahan Persia, sekitar pertengahan abad kelima, Nehemia 2:10, dll., dalam sebuah surat di antara papirus-papirus dari komunitas Yahudi di Elephantine di Mesir. Juga, referensi kepada “[ ]ballat,” sangat mungkin Sanballat, di Wadi Daliyeh bulla WD 22 tampaknya merujuk kepada Sanbalat di alkitab sebagai ayah dari seorang gubernur Samaria yang menggantikannya pada paruh pertama abad keempat. Seperti yang ditunjukkan Jan Dušek, tidak dapat ditunjukkan bahwa Sanballat II dan III eksis, yang merupakan alasan mengapa ada tanda kutip di seputar “I” pada Sanballat “I”.

KERAJAAN SELATAN YEHUDA

  1. David (Daud), raja, memerintah tahun sekitar 1010-970 SM, 1 Samuel 16:13, dll. dalam tiga inskripsi. Yang paling menonjol adalah stela kemenangan dalam bahasa Aramaik yang dikenal sebagai inskripsi “rumah Daud”, ditemukan di Tel Dan. Sebuah pola kata Aramaik kuno pada baris 9 menunjukkan Daud sebagai pendiri dinasti Yehuda dalam ungkapan “rumah Daud” (2 Samuel 2:11 dan 5:5) dalam Inskripsi Aram dari Tel Dan. Dalam inskripsi kedua, Inskripsi Mesha, ungkapan “rumah Daud” muncul dalam bahasa Moab pada baris 31 dengan makna yang sama: bahwa dia adalah pendiri dinasti tersebut. Di sana nama Daud muncul dengan hanya huruf pertama yang hancur, dan tidak ada huruf lain di tempat itu yang masuk akal tanpa membuat bacaan yang sangat kaku dan aneh. Nama Daud juga muncul di baris 12 pada Inskripsi Mesha. Inskripsi ketiga, dalam bahasa Mesir, menyebutkan sebuah wilayah di Negev yang disebut “puncak-puncak Daud” menurut nama Raja Daud. Menurut 2 Samuel 5:5, untuk tujuh tahun dan enam bulan pertama pemerintahannya sebagai raja, dia memerintah hanya kerajaan selatan Yehuda. Tidak ditemukan inskripsi yang merujuk kepada Daud sebagai raja atas seluruh Israel (yaitu satu kerajaan) sebagaimana dinyatakan dalam 2 Samuel 5:5.
Inskripsi Mesha
  1. Uziah (= Azaryah), raja, memerintah tahun 788/787-736/735 SM, 2 Raja-raja 14:21, dll., dalam inskripsi meterai-meterai batu dari dua pelayan kerajaannya: Abiyaw dan Shubnayaw (lebih sering disebut Shebanyaw).
  2. Ahaz (= Yehoahaz), raja, memerintah antara tahun 742/741-726 SM, 2 Raja-raja 15:38, dll., pada Inskripsi Ringkasan 7 Tiglath-pileser III, bagian belakang, baris 11, merujuk kepada “Yehoahaz dari Yehuda” dalam daftar raja-raja yang membayar upeti. Alkitab merujuk kepadanya dengan bentuk singkat dari nama lengkapnya, Ahaz, dan bukan dengan nama lengkap, Yehoahaz, yang digunakan oleh inskripsi Ashur. Karena raja ini sudah dengan jelas didokumentasikan dalam inskripsi Ashur, dokumentasi dalam inskripsi lain tidak diperlukan untuk mengkonfirmasi keberadaan Ahaz, raja Yehuda sesuai alkitab.
  1. Hizkia, raja, memerintah tahun 726-697/696 SM, 2 Raja-raja 16:20, dll., awalnya dalam Silinder Rassam dari Sancherib. Itu menyebutkan “Hizkia orang Yehuda” (dalam Annal Sancherib) dan “Yerusalem, kota kerajaannya”. Salinan-salinan lain dari catatan sejarah Sancherib, seperti prisma Institute Oriental dan prisma Taylor, kebanyakan mengulang isi silinder Rassam, yang menduplikat cara merujuk kepada Hizkia dan Yerusalem. Inskripsi Banteng dari istana di Niniwe juga menyebutkan “Hizkia orang Yehuda” (dalam Annal Sancherib) dan “Yerusalem, kota kerajaannya”.
  2. Manasheh, raja, memerintah tahun 697/696-642/641, 2 Raja-raja 20:21, dll., dalam inskripsi-inskripsi raja-raja Ashur Esarhaddon dan Ashurbanipal. “Manasheh, raja Yehuda,” menurut Esarhaddon (memerintah 680-669 SM), termasuk di antara mereka yang memberikan penghormatan kepadanya (Prisma B Esarhaddon, kolom 5, baris 55). Juga, Ashurbanipal (memerintah 668-627 SM) mencatat bahwa “Manasheh, raja Yehuda” memberikan penghormatan kepadanya (Silinder C Ashurbanipal, kolom 1, baris 25).
  3. Hilkia, imam besar selama pemerintahan Yosiah, antara tahun 640/639-609 SM, 2 Raja-raja 22:4, dll., dalam bulla Kota Daud dari Azaryah, anak Hilkiah.
Bagian tertua dari Yerusalem, yang disebut Kota Daud, adalah lokasi di mana Alkitab menempatkan keempat pria yang disebut dalam bullae yang dijelaskan dalam poin 26 sampai 29.
Analisis tanah liat dari bullae ini menunjukkan bahwa mereka diproduksi di wilayah Yerusalem.
  1. Shaphan, juru tulis selama pemerintahan Yosiah, antara tahun 640/639-609 SM, 2 Raja-raja 22:3, dll., di dalam bulla kota Daud dari Gemariah, anak Shaphan.
  2. Azaryah, imam besar selama pemerintahan Yosiah, antara tahun 640/639-609 SM, 1 Tawarikh 5:39, dll., di dalam bulla kota Daud dari Azaryah, anak Hilkiah.
  3. Gemariah, pejabat pada masa pemerintahan Yehoyakim, antara tahun 609-598 SM, Yeremia 36:10, dll., di dalam bulla kota Daud dari Gemariah, anak Shaphan.
  4. Yehoyakhin (= Yekhonyah = Konyah), raja, memerintah tahun 598-597, 2 Raja-raja 24:5, dll., dalam empat tablet administratif Babilonia mengenai ransum minyak atau pengiriman barang, selama pengasingannya di Babel. Ditemukan di Babel, itu berasal dari penanggalan tahun kesepuluh sampai tahun ketiga puluh lima Nebukadnezar II, raja Babilonia dan penakluk Yerusalem. Satu tablet menyebut Yehoyakhin “raja”. Yang kedua, fragmen teks menyebut dia sebagai raja dalam konteks langsung yang mengacu kepada “[. . . anak-anak] raja Yehuda” dan “orang-orang Yehuda”. Tablet ketiga menyebutnya “anak raja Yehuda” dan merujuk kepada “kelima anak raja Yehuda”. Teks keempat, yang paling terfragmen dari semuanya, mengkonfirmasi “Yehuda” dan bagian dari nama Yehoyakhin, namun tidak memberikan data yang tidak ditemukan dalam teks-teks lainnya.
  5. Shelemiah, ayah dari perwira Yehukal, akhir abad ke-7 SM, Yeremia 37:3; 38:1 dan 32. Yehukal (= Yukal), pejabat selama pemerintahan Zedekia, antara tahun 597-586 SM, Yeremia 37:3; 38:1 saja, keduanya disebutkan dalam sebuah bulla yang ditemukan di Kota Daud pada tahun 2005.
  1. Pashhur, ayah perwira Gedaliah, pada abad ke-7, Yeremia 38:1 dan 34. Gedaliah, pejabat selama pemerintahan Zedekia, antara tahun 597-586 SM, Yeremia 38:1 saja, keduanya disebut dalam sebuah bulla yang ditemukan di Kota Daud pada tahun 2008.

ASHUR

  1. Tiglath-pileser III (= Pul), raja, memerintah tahun 744-727 SM, 2 Raja-raja 15:19, dll., dalam banyak inskripsi-inskripsinya. Pada identifikasi Tiglath-pileser III dalam inskripsi monumental Aramaik yang menghormati Panamu II, dalam inskripsi monumental Aramaik 1 dan 8 dari Bar-Rekub (sekarang di Istanbul dan Berlin), dan dalam Ostracon Ashur.
  1. Shalmaneser V (= Ululaya), raja, memerintah tahun 726-722 SM, 2 Raja-raja 17:2, dll., dalam tawarikh-tawarikh, dalam daftar raja-raja, dan dalam inskripsi-inskripsi langka lain dari dirinya. Yang paling menonjol adalah rangkaian Tawarikh Neo-Babilonia, Tawarikh 1, i, baris 24-32. Pada baris-baris tersebut, tahun 2 dari Tawarikh menyebutkan penjarahannya di kota Samaria.
  2. Sargon II, raja, memerintah tahun 721-705 SM, Yesaya 20:1, dalam banyak inskripsi, termasuk miliknya sendiri.
  3. Sancherib, raja, memerintah tahun 704-681 SM, 2 Raja-raja 18:13, dll., dalam banyak inskripsi, termasuk miliknya sendiri.
  4. Adrammelech (= Ardamullissu = Arad-mullissu), putra dan pembunuh Sancherib, sekitar awal abad ke-7, 2 Raja-raja 19:37, dll., dalam sebuah surat yang dikirim kepada Esarhaddon, yang menggantikan Sancherib di atas takhta Ashur.
  5. Esarhaddon, raja, memerintah tahun 680-669 SM, 2 Raja-raja 19:37, dll., dalam banyak inskripsi-inskripsinya. Nama Esarhaddon muncul dalam banyak inskripsi cuneiform.

BABILONIA

  1. Merodach-baladan II (= Marduk-apla-idinna II), raja, memerintah tahun 721-710 dan 703 SM, 2 Raja-raja 20:12, dll., dalam inskripsi-inskripsi Sancherib dan Tawarikh Neo-Babilonia. Raja ini juga termasuk dalam Daftar Raja-raja Babilonia A, dan bagian terakhir dari namanya tetap mengacu kepadanya di dalam Daftar Sinkronisasi Raja-raja.
  2. Nebukadnezar II, raja, memerintah tahun 604-562 SM, 2 Raja-raja 24:1, dll., dalam banyak tablet-tablet cuneiform, termasuk inskripsi-inskripsinya sendiri. Rangkaian Tawarikh Neo-Babilonia merujuk kepadanya dalam Tawarikh 4 dan 5. Tawarikh 5, bagian belakang, baris 11-13, secara singkat mengacu kepada penaklukannya atas Yerusalem (“kota Yehuda”) pada tahun 597 SM dengan mengalahkan “rajanya” (Yehoyakhin), demikian juga dengan penunjukkannya atas “raja yang dipilihnya sendiri “(Zedekiah) sebagai raja Yehuda.
  3. Nebo-sarsekim, kepala perwira Nebukadnezar II, sekitar awal abad ke-6, Yeremia 39:3, dalam inskripsi cuneiform pada tablet tanah liat Babilonia BM 114789 (1920-12-13, 81), yang berasal dari penanggalan 595 SM. Referensi waktu dalam Yeremia 39:3 sangat dekat, sampai tahun 586 SM. Karena sangat tidak mungkin dua individu yang memiliki nama pribadi yang sama persis, pada akhirnya, pemegang posisi tunggal unik ini di dalam selisih satu dekade, satu sama lain, adalah aman untuk mengasumsikan bahwa inskripsi dan kitab Yeremia merujuk kepada orang yang sama di dalam tahun-tahun yang berbeda pada masa jabatannya. Pada bulan Juli 2007 di Museum Inggris, peneliti Austria Michael Jursa menemukan referensi Babel ini kepada tokoh alkitab “Nebo-sarsekim, Rab-saris” (rab ša-rēši, yang berarti “kepala perwira”) Nebukadnezar II (memerintah 604-562). Jursa mengidentifikasi pejabat ini dalam artikelnya, “Nabu-šarrūssu-ukīn, rab ša-rēši, und ‘Nebusarsekim’ (Yeremia 39:3),” Nouvelles Assyriologiques Breves et Utilitaires 2008 / 1 (Maret): hal. 9-10 (bahasa Jerman).
Tablet Nebo-sarsekim
  1. Nergal-sharezer (= Nergal-sharusur Sin-magir = Nergal-šarru-usur simmagir), pejabat Nebukadnezar II, abad keenam awal, Yeremia 39:3, dalam inskripsi cuneiform Babilonia yang dikenal sebagai Prisma Nebuchadnezzar II (kolom 3 dari prisma EŞ 7834, di Museum Arkeologi Istanbul).
  2. Nebuzaradan (= Nabuzeriddinam = Nabû-zēr-iddin), seorang kepala perwira Nebukadnezar II, awal abad keenam SM, 2 Raja-raja 25:8, dll. & Yeremia 39:9, dll., dalam inskripsi cuneiform Babilonia yang dikenal sebagai Prisma Nebukadnezar II (kolom 3, baris 36 prisma EŞ 7834, di Museum Arkeologi Istanbul).
  3. Evil-merodach (= Awel Marduk = Amel Marduk), raja, memerintah tahun 561-560 SM, 2 Raja-raja 25:27, dll., dalam berbagai inskripsi.
  4. Belshazzar, anak laki-laki dan wakil raja Nabonidus, sekitar 543? -540 SM, Daniel 5:1, dll., dalam dokumen-dokumen administratif Babilonia dan “Riwayat Ayat”. Teks Neo-Babilonia merujuk kepadanya sebagai “Belshazzar putra mahkota”.

PERSIA

  1. Koresh II (= Koresh Agung), raja, memerintah tahun 559-530 SM, 2 Tawarikh 36:22, dll., dalam berbagai inskripsi (termasuk miliknya sendiri).
  2. Darius I (= Darius Agung), raja, memerintah tahun 520-486 SM, Ezra 4:5, dll., dalam berbagai inskripsi, termasuk inskripsi tebing tiga bahasa miliknya sendiri di Behistun.
  3. Tattenai (= Tatnai), gubernur provinsi Trans-Efrat, akhir abad keenam sampai awal abad kelima, Ezra 5:3, dll., dalam sebuah tablet Darius I Agung, raja Persia, yang dapat diberi penanggalan tepatnya pada tanggal 6 bulan Juni 502 SM.
  4. Xerxes I (= Achashverosh), raja, memerintah tahun 486-465 SM, Ester 1:1, dll., dalam berbagai inskripsi, termasuk miliknya sendiri, dan dalam tanggal dokumen-dokumen dari masa pemerintahannya.
  5. Artaxerxes I Longimanus, raja, memerintah tahun 465-425/424, Ezra 4:6, 7, dll., dalam berbagai inskripsi, termasuk miliknya sendiri, dan dalam tanggal dokumen-dokumen dari masa pemerintahannya.
  6. Darius II Nothus, raja, memerintah tahun 425/424-405/404, Nehemia 12:22, dalam berbagai inskripsi, termasuk miliknya sendiri dan dalam tanggal dokumen-dokumen dari masa pemerintahannya.